Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137193 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Sonnya Heliantina Dewi
"Penelitian ini adalah berkenaan dengan identitas dan penggunaan bahasa. Subjek penelitian adalah sebuah keluarga Indonesia yang tinggal di Jawa Barat. Keluarga ini terdiri atas ayah, ibu, dan seorang anak usia 3 tahun 7 bulan. Di dalam keluarga ini, ayah berbicara dalam bahasa Jepang secara konsisten kepada anak, sedangkan ibu menggunakan bahasa Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan input yang dapat mempengaruhi proses identitas anak berdasarkan penggunaan bahasa dalam interaksi mereka.Data dari penelitian ini berasal dari rekaman percakapan anak dan orang tuanya pada saat makan malam bersama. Perekaman dilakukan selama tujuh hari secara acak. Selain data rekaman, penelitian ini juga didukung oleh wawancara kepada kedua orang tua dan pengamatan peneliti terhadap keluarga ini selama berada di tempat mereka.Berdasarkan pengamatan, anak menerima input mengenai budaya Jepang berupa bahasa dan tindak-tanduk. Input diperoleh melalui interaksi sehari-hari dan tayangan berbahasa Jepang dari televisi.Dari analisis penggunaan bahasa, ditemukan bahwa bahasa yang dominan digunakan adalah bahasa Indonesia. Anak secara konsisten menggunakan bahasa Indonesia di dalam percakapan, tetapi tindak-tanduknya dipengaruhi oleh budaya Jepang yang dipelajarinya melalui kehidupan sehari-hari dan televisi. Ditemukan pula sejumlah bentuk akomodasi dan campur-kode dari bahasa Indonesia, Jepang, dan Inggris, yang muncul dalam kondisi tertentu.

The research is regarding the identity formation and language use. The research subject is an Indonesian family who live in West Java. This family consists of father, mother, and a child, whose age is 3 years and 7 months old. The father spoke Japanese consistently to the child, while the mother spoke Indonesian. The purpose is to explain the inputs that can affect the child 39 s identity based on the language use in their interactions.The data is derived from recordings of conversations of the child and their parents at dinner time. Recording was conducted about seven day, which randomly recorded. In addition to recording data, this research is also supported by interviews with both parents and observation of this family while I went to their place.Based on the observations, the child received input about Japanese culture such as language and behavior. Input obtained through daily interactions and acquired from the Japanese television programs.From the analysis of the language use, I found that the dominant language is Indonesian. The child consistently using Indonesian in conversations, but her behavior is influenced by Japanese culture which learned through daily life and television. Further, I found some form of language accommodation and code mixing of the Indonesian, Japanese, and English, which appears under certain conditions.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Chrisiani
"Meskipun Indonesia belum meratifikasi Konvensi terkait Status Pengungsi 1951, Indonesia merupakan salah satu negara transit bagi para pengungsi. Mereka merupakan tanggung jawab dari UNHCR. Pengungsi yang tidak memiliki kewarganegaraan ini menghadapi permasalahan seperti waktu tunggu yang lama dan keterbatasan sumber daya. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak bagi perkembangan psikososial pengungsi anak. Dalam penelitian ini membahas gambaran pembentukan identitas pengungsi anak yang dihadapkan dengan kondisi yang tidak memungkinkan dan apa saja yang berkontribusi pada pembentukan identitas mereka.
Penelitian ini menggunakan kerangka kesejahteraan dan perlindungan anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dengan informan sebanyak 15 orang, dengan 5 orang pengungsi anak, 5 orang guru, dan 5 keluarga dari pengungsi anak yang diwawancarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk dapat membentuk identitas anak dalam situasi sesulit apapun, apabila terdapat dukungan dan interaksi dari beberapa pihak seperti keluarga dan lingkungan sekitar, maka anak tidak akan mengalami kebingungan identitas.

Although Indonesia has not ratified the Convention Relating to the Status of Refugees, also known as the 1951 Refugee Convention, Indonesia is one of the transit countries for refugees. Refugees in Indonesia are the responsibility of UNHCR because the Indonesian government is not obliged to meet their needs. These stateless refugees encounter the problem of long time obscurity and scarcity of resources before being placed into their destination country. This situation is feared to affect the psychosocial development of refugee children. This study discusses about identity formation of refugee children in a difficult situation and what contributes to it.
This study uses Child Safeguarding and Promoting Welfare Framework. This study uses qualitative approach with descriptive research with 15 informants 5 refugee children, 5 teachers, and 5 family of the refugee children. Result of this study shows that in order to form the identity even amidst the most difficult situation, if there is support and interaction from family and environment, children will not suffer from identity confusion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arzaqia Luthfi Yani
"Sikap terhadap bahasa Indonesia dan penggunaan bahasa Indonesia oleh para pelajar dan mahasiswa Indonesia di luar negeri menarik untuk diteliti. Berbeda dengan situasi di Indonesia, bahasa Indonesia adalah bahasa minoritas di lingkungan mereka sekarang. Penelitian ini mengkaji sikap terhadap bahasa Indonesia dan hubungannya dengan masa tinggal di luar negeri serta penggunaan bahasa Indonesia berdasarkan situasi dan frekuensinya. Responden penelitian ini adalah 103 pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang berada di Jepang. Metode yang digunakan adalah kuantitatif. Dalam penelitian ini, responden menunjukkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Durasi masa tinggal tidak berpengaruh signifikan terhadap sikap bahasa, namun ditemukan sedikit penurunan pada aspek konatif sikap bahasa. Saat berada di Jepang, mayoritas responden menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan orang Indonesia lain. Para responden mempertahankan bahasa Indonesia dengan berbicara, membaca berita, mendengarkan lagu, dan menonton tayangan berbahasa Indonesia secara cukup rutin.

Attitudes towards the Indonesian language and the use of Indonesian language by Indonesian students abroad are fascinating subjects. Unlike their home country, Indonesian is a minority language in their current environment. This study discusses the attitudes toward the Indonesian language, its correlation with the length of stay abroad, and the use of Indonesian based on the situation and frequency. The respondents of this study are 103 Indonesian students who are currently in Japan. The method used is quantitative. In this study, respondents show a positive attitude towards the Indonesian language. The length of stay had no significant effect on language attitudes, but there is a slight decrease in the conative aspect. The majority of respondents use Indonesian to communicate with compatriots in Japan. The respondents maintain the Indonesian language by speaking, reading the news, listening to songs, and watching shows in Indonesian quite regularly."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Firsty Ramadhinta
"Penelitian ini membahas tentang upaya peningkatan keberfungsian keluarga dalam mencegah perilaku gadget addiction pada generasi alpha dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih dan pengguna gawai yang terus meningkat di Indonesia hingga merambah pada generasi alpha. Permasalahan penggunaan gawai yang sering dijumpai oleh generasi alpha adalah kecanduan gawai yang dapat mengakibatkan kesejahteraan anak tidak terpenuhi dengan baik dalam aspek kesehatan fisik maupun psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya peningkatan keberfungsian keluarga dalam mencegah perilaku gadget addiction pada generasi alpha melalui K3I dengan mendeskripsikan kondisi keberfungsian keluarga di Komunitas Kemah Keluarga Indonesia (K3I) dan kondisi penggunaan gawai oleh generasi alpha di K3I. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Penelitian ini pun dilakukan dari bulan September 2021 hingga Juni 2022. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi literatur dan wawancara. Pemilihan informan pun dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Informan penelitian ini terdiri dari 4 keluarga dengan generasi alpha (orang tua dan anak) dan pihak K3I, yaitu Ketua K3I. Adapun analisis data dilakukan dengan melalui tahap open coding, axial coding dan selective coding. Lalu, juga dilakukan teknik meningkatkan kualitas penelitian dengan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi keberfungsian keluarga dari 4 keluarga menunjukkan berfungsi dengan baik dengan mayoritas dimensi keberfungsian keluarga yang berfungsi dengan baik, yaitu dimensi pemecahan masalah, peran, keterlibatan afektif, dan kontrol perilaku. Begitu pula dengan dimensi komunikasi bagi Keluarga 1, 3 dan 4. Walaupun demikian, terdapat beberapa hal dari kondisi keberfungsian Keluarga 1, 2, 3 dan 4 yang tidak berfungsi dengan baik dan perlu ditingkatkan, yaitu kondisi komunikasi antara anggota keluarga di Keluarga 2 yang tertutup dan tidak langsung; respon afektif keempat keluarga yang sempit dan terpaku dengan satu cara merespon saja, yaitu respon afektif welfare yang menunjukkan perasaan aman; dan tidak adanya peraturan penggunaan gawai berupa batasan waktu penggunaan gawai dalam kontrol perilaku di keempat keluarga. Dengan adanya kondisi keberfungsian keluarga yang tidak berfungsi dengan baik tersebut, kondisi penggunaan gawai oleh generasi alpha dari keempat keluarga menunjukkan karakteristik kecanduan gawai; (1) Keluarga 1 menunjukkan karakteristik seperti kecewa dan kesal ketika diminta berhenti menggunakan gawai (withdrawal); dan penggunaan gawai yang dapat membahayakan diri sendiri (malas belajar); (2) Keluarga 2 menunjukkan karakteristik withdrawal, obsesi terhadap gawai dengan hanya memikirkan untuk menggunakan gawai ketika tidak menggunakannya dan termasuk dalam kelompok adiksi dengan lebih dari 4 jam dalam sehari, yaitu 8-9 jam; (3) Keluarga 3 menunjukkan karakteristik kehilangan kontrol dan kompulsif dengan terus menerus dan sulit dihentikan ketika menggunakan gawai; withdrawal dan malas belajar serta susah tidur; (4) Keluarga 4 menunjukkan karakteristik withdrawal dan malas belajar. Jadi dari penelitian ini diketahui bahwa upaya peningkatan keberfungsian keluarga dalam mencegah perilaku kecanduan gawai yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kemampuan komunikasi keluarga, meningkatkan kontrol perilaku keluarga dan meningkatkan respon afektif dalam keluarga. Dalam hal ini, dapat dibantu dengan K3I, yaitu dengan keluarga melaksanakan berbagai sub-kegiatan dalam kemah K3I, yaitu memasak bersama, seminar parenting dan fun games yang berisi permainan tradisional

This study discusses efforts to improve family functioning in preventing gadget addiction behavior in the generation alpha from the discipline of Social Welfare. This research is motivated by the development of increasingly sophisticated technology and the increasing number of smartphone users in Indonesia until it reaches the generation alpha. The problem of using gadgets that is often encountered by the generation alpha is gadget addiction which can result in the welfare of children not being met properly in terms of physical and psychological health. This study aims to describe efforts to improve family functioning in preventing gadget addiction behavior in the generation alpha through K3I by describing the condition of family functioning in the Komunitas Kemah Keluarga Indonesia (K3I) and the condition of using gadgets by the generation alpha in K3I. This study uses a qualitative method with a descriptive type. This research was conducted from September 2021 to June 2022. The research was conducted qualitatively using data collection techniques in the form of literature studies and interviews. The selection of informants was also carried out using purposive sampling technique. The informants of this study consisted of 4 families with alpha generation (parents and children) and the K3I, namely the Head of K3I. The data analysis was carried out through the stages of open coding, axial coding and selective coding. Then, a technique to improve the quality of research is also carried out by triangulating data. The results showed that the condition of family functioning from 4 families showed that they functioned well with the majority of the dimensions of family functioning that functioned well, namely the dimensions of problem solving, roles, affective involvement, and behavioral control. Likewise, the dimensions of communication for Families 1, 3 and 4. However, there are several things from the condition of the family functioning of 1, 2, 3 and 4 that are not functioning properly and need to be improved, namely the condition of communication between family members in Family 2 which is closed. and indirectly; the affective responses of the four families are narrow and fixated with only one way of responding, namely the affective welfare response that shows a feeling of security; and the absence of regulations on the use of gadgets in the form of time limits on the use of gadgets in controlling behavior in the four families. With the condition of the functioning of the family that does not function properly, the condition of using gadgets by the alpha generation from the four families shows the characteristics of gadget addiction; (1) Family 1 shows characteristics such as disappointed and annoyed when asked to stop using the device (withdrawal); and the use of devices that can harm oneself (lazy studying); (2) Family 2 shows withdrawal characteristics, obsession with gadgets by only thinking about using the device when not using it and is included in the addiction group with more than 4 hours a day, ie 8-9 hours; (3) Family 3 shows the characteristics of loss of control and compulsion with continuous and difficult to stop when using the device; withdrawal and lazy to study and difficulty sleeping; (4) Family 4 shows the characteristics of withdrawal and lazy to learn. So from this study it is known that efforts to improve family functioning in preventing gadget addiction behavior that can be done are improving family communication skills, improving family behavior control and improving affective responses in the family. In this case, K3I can be assisted, namely with the family carrying out various sub-activities in the K3I camp, namely cooking together, parenting seminars and fun games containing traditional games."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Julian Sebastian
"Mengulik dunia komunitas ballroom yang kompleks, artikel ini menyajikan aspek-aspek linguistik yang digambarkan dalam film dokumenter bersejarah "Paris is Burning" dan serial TV modern "Pose". Dengan menggunakan pendekatan teoretis yang berfokus pada aspek variasi linguistik dan konstruksi identitas, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan yang sudah ada mengenai bagaimana bahasa dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan diri, pemberdayaan, dan konstruksi identitas di dalam komunitas ballroom. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif termasuk transkripsi fonetik dan analisis sosiofonetik untuk mengetahui perwujudan variasi bahasa dalam konstruksi identitas. Temuan--temuan ini menunjukkan penggunaan stylistic bricolage untuk mengindeks dan membangun identitas ballroom secara linguistik, yang merupakan sintesis kompleks dari kategori-kategori sosial seperti ras kulit hitam, kaum kwir, femininitas, dan persona 'Legendaris'. Penelitian ini mendorong penelitian di masa depan untuk menerapkan kerangka kerja indexicality dan stylistic bricolage untuk mempelajari variasi linguistik dalam subkultur atau komunitas lain. Penelitian mendatang juga dapat mempertimbangkan untuk menggunakan metode kuantitatif untuk menganalisis tingkat dan amplitudo fitur linguistik, atau mengalihkan fokus pada morfologi, sintaksis, dan leksikon komunitas ballroom untuk memperdalam pemahaman tentang bagaimana bahasa membentuk konstruksi identitas.

Exploring the complex world of ballroom practices, this work presents the linguistic aspects depicted in the historical documentary “Paris is Burning” and the modern TV series “Pose”. Using theoretical approaches that focus on the aspects of linguistic variation and identity construction, this research aims to contribute to the existing knowledge of the way language can be used as a means of self-expressing, empowerment, and identity construction within the ballroom community. This research, therefore, applies qualitative approaches including phonetic transcription and sociophonetic analysis to establish the realization of linguistic variations in the construction of identity. The findings reveal the use of stylistic bricolage to linguistically index and construct the ballroom identity, which is a complex synthesis of social categories such as blackness, queerness, femininity, and the stylistic 'Legendary' persona. This research encourages future research to apply indexicality and stylistic bricolage frameworks to study linguistic variation in other subcultures or communities. Future research could also consider employing quantitative methods to analyze linguistic features' rates and amplitudes, or shifting focus to morphology, syntax, and the lexicon of the ballroom community to deepen understanding of how language shape identity construction."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Anggino
"Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan pembentukan kalimat nondeklaratif, yaitu kalimat yang tidak mengungkapkan pernyataan atau proposisi, dalam Bahasa Isyarat Indonesia atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bisindo. Kalimat nondeklaratif yang dibahas dalam tulisan ini adalah kalimat interogatif, kalimat imperatif, dan kalimat eksklamatif. Dua aspek kalimat nondeklaratif yang diperiksa adalah strukturnya dan unsur nonmanual yang menandainya. Berdasarkan analisis terhadap kalimat-kalimat nondeklaratif yang dihasilkan oleh dua penutur Bisindo ditemukan bahwa (1) kalimat nondeklaratif Bisindo cenderung diawali dengan topik yang dapat berupa subjek, pronomina, nomina atau pewatas frasa yang bermakna 'pemilik'; (2) dalam kalimat interogatif, kata tanya, apabila digunakan, cenderung muncul pada kata di akhir kalimat; (3) unsur nonmanual yang terdapat dalam kalimat nondeklaratif adalah alis (mengerut, menaik), mata (membesar, menyipit, tertutup), dan gerakan kepala (mengangguk); dan (4) unsur-unsur nonmanual tersebut dapat muncul pada keseluruhan kalimat, sebagain kalimat, dan pada kata tertentu.  

The Indonesian Sign Language, better known as Bisindo, is a sign language used by many deaf communities in Indonesia. Misconceptions about this language and its speakers are abound because little is known about it. This paper aims at describing the formation of non-declarative sentences-those that do not express statement or proposition in Indonesian Sign Language. Non-declarative sentences discussed in this research are interrogative, imperative, and exclamative sentences. Two aspects to be examined are the structure and non-manual elements. The data for this paper are collected through elicitation from two Bisindo speakers. From the analysis of the data, it is found that (1) nondeclarative sentences in Bisindo tends to be initially marked by topic-part of sentence which shows what the sentence is about; (2) in interogative sentences, the wh-question word tends to occur at the end of the sentence; (3) non-manual elements that occur in non-declarative sentences are eye brows (lowered, arisen), eyes (widened, narrowed, closed), and head movement (nodded); and (4) the nonmanual elements can occur in in a certain part of the sentence or in the whole sentence depending on the types of non-declarative sentence. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S70319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Setiawati
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keberfungsian keluarga dan identitas ego pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama. Sebanyak 315 responden mengisi kuesioner alat ukur keberfungsian keluarga (FACES-II dan Family Communication Scale) dan identitas ego (Ego Identity Process Questionnaire). Pada penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki keberfungsian keluarga dan identitas ego yang tergolong cukup baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara keberfungsian keluarga dan identitas ego (r = .220, p < .01). Hubungan tersebut dapat terjadi karena pembentukan identitas ego dipengaruhi oleh setting sosial individu, khususnya keluarga, walaupun juga dapat dipengaruhi oleh setting lain seperti hubungan pertemanan di sekolah.

The aim of this research is to examine the relationship between family functioning and ego identity in Universitas Indonesia’s first-year college students. A total of 315 respondents complete questionnaires on family functioning (FACES-II and Family Communication Scale) and ego identity (Ego Identity Process Questionnaire). In this research, the result points out that the respondents have moderate family functioning and ego identity. The result of this research also indicates a positive and significant relationship between family functioning and ego identity (r = .220, p < .01). This relationship exists since the development of ego identity is influenced by individual’s social settings, especially family, even though it is also influenced by other social settings, such as peer relations at school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
IJAL 3(1-2)(2013/2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Edizal
Padang: Kayu Pasak, 2001
R 413 EDI k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Istiana Riski
"Urgensi dari penelitian ini berangkat dari isu kepemilikan akta kelahiran yang belum terpenuhi secara menyeluruh bagi anak Indonesia, apalagi anak jalanan. Padahal kepemilikan akta kelahiran penting untuk perlindungan anak tanpa diskriminasi. Penelitian ini membahas tentang pemenuhan akta kelahiran sebagai salah satu hak identitas anak jalanan yang ditinjau berdasarkan kerangka konseptual perlindungan anak Triangle for the Assessment of Children in Need and Their Families. Kerangka tersebut mengkaji tiga dimensi, yakni kebutuhan perkembangan anak, kapasitas pengasuhan orang tua serta faktor keluarga dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam pada informan yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Informan utama dalam penelitian ini adalah orang tua anak jalanan yang berada Kelurahan Tengah yang terletak di Jakarta Timur, terdiri dari 5 (lima) informan utama dan informan pendukung yang terdiri dari 4 (empat) informan, yakni pendamping Lembaga X, Ketua RT dan petugas Kelurahan. Waktu pengumpulan data dilakukan dari bulan September hingga November 2023. Tujuan penelitian ini yakni untuk menggambarkan kebutuhan perkembangan anak melalui pengurusan akta kelahiran; kapasitas orang tua dalam memenuhi akta kelahiran untuk mewujudkan perlindungan anak; serta keterlibatan dukungan keluarga dan lingkungan dalam memenuhi akta kelahiran anak. Pemenuhan akta kelahiran bagi anak jalanan dalam penelitian ini diupayakan oleh orang tua serta didukung oleh faktor keluarga yang berasal dari keluarga luas dan dukungan dari sumber daya komunitas yang berasal dari Lembaga X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua informan dalam penelitian ini dapat menggunakan akta kelahiran untuk menghadirkan akses layanan kesehatan dan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak jalanan. Hal ini disebabkan karena orang tua tidak memiliki kapasitas yang optimal dalam mewujudkan perlindungan anak melalui pengurusan akta kelahiran meskipun telah mendapatkan dukungan sosial. Sehingga, perlindungan anak tidak dapat terpenuhi secara maksimal sebab hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi dari konsep Triangle for the Assessment of Children in Need and Their Families tidak terpenuhi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan ilmu kesejahteraan sosial, terutama pada mata kuliah Kesejahteraan Sosial Anak dalam menambah wawasan akan pemenuhan perlindungan anak melalui pengurusan akta kelahiran.

The urgency of this research departs from the issue of birth certificate ownership that has not been fulfilled thoroughly for Indonesian children, especially street children. Even though ownership of a birth certificate is important for child protection without discrimination. This research discusses the fulfillment of birth certificates as one of the identity rights of street children based on the Triangle for the Assessment of Children in Need and Their Families child protection conceptual framework. The framework examines three dimensions, namely children's developmental needs, parental care capacity and family and environmental factors. This research uses a qualitative approach and descriptive research type with data collection techniques through in-depth interviews with informants selected through purposive sampling techniques. The main informants in this study were parents of street children in Central Village located in East Jakarta, consisting of 5 (five) main informants and supporting informants consisting of 4 (four) informants, namely the companion of Institution X, the Head of RT and Kelurahan officers. Data collection time carried out from September to November 2023. The purpose of this study is to describe the developmental needs of children through the processing of birth certificates; the capacity of parents in fulfilling birth certificates to realize child protection; and the involvement of family and environmental support in fulfilling children's birth certificates. Fulfillment of birth certificates for street children in this study was pursued by parents and supported by family factors originating from the extended family and support from community resources originating from Institution X. The results showed that not all informants in this study could use birth certificates to provide access to health and education services to meet the developmental needs of street children. This is because parents do not have optimal capacity in realizing child protection through obtaining birth certificates even though they have received social support. Thus, child protection cannot be maximally fulfilled because the results of this study show that the dimensions of the Triangle concept for the Assessment of Children in Need and Their Families are not fulfilled. The results of this study are expected to contribute to the development of social welfare science, especially in the Child Social Welfare course in adding insight into the fulfillment of child protection through obtaining birth certificates."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>