Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196762 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Fajar Kartika
"Keselamatan pasien merupakan hal yang baru dalam pelayanan kesehatan. Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 mewajibkan keselamatan pasien sebagai prinsip utama pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Rumah Sakit Gigi dan Mulut, meskipun berbeda dari Rumah Sakit lainnya, tetap diwajibkan untuk menerapkan Akreditasi Rumah Sakit versi 2012. Penelitian ini untuk mengetahui gambaran iklim keselamatan pasien, tindakan manajemen dan kinerja keselamatan pasien menurut dokter gigi di RSGM X Kota Cimahi. Dengan mengambil satu populasi dokter gigi RSGM X sebagai data penelitian, didapatkan hasil yakni persepsi keselamatan pasien di RSGM X yang rendah dikarenakan persepsi iklim keselamatan pasien, tindakan manajemen dan sasaran keselamatan yang rendah. Diharapkan institusi dapat memberikan pelatihan secara berkala.

Patient safety is a new thing in healthcare. Indonesia National Hospital Accreditation 2012 version requires that patient safety as a key principle of healthcare at the Hospital. Dental Hospital, though different from other hospitals, was still required to implement the Indonesia National Hospital Accreditation version 2012. This study was to describe the climate of patient safety, action management and patient safety peception of dentist in RSGM X Cimahi. By taking RSGM X dentist population as research data, showed that patient safety perception in RSGM X is low because of low patient safety climate, management actions and patient safety goals. It is expected that institutions can provide regular training of patient safety."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Haryo Yudo Prabowo
"Standar Akreditasi Rumah Sakit merupakan penilaian sejauh mana rumah sakit sudah melaksanakan program keselamatan pasien sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 Tahun 2011. Rumah Sakit X belum sepenuhnya melaksanakan pelayanan berbasis keselamatan pasien.
Penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif dilanjutkan metode kualitatif bertujuan melihat persiapan Rumah Sakit X dalam menghadapai Akreditasi Bidang Keselamatan Pasien tahun 2016.
Pada penelitian ini dihasilkan kuesioner keselamatan pasien berdasarkan Standar Akreditasi Rumah Sakit 2012. Uji Reliabilitas menghasilkan 65 pernyataan kuesioner menjadi 47 pernyataan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan 17 komponen penilaian dari Standar Akreditasi Rumah Sakit 2012 masih harus ditingkatkan pelaksanaannya di Rumah Sakit X.

Hospital Accreditation Standards is an assessment for hospitals to implement patient safety programs in accordance with the Regulation of the Minister of Health No. 1691 of 2011. Hospital X wasnot yet fully implementing patient safety based on the Hospital Accreditation 2012.
Descriptive research with quantitative method continued by qualitative method was implemented to study the preparation of Hospital X which will undergo Accreditation in 2016.
The research also developed questionnaire on Patient Safety based on The Hospital Accreditation 2012. Reliability test was done with the result of that 47 out of 65 questionnaires were reliable. The research found 17 points of The Hospital Accreditation 2012 still need improvement in implementation at Hospital X.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Putri Pertiwi
"ABSTRAK
Kondisi medis pasien akan mempengaruhi modifikasi perawatan dental dan dapat bermanifestas pada rongga mulut. Catatan rekam medik yang terintegrasi antara kesehatan sistemik dan kesehatan gigi dan mulut diperlukan untuk membangun standar informasi kesehatan pasien dan kemungkinan keterkaitan antara penyakit. Tujuan: Mengetahui pola kondisi medis pasien dan informasi yang terkait kondisi medis tersebut berdasarkan rekam medik RSKGM FKG UI dalam periode Januari ndash; Desember 2016. Metode: Penelitian deskriptif dari data sekunder rekam medik status kesehatan gigi dan mulut pasien RSKGM FKG UI dalam periode 2016. Hasil: Tercatat 4649 pasien yang tercatat, sebanyak 1820 pasien 39.14 dan tercatat 586 kondisi medis pasien dengan frekuensi penyakit tertinggi meliputi alergi sebanyak 215 pasien, kelainan gastrointestinal sebanyak 190 pasien, dan kelainan kardiovaskular 77 pasien. Informasi terkait penyakit sistemik yang ditanyakan adalah durasi, konsumsi obat, kondisi terakhir, dan lain-lain. Pasien RKSGM UI yang berkunjung ke departemen Ilmu Penyakit Mulut relatif lebih banyak memiliki riwayat kondisi sistemik kelainan pencernaan sebanyak 17 pasien 23.3 . Kesimpulan: Alergi, kelainan gastrointestinal, dan kelainan kardiovaskular merupakan kondisi terbanyak pada pasien RSKGM FKG UI tahun 2016.

ABSTRACT
Patients medical condition will be related to dental treatment modification and oral manifestations. An integrated medical record systemic health and oral health is required to establish patient health information standard and possible linkage between diseases. Objective To describe patients medical condition pattern and any information related to the condition based on their dental records of RSKGM Faculty Dentistry Universitas Indonesia in January December 2016. Method this study was descriptive research through secondary data of medical record dental and oral health status to record and analyze patient medical history of RSKGM Faculty of Dentistry Universitas Indonesia in 2016 period. Result From 4649 patients recorded, there were 1820 patients 39.14 and there were 586 patients who have medical conditions with the highest frecuency of disease, allergy 215 patients, gastrointestinal abnormalities 190 patients, and abnormalities cardiovascular 77 patients. The most common related medical condition information which asked include duration, drug consumption, last condition, and others. Patients of RKSGM Universitas Indonesia who visited Department of Oral Medicine were relatively having history of gastrointestinal abnormalities systemic conditions, as many as 17 patients 23.3 . Conclusions allergies, gastrointestinal abnormalities, and cardiovascular disease have the common rsquo s systemic condition in patient visiting RSKGM FKG UI in 2016."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Ardinansyah
"Keselamatan pasien harus diajarkan sejak dini pada mahasiswa di bidang layanan kesehatan dan seharusnya menjadi bagian kurikulum. Penerapan pembelajaran keselamatan pasien berkaitan erat dengan manajemen pasien yang dihadapi, karena itu pembelajarannya perlu dilakukan pada tahap klinik pendidikan dokter gigi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis proses pembelajaran keselamatan pasien di tahap klinik pendidikan kedokteran gigi FKG UNHAS. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus dengan melakukan analisis dokumen terkait rancangan pengajaran modul-modul praktik klinik, wawancara mendalam terhadap pengelola pendidikan, pengelola modul dan staf pengajar serta Focus Group Discussion FGD pada kelompok mahasiswa tahap klinik kedokteran gigi. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Mei 2016. Didapatkan bahwa tidak ada dokumen kurikulum yang lengkap mencantumkan pembelajaran keselamatan pasien dalam modul. Pengelola pendidikan dan staf pengajar menyadari pentingnya pembelajaran keselamatan pasien sejak tahap preklinik kemudian diaplikasikan pada tahap klinik. Variasi metode pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran saat ini sulit disimpulkan karena sasaran pembelajaran terkait keselamatan pasien tidak eksplisit. Mahasiswa memahami keselamatan pasien berdasarkan pengalaman menjalani proses kepaniteraan tahap klinik dan dapat diajarkan kepada mahasiswa dengan beragam metode. Mahasiswa membutuhkan evaluasi formatif untuk mengasah dan mengukur kemampuan keselamatan pasien. Peningkatan kapasitas bagi para staf pengajar khususnya mengenai pembelajaran keselamatan pasien dan penyusunan modul agar pembelajaran keselamatan pasien menjadi komponen tertulis dalam kurikulum perlu dilakukan.

Patient safety must be taught early to all students of health professions and should be a part of learning process in formal curriculum. The practice of patient safety learning is very relevant with patient care therefore, patient safety learning must be conducted in clinical years of dental education. This research is carried out to assess the process of patient safety learning in clinical years of dental education in the Faculty of Dentistry, Hasanuddin University.This is a qualitative research with case study design. The study utilizes document analysis on clinical practice modules, deep interviews with faculty administrators, modules administrators, lecturers, and Focused Group Discussion with clinical years dental students. The research is held on February May 2016. We find that there is no curriculum document which includes clear patient safety learning in the clinical modules . Faculty administrators and lecturers realize about the importance of patient safety learning since the preclinical year to be applied in the clinical years. Variety of the learning methods and the evaluations of leaning outcomes are inconclusive due to that the learning outcomes related to patient safety are not explicit. The students identified patient safety subjects through experience during their clinical years and the subjects are taught to them in many methods. The students also need formative evaluation to measure and sharpen their abilities in patient safety. Capacity building for academics on patient safety learning and explicitly written patient safety curriculum are needed."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Ekin Hagana Imanuel
"Penelitian cross sectional ini dilakukan terhadap kepemimpinan keselamatan, penilaian keselamatan iklim dan perilaku keselamatan yang diadakan di PT.X 2016. Deskripsi variabel ini diperlukan sebagai pengambilan keputusan dasar untuk mengembangkan implementasi kesehatan dan keselamatan kerja yang sangat baik di perusahaan ini. Ada 813 item dalam kuesioner yang telah diisi oleh 87 responden yang mengisi posisi pelaksana dengan durasi kerja minimal 6 bulan. Data yang diperoleh diolah untuk mendapatkan nilai rata-rata kepemimpinan keselamatan, keselamatan iklim dan perilaku keselamatan berdasarkan persepsi responden. Berdasarkan penilaian kepemimpinan keselamatan pada persepsi responden terhadap kegiatan sehari-hari pemimpin mereka yang terdiri dari keselamatan peduli, pembinaan keselamatan, pengendalian keamanan , memimpin dengan contoh dan pembuatan keputusan partisipatif, variabel ini cocok untuk kategori baik dengan rata-rata 76,34. Iklim keselamatan yang terdiri dari prioritas keselamatan manajemen, komitmen dan kompetensi, komunikasi keselamatan, pembelajaran dan kepercayaan dalam kompetensi keselamatan pekerja, komitmen keselamatan pekerja, prioritas keselamatan pekerja dan risiko tidak diterima, lingkungan organisasi dan tekanan kerja sesuai kategori baik dengan 76,34 . Selain itu, perilaku keselamatan juga dikategorikan sebagai baik dengan 75,62 yang terdiri dari 2 indikator kepatuhan keselamatan dan partisipasi keselamatan.

This cross sectional research conduct of safety leadership, safety climate and safety behavior assessment which held in PT.X 2016. Description of these variable are needed as decision making elementary to develop excellentoccupational health and safety implementation in this company. There are 813 item in the questionnaire which has been filled by 87 respondent that fill pelaksana position with 6 months minimum of work duration. Obtained datas were processesed to get mean value of safety leadership, safety climate and safety behavior based on respondent perception.Based on the assessment of safety leadership on respondent's perception to their leader daily activities which consist of safety caring, safety coaching, safety controlling, leading by example and participative decicion making, this variable suit to good category with mean 76,34. Safety climate which consist of management safety priority, commitment and competence, safety communication, learning and trust in co worker safety competence, workers safety commitment, workers safety priority and risk non acceptance, organizational environment and work pressure suit to good category with 76,34 . In addition, safety behavior is also categorized as good with 75,62 which consist of 2 indicators safety compliance and safety participation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Ashari
"Saat ini masalah yang sering dihadapi rumah sakit pada umumnya yaitu belum mampu memberikan apa yang sebenarnya yang diharapkan pasien. Kurangnya kepedulian dan lambatnya penanganan dari pelaku kesehatan juga menjadi kendala mengapa pelayanan rumah sakit. Pasien menuntut sikap terhadap kepuasan pasien terhadap kualitas dan kepercayaan kepada pemberi jasa layanan. RSGM UNAND merupakan rumah sakit kesehatan gigi dan mulut dibawah naungan Fakultas Kedokteran Gigi UNAND yang memiliki mahasiswa profesi atau dokter gigi muda. Setiap tindakan dokter gigi muda masih berada dibawah supervisi dokter pembimbingnya. Dokter gigi muda yang menjalani pendidikan harus tetap memberikan perawatan sesuai keluhan dan diagnosis pasien tetapi juga harus menyelesaikan treatment kasus yang telah ditetapkan dalam menyelesaikan pendidikan. Dalam studi pre klinik tentunya ini menjadi tantangan bagi dokter gigi muda maupun pihak RSGM UNAND untuk memberikan layanan yang berkualitas sehingga pasien dapat percaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap kepuasan dan kepercayaan pasien pada dokter gigi muda di RSGM Universitas Andalas. Penelitian kuantitatif menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan 228 sampel yang ditentukan dengan teknik accidental sampling. Dari hasil data analisis secara univariat dan path analysis ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan kualitas layanan terhadap kepercayaan pasien (p value= <0,001, B=47,7%), hubungan kualitas layanan yang signifikan terhadap kepuasan pasien (p value= <0,001, B=37,4%), hubungan kepuasan layanan yang signifikan terhadapkepercayaan pasien (p value= <0,001, B=32,2%), dan hubungan kepuasaan pasien signifikan sebagai mediator pengaruh kualitas layanan terhadap kepercayaan pasien (p value= <0,001, B=12%).

Currently, the problem that hospitals often face in general is that they have not been able to provide what patients actually expect. The lack of concern and slow handling of health actors is also an obstacle to why hospital services. Patients demand an attitude towards patient satisfaction with quality and trust in service providers. RSGM UNAND is a dental and oral health hospital under the auspices of the Faculty of Dentistry UNAND which has dental preclinical students. Every action of dental preclinical students is still under the supervision of his supervising doctor. Dental preclinical students undergoing education must continue to provide treatment according to the patient's complaints and diagnosis but also must complete the case treatment that has been determined in completing education. In pre-clinical studies, of course, this is a challenge for dental preclinical students and the RSGM UNAND to provide quality services so that patients can trust.This study aimed to determine the effect of the quality of oral health services on patient satisfaction and trust in dental preclinical students at RSGM Universitas Andalas. Quantitative research using descriptive research with a cross sectional approach using 228 samples determined by accidental sampling technique. From the results of univariate data analysis and path analysis, it was found that there is a significant relationship between service quality and patient trust (p value = <0.001, B = 47.7%), a significant relationship between service quality and patient satisfaction (p value = <0.001, B = 37.4%), a significant relationship between service satisfaction and patient trust (p value = <0.001, B = 32.2%), and a significant relationship between patient satisfaction as a mediator of the effect of service quality on patient trust (p value = <0.001, B = 12%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emytri
"Penilaian budaya keselamatan pasien adalah satu elemen dasar dalam meningkatkan upaya keselamatan pasien. Sangat penting untuk menilai bagaimana sikap, persepsi, kompetensi individu  dan perilaku orang / kelompok sehingga menentukan komitmen dalam meminimalkan insiden. Penelitian itu bertujuan  untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya keselamatan pasien. Jenis penelitian ini menggunakan metode crossectional pada populasi seluruh pegawai Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) berjumlah 649 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan besar sampel 250 orang responden. Analisis data yang dilakukan adalah analisa regresi logistik .  Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya keselamatan pasien di RSPON memiliki respon positif 46,8%. dalam kategori budaya kurang kuat.  Faktor dominan yang  berhubugan dengan budaya keselamatanan pasien adalah faktor pekerjaan yaitu serah terima dan pergantian shift (p=0,03) dengan dikontrol  kerjasama antara unit kerja (p = 0,035), serta faktor organisasi yaitu : manajemen SDM/staffing (p = 0,04). Disarankan agar  RSPON memperbaiki budaya keselamatan pasien  (a) mengembangkan instrumen serah terima pasien atau pekerjaan untuk keselamatan pasien, (b) mengembangkan dan mengevaluasi prosedur informasi pada serah terima terutama  perintah lisan dan telepon, (c) mengoptimalkan pergantian kerja/shift

Patient safety culture assessment are the basic component in the patient safety improvement program. It is important to assess how attitudes, perceptions, competencies and behaviors of individuals / groups that determine the commitment to minimize the incident. The study aims to determine patient safety culture and the factors that influence it. This research used cross sectional method on the entire population RSPON numbered 649 employees to response. Sampling with simple random sampling technique and the number of sample in this research is 250 respondents. Data analysis by logistic regression. The results showed that patient safety culture in the category of culture to response less well with the positive response of 46.8%. The dominant factor affecting patient safety culture are job factor that handoff or transition and shift (p = 0.03) and control by cooperation between working units (p = 0.035), as well as organizational factors, namely:  staffing (p = 004). It is recommended to response improve patient safety culture (a) develop instruments handover of patients or work for the safety of the patient, (b) development and evaluation procedure the information on the handover mainly verbal orders and telephones, (c) optimizing the turn of the job / shift through changes in work shifts a maximum of 3 days and establish effective communication as well as their supervision in patient safety, "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awaliyah Ulfah Ayudytha Ezdha
"Penerapan keselamatan pasien di Rumah Sakit Setia Mitra belum berjalan dengan optimal maka perlu pengukuran budaya keselamatan pasien tertutama di kalangan perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi perawat tentang budaya keselamatan pasien dan bagaimana penerapan sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit Setia Mitra. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi adalah seluruh perawat yang ada di Rumah Sakit Setia Mitra yaitu 77 perawat dengan sampel 68 perawat.
Hasil penelitian menunjukkan persepsi perawat tentang budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Setia Mitra yaitu 72.1% baik. Dimensi paling banyak dipersepsikan baik yaitu dimensi operan sebesar 75% dan paling sedikit dipersepsikan baik adalah dimensi dukungan manajemen sebesar 1.5%. Secara statistik usia (p value = 0.048), masa kerja (p value = 0.016) dan jabatan perawat (p value = 0.049) memiliki hubungan dengan persepsi perawat terhadap budaya keselamatan pasien (p<0.05).
Pada penerapan sasaran keselamatan pasien yaitu 55.15% memahami dengan baik bagaimana penerapan sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit Setia Mitra. Disarankan agar tim keselamatan pasien yang ada lebih dioptimalkan tugas dan fungsinya sehingga budaya keselamatan pasien di rumah sakit dapat terus ditingkatkan.

It is necessary to measure patient safety culture especially among nurses. This study aims to describe the nurses perception about patient safety culture and how the implementation of patient safety goals at Setia Mitra Hospital. This descriptive research conducted with quantitative and qualitative approaches. Population in this study is all nurses in Setia Mitra hospital that consist of 77 nurses with sample 68 nurses.
The result of study shows the nurse's perception about patient safety in Setia Mitra hospitals is 72.1% good. Dimension with the most good nurse perception is hospital handoffs and transitions dimension by 75% and at least perceived good is management support dimension of 1.5%. Statistically, age (p value = 0.048), work period (p value = 0.016) and the level of nurses (p value = 0.049) have a relationship with the nurses perception on patient safety culture (p <0.05).
In the implementation of patient safety goals in Setia Mitra Hospital, namely 55.15% with a good understanding. It is recommended that patient safety team in the Setia Mitra Hospital further optimized its duties and functions so that the patient safety culture in hospitals can be improved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T44780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nur Cahyo
"Latar Belakang: Gigi impaksi adalah gigi yang gagal erupsi atau berkembang di lokasi fungsional yang tepat. Molar ketiga yang impaksi diklasifikasikan menurut: Klasifikasi Winter dan Pell & Gregory. Klasifikasi musim dingin menjelaskan hubungan angulasi, sedangkan klasifikasi Pell & Gregory menjelaskan hubungan ramus dan kedalaman impaksi. Molar ketiga rahang bawah impaksi yang tumbuh tidak normal sehingga mengakibatkan kondisi patologis, salah satunya yang lainnya adalah karies distal pada gigi tetangga, molar kedua. Tujuan: Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi karies distal pada gigi molar dua rahang bawah akibat gigi geraham ketiga yang impaksi di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia periode 2015-2018. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif. Subjek Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medis Pasien RS Khusus Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia periode 2015-2018. Kesimpulan: Distribusi dan frekuensi pasien pasien bedah mulut dan odontektomi di Fakultas Kedokteran Gigi dan Mulut Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada kunjungan pasien bedah mulut tertinggi yaitu pada tahun 2018 sebanyak 3290 pasien (31%), dan kunjungan pasien odontektomi tertinggi terjadi pada tahun 2018
sebanyak 859 pasien (36%), kasus yang ditemukan dalam penelitian ini, lebih menemukan pasien tanpa karies distal molar kedua mandibula
Universitas Indonesia iv sebanyak 181 kasus (66%) dibandingkan dengan yang karies, elemen gigi yang Paling sering ditemukan pada karies distal molar ketiga mandibula, yaitu pada gigi 37 sebanyak 60 kasus (57%), prevalensi tertinggi pada kedalaman karies distal molar kedua bawah terletak di dentin pada 63 kasus (59%), dan karies distal geraham bawah adalah umum

Background: Impacted teeth are teeth that fail to erupt or develop in the proper functional location. Impacted third molars are classified according to: Winter and Pell & Gregory classification. The winter classification describes the angulation relationship, while the Pell & Gregory classification describes the ramus relationship and impaction depth. The impacted mandibular third molar that grew abnormally resulted in pathological conditions, one of which was distal caries on the neighboring tooth, the second molar. Objective: To determine the distribution and frequency of distal caries in mandibular second molars due to impacted third molars at the Dental and Oral Special Hospital, Faculty of Dentistry, University of Indonesia for the period 2015-2018. Methods: This study is a retrospective descriptive study. The subject of this study used secondary data obtained from the medical records of patients at the Special Dental and Oral Hospital, Faculty of Dentistry, University of Indonesia for the period 2015-2018. Conclusion: The distribution and frequency of oral surgery and odontectomy patients at the Faculty of Dentistry and Oral Dentistry at the University of Indonesia has increased every year, the highest oral surgery patient visits were in 2018 as many as 3290 patients (31%), and the highest odontectomy patient visits happened in 2018
as many as 859 patients (36%), the cases found in this study, found more patients without caries distal to the mandibular second molar
University of Indonesia iv as many as 181 cases (66%) compared to those with caries, the most common dental element found in caries distal to the mandibular third molar, namely in tooth 37 as many as 60 cases (57%), the highest prevalence in the distal caries depth of the lower second molar is located in dentin in 63 cases (59%), and distal mandibular caries was common
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Khairi Lufti
"Nyeri punggung bawah merupakan gangguan otot tulang dan rangka yang paling sering dialami dokter gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko keluhan nyeri punggung bawah pada mahasiswa profesi kedokteran gigi saat melakukan pembersihan karang gigi. Penelitian bersifat cross-sectional, berlokasi di Klinik Integrasi 1 RSKGM X pada bulan Januari 2016 dengan objek penelitian adalah kursi operator, kursi pasien dan postur. Data dikumpulkan melalui kuesioner, pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain kuri operator dan kursi pasien berdampak pada timbulnya postur janggal. Edukasi posisi ideal, prosedur pemeliharaan sarana kerja, aktivitas fisik diharapkan dapat mengurangi keluhan nyeri punggung bawah.

Lower back pain is the most common muskulosceletal problem in dentistry. This study aims to describe the risk factors of low back pain of dentistry students who perform scaling. The study design was cross-secctional descriptive analytic, located at Klinik Integrasi 1 RSKGM X with dental stool, dental chair and work posture as the object. Data collected from questionnaires, physical examination and observation. The results showed that design of dental stool and dental chair affected awkward posture of the operator. Training of ideal position, inspection and maintenance procedures of facilities, training of physical activity are expected to reduce low back pain."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>