Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156941 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supriyanto
"Tesis ini membahas hasil penelitian tentang Analisis Sistem Pengamanan Pulau Bidadari Terhadap Keamanan Wisatawan di Kepulauan Seribu. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif-kualitatif yang bersumber dari data primer dan sekunder dengan metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sebagai tujuan wisata bahari, saat ini di Pulau Bidadari terdapat 49 cottage, yang terdiri dari 3 tipe yaitu deluxe berjumlah 23 cottage, family 20 cottage, dan suite 6 cottage. Sebagaimana tempat wisata pada umumnya, di Pulau Bidadari terjadi beberapa gangguan keamanan, diantaranya pengunjung kehilangan tas, handphone dan unit Laptop serta adanya pengunjung yang kedapatan mengkonsumsi narkoba. Hasil penelitian menunjukan bahwa, pihak manajemen pengelola PT. Seabrezz Indonesia melakukan manajemen pengamanan dengan menggunakan tenaga sekuriti dari perusahaan jasa outsourcing PT. Kamara. Jumlah tenaga sekuriti hanya berjumlah tiga orang. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa pemeriksaan secara rutin terhadap aset-aset yang ada di pulau Bidadari, melakukan kegiatan patroli di seluruh wilayah Pulau Bidadari untuk melakukan pemantauan terhadap setiap orang yang akan masuk ke Pulau Bidadari dengan bantuan dari pihak Polres Kepulauan Seribu. Sementara apabila ada kejadian serius seperti adanya tindakan pencurian atau kejahatan lainya, anggota sekuriti akan melaporkan terlebih dahulu kepada Opersional Manajer untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan pihak Polres Kepulauan Seribu. Dalam prakteknya kegiatan pengamanan yang dilakukan di Pulau Bidadari ditemukan beberapa kendala, diantaranya: jumlah kamera CCTV yang terpasang sangat minim, jumlah tenaga sekuriti sangat terbatas, tidak adanya pelatihan atau kursus dalam bidang sekuriti, dan peralatan dalam bidang sekuriti masih minim. Oleh karena itu maka disarankan agar pihak manajemen dapat memperbanyak pemasangan kamera CCTV di setiap sudut, penambahan jumlah tenaga sekuriti yang ada dan pihak manajemen pengelola Pulau Bidadari perlu melakukan penambahan berbagai peralatan sekuriti kepada tenaga sekuriti.

This thesis discusses the results of research on analysis of the security system at Pulau Bidadari for tourists security in Kepulauan Seribu. This research was conducted with qualitative descriptif approach, sourced from the primary and secondary data by the method of data collection is carried out by means of observation, interview and documentation. As a nautical tourist destination at Pulau Bidadari there are 49 cottage, consisting of 3 type that is deluxe were 23 cottage, family 20 cottage, and a suite of 6 cottage. As tourist sites in general, there have been some security threats at Pulau Bidadari, some of them are visitors lost bag, cellular phones and units of laptop and the existence of visitors who are caught consumption of drugs. The outcome of the research shows that, the activity management at Pulau Bidadari was conducted by outsourcing company PT. Kamara, with three people. Security activities are carried out on routine bases patrol is conducting in the whole area of the Pulau Seribu to carry out monitoring toward any person who is coming to the Pulau Seribu with the help of the Thousand Island Resort Police. While if there was an incident serious such as the existence of the act of theft or other crime, a member of security will report in advance to opersional next manager to be coordinated with the Thousand Island Resort Police. In practice activities the security which conducted by on the Pulau Seribu found a number of problems, including the sum of CCTV Cameras are attached very minimal, the number of security officers very limited, the absence of training or course in the field of security, and equipment in the field of security are still minimal. Hence so it is suggested that the management can increase installation of CCTV Cameras in every corner, increase in the number of security officers who is and the management management Pulau Seribu need to do the addition of an assortment of devices security to security officers.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetta Riyani Valentia
"Komunikasi semakin berkembang seiring perkembangan zaman. Kemajuan teknologi dan digitalisasi membawa cara berkomunikasi lebih beragam dan mudah, begitu pula halnya dengan komunikasi pemasaran. Integrated marketing communication telah memainkan peran penting dalam pemasaran, tidak terkecuali dalam sektor pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas dan melihat bagaimana integrated marketing communication digunakan dalam memasarkan dan mempromosikan destinasi wisata, yang dalam hal ini Digital Nomad Island, sebuah destinasi wisata yang berkembang pasca kondisi pandemi. Selain itu, penelitian ini juga menjabarkan akan strategi pemasaran yang diambil mulai dari segmentasi pasar, target pasar, dan juga positioning destinasi DNI di pasar. Teori yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan penelitian ini adalah teori dari Morrison (2019) yang menjabarkan pondasi kuat akan sebuah Strategi Pemasaran dan juga Integrated Marketing Communication dalam destinasi pariwisata. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan paradigma penelitian post-positivisme. Mengumpulkan seluruh data dan informasi dengan teknik wawancara, studi pustaka, dan juga dokumentasi. Dilengkapi dengan pedoman wawancara sebagai alat nya yang ditujukan untuk mendapatkan data dari informan yang dianggap berperan aktif dalam memasarkan DNI Pulau Bidadari. Hasil pada penelitian ini menggambarkan adanya strategi pemasaran yang cukup matang untuk jangka pendek dalam memasarkan DNI Pulau Bidadari, disertai juga dengan salah satu alat promosi (digital marketing) dari integrated marketing communication yang diharapkan menjadi ujung tombak dalam mempromosikan DNI.

Communication is growing with the times. Advances in technology and digitization have brought more diverse and easier ways of communicating, the same goes for marketing communications. Integrated marketing communication has played an important role in marketing, including in the tourism sector. The purpose of this research is to discuss and see

 
 how integrated marketing communication is used in marketing and promoting tourist destinations, which in this case is Digital Nomad Island, a tourist destination that is developing after pandemic conditions. In addition, this research also describes the marketing strategy taken starting from market segmentation, target market, and also the positioning of DNI destinations in the market. The theory used as the basis for conducting this research is the theory from Morrison (2019) which outlines a strong foundation for a Marketing Strategy and also Integrated Marketing Communication in tourism destinations. This research is qualitative descriptive research with a post-positivist research paradigm. Collect all data and information using interview techniques, literature study, and also documentation. Equipped with an interview guide as a tool aimed at obtaining data from informants who are considered to have an active role in marketing DNI Pulau Bidadari. The results of this study illustrate that there is a fairly mature marketing strategy for the short term in marketing DNI Pulau Bidadari, accompanied by one of the promotional tools (digital marketing) from integrated marketing communication which is expected to be the spearhead in promoting DNI.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Fauzi Firdaus
"Diare wisatawan (Traveler's Diarrhea) adalah buang air besar lebih dari tiga kali dalam 24 jam dengan konsistensi encer, umum terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Sekitar 60% kasus TD disebabkan oleh Escherichia coli, Shigella, Campylobacter, Salmonella, dan Aeromonas. Indonesia mencatat angka kejadian TD tertinggi di Asia Tenggara, mencapai 19%. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab TD pada wisatawan nusantara di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, dengan fokus pada sumber konsumsi air minum dan karakteristik individu (usia, perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS), lama menginap, dan tempat menginap). Desain studi penelitian adalah cross-sectional dengan 173 responden, dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan kejadian TD di Pulau Tidung (11%), lebih rendah dibandingkan angka kejadian TD di Indonesia (19%) maupun Asia (20-60%). Faktor yang menunjukkan hubungan signifikan dengan kejadian TD di Pulau Tidung adalah sumber konsumsi air minum (p=0,000, OR=23,750), perilaku CTPS (p=0,012, OR=3,786), dan tempat menginap (p=0,053, OR=3,380). Analisis multivariat mengidentifikasi sumber konsumsi air minum (p=0,000, OR=24,986) dan tempat menginap (p=0,042, OR=3,797) sebagai faktor risiko dominan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kejadian diare wisatawan (TD) di Pulau Tidung lebih rendah dibandingkan Indonesia dan Asia. Faktor risiko dominan TD adalah sumber air minum dan tempat menginap. Oleh karena itu, Penting untuk meningkatkan pengawasan sanitasi air minum dan kebersihan tempat menginap. Otoritas kesehatan, seperti puskesmas, disarankan memperkuat pemantauan sanitasi di tempat-tempat umum yang sering dikunjungi wisatawan.

Traveler's Diarrhea (TD) is characterized by passing loose stools more than three times within 24 hours and is common in developing countries like Indonesia. Approximately 60% of TD cases are caused by pathogens such as Escherichia coli, Shigella, Campylobacter, Salmonella, and Aeromonas. Indonesia has the highest TD incidence in Southeast Asia, reaching 19%. This study aims to analyze the factors causing TD among domestic tourists in Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, focusing on water consumption sources and individual characteristics (age, handwashing behavior with soap (CTPS), length of stay, and accommodation). The study used a cross-sectional design with 173 respondents, analyzed using chi-square tests and binary logistic regression. Results showed that the TD incidence in Pulau Tidung was 11%, lower than in Indonesia (19%) and Asia (20-60%). Significant factors associated with TD in Pulau Tidung were water consumption source (p=0,000, OR=23,750), CTPS behavior (p=0,012, OR=3,786), and accommodation (p=0,053, OR=3,380). Multivariate analysis identified water consumption source (p=0,000, OR=24,986) and accommodation (p=0,042, OR=3,797) as dominant risk factors. The study concludes that TD incidence in Pulau Tidung is lower compared to Indonesia and Asia. Dominant risk factors for TD are water consumption sources and accommodation. Therefore, it is crucial to improve sanitation monitoring of drinking water and accommodation hygiene. Health authorities, such as local health centers, should enhance sanitation monitoring programs in public areas frequently visited by tourists."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamam Abdu Khairurraziq
"Kebutuhan akan energi listrik merupakan suatu kebutuhan yang primer di waktu modern ini, tetapi, belum semua masyarakat DKI Jakarta mendapatkannya dengan mudah dan keberlanjutan yang baik, khususnya masyarakat Pulau Sebira di Kabupaten Kepulauan Seribu. Pulau Sebira yang letaknya jauh dari Pulau Jawa mengakibatkan tidak sesuainya pergelaran kabel untuk mengaliri listrik pulau tersebut, sehingga, dibutuhkannya suatu sistem tenaga listrik pada pulau tersebut yang dapat mengaliri pulau. Dalam penelitian ini akan dilakukannya rancangan sistem microgrid atau sistem tenaga listrik kecil yang dapat berdiri sendiri yang terdiri dari beberapa komponen pembangkitan yaitu PLTS, PLTD dan penyimpanan energi listrik. Penentuan rancangan tersebut di analisis pula secara teknis dan ekonomis sistem, sehingga dapat ditentukannya kelayakan proyek tersebut. Pada rancangan primer yang diajukan, sistem mengehemat bahan bakar sebesar mencapai 231,381.5 liter dan arus kas uang sebesar Rp 3,408,598,635,-.

The need of electricity is a primary attribute in these modern era. However, not all Jakarta residents get their hands on the electricity in an easy and sustainable way, especially the residents of Sebira Island in Kepulauan Seribu. Sebira Island is far from Java, which is not practical neither to use submarine power cable to power the island nor diesel generator for the only primary attribute of generating electricity, especially its uneconomical traits. In this research we will concentrate on how to design the best Microgrid scenario that is operated in off-grid mode. The microgrid proposed contains PV system and diesel power generator. The proposed design is also analyzed using technical and economical way to know the feasibility of the design in project manner. By using the proposed scenario, the cash flow which can be saved is up to 3.4 billion Rupiah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Viandika Suryana
"Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Salah satu wisata yang terkenal di Indonesia adalah Kepulauan Seribu. Kabupaten Kepulauan Seribu memiliki letak yang strategis karena berada di Provinsi DKI Jakarta. Kepulauan Seribu juga sudah masuk sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan mendapat dukungan dari Pemprov DKI dan Kementrian PUPR dalam pengembangannya. Banyaknya variasi objek dan atraksi wisata di daerah ini memicu pergerakan wisatawan yang beragam. Penelitian ini meneliti mengenai pola pergerakan wisatawan dan hubungan faktor profil perjalanan, faktor motivasi pribadi, faktor konfigurasi fisik tujuan, faktor aksesibilitas, faktor pengalaman berkunjung dan faktor lama kunjungan dengan tipe pergerakan wisatawan. Metode yang digunakan adalah analisis spasial dan analisis statistik korelasi chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat pola pergerakan wisatawan di Kabupaten Kepulauan Seribu. Pola pergerakan Destination Region Loop banyak di temukan di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yang memiliki jumlah atraksi lebih banyak dibanding selatan, sedangkan pola pergerakan Base Site, Stop Over, Single Point dan Chaining Loop banyak ditemukan di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Pola yang paling banyak ditemukan adalah Destination Region Loop dan yang paling sedikit adalah Chaining Loop. Hampir seluruh faktor memiliki hubungan yang signifikan dengan tipe pergerakan, hanya terdapat satu faktor yang tidak memiliki hubungan yaitu faktor pengalaman berkunjung karena wisatawan yang sudah pernah maupun belum pernah mengunjungi Kabupaten Kepulauan Seribu tidak memiliki pengaruh dengan tipe pergerakan yang terbentuk. Wawasan mengenai pergerakan wisatawan dianggap bermanfaat dalam pariwisata seperti merancang sebuah paket perjalanan wisata yang maksimal dan menjadi awal perencaan dalam pengembangan pariwisata agar dapat memaksimalkan kegiatan wisata serta memenuhi permintaan pengunjung.

Tourism is widely considered as an activity with multiple dimensions of a process of development. One of the most popular tourist destination in Indonesia is Kepulauan Seribu. Kepulauan Seribu is strategically located at the north of DKI Jakarta Province. Its also listed as National Tourism Strategic Area (Kawasan Strategis Pariwista Nasional KPSN) and has gained support both from the DKI Jakarta local government and the Ministry of Public Works and Housing (PUPR) in its development. Various objects and tourist attractions in it provoke various tourists activities. This research covers the patterns of tourists movements along with the relation between the factors of travel profile, personal motivation, physical purpose configuration, accessibility, visiting experience, and the period of visit based on the types of the movements of the tourists. The methods that are used are spacial analysis and chi-square correlated statistic analysis. The results of this research reveal that there are four patterns of tourists movements in the district of Kepulauan Seribu. The pattern Destination Region Loop is often found in the northern sub-districts of Kepulauan Seribu which have more tourist attractions than the ones in the southern sub-districts, in which the patterns Base Site, Stop Over, Single Point, and Chaining Loop are often found. The pattern that is most commonly found is Destination Region Loop and the least is Chaining Loop. Almost all of the factors have a significant relation with the types of the movements, only one of them does not, which is visiting experience because the tourists who have or have not visited the district of Kepulauan Seribu do not have any influence with any types of the movements that are built. Knowledge of tourism movement is considered essential in tourism such as for designing a trip package for maximum enjoyment and to be the pioneer of tourism development to maximize tour agendas and fulfill tourists expectations.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariani Utami Lestari
"Keberadaan mangrove akhir-akhir ini dirasa begitu panting terutama
bagi puiau kecil seperti Pulau Pramuka. Mangrove berperan sebagi
pencegah abrasi dari gelombang serta yang banyak dibicarakan saat ini
adalah sebagi peiindung dari tsunami. Mangrove dalam habitatnya
membentuk zonasi tertentu, mulai dari pantai hingga kearah daratan. Urutan
tumbuhnya dalah Api-api, Bidada, Bakau, Tancang, Cengal, Kondika,
Dungun dan Nipah. Habitat mangrove alami di Pulau Pramuka sudah
menunjukkan adanya gangguan sejak tahun 1997 hingga tahun 2007.
Kerusakannya dilihat dari perubahan luas areanya, perubahan jumlah jenis
dan kondisi eksisting ketebalan lumpurnya. Kondisi habitat mangrove di
Puiau Pramuka selama kurun waktu 10 tahun (1997-2007) telah mengaiami
degradasi atau kerusakan. Kerusakan habitat tersebut dilihat dari ketebalan
lumpur berpasir dengan perubahan luas area dan jumlah jenis sebagai
indikatornya.Habitat mangrove yang tingkat kerusakannya tinggi terletak di
utara, sebagian barat daya dan tenggara pulau (Grid E4 dan E5) sedangkan
kategori sedang terletak di utara, barat daya, timur, tenggara, selatan dan
barat pulau (Grid E3, D3, E6, D5, D6, D7, C5, C6, C7, B7, A7, A6, A5),
sedangkan kerusakan tingkat rendah terdapat di timur laut, timur, barat, timur,
selatan dan sedikit'barat daya (Grid E2, F1, F2,F3,F4,F5, D4,C4,C3)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Betawati Prihantini
"Telah dilakukan eksplorasi mikroalga laut di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu pada bulan September 2004. Penelitian merupakan studi pendahuluan dalam suatu rangkaian penelitian eksplorasi mikroalga?termasuk isolasi dan koleksi?dalam rangka pemanfaatan sumber daya miroalga yang berkesinambungan. Penelitian dilakukan di perairan Pulau Pramuka dengan titik pengambilan sesuai arah mata angin (utara, timur, selatan, barat) Pulau Pramuka. Pada pengamatan awal diketahui 20 genus ditemukan di perairan Pulau Pramuka yaitu dari divisi Cyanophyta/ Cyanobacteria (1 genus), Chromophyta kelas Bacillariophyceae (16 genus), dan Dinophyta (3 genus). Mikroalga lain yang merupakan anggota 3 divisi tersebut di atas dan anggota Chlorophyta serta Haptophyta juga ditemukan, tetapi belum dapat diidentifikasi karena berukuran sangat kecil. Penelitian lanjutan mengenai keanekaragaman mikroalga masih sangat dibutuhkan untuk mengetshui studi flora mikroalga di Kepulauan Seribu dengan lebih teliti dan rinci.

Preliminary Study on Marine Microalgae from Pramuka Island Waters, Thousand Islands: The
exploration on marine microalgae from Pramuka Island waters has been done on September 2004. The research is one of the parts of microalgae exploration researches?including isolation and collection?that aim to invent and apply the advantages of microafgae as natural resources, continuously. The sampling site based on the compass direction i.e. north, east, south, and west of Pramuka Island. In the first examination have been found 20 genera from 3 divisions could be found in Pramuka Island waters. Those are 1 genus of Cyanophyta/ Cyanobacteria, 16 genus of Bacillariophyceae of Chromophyta, and 3 genus of Dinophyta. Other microalgae from those three divisions and Chlorophyta and Haptophyta also can be found but still very difficult to be identify, because the microalgae is very tiny. Continued research on microalgae diversity still need to be done in order to better understanding the floristic study of microalgae from Thousand Islands.
"
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, 2004
SAIN-9-3-2004-12
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cindewiyani
"Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat (DPL-BM) adalah salah satu upaya melindungi ekosistem terumbu karang dengan melibatkan masyarakat setempat. Tujuannya bukan hanya menjaga kualitas lingkungan, tetapi secara sosial ekonomi ikut meningkatkan pendapatan masyarakat. Faktanya, kualitas terumbu karang semakin menurun sehingga dapat mengganggu fungsi ekologisnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi ekosistem terumbu karang, nilai ekonomi total manfaat terumbu karang, dan menganalisis keberlanjutan pengelolaan DPL-BM. Kondisi terumbu karang diukur menggunakan Line Intercept Transect dan Underwater Visual Cencus, sedangkan analisis dan konsep keberlanjutan menggunakan Rapfish-MDS, Leverage, dan Monte Carlo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DPL memiliki persentase tutupan karang dan kelimpahan ikan karang yang sangat baik dibandingkan dengan stasiun lain. Nilai ekonomi total manfaat terumbu karang adalah Rp 284.641.013.691/tahun, dengan kontribusi terbesar dari nilai manfaat langsung yaitu 54,07%, hal tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat Pulau Tidung sangat tergantung pada potensi perikanan tangkap dan pariwisata. Nilai indeks keberlanjutan keempat aspek masuk dalam kategori sedang, aspek ekologi (64,86), aspek sosial kelembagaan (68,48), aspek ekonomi (63,30), dan aspek hukum kebijakan (73,92). Kategori sedang memiliki pengertian bahwa DPL ini akan berkelanjutan, namun belum optimal, sehingga rekomendasinya adalah melakukan upaya-upaya dalam rangka memperbaiki atribut yang memiliki pengaruh sangat besar namun belum memberikan dampak positif atau belum dikelola dengan baik.
The Community Based Marine Sanctuary Management (CBMSM) is one attempt to protect coral reef ecosystems by involving local communities. The quality of coral reefs is declining so that it can disrupt its ecological function. The purpose of this study is to measure the condition of coral reef ecosystems, the total economic value, and analyze the sustainability of Marine Sanctuary Management. Coral reef condition was measured using Line Intercept Transect and Underwater Visual Census, and the analysis of sustainability uses Rapfish-MDS, Leverage, and Monte Carlo. The results showed that the Marine Sanctuary Management had a very good percentage of coral cover and abundance of reef fish compared to other stations. The total economic value of the benefits of coral reefs is IDR 284.641.013.691/year, with the largest contribution from the direct benefit value of 54,07%. The value of the sustainability index of Marine Sanctuary Management in medium category, ecological aspects (64,86), socio-institutional aspects (68,48), economic aspects (63,30), and law-policy aspects (73,92). The category means that Marine Sanctuary Management will be sustainable, but not yet optimal, so the recommendation is to improve attributes that have a very large influence but have not had a positive impact or have not been managed well."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T54964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhad Yozarius
"Pengelolaan ekosistem terumbu karang membutuhkan pemahaman yang akurat dari pemangku kepentingan sehingga dapat tercapainya tujuan perlindungan ekosistem dan pemanfaatannya secara lestari. Fokus penelitian dalam tesis ini adalah analisis perbedaan dan persamaan perhatian dari berbagai pemangku kepentingan pengelolaan ekosistem terumbu karang di Kelurahan Pulau Panggang. Analisis pemangku kepentingan sekurang-kurangnya dapat memberikan jawaban siapa yang harus dilibatkan dalam pengelolaan dan kenapa mereka harus dilibatkan. Pengelolaan terumbu karang di Kelurahan Pulau Panggang melibatkan 26 pemangku kepentingan. Sebanyak 24 diantaranya adalah pemangku kepentingan kunci. Permasalahan keuntungan finansial menjadi perhatian sebagian besar pemangku kepentingan. Konsep keberlanjutan lebih dapat diterima oleh pemangku kepentingan pengelolaan terumbu karang dibandingkan dengan konsep konservasi."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32869
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
N. Jenny M.T. Hardjatno
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>