Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69429 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elni
"ABSTRAK
Nama : ElniProgram Studi : Magister Ilmu KeperawatanJudul : Studi Kualitatif tentang Proses Adaptasi Remaja Penyandang Diabetes Mellitus Tipe 1. Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan perkembangan fisik, emosional, dan hubungan sosial. Remaja yang telah didiagnosis dengan Diabetes Mellitus DM tipe 1 membutuhkan kesiapan untuk menjalani perubahan proses adaptasi biopsikososial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi proses adaptasi remaja setelah didiagnosis DM tipe 1. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Partisipan dalam penelitian ini adalah lima remaja yang didiagnosis dengan DM tipe 1 minimal satu tahun. Tujuh tema muncul yaitu 1 tahapan dan respon adaptasi remaja terhadap penyakit; 2 ritme pola aktivitas; 3 penguat dan penurun motivasi; 4 diperlakukan sama; 5 respon dan stigma terhadap remaja; 6 bantuan pengendalian diri; dan 7 pengelolaan DM remaja. Tema menggambarkan keberhasilan proses adaptasi remaja, yang mampu mengembangkan strategi koping positif secara bertahap sejak pertama kali didiagnosis dengan DM tipe 1. Faktor yang menjadi tantangan paling sulit bagi remaja adalah konsisten melakukan cek gula darah setiap hari. Dengan demikian, pendampingan yang berkelanjutan bagi remaja diperlukan untuk mengoptimalkan kepatuhan dalam manajemen DM.Kata kunci: Manajemen DM, proses adaptasi, remaja DM tipe 1, strategi koping

ABSTRACT
Name ElniStudy Programme Magister of Nursing Title A Qualitative Study on Adaptation Process of Adolescent with Type 1 Diabetes Mellitus. Adolescence is a period in which the change of physical, emotional development, and social relationships occur. The adolescents who have been diagnosed with type 1 Diabetes Mellitus DM requires their readiness to undergo the adaptation process of biopsychosocial changes. The purpose of this study was to explore the process of adaptation in adolescents after being diagnosed bytype 1 DM. This study used a qualitative method with a phenomenological approach. Data collected through in depth interviews and analyzed by Colaizzi method. Participants in this study were five teenagers who diagnosed by type 1 DM, a minimum of one year ago. Seven themes emerged 1 the adolescent rsquo s stage of adaptation response 2 rhythm of activity 3 booster and lowering of motivation 4 fairly treatment 5 response and stigma for an adolescent 6 help to self control and 7 diabetes management. The themes describe the successful adaptation process experienced by the adolescents since they gradually develop positive coping strategies when they first diagnosed by type 1 DM. The most challenging factor is to be consistent to conduct daily blood sugar check. Accordingly, continuous assistance for adolescents is needed in order to optimize their compliance in diabetes management. Keywords Adolescent with type 1 DM, coping strategies, management of DM, the process of adaptation. "
2016
T47099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Walewangko, Olivia Cicilia
"Latar Belakang: Diabetes Melitus tipe 1 DMT1 merupakan penyakit kronis terbanyak yang membutuhkan pindah kelola dari anak ke dewasa. Sementara itu, penyandang DMT1 yang menjalani pindah kelola menunjukkan kendali glukosa darah yang buruk dan peningkatan risiko hospitalisasi. Profil dan faktor-faktor yang memengaruhi kendali glukosa darah penyandang DMT1 usai transisi di Indonesia belum diketahui.
Tujuan: Mendapatkan profil pencapaian target HbA1c dan faktor-faktor yang memengaruhinya pada penyandang DMT1 usia transisi.
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional potong lintang yang dilakukan pada 108 subyek DMT1 berusia 16-30 tahun. Data karakteristik subyek, Pemeriksaan Gula Darah Mandiri PGDM , status depresi dan ketersediaan asuransi kesehatan didapat dari anamnesis. Kadar HbA1c diperiksa dengan metode High Performance Liquid Chromatography HPLC . Hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan HbA1c dianalisis secara bivariat dengan chi square dan multivariat dengan regresi logistik menggunakan Statistical Package for the Social Sciences SPSS versi 21.0
Hasil: Seratus delapan subyek yang direkrut dalam penelitian ini memiliki rerata usia 20,89 SB 4,87 tahun dan rerata HbA1c 9,02 SB 2,13 . Sebanyak 58,35 subjek melakukan PGDM le;60 kali/bulan, 88 subjek telah memiliki asuransi kesehatan dan 70,4 subjek mengalami depresi minimal dengan rerata skor Beck Depression Inventory BDI adalah 11,31 9,32. Proporsi penyandang DMT1 usia transisi yang mencapai target HbA1c pada adalah sebesar 20,4 . Analisis bivariat dan multivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara usia p=0,639 , frekuensi PGDM p=0,170 , status depresi p=0,069 , dan asuransi kesehatan p=1,000 dengan pencapaian target HbA1C pada populasi ini.
Simpulan: Proporsi pencapaian target HbA1c pada pasien DMT1 usia transisi cukup rendah. Pada penelitian ini usia, frekuensi PGDM, depresi dan cakupan asuransi kesehatan tidak berhubungan dengan tercapainya target HbA1c.

Backgrounds: Type 1 Diabetes Mellitus T1DM is a chronic disease that requires transfer from pediatric to adult clinic. This group of population who underwent a transfer period experience poor blood glucose control and an increased risk of hospitalization, yet factors contributing to HbA1c target achievement in T1DM adolescent and young person is known.
Objective: To Obtain a profile of HbA1c target achievement and factors correlate to it in adolescent and young person with T1DM.
Methods: It is a cross sectional study including of 108 adolescent and young adults with T1DM, with ranges of age between 16 to 30 years old. Subject's characteristics, frequency of Self Monitoring Blood Glucose SMBG , depression and health insurance data are obtained from anamnesis. HbA1c level is examined by High Performance Liquid Chromatography HPLC method. The correlation between factors related to HbA1c was analysed bivariate with chi square and multivariate with logistic regression.
Results: Out of 108 subjects recruited in this study the median age is 20,89 SB 4,87 years old and HbA1C 9,02 SB 2,13 . Around 58,35 subject do the SMBG le 60 times month, 88 subject have health insurance, the mean Beck Depression Inventory BDI score is 11,31 9,32 in which 70,4 had minimal depression. HbA1c target achievement is 20,4 . Bivariate and multivariate analysis result in no significantly difference between age p 0,639 , SMBG frequency p 0,170 , depression p 0,069 , health insurance p 1,000 and HbA1c target achievement in adolescent and young person with T1DM.
Conclusions: The proportion of HbA1c target achievement in adolescent and young person with T1DM quite low. This study showed no statistically significant correlation between age, SMBG frequency, depression, health insurance and HbA1c target achievement in adolescent and young person with T1DM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winasari Dewi
"ABSTRAK
Setiap tahun semakin terjadi peningkatan jumlah anak penderita DM tipe-1. Tanpa dukungan sosial yang mencukupi, DM tipe-1 sering mengganggu kehidupan normal penderitanya. Tujuan penelitian adalah untuk mengeksplorasi kebutuhan dukungan sosial pada remaja dengan DM tipe-1. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah sebanyak enam orang remaja dengan DM tipe-1. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian mengidentifikasi 4 tema, yaitu ketergantungan pada orang sekitar, hidup dikontrol, kebahagiaan akan dukungan, dan keinginan seperti remaja lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan bagi perawat anak dapat berkolaborasi dengan pihak lain untuk mengembangkan inovasi pelayanan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik dan komprehensif pada remaja dengan DM tipe-1 sehingga kebutuhan dukungan sosialnya dapat terpenuhi.

ABSTRACT
In every year, there is an increase in the number of type 1 DM patients. Type 1 DM often disrupted the normal life of the patients when there is no adequate social support for them. The aim of this research was to explore social support needs for the adolescents with type 1 DM. This research employed a qualitative method using phenomenology approach. The number of participants in this research was six adolescents with type 1 DM. The purposive sampling technique was used in this research. The analysis used thematic analysis. There were four themes identified dependence with around people, controlled living, happiness when support was given, and desire to be similar to other adolescents. Researcher is recommended that pediatric nurses and other parties collaborate to develop an innovation which provides holistic and comprehensive nursing care for adolescents with type 1 DM in order to fulfill their social support needs. "
2017
T47218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pertiwi Puji Lestari
"Diabetes mellitus tipe 2 adalah penyakit yang menyebabkan morbiditas tinggi, mortalitas, komplikasi penyakit, dan peningkatan biaya kesehatan. Prolanis bertindak sebagai perawatan kesehatan upaya penderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan efektif dan biaya pelayanan kesehatan yang efisien. Namun, kepatuhan pasien DM tipe 2 yang rendah adalah a faktor yang membuat program Prolanis kurang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan deskripsi kepatuhan prolanis pada pasien DM tipe 2 di Bojonggede Perawatan Kesehatan Utama. Ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Data Teknik pengumpulan adalah wawancara mendalam, observasi, dan tinjauan dokumen. Itu hasil 7 pasien dengan DM tipe 2 menunjukkan bahwa faktor predisposisi untuk kepatuhan adalah kurangnya pengetahuan tentang DM tipe 2 masih pada tingkat terendah tahu. Bala bantuan Faktor tersebut dari tenaga kesehatan, seperti kegiatan kunjungan rumah masih belum optimal. Sementara
dukungan keluarga telah diberikan, tetapi sebagian kecil dari penderita DM tipe 2 masih kurang dukungan keluarga. Faktor yang memungkinkan kepatuhan prolanis untuk aksesibilitas telah terjangkau, namun fasilitas untuk senam, pendidikan, buku pemantauan kesehatan, dan masih kurang. Faktor persepsi kepatuhan adalah kecemasan tentang DM tipe 2, takut konsekuensi yang akan terjadi, dan adanya manfaat berpartisipasi dalam program prolanis, dan juga hambatan kepatuhan seperti hujan, waktu program implementasi, aktivitas kerja, fasilitas dan infrastruktur.

Type 2 diabetes mellitus is a disease that causes high morbidity, mortality, disease complications, and increased health costs. Prolanis acts as a health care effort for sufferers of chronic diseases to achieve optimal quality of life in an effective and cost efficient health service. However, low compliance with type 2 DM patients is a factor that makes the Prolanis program less than optimal. The purpose of this study is to determine the description of prolanal adherence in type 2 DM patients in Bojonggede Primary Health Care. This is a qualitative research with a case study design. Data collection techniques are in-depth interviews, observations, and document reviews. The results of 7 patients with type 2 DM showed that the predisposing factor for adherence was the lack of knowledge about type 2 DM still at the lowest know level. Reinforcements These factors from health workers, such as home visits are still not optimal. While family support has been provided, but a small proportion of sufferers of type 2 diabetes still lack family support. Factors that allow prolanis compliance for accessibility have been reached, but facilities for gymnastics, education, health monitoring books, and still lacking. Perceived factors of compliance are anxiety about type 2 diabetes, fear of the consequences that will occur, and the benefits of participating in prolanis programs, and also obstacles to compliance such as rain, program implementation time, work activities, facilities and infrastructure.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Fatmah Azzuhra
"Diabetes Mellitus tipe 1 di anak merupakan salah satu penyakit metabolik endokrin tersering di dunia, termasuk di Indonesia. Beberapa tahun belakangan ini, angka insidensi anak yang mengalami diabetes mellitus tipe 1 terus bertambah. Dengan fasilitas dan pengobatan yang kurang memadai di Indonesia, hal ini dapat memperburuk efek kadar gula darah yang tinggi dan menimbulkan beberapa komplikasi termasuk penurunan kecerdasan. Riset ini bertujuan untuk mengetahui apakah anak dengan diabetes mellitus tipe 1 yang tidak terkontrol diindikasikan dengan tingkat HbA1c memiliki hubungan dengan penurunan kecerdasan.
Dengan menggunakan metode cross sectional, data dalam riset ini diambil dari questionnaire dan juga medical record pasien yang mengikut sertakan anak diabetes mellitus tipe 1 berumur 5-18 tahun di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan Brawijaya Clinic pada periode Juni-Juli 2016. Sebelum melakukan pengukuran kecerdasan mengunakan metode CCIDD, semua subjek harus melakukan pemeriksaan tingkat HbA1c maximal 3 bulan sebelumnya. Seluruh data subjek akan di deskripsikan ke dalam tabel. Sedangkan untuk mengetahui hubungan anatara HbA1c dan tingkat kecerdasan anak, peneliti menggunakan simple correlation test dan juga uni-variable non parametric for independent samples of Mann-Whitney. Kemudian dari pada itu linear regression, juga digunakan untuk mementukan risk factor yang berhubungan dengan fungsi kecerdasaan anak diabetes mellitus tipe 1.
Terdapat 50 subjek yang berhasil di analisa pada penilitian ini. Sebagain besar anak DM berumur >12-18 tahun dengan ratio perempuan lebih besar. Nilai tengah dari umur saat terdiagnosa 8.4(1.1-14.3) tahun dan menderita diabetes selama 2.8(0.1-13.9) tahun. Rerata HbA1c 9.3(1.94)% dengan sebagian besar pernah mengalami 1 kali DKA. Untuk hubungan antara tingkat HbA1c dan tingkat kecerdasan, ditemukan korelasi lemah (r = -.182) dengan p-value >0.05 yang dapat diartikan tidak adanya hubungan yang signifikan anatara dua variable tersebut. Namun didalam variable risk factors, ditemukan hubungan antara status sosial ekonomi anak DM-1 dengan fungsi kecerdasannya (p<0.05).
Tingkat HbA1c yang tinggi tidak memiliki hubungan dengan penurunan kecerdasan pada anak dengan diabetes mellitus tipe 1. Namun, tingkat status sosial ekonomi anak DM-1 dapat menjadi faktor resiko terhadap fungsi kecerdasan anak tersebut. Penilitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengetahui apakah anak dengan kasus yang lebih berat dikarenakan tingginya kadar gula darah yang tidak terkontrol memiliki hubungan dengan tingkat kecerdasan anak dengan diabetes melitus tipe 1.

Type 1 diabetes mellitus in children is one of the most prevalent metabolic endocrine disease including in Indonesia. It is known that the number of incidences is increasing for a past couple of years. With inadequate management and facilities in Indonesia, it makes high blood glucose in children with T1D can lead to serious complication such as cognitive dysfunction. This research aim is to know whether the uncontrolled T1D in which indicated by HbA1c is associated with decreased cognitive function.
This research is a cross-sectional study where the data is gathered by questionnaire alongside with medical record which involves type 1 diabetic children aged 5-18 years old from Cipto Mangunkusumo Hospital and Brawijaya Clinic in June-July 2016 period. Prior to the cognitive test using CCIDD method, all the subject must have a record of HbA1c measurement 3 months before. Following that, all subject characteristics are described in baseline data. In addition, a simple correlation test and non-parametric for uni-variable independent samples of Mann-Whitney were used to compare the HbA1c and cognitive function. Moreover, linear regression was also used to know the risk factor for cognitive function in children with type 1 diabetes mellitus.
There were 50 subjects which were analyzed in this research. The majority is children whose age from >12-18 with a larger ratio of female subjects. The median value for the age of onset 8.4(1.1-14.3) years and duration of disease of 2.8(0.1-13.9) years. The mean HbA1c was 9.3(1.94)% with the majority of subject experienced one episode of DKA. Furthermore, HbA1c and cognitive function showed a very weak negative correlation (r=.182) with p-value >0.05 indicates that there is no significant association between these two variables. However, within the risk factor variable, it showed that socioeconomic of the subject was associated with cognitive function (p<0.05).
High level of HbA1c was not associated with a declined performance of children with type 1 diabetes mellitus. However, socioeconomic status of the T1D children was the risk factors to their cognitive performance. Further investigation of this cross-sectional study can be done to analyze the further association between an uncontrolled glycemic state of children with type 1 diabetes mellitus and cognitive function.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Melisa Duha
"Penyakit metabolik yang sering ditemukan di usia kanak – kanak adalah Diabetes Melitus (DM) tipe 1 dengan defisiensi insulin yang diakibatkan oleh penghancuran sel beta pankreas sehingga meningkatkan kebutuhan metabolisme dan menyebabkan resiko anak mengalami fatigue. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi fatigue pada anak dengan DM tipe 1. Penelitian ini menggunakan cross sectional design dengan melibatkan 233 responden yang dipilih menggunakan non probabilty: consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara fatigue dengan usia (p value= 0,011), lama didiagnosis (p value= 0,011), gangguan tidur (p value= 0,000), kecemasan (p value= 0,000), dan depresi (p value= 0,000) serta faktor yang paling besar mempengaruhi fatigue pada anak dengan DM tipe 1 adalah gangguan tidur. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai asuhan keperawatan khususnya dalam memberikan pendidikan kesehatan untuk menurunkan gejala fatigue.

Metabolic disease that often found in children is type 1 diabetes mellitus with insulin deficiency which caused by the destruction of pancreatic beta cells, thereby increasing metabolic needs and causing the child’s fatigue risk. This study aims to analyze the dominant factors that affect fatigue in children with type 1 diabetes mellitus. This study used cross sectional design involving 233 respondents selected by non-probabilty: consecutive sampling. The results showed a meaningful relationship between fatigue and age (p value = 0.011), length of diagnosis (p value = 0.011), sleep disorders (p value = 0.000), anxiety (p value = 0.000), depression (p value = 0.000) and the factor that affects fatigue the most in children with type 1 diabetes mellitus is sleep disorders. The results of the study can be used as nursing care, especially in providing health education to reduce fatigue symptoms."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teti Sri Gunarti
"Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) Tipe 1 merupakan penyakit kronis yang berlangsung seumur hidup dan membutuhkan pendekatan multidisiplin dari profesional kesehatan yang terkait di bidangnya. Edukator diabetes merupakan tenaga kesehatan yang bertugas membantu penderita diabetes mengubah perilaku hidup penderita untuk mencapai status kesehatan yang optimal dengan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga. Saat ini edukator DM tipe 1 pada anak di Indonesia belum terbentuk. Diperlukan model pelatihan yang efektif untuk membentuk edukator DM tipe 1.
Tujuan: Untuk membuat model pelatihan edukator DM Tipe 1 dan mengetahui efektifitas model pelatihan dalam membentuk kompetensi edukator DM tipe 1 pada anak.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode mixed methods yang menggabungkan data kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu perencanaan dengan melakukan focus group discussion (FGD) atau diskusi kelompok terfokus, pelaksanaan pelatihan, dan evaluasi pelatihan dengan pendekatan Kirkpatrics.
Hasil: Pelatihan diikuti oleh 31 peserta dari 13 propinsi di Indonesia. Sebagian besar peserta (94,6%) puas dengan pelaksanaan pelatihan, terdapat peningkatan pengetahuan peserta dari nilai rata-rata pretest sebesar 71,6% menjadi 77,8% dan bermakna secara statistik dengan nilai p 0,00. Sebanyak 77,4% peserta lulus dalam ujian OSCE dengan tingkat kelulusan lebih dari 5 stasion. Umumnya peserta dapat menerapkan hasil pelatihan (92,8%) dan memberikan kontribusi nyata dan perbaikan terhadap organisasi (66,7%).
Kesimpulan: Telah terbentuk model pelatihan edukator DM tipe 1. Model pelatihan ini dapat membentuk kompetensi edukator diabetes berdasarkan reaksi peserta pelatihan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan edukator diabetes, penerapan hasil pelatihan, dan kontribusi terhadap organisasi.

Background: Type 1 diabetes mellitus (DM) is a lifelong chronic illness which need professional multidiciplinnary approaches. Educators for diabetic patients are medical personnels who help these patients modify their life styles in order to achieve the optimum health status, by giving proper education to patients and their family. Currently, educators for type 1 DM in Indonesia are not available. An effective training model would be needed to create a good educator.
Objective: This study aimed to created a training model for type 1 DM educators and further to evaluate its effectiveness in building a competent type 1 DM educators for children.
Method: This is a mixed methods study which combined both qualitative and quantitative data. This study was done in three steps: (i) planning by doing a focus group discussion, (ii) training, and (iii) training evaluation with Kirkpatrics approach.
Result: Thirty one candidates from 13 province participated in this study. Most candidates (94,6%) were satisfied with the training program. The mean pre-post score were increased from 71,6% to 77,8%, statistically significant (p=0.00). About 77,4% candidates passed the OSCE examinations. Most candidates (92,8%) were able to implement the training program and gave real contribution for the organization progress (66,7%).
Conclusion: A new training model for type 1 DM educators has been established. This model is able to build a competent educators for DM. Evaluation was done based on the participan’s response during training, increase of knowledge and skill, and their implementation, and also their contribution for organization.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Setya Sari
"Penyakit Diabetes Mellitus (DM) tipe 1 saat ini semakin banyak dialami oleh anak. Prinsip perawatan anak yang berfokus family centered care menuntut orang tua untuk aktif berperan serta dalam mengelola DM tipe 1 pada anak. Penelitian dilakukan dengan tujuan mengeksplorasi pengalaman orang tua dalam merawat anak DM tipe 1. Desain penelitian menggunakan fenomenologi deskriptif yang melibatkan 7 orang tua sebagai partisipan.
Hasil eksplorasi didapatkan 8 tema, yaitu:
1) tiga fase perubahan respon orang tua,
2) dua fase perubahan respon anak yang dirasakan orang tua,
3) aktivitas orang tua dalam mengelola DM tipe 1 pada anak,
4) penilaian orang tua terhadap pengobatan dengan insulin dan herbal,
5) pola komunikasi dan ketrampilan yang ditunjukkan mempengaruhi persepsi orang tua terhadap tenaga kesehatan,
6) dukungan sosial sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam mengelola DM tipe 1 pada anak,
7) perubahan yang dialami orang tua sebagai perawat utama anak, dan
8) harapan orang tua terhadap anak, dirinya sendiri dan tenaga kesehatan.
Kesimpulan yang didapatkan yaitu kemampuan orang tua dalam berespon adaptif berpengaruh terhadap pengelolaan DM tipe 1 secara efektif pada anak. Selanjutnya perlu dilakukan eksplorasi kemampuan anak dalam beradaptasi terhadap DM tipe 1 untuk memberikan pemahaman dari segi individu yang mengalami penyakit secara langsung.

Type 1 Diabetes Mellitus (DM) is now increasingly experienced by children. The principle of family centered care requires parents to actively participate in managing diabetes in children and the factors that influence it. Research conducted with the aim to explore the experience of parents in caring for children with type 1 DM. Descriptive phenomenology used in this research design by involving seven parents as participants.
The exploration resulted 8 themes, there are:
1) three-phases of parent?s response,
2) two-phases of children?s response perceived by parents,
3) the activity of parents in managing type 1 DM in children,
4) perception of parents to insulin and herbs,
5) communication patterns and skills shown affected the perception of parents towards health professionals,
6) social support as factor that influence the success in managing type 1 diabetes in children,
7) the changes of lifestyle which experienced by parents as primary caregivers of children, and
8) the expectations of parents of children, themselves and health professionals.
The conclusion is the ability of parents to respond adaptively influence the effectiveness of managing type 1 DM in children. Further exploration about children's adaption to type 1 DM is necessary to provide an understanding from the individual who experience it directly."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandradewi Kusristanti
"ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang paling sering muncul di dunia. Banyaknya regimen yang harus dipatuhi penderita DM, adanya risiko komplikasi, dan lain sebagainya merupakan faktor yang dapat memengaruhi munculnya diabetes-related distress pada penderita DM. Melalui berbagai penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa diabetes-related distress memberikan pengaruh negatif terhadap kondisi fisik ataupun psikologis penderita DM. Pengaruh negatif tersebut juga dialami oleh penderita DM, yang juga diperburuk oleh karakteristik lanjut usia.
Melihat pengaruh negatif dari diabetes-related distress pada penderita DM yang tergolong lanjut usia (lansia) tersebut, peneliti tertarik untuk memberikan intervensi untuk mengurangi diabetes-related distress dengan menggunakan pendekatan Cognitive Behavior Therapy. Penelitian dilakukan kepada dua orang lansia yang mengalami diabetes-related distress. Kedua partisipan yang menjalani intervensi Cognitive Behavior Therapy mengalami penurunan tingkat diabetes-related distress. Hal tersebut didapatkan melalui wawancara dan observasi, serta pengukuran menggunakan alat ukur PAID (Problem Areas In Diabetes). Setelah intervensi selesai diberikan, para partisipan sudah mampu mempraktikkan teknik-teknik intervensi yang diberikan dalam rangkaian intervensi. Para partisipan juga memahami bahwa keberhasilan intervensi ditentukan oleh kemandirian dan niat mereka untuk menjalankan teknik-teknik tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is one of the most frequent diseases to appear globally. Too many regimens to adhere, complication risks, and so on can endorse diabetes-related distress in DM patients. Many studies have found that the presence of diabetes-related distress gives negative impacts to patients, physically and psychologically. In older DM patients, those negative impacts is worsen by the characteristics of older adults.
Knowing those negative impacts to older DM patients, I decided to conduct a study that consists of delivering intervention with cognitive behavior therapy approach to lessen diabetes-related distress for older adults with DM. There are two participants in this study, both are older adults with high level of diabetes-related distress. All participants experienced decreased level of diabetes-related distress from their participation in this intervention, as shown in interview, observation, and an assessment using PAID (Problem Areas In Diabetes). After all the intervention sessions have been delivered, all participants are able to practice the interventions techniques that were given. All participants also understand that the therapeutic success is determined by their independence and their willingness to change by practicing the techniques in daily life.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>