Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139767 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chalify Ardiawan
"Tesis ini membahas mengenai modal sosial Ikatan Abang None Jakarta IANTA sebagai bentuk peran serta dalam pembangunan Ketahanan Budaya. Abang None Jakarta merupakan ajang yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi DKI dimana disana terkumpul sumber daya yang ungul di bidangnya seharusnya dapat menjadi salah satu unsur pemuda dalam mempelopori pelestarian budaya Betawi. Penelitian ini akan menjadikan IANTA sebagai objek penelitian dengan mengunakan terori modal sosial yang di kemukakan oleh Putnam sebagai alat analisis. Dalam teori tersebut modal sosial memiliki tiga unsur yaitu norms, network, dan trust menurut Putnam.Hasil penelitian menunjukan IANTA sebagai organisasi sudah memiliki modal sosial yang relatif baik. Namun masih ada beberapa unsur modal sosial yang masil lemah yaitu pada unsur norm. Dengan modal sosial yang ada, IANTA sudah mempelopori kegiatan-kegiatan guna melestarikan budaya dengan cara yang menarik di kalangan anak muda. IANTA bisa menjadi tools pemerintah untuk membangun ketahanan nasional dengan pendekatan budaya.Hal ini menunjukkan untuk dapat membentuk ketahanan budaya dalam hal meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya dikalangan pemuda sangat dibutuhkan. Dengan tenaga dan kreativitas yang dimiliki pemuda, pelestarian budaya akan berkembang dan melahirkan generasi baru untuk melanjutkan tongkat estafet kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini.

This thesis discusses the social capital of the Association of Abang None Jakarta IANTA as a form of participation in the construction of Cultural Resilience. Abang None Jakarta is an event held by the city administration, where there accumulated resources that excel in the field should be able to be one of the elements of pioneering youth Betawi culture preservation.This study will make IANTA as research objects by using the theory of social capital being addressed by Putnam as an analytical tool. In the theory of social capital has three elements, namely norms, networks, and trust according to Putnam.The results showed IANTA as the organization already has a relatively good social capital. However, there are still some elements of social capital that is weaker still relies on the element norm. With the existing social capital, IANTA has pioneered activities in order to preserve the culture in an interesting way among young people. IANTA could have become the tools of government to build national resilience with a cultural approach.It showed to be able to form a cultural resistance in terms of increasing community participation especially among youth is needed. With the power and creativity of youth, preservation of culture will develop and make a new generation to continue preserve of the cultural wealth of this nation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Imanuel Ramschie
"Manusia sebagai makhluk sosial cenderung akan berkelompok dengan manusia lain yang sepaham dan sejalan dengan dirinya lalu membentuk organisasi. Begitu juga dengan Abang dan None Jakarta yang memiliki kesadaran dan kebutuhan akan suatu wadah mereka bernaung dalam sebuah organisasi yang diberi nama Ikatan Abang None Jakarta. Kehadiran organisasi ini sebagai tempat bertemunya para Abang dan None Jakarta dari berbagai wilayah dan angkatan agar potensi yang mereka punya bisa disalurkan. Keinginan mereka untuk membentuk organisasi ini dilandasi pada keinginan untuk mencapai tujuan yang ingin mereka raih sesuai kesepakatan bersama. Untuk mencapai itu semua, dibutuhkan suatu organisasi dengan budaya organisasi di dalamnya untuk menyatukan mereka yang datang dari latar belakang yang beragam. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan fungsi budaya organisasi di Ikatan Abang None Jakarta dalam proses integrasi anggotanya. Penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Budaya organisasi ini dibentuk untuk menjadi panduan dalam proses adaptasi dan integrasi anggotanya. Dalam pelaksanaannya, organisasi ini sering mendapatkan hambatan baik dari dalam dan luar. Apabila budaya organisasi sudah dijalankan dengan baik untuk menguatkan organisasi serta meredam hambatan-hambatan yang ada, maka tujuan organisasinya bisa tercapai dan kesempatan-kesempatan yang didapat Ikatan Abang None Jakarta bisa maksimal.

Humans as social creatures tend to be grouped with other human beings who are in line with himself and then formed an organization. It is also happened with Abang and None Jakarta who have the awareness and the need to grouped and formed an organization named Ikatan Abang None Jakarta. The presence of this organization as a meeting place of Abang and None Jakarta from various regions and batches to channel their passion and express their talents. Their desire to form this organization based on the desire to achieve goals they want to achieve according to mutual agreement. To achieve that, it takes an organizational culture to bring together those who come from diverse backgrounds. The purpose of this writing is to illustrates the function of organizational culture at Ikatan Abang None Jakarta in the integration process of its members. This study was carried out based on qualitative research methods and also applying techniques of participant observation and depth interviews. This organizational culture is formed to guide the adaptation and integration process of its members. In practice, the organization often faces both internal and external barriers. If the organizational culture is well executed to strengthen the organization and reduce the existing barriers, then the organizational goals can be achieved and the opportunities obtained by Ikatan Abang None Jakarta can be maximized.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Thesa Ladian
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan modal sosial dan ketahanan keluarga nelayan di Pulau Panggang, Kep. Seribu, DKI Jakarta. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Latar belakang penelitian ini adalah  kerentanan masyarakat nelayan terhadap kemiskinan karena banyaknya keterbatasan serta ketergantungannya terhadap alam. Penelitian ini terkait dengan kesejahteraan keluarga nelayan yang dikaji dari cakupan sistem sosial terkecil yakni ketahanan keluarga. Hasil penelitian ini mendukung literatur yang menyatakan bahwa terdapat hubungan modal sosial dan ketahanan keluarga. Modal sosial yang ada pada masyarakat nelayan umumnya tertanam dalam komunitas nelayan sehingga dapat menjadi modal bagi keluarga nelayan untuk mempertahankan kehidupannya dari kerentanan dan kemiskinan.

This research discusses about the social capital and resilience of fisherman families on Pulau Panggang, Kep. Seribu, DKI Jakarta. This research is a quantitative research with descriptive design. The background of this research is the vulnerability of fishing communities to poverty because of the many limitations and dependence on nature. This research is related to the welfare of the fishermens family studied from the smallest social system coverage, namely family resilience. The results of this study support the literature which states that there is a relationship between social capital and family resilience. The social capital that exists in fishing communities is generally embedded in the fishing community so that it can become a capital for the fishermen's family to sustain their lives from vulnerability and poverty."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina
"Penelitian ini berusaha melihat bagaimana jaringan sosial dan modal sosial berperan dalam sebuah kegiatan bisnis. Di Indonesia kegiatan bisnis banyak sekali dikuasai oleh etnis Tionghoa, meskipun demikian etnis ini memliliki latar belakang sejarah yang kelam sejak masa kolonial. Kecemburuan sosial yang ada dimasyarakat membuat etnis ini kerap mendapat perlakuan diskriminatif dari pemerintah maupun masyarakat. Namun, meskipun mendapat perlakuan negatif, etnis ini tetap eksis dan bertahan di dunia bisnis. Dari hal tersebut penelitian ini dilakukan, untuk melihat apakah bisnis berbasis etnis ini berhasil karena adanya peran jaringan sosial dan modal sosial dalam prosesnya.
Dari penelitian ini diketahui bahwa jaringan dan modal sosial dalam bisnis berbasis etnis memang berperan pada awal bisnis tersebut berjalan, namun seiring waktu kekuatan jaringan tersebut menguat bukan karena kesamaan primordial melainkan karena kesamaan pengalaman dan kerja sama yang dilakukan dalam waktu yang lama. Jaringan sosial yang begitu kuat memberikan dampak negatif bagi institusi ekonomi itu sendiri karena kesamaan pengalaman membuat instusi ekonomi sulit berkembang. Dalam aspek modal sosial, peneliti mengkritisi bahwa modal sosial sulit untuk diaplikasikan dalam institusi ekonomi swasta.
Penelitian ini menggunakan Soft Systems Methodology dan masuk dalam kategori sosisologi ekonomi, khususnya mengenai The New Institutionalism Economy in Sociology. Lokasi penelitian di Pusat Grosir Metro Tanah Abang.

This paper discuss about social network dan social capital in business activity. In Indonesia business activity was handled by Tionghoa Ethnic, even this ethnic has bad history since the colonial era. Sosial jealousy make this ethnic gets negative stereotype and discrimination. But this ethnic still survive and exist in business activity. From that promblem this paper try to explain is the business based on ethnicity being successfull because social network and social capital.
The results of this research that social networkd and social capital in business based in ethnic is accured in the beginning of the business process, moreover that social network being stronger not because primordial factor but the same experience from the actors. Strong ties of social network give negative impact for economic institution because the experience in the group maakes the institution hard to develop itself. In capital social, this paper discuss that social capital is hard to be applied in economic institution based on market mechanism.
This paper use Soft System Methodology and part of Economic Sociology, especially about The New Institutionalism Economic In Sociology. The location of the research was in Pusat Grosir Metro Tanah Abang.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Field, John
Bantul: Kreasi Wacana, 2011
302 FIL st (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Retnasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan voluntarisme dan modal sosial dalam komunitas virtual Karsa Cita. Studi sebelumnya mengenai mekanisme voluntarisme dalam komunitas dikelompokkan berdasarkan nilai altruisme, agama, budaya lokal, dan modal sosial. Peneliti sepakat dengan argumen yang diberikan oleh studi-studi tersebut. Meskipun demikian, belum banyak studi yang membahas mekanisme voluntarisme dan modal sosial dalam komunitas virtual. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan voluntarisme dan modal sosial yang dapat menjaga eksistensi komunitas virtual Karsa Cita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui teknik wawancara mendalam, observasi digital, dan tinjauan dokumen komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak awal bergabung, anggota komunitas virtual telah memiliki jiwa voluntarisme. Pada akhirnya, partisipasi dalam voluntarisme memungkinkan para anggota untuk membangun modal sosial yang kuat, termasuk jaringan, norma resiprositas, dan kepercayaan. Selain itu, bonding, bridging, dan linking social capital secara signifikan mendukung pencapaian tujuan komunitas. Dengan demikian, terdapat keterkaitan timbal balik antara voluntarisme dan modal sosial sehingga mampu menjaga eksistensi komunitas virtual.

The objective of this study is to describe the phenomenon of voluntarism and social capital within the context of the Karsa Cita virtual community. Previous studies on the mechanisms of voluntarism in communities were categorized based on values of altruism, religion, local culture, and social capital. The researcher concur with the arguments presented in these studies. However, there is a paucity of research discussing the mechanisms of voluntarism and social capital in virtual communities. Consequently, the objective of this study is to describe the voluntarism and social capital that maintain the existence of the Karsa Cita virtual community. This research employs qualitative methods, including in-depth interviews, digital observation, and a review of community documents. The findings indicate that since the inception of the virtual community, its members have exhibited a spirit of voluntarism. Ultimately, participation in voluntarism enables members to construct robust social capital, encompassing networks, norms of reciprocity, and trust. Furthermore, the presence of bonding, bridging, and linking social capital is conducive to the realization of community objectives. Consequently, there is mutual reinforcement between voluntarism and social capital, which serves to sustain the continued existence of virtual communities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Innocentius Bernarto
"[ABSTRAK
Berangkat dari tergerusnya seni dan budaya Minahasa, kerukunan keluarga kawanua aktif berperan untuk melestarikan seni budaya Minahasa. Namun tidak hanya itu saja, kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek juga berperan dalam pembangunan daerah Minahasa. Bidang yang menjadi perhatian dari kerukunan keluarga kawanua terkait dengan pembangunan daerah selain bidang budaya adalah bidang ekonomi, sosial, politik dan pendidikan. Tesis ini membahas
mengenai peran kerukunan keluarga kawanua sebagai modal sosial berbasis etnis dalam kontribusinya terhadap pembangunan daerah Minahasa. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan studi kasus kerukunan keluarga kawanua di Jabodetabek. Peran peneliti disini adalah pengamat sebagai peserta (observer as participant). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan dan dokumentasi. Wawancara
mendalam dilakukan terhadap informan yang ada di Jakarta dan di Manado. Metode triangulasi dilakukan untuk mengkonfirmasi data yang telah diperoleh yakni dengan melakukan pemeriksaan melalui pengamatan, dokumentasi dan informan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kerukunan keluarga kawanua berperan sebagai revitalisasi, pengembangan SDM, informatif, pengaruh dan fasilitator dengan memperhatikan konteks teknologi informasi dan komunikasi, bisnis dan ekonomi, sosial budaya dan politik. Hubungan kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek dengan perkumpulan kawanua sangat erat. KKK selalu melibatkan anggotanya di dalam setiap kegiatan. Kemudian hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan masyarakat Minahasa erat dan emosional. Hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan pemerintah daerah bersifat informal dan tidak seerat hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan perkumpulan kawanua dan masyarakat Minahasa. Oleh karena itu, hubungan kerukunan keluarga kawanua dengan pemerintah daerah perlu ditingkatkan.

ABSTRACT
Departing from the erosion of art and culture, Minahasa. Kerukunan keluarga kawanua actively contribute to preserving its art and culture. On the other hand kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek also play a role in Minahasa regional development. Areas of concern of kerukunan keluarga kawanua related to regional development in addition to the field of culture are economic, social, political and education. This thesis discusses the role of kerukunan keluarga
kawanua as ethnic-based social capital in its contribution to regional development Minahasa. This research method is using qualitative research approach with a case study in kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek. Researchers role here is to be an observer as participant. Data were collected by interview, observation and documentation. In-depth interviews conducted on informants in Jakarta and Manado. Triangulation methods performed to confirm the data that has been obtained by examining through observation, documentation and informants. Results of the study revealed that kerukunan keluarga kawanua's role is revitalization, human resource development, informative, influence and facilitator by taking into account the context of information and communication technology, business and economics, social, cultural and political. Kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek relationship with perkumpulan kawanua is very close. Kerukunan keluarga kawanua members are always involved in every activity. Thus, kerukunan keluarga kawanua relations with the Minahasa community is closely intact. Kerukunan leluarga kawanua relationship with local authorities is informal and not as tight relationships with perkumpulan kawanua and the Minahasa community. Therefore, kerukunan keluarga kawanua relationship with local governments need to be increased.;Departing from the erosion of art and culture, Minahasa. Kerukunan keluarga kawanua actively
contribute to preserving its art and culture. On the other hand kerukunan keluarga kawanua
Jabodetabek also play a role in Minahasa regional development. Areas of concern of kerukunan
keluarga kawanua related to regional development in addition to the field of culture are
economic, social, political and education. This thesis discusses the role of kerukunan keluarga
kawanua as ethnic-based social capital in its contribution to regional development Minahasa.
This research method is using qualitative research approach with a case study in kerukunan
keluarga kawanua Jabodetabek. Researchers role here is to be an observer as participant. Data
were collected by interview, observation and documentation. In-depth interviews conducted on
informants in Jakarta and Manado. Triangulation methods performed to confirm the data that has
been obtained by examining through observation, documentation and informants. Results of the
study revealed that kerukunan keluarga kawanua?s role is revitalization, human resource
development, informative, influence and facilitator by taking into account the context of
information and communication technology, business and economics, social, cultural and
political. Kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek relationship with perkumpulan kawanua is
very close. Kerukunan keluarga kawanua members are always involved in every activity. Thus,
kerukunan keluarga kawanua relations with the Minahasa community is closely intact.
Kerukunan leluarga kawanua relationship with local authorities is informal and not as tight
relationships with perkumpulan kawanua and the Minahasa community. Therefore, kerukunan
keluarga kawanua relationship with local governments need to be increased, Departing from the erosion of art and culture, Minahasa. Kerukunan keluarga kawanua actively
contribute to preserving its art and culture. On the other hand kerukunan keluarga kawanua
Jabodetabek also play a role in Minahasa regional development. Areas of concern of kerukunan
keluarga kawanua related to regional development in addition to the field of culture are
economic, social, political and education. This thesis discusses the role of kerukunan keluarga
kawanua as ethnic-based social capital in its contribution to regional development Minahasa.
This research method is using qualitative research approach with a case study in kerukunan
keluarga kawanua Jabodetabek. Researchers role here is to be an observer as participant. Data
were collected by interview, observation and documentation. In-depth interviews conducted on
informants in Jakarta and Manado. Triangulation methods performed to confirm the data that has
been obtained by examining through observation, documentation and informants. Results of the
study revealed that kerukunan keluarga kawanua’s role is revitalization, human resource
development, informative, influence and facilitator by taking into account the context of
information and communication technology, business and economics, social, cultural and
political. Kerukunan keluarga kawanua Jabodetabek relationship with perkumpulan kawanua is
very close. Kerukunan keluarga kawanua members are always involved in every activity. Thus,
kerukunan keluarga kawanua relations with the Minahasa community is closely intact.
Kerukunan leluarga kawanua relationship with local authorities is informal and not as tight
relationships with perkumpulan kawanua and the Minahasa community. Therefore, kerukunan
keluarga kawanua relationship with local governments need to be increased]"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Estihandayani
"Peran modal sosial yang dimiliki oleh komuniti RW 012 ternyata berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan administrasi, neighborhood management dan pemberdayaan masyarakat. Ketidakadaan peran pemerintah dalam mengelola komuniti dari sisi sosial-budaya menyebabkan kemunculan agen perubahan yang bertindak menggantikan pemerintah dalam rangka meningkatkan solidaritas dan mutu pelayanan administrasi dan neighborhood management. Karakteristik sosial, budaya dan ekonomi masyarakat; sumber daya; dan aktivitas komuniti berperan penting dalam menentukan dasar neighborhood planning dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat. Keberhasilan komuniti menjadi pembelajaran bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memanfaatkan modal sosial komuniti, membangun sistem administrasi pelayanan dan manajemen lingkungan yang berkelanjutan.

The social capital role in local community play an important role in improving quality administrative services, neighborhood management and community empowerment. Lack of government?s role in managing the local community in terms of socio-cultural planning, has led to ?agents of change? appearance who act as their local community leader to replace government presence to increase solidarity, quality of administrative services, and neighborhood management. Social, cultural, and economic characteristics; resources; and social activities in communities play an important role in determining the basis of neighborhood planning in increasing community participation. The success story from this local community become a lesson learned for related stakeholders to utilize social capital in every local community by generating a sustainable administrative, and neighborhood management system.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Anisa Febrianti
"ABSTRAK
Corporate Social Responsibility CSR merupakan hal penting bagi perusahaan untuk membangun relasi sosial dengan masyarakat lokal. Namun, sejumlah kasus memperlihatkan bahwa kinerja program CSR perusahaan masih belum maksimal dalam membangun relasi yang baik antara perusahaan dengan masyarakat lokal. Hal ini berdampak pada lemahnya relasi sosial perusahaan terhadap masyarakat lokal. Penelitian-penelitian terdahulu mengenai hal tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Teori Manajerial Managerial theory dan Teori Relasional Relational Theory . Teori Manajerial melihat pemaknaan perusahaan terhadap CSR memberi dampak pada kinerja program CSR yang dijalankan, sedangkan Teori Relasional hanya melihat upaya membangun relasi yang baik antara perusahaan dengan masyarakat lokal sebagai upaya menghindari konflik. Berbeda dengan penelitian terdahulu, penelitian ini berkontribusi dengan menyertakan modal sosial sebagai variabel intervening, yang memperjelas hubungan kinerja program dengan relasi sosial. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui teknik survei untuk memperoleh data. Responden dipilih melalui teknik pengambilan sampel acak berstrata. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara kinerja program CSR dengan relasi sosial, serta tidak adanya pengaruh modal sosial terhadap hubungan kinerja program CSR dengan relasi sosial.

ABSTRACT
Corporate Social Responsibility CSR is an important part of the company to establish a social relation with communities. However, in certain cases shows that the performance of company rsquo s CSR programs is still not optimized in order to establish a good relationship between the company and local communities. This has an impact on the weakness of company rsquo s social relationship to local communities. Previous studies on this subject divided into two groups Managerial Theory and Relational Theory. Managerial Theory highlighting on the company purpose on CSR impact to the performance of their CSR programs, while Relational Theory firmly focus on the process to establish a good relationship between the company and local communities in order to avoid conflict. Contrast with previous studies, this study contributes to include social capital as an intervening variable, to clarify relationship between performance of CSR programs and social relations. This study employs quantitative method through survey technique to obtain data. Respondent selected by stratified random sampling technique. This study represents the effect between performance of CSR programs and social relations, and the existence of social capital has no effect in relations between Performance of CSR programs and social relations."
2018
T50971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Putera Perdana
"Penelitian ini membahas tentang penerapan modal sosial yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Selular dalam upaya membangun citra perusahaan melalui program CSR Indonesia NEXT. Modal sosial merupakan jaringan keterikatan sosial yang diatur oleh norma-norma yang menentukan produktivitas suatu kelompok masyarakat atau komunitas, sehingga memberikan kontribusi dalam aktivitas ekonomi masyarakat. IndonesiaNEXT yang bergerak di bidang pendidikan dengan menyasar peningkatan kualitas mahasiswa melalui acara seminar, pelatihan kompetensi bidang TIK dan kompetisi nasional. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui penerapan modal sosial yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Selular dalam upaya mengubah citra perusahaan melalui program CSR Indonesia NEXT. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara virtuall, studi dokumen dan tinjauan literatur. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penerapan aspek modal sosial yang dilakukan oleh Telkomsel dalam upayanya membangun citra perusahaan melalui transformasi program CSR Indonesia NEXT ini belum terlaksana dengan sempurna. Rencana strategis perusahaan sebagai norma/aturan tertulis yang memuat tentang transformasi perusahaan digital belum mengakomodasi proses pelaksanaan program Indonesia NEXT. Dibutuhkan kolaborasi dengan stakeholder lain, baik divisi lain maupun mitra dalam mencapai tujuan tersebut. Hal ini juga berkaitan dengan kepercayaan yang harus terus dibangun dalam jangka panjang.

This study discusses the application of social capital conducted by PT. Telekomunikasi Selular in an effort to build a corporate image through the IndonesiaNEXT CSR program. Social capital is a network of social ties governed by norms that determine the productivity of a group of people or community, thus contributing to the economic activities of society. IndonesiaNEXT is engaged in education by targeting the improvement of the quality of students through seminars, ICT competency training and national competitions. This thesis aims to determine the application of social capital carried out by PT. Telekomunikasi Selular in an effort to change the company's image through the Indonesia NEXT CSR program. The method used is qualitative with a descriptive approach. Data collection is done by virtual interviews, document studies and literature reviews. The research findings show that the application of social capital aspects by Telkomsel in its efforts to build a corporate image through the transformation of the Indonesia NEXT CSR program has not been implemented perfectly. The company's strategic plan as written norms/rules that contain the transformation of digital companies has not accommodated the Indonesia NEXT program implementation process. Collaboration is needed with other stakeholders, both divisions and partners in achieving these goals. This also relates to trust that must be built in the long run."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>