Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139130 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Situasi kompetisi dewasa ini tidak memberikan sedikitpun ruang bagi perusahaan untuk berbuat salah. Perusahaan harus benar-benar memuaskan pelanggannya dan selalu berupaya mencari cara baru untuk memenuhi permintaan pelanggan melebihi harapan harapan pelanggan. Six sigma memberikan solusinya."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (01) Januari 2003: 47-49, 2003
MUIN-XXXII-01-Jan2003-47
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bahrun Afriansyah
"Tulisan ini merupakan suatu pentaburan penerapan metodologi Six Sigma dalam upaya perbaikan proses dengan studi kasus proses pemotongan material dengan mesin Eye Tracer di lini persiapan bahan PT. United Tractors Pandu. Pada psrbaikan proses ini dilakukan penggunaan tahapan Six Sigma yang dikenal sebagai DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control), dimana dalam tiap tahapannya digunakan berhagai kombinasi metode ataupun alat (tools) baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif secara feksibel dan koutekstual. Dengan penggunaan metodologi Six Sigma, dihatapkan akan terjadi perbaikan proses k arah proses tampa cacat (zero defect) atau secara realistis mencapai 3,4 cacat per juta kemuugkinan (DPMO) pada saat suatu proses telah mencapai tingkatan enam sigma (Six Sigma).
Usaha peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang ditawarkan kepada konsumen dalam era yang semakin kompelitif merupakan sesuatu yang mutlak perlu untuk dilakukan oleh setiap perusahaan. Demikian pula halnya dengan kuntitas produk yang dihasilkan oleh PT. United Tractors Pandu Produk setengah jadi yang dihasilkan oleh proses pemotongan dengan mesin Eye Tracer pada Lini Persiapan Bahan di perusahaan ini baru mencapai 3 sigma, yang menandakan masih terdapat sekitar 66.800 kejadian cacat dalam satu juta kemungkinan yang ada (DPMO). Banyaknya jumlah kejadian cacat yang ditemukan pads proses pemotongan tersebut, umumnya disebabkan oleh permasalahan metode dan permasalahan permesinan.
Melalui penerapan melodologi Six Sigma, sepedi dalam penelitian ini, diharapkan akan mampu meningkatkan nilai sigma proses pemotongan menjadi 3,5 sigma, yaitu 22-800 kejadian cacat dalam satu juta kCHl H. Peningkatan tersebut dapal diwujudkan melalui pengaplikasian usulan-usulan perbaikan yang berupa pembuatan prosedur standar opcrasi (SOP), perbaikan meja polong, maupun berbagai perbaikan lain yang digabarkan dalam tulisan ini.

This writing will explain in details about the implementation of Six Sigma methodology in order to make an improvement of cutting process by using Eye Tracer cutting machine in material preparation section, PT. United Tractors Pandu. This irnprovement method are using Six Sigma improvement stem which known as DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control). In every those step, there would be a different methods and tools flexibly and eontextually used, which differ into quantitative or qualitative characteristics. By using Six Sigma methodology, we will go to achieve zero defect process or realistically 3,4 defect per million opportunity (DPMO) when the process has gain six sigma level.
All effort to increase a quality of products or services offered to customers was something really need to be done by many companies in this fast growing competitive market, including PT. United Tractors Pandu. As this far, semi finish product produced by Eye Tracer cutting machine which located in material preparation section., still only have 3 sigma in their process capability. This 3 sigma shows that there is a possibility of 66.800 defect was found in a million opportunity (DPMO) of their semi Enish product. The large number of defect found in that cutting process was identiiied mostly caused by cutting method and machinery problem.
By using Six Sigma method in this research, hopefully the company could eliminate those problems, and could increase the sigma capability into 3,5 sigma, which means there would be 22.800 defect occur in a million opportunity- This target of improvement could be realize by implementing the solutions given, like establishing a standard operating procedure (SOP) for cutting process, cutting table changing, and many other solutions proposed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prayogo Hartono Surya
"ABSTRAK
Penerapan manajemen kualitas yang baik dan benar akan meminimalisir cacat pada hasil pekerjaan. Cacat ini akan menimbulkan pekerjaan perbaikan atau pekerjaan ulang, sehingga akan mempengaruhi besar waktu dan biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting manajemen mutu pada perusahaan-perusahaan beton pracetak di Indonesia dan mengetahui proses-proses dalam metode Six Sigma yang dapat diimplementasikan pada perusahaan-perusahaan beton pracetak di Indonesia dan pengaruhnya terhadap kinerja waktu produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses yang paling berpengaruh terhadap kinerja waktu adalah manajer produksi telah mengenali kompetensi tim produksi yang dibutuhkan sehingga proses perekrutan menjadi efektif.

ABSTRACT
A well and right application of quality management will minimize defects in the work. Defects will cause the repair work or re-employment, so as to affect the time and cost. This study aims to determine the existing condition of quality management in precast concrete companies in Indonesia and knowing the processes in the Six Sigma method that can be implemented in precast concrete companies in Indonesia and its impact on the performance of production time. The results showed that the process that affect time performance the most is the production manager has recognized the competence of the production team are needed so that the recruitment process to be effective."
2016
S64466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gde Arya Harsana
"Karya akhir ini mempunyal tiga tujuan utama yaitu mengoptimumkan jumlah persediaan (inventory) bahan baku (raw material) dan local manufactured finished goods di Divisi Otomotif PT 3M Indonesia, meningkatkan net working capital inventory turn dengan melakukan perbaikan pada proses perencanaan produksi serta melakukan proyek Six Sigma untuk mengetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam mencapai kedua tujuan diatas untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dan proses kontrol. Menurut Peter S. Pande dan Neuman P. Robert (2000) kunci sukses dari Six Sigma adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah bisnis yang kritis dan strategis untuk dipecahkan terlebih dahulu kemudian menciplakan hubungan (link) antara usaha yang harus dilakukan melalui proyek Six Sigma dengan hasil yang harus dicapai.
Pemecahan masalah yang diterapkan pada karya akhir ini dengan metode DMAIC, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam setiap tahap adalah:
1. D (Define): Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap permasalahan jumlah persediaan dan perencanaan produksi pada divisi otomotif. Metodologi Six Sigma diharapkan dapat mengurangi jumlah persediaan (inventory) tanpa mengorbankan pertumbuhan bisnis yang tinggi di divisi tersebut. Pembatasan masalah dilakukan hanya pada proses production planning dan inventory control (PPIC) divisi otomotif dengan potensi kesalahan adalah nilai jumlah persediaan pada bahan baku dan local manufactured finished good yang terlalu besar.
2. M (Measure): Pengukuran kemampuan awal menunjukkan walaupun pertumbuhan penjualan pada periode tersebut sangat baik namun karena peningkatan jumlah inventory yang juga cukup besar mengakibatkan perputaran jumlah persediaan (inventory turn over) memiliki kecenderungan menurun. Langkah penting yang juga dilakukan pada tahap pengukuran ini adalah aktivitas MSA (Measurement System Analysis) untuk memastikan kelengkapan dan konsistensi data yang digunakan.
3. A (Analyze): Tahap yang harus dilalui dalam langkah ini adalah analisa terhadap potensi kegagalan yang mungkin terjadi melalui FMEA (Failure Mode Effect Analysis). Seluruh variabel dari FMEA selanjutnya dilakukan uji statistik Multi Vari untuk memastikan semuanya berpengaruh signifikan terhadap jumlah persediaan sehingga harus diperhitungkan dalam proses perbaikan.
4. I (Improvement): Perbaikan yang dilakukan diantaranya adalah mengusulkan dibuat proyek Six Sigma baru yang dipimpin oleh seorang green belt dalarn rangka implementasi sistem manajemen persediaan yang lebih terintegrasi melalui MRP (Material Requirement Planning) dan MPS (Master Production Schedule), menghilangkan penggunaan surat jalan sementara serta menciptakan alat bantu untuk menganalisa pergerakan jumlah persediaan dan penjualan dalam bentuk graIlk sehingga mempermudah pengambilan keputusan.
5. C (Control): llntuk memastikan semua proses perbaikan berjalan dengan baik dibuat rencana kontrol (control plan). Selain itu perlu dibuat sistem audit yang memadai melalui Reaction Plan untuk memastikan kapan audit berkala harus dilaksanakan dan siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan audit.
Ada tiga perrnasalahan utama dalam jumlah persediaan Divisi Otomotif PT 3M Indonesia:
1. Jumlah persediaan (inventory) yang terlalu besar pada bahan baku (raw material),
2. Jumlah persediaan (inventory) yang terlalu besar pada produk jadi yang diproduksi di dalam PT 3M Indonesia dan dijual langsung ke OEM yang sering disebut Local Manufactured Finished Goods,
3. Kurangnya koordinasi antar bagian yang terlibat dalam proses perencanaan produksi sehingga mengakibatkan bagian perencanaan harus menyediakan jumlah persediaan (inventory) dalam jumlah besar untuk mengantisipasi permintaan dari pelanggan.
Dalam hal ini bahan baku (raw material) merupakan komposisi terbesar dari keseluruhan jumlah persediaan sehingga akan dilakukan pendekatan Six Sigma untuk mengurangi jumlah persediaan khususnya pada raw material dan local manufactured finished goods.
Divisi Otomotif mengalami kenaikan inventory turn over dari Juni 2005 sampai Agustus 2005. Pengurangan jumlah persediaan dan penjualan yang sangat baik pada periode tersebut merupakan faktor utama kenaikan inventory turn over. Hal ini juga menggambarkan barangbarang di Divisi Otomotif bergerak Iebih cepat mulai dari bahan baku hingga produk jadi dan langsung dikirim ke pelanggan. Pertumbuhan penjualan pada periode tersebut sangat baik dan di sisi lain jumlah persediaan bisa dikurangi.
Secara keseluruhan kinerja bisnis di Divisi Otomotif melampaui target yang ditetapkan perusahaan. Jumlah persediaan (inventory) untuk barang-barang yang dikategorikan dead stock dan excess stock pada Divisi Otomotif cenderung menurun karena permintaan pasar yang sangat besar. Diharapkan dengan keberhasilan proyek Six Sigma pada Divisi Otomotif akan merupakan jembatan untuk manajemen persediaan yang Iebih terintegrasi.
Hasil dari karya akhir ini berguna bagi perusahaan khususnya PT 3M Indonesia adalah untuk menunjukkan walaupun belum memiliki sistem manajemen persediaan yang terintegrasi namun dengan metodologi Six Sigma berhasil mengurangi jumlah persediaan (inventory) dalam jumlah yang cukup besar. Di masa yang akan datang diharapkan karya akhir ini menjadi jembatan untuk implementasi perencanaan persediaan yang terintegrasi melalui MRP dan MPS sehingga akan sangat membantu operasional sehari-hari dari bagian perencanaan produksi (PPIC) di Divisi Otomotif PT 3M Indonesia.

There are three purposes for this thesis, the first is to get optimum value for inventory in raw materials and local manufactured finish goods especially in Automotive Division PT 3M Indonesia, the second is to increase net working capital inventory turn over with improvement in production planning and inventory control and the third is to conduct Six Sigma project in order to identify and control key factor that affect inventory and net working capital. According to Peter S Pande and Neuman P Robert (2000) key success factor from Six Sigma is ability to identify critical and strategic business problems to be solved first and then create a link between the effort through Six Sigma project and the result to be accomplished.
Problem solving method applied to this thesis is DMAIC methodologies with specific steps are as Follow:
1. D (Define): This step is to identify basic problems in inventory and production planning process in Automotive Division. Six Sigma methodologies is able to decrease the inventory value and support business growth in that particular industry. The scope of problem is only focus on the production planning and inventory control for Automotive Division dealing with excessive raw materials and local manufactured finish good items.
2. M (Measure): Initial capabilities measurement shows that even the sales volume in Automotive Division grew rapidly, unfortunately the inventory turn over has declined because of the inventory has also raised significantly. The most important things to do in this stage is MSA (Measurement System Analysis) to conduct check audit on calculation and data consistency
3. A (Analyze): Analysis is important to identify failure mode and Failure effect on the key process input. This step identifies potential caused and current controls for the key process input as well. FMEA analysis reduced key process input and conduct multi variable statistical test to ensure that the key process input might affect inventory management significantly.
4. I (Improvement): Action taken in improvement step is proposed to assign green belt project to accommodate integrated production planning and inventory system by implementing Bill of Materials. The system would help implementing BOM and help finance to easily calculate the Work in Process material. Create a simple excel based material replenishment planning to help PPIC calculating the materials needed for production. As a result of Six Sigma project observation, temporary delivery order will be eliminated. Warehouse will no longer receive temporary delivery order, so all the orders will need to be recorded into the order system AS 400 first.
5. C (Control): Control step is taken to make sure all process running well and have control plan accordingly. Created audit system to ensure proper audit conduct regularly to answer following question: Who conduct the audit? When the audit plan? All control process and audit should be documented very well.
The thesis result is useful for PT 3M Indonesia and proved that being committed to monitor and follow-up is very important to monitor the inventory status. Even though PT 3M Indonesia does not have an integrated system in production planning and inventory control, Six Sigma project can reduce the inventory a lot. The suggestion is to support growth in Automotive Industry demanding an integrated system is important. It will help a lot in implementing some inventory management plans.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marliza
"Nowadays, Industries in this world wide are very competitive. The increasing quality ofa product is the main thing to satisfy the customer. One way to improve the quality of a product is by decreasing costs that came from the defect of a product. One methods which is used and succsed in big company in order to decreasing defects ofa product is Six Sigma. SixSigma found by Motorola Cpmpany in about l98O. Six Sigma method describe step by step with Define Measure Improve Control (DMAIC) way to make company more focus to what their aim to.
In this observation, SixSigma is used in assembly process because many defecs are founded in this Process. The product that being observed are running Nike shoes which will be export to whole continent in this world. The aim of Six Sigma implemention in this Subcontractors Nike are decreasing the amount of defects with knowing the value of sigma and yields as a result of processing the quantitative data. Systematically and conlinously the calculation result the categorize of the company level as an average industiy. From the result of the calculation, analyzing by Six Sigma method will somuch helping to determine Risk Priority Number (RPN) from Failure Modes Electrict Analysis (FMEA) which resulted no quality and inspection standard PT. Pralama Abadi Industri."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nurlistiyo
"Six Sigma merupakan sualu target, yaitu 3.4 Defect Per Million Oppurtunities, yang memungkinkan karakterisasi kualitas diukur dari perspektif jumlah error atau cacat sebenamya dibanding total kesempatan terjadinya error atau cacat. Metodologi peningkatan kualitas Sir Sigma sebagai sarana untuk mencapai level kualitas Six Sigma dengan berfokus pada problem solving sebuah sistem disebut Six Sigma Improvement Framework yang terdiri dari 5 fase yang disebut DMIAC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control). Six Sigma berfokus pada pelanggan dan berorientasi pada proses yang berpengaruh pada hasil akhir yang diharapkan.
Penelitian ini menganalisa penerapan six sigma pada sebuah perusahaan plastic part manufaktur untuk mengurangi banyaknya cacat silver dan short shoot pada proses injection. Pengolahan data kuantitalif dan kualitatif dilakukan menggunakan beberapa tools Six Sigma pada masing-masing tahap DMIAC. Melalui penerapan Six Sigma, performa proses injection untuk menghasilkan produk yang bebas cacat dapat terukur. Setelah itu dilakukan analisa terhadap sumber variasi dan penentuan solusi potensial untuk memperbaiki performa proses.
Penelitian dibatasi pada produk injection khususnya cacat silver dan short shoot Nilai defect per million opportunity (DPMO) yang dihasilkan sebesar 11910,6 DPMO dan nilai sigma sebesar 3.8. Nilai-nilai ini menggambarkan kemampuan proses injection yang belum cukup tinggi. Dari hasil analisa identifikasi solusi-solusi yang dapat diimplementasikan unluk rneningkatkan performa proses. Implementasi dari solusi-solusi potensial yang teridentifikasi merupakan upaya unluk menghilangkan sumber atau penyebab timbulnya variasi dan akan dapat meningkatkan kemampuan proses dalam menghasilkan produk yang tidak memiliki cacat.

Six Sigma was a target, that is 3.4 Defect Per Million Opportunities, which the characteristic of the quality measured from a perspective of error or defect by the opportunity of error or defect itself. The method of six sigma improvement which focusing on problem solving of a system is called Six Sigma Improvement Framework. This framework contain 5 phase called DMIAC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control). Six sigma focusing on customer satisfaction and process oriented.
This research is analyzing six sigma implementation in a plastic part manufacturing company for reducing silver and short shoot reject at injection process. The processing of data using six sigma tools at each phase of DMIAC. Through the six sigma implementation, injection process performance can be calculated. After the calculation, variation source can be analyze and the potential solution is determined to improve the process performance.
This research is only for the injection product specially silver and short shoot reject. Defect per million opportunity (DPMO) value produced in injection process is 11910.6 DPMO and 3.8 sigma value. This value was not good enough. Potential solution and implementation need to be identiiied for reducing source of variation and problem. Good improvement will increase the process capability and performance and hopefully the company can produce only good product.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudhi Kurniadi
"Hasil pengukuran tingkat produksi minyak harlan well test di lapangan minyak Oyong memiliki perbedaan yang eukup besar dengan hasil pengukumn yang dilakukan di FSO Shanghai. Hasil pengukuran well test digunakan oleh Santos untuk membuat model karakteristik umur yang salah satu kegunaannya untuk mernperkirakan cadangan minyak yang ada di reservoir, Di sisi lain, angka yang dilaporkan pengukuran FSO Shanghai. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan perkiraan masa produksi la.pangan minyak Oyong menurut Santos dan pemerintah RJ. Penelitian yang dilakukan da1am tesls ini mencoba menganalisa penerapan metodologi Six Sigma untuk memperbaiki proses pengukuran well test dan dampaknya terhadap reputasi perusahaan Santos. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan karyawan dan data sekunder yang diperoleh dari buku, internet dan dokumen perusahaan.

The results of well testing measurement in order to get the daily oil production rate conducted in Oyong field show quite significant differences with the ones held in FSO Shanghai. Well test data is used by Santos to model the characteristics of reservoir which can be used to forecast the oil volume. Meanwhile, the oil production rate reported to government use the FSO Shanghai data. This data differences can lead to different forecast of oil volume contained in the field according to Santos and government. The aim of this thesis is to study the implementation of Six Sigma to improve well testing process and its impact to corporate reputation. Primary data is gathered through in-depth interview with staff whilst secondary data is collected from various sources such as books, internet and internal company documentation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32055
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
V. Didik Subagyo
"Jaminan mutu sangat erat hubungannya dengan kepuasan pelanggan. Jaminan mutu merupakan Salah satu pertimbangan pelanggan dalam menentukan pernasok mana yang akan dipilih, karena itu pernasok berusaha semaksimal mungkin memenuhi tuntutan pelanggan terhadap mum yang disyaratkan. Cacat produk yang diketahui selelah akhir proses sangat merugikan. Untuk ilu diperlukan cara pencegahan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan solusi masalah Cacat produksi. Prosentase cacat yang tinggi sangat merugikan, karena ilu improvement dengan Sb: Sigma metode DMAIC digunakan untuk menurunkan jumlah kegagalan produksi akibat cacat. Selain itu melalui improvement Sir Sigma juga akan didapat keuntungan dari sisi lain sepeni biaya produksi maupun waktu produksi. Penelitian dengan penerapan Six Sigma ini dilakukan pada sebuah industri manufaciuring dengan basil produk maupun proses produksi yang memiliki ketelitian yang tinggi_ Khususnya pada proses machining faktor dominan yang mempengaruhi timbulnya cacat perlu lebih diperhatikan dalam improvement menurunkan kegagalan produk. Diharapkan hasil dari improvement Six Sigma ini dapat dijadikan acuan untuk melaksanakan perbaikan yang terus-menerus dcngan berpedoman pada mengutamakan kepuasan pelanggan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Hendra Wijaya
"Kualitas adalah elemen terpenting dalam parsaingan dunia bi5ni5 saat ini. Perusahaan yang mampu bersaing adalah perusahaan yang mempunyai proses bisnis yang berkualitas tinggi dan mampu memenuhi keinginan pelanggan Salah satu hal yang sangat eral kaitannya dengan kualitas adalah Six Sigma.
Six Sigma merupakan konsep peningkatan kualitas yang b_Clff0k\lS kepada pemenuhan kebutuhan kritis pelanggan dengan cara mengurangi tingkat cacat. Pemsahaan-perusahaan kelas dunia menjadikan Six Sigma sebagai suatu standar karena kemampuannya untulc mencapai 3,4 cacat per juta peluang-. Six Sigma melakukan S fasc untuk mencapai tingkat kegagalan nol, Define - Measure -Analyze - Improve - Control (DMAIC).
Pada penelitian ini, peneliti akan mencoba menerapkan konsep Six Sigma melalui 5 fase DMAIC-padaproses bisnis di Departemen Weaving. Penelitian-bertujuan untuk mengurangi tingkat cacat pada kain Grey yang merupakan masalah utama yang sering terjadi pada Departemen ini.
Hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa rata-rata proses di Departemen Weaving menghasilkan nilai sigma sebesar 3,71 dengan tingkat Defect Per Million Opportunity sebesar 13.655._ Hasil ini juga sebanding dengan nil i indeks kapabilitas proses sebesar 1,235. Hasil ini dapat menjadi tolak ukur untuk melakukan perbaikan hingga mencapai perusahaan kelas dunia.

In the present day, quality is the most important element in global business competition. Only company that has high quality business process and the ability to satisfy customer's needs could be compete and stay exist. One of' issue that closely related to quality is Six Sigma.
Six Sigma is a quality improvement concept that focused o_n fulfilrnent of customefs critical expectation by reducing the level of defect. Six Sigma becomes a standard for world class company, because its ability to achieve up to 3,4 non conformity per million opportunity. Six Sigma's goal is zero defect which is achieve by performing 5 phase, Define - Measure -Analyze - lm prove - Control (DMAIC).
In this research, Six Sigma will be implemented at Weaving Department by performing 5 phase of DMAIC Its goal to reduce Grey Fabric's Defect Level which are the main problem and frequently-occurred at this Department.
The results of this research pointed that process held at Weaving Department has an average sigma value of 3,71 and the average Defect Per Million Opportunity of 13.655. This result is equivalent to Process Capability Index of 1,235. Management could consider the results to be a baseline for quality improvement to achieve world class company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Renni Rouli
"PT Aneka Star adalah perusahaan manufaklur pembuatan Banking system dan racking system Karma meningkatnya tingkat persaingan industri maka PT. Aneka Star bemsaha meningkatkan kepuasan pelanggan dengan bemsaha memenuhi semua spesiiikasi yang pelanggan. Spesitikasi yang pelanggan inginkan dalam proscs pengecatan seperti ketebalan pengecatan dan tingknt kematangan pengecatan. Metode yang digunakan untuk menekan vmiasi serendah munglcin, digimakan Six Sigma dengan pendekatan statistic, Six Sigma mampu menjadi alat perbaikan l¢l'llS menems. Dengan menggunakan proses yang beijalan saat ini PT. Aneka Star memiliki kemampuan sigma sebesar 3.8 sigma sebagai baseline ldneija tingkax output, dengan analisa mulai dari proses awal pretreatment sampai proses akhir cooling daprat diketahui bahwa kesalahan mama taletak pada proses pretreatment dau proses pengovenan. Sebagai tahap akhir yang dicapai, PT Anekn Star harus membuat suani standar/acuan kerja baku mmtuk pmses pengovennn dan pretreaunent dan juga membuat jadwal preventive mainienance.

PT. Aneka Star is a manufacturer company which made a banking system and a racking system Because ofthe industry competitive level nowadays so PT. Anoka Star ny to increase statisfying of the customer with ny to complete all the specincation of customer want. Speciiication that the customer want such as the thick of painting and the ripe level of painting. Using statistical base approach Six Sigma methodology is a very good tool for reducing variability and for continuous improvement _ Using current production process PT. Aneka Star could reach the sigma capability as 3.8 sigma as a baseline capability in output level, with the analysis start from the beginning process pretreatment rmtil the end process cooling, the main problem could be identified. The main problem are pretreatment process and curing process. As the conclusion, PT. Aneka Star has to make an accurate work standard for curing and pretreatment and also PL Aneka Star has to make a schedule of preventive maintenance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>