Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51869 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ikhlas Pangaribowo Pambudi
"Penelitian ini mengkaji daya saing produk-produk utama kehutanan Indonesia khususnya berfokus kepada kayu lapis, kayu gergajian, kayu veneer serta pulp kertas. Tiga metode diterapkan untuk mengetahui nilai secara jelas; perhitungan Market Share, metode Revealed Comparative Advantage RCA , and metode Revealed Symmetric Comparative Advantage RSCA.
Penelitian ini menggunakan data ekspor kehutanan Indonesia, yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan data ekspor hasil kehutanan dunia yang diunduh dari data statistik FAOSTAT mulai dari tahun 1993 sampai dengan 2014. Dalam rangka untuk mengungkap daya saing produk kehutanan Indonesia di pasar internasional, 10 besar negara-negara penghasil produk kehutanan dunia akan dipilih sebagai pembanding, selain dari data ekspor dunia secara keseluruhan.
Hasil studi menunjukkan bahwa produk kayu lapis Indonesia menunjukkan daya saing yang kompetitif dipasar dunia, dengan catatan memiliki trend yang cenderung semakin menurun. Kayu veneer dapat dikatakan sebagai komoditas yang potensial karena mempunyai trend ekspor yang semakin naik dan memiliki keuntungan komparatif yang kuat. Sebaliknya, kayu gergajian dan pulp kertas mempunyai keuntungan komparatif yang lemah dibandingkan dengan kompetitor.

This study examines competitiveness of Indonesia rsquo s forestry major products focuses on plywood, sawn wood, veneer sheet and pulp paper. Three methods are employed to uncover the value Market Share MS calculation, Revealed Comparative Advantage RCA, and Revealed Symmetric Comparative Advantage RSCA method.
Indonesian Forestry Export Products from Indonesian Statistics and world export data from FAOSTAT statistic database from 1993 to 2014 are employed in the research. In order to uncover the level of competitiveness, top ten exporter countries in forestry products are chosen along with the world data.
The result of the study illustrates that Indonesia possesses exceptionally strong competitiveness export of plywood with notes that the trend continues to decline over the years. Veneer can be considered as a potential commodity since it has a sharp increasing trend and strong comparative advantage. Sawn wood, and pulp paper exhibit a weak comparative advantage comparing to the competitors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Budhi Santoso
"Studi ini menganalisa daya saing produk primer kehutanan Indonesia yang terdiri dari kayu lapis, kayu gergajian, veneer sheet dan pulp & paper selama periode 1975-2010 dengan menggunakan tiga pendekatan: analisis pangsa pasar, Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Trade Specialization Ratio(TSR). Selain itu, paper ini juga menjelaskan faktor-faktor penting yang mempengaruhi daya saing tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa produk kayu lapis memiliki keuntungan komparatif sangat kuat karena faktor berlimpahnya bahan baku kayu bulat tropis. Spesialisasi Indonesia pada produk ini sangat tinggi sesuai dengan pengukuran TSR. Sebaliknya, Indonesia diidentifikasi memiliki keunggulan komparatif yang lemah untuk kayu gergajian, veneer sheet dan industri pulp & paper, Daya saing dari ketiga produk tersebut telah meningkat sepanjang dekade terakhir. Oleh karena itu, Indonesia harus menekankan untuk mengkhususkan diri dalam industri kayu lapis karena Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara-negara lain.

This study has examined the competitiveness of Indonesia’s forestry primary products that consist of plywood, sawn wood, veneer sheet and pulp & paper along the period 1975-2010 by employing three approaches: market share analysis, RCA, and TSR. Furthermore, we seek to clarify the important factors that influence its competitiveness. Our analysis reveals that Indonesia holds an extremely strong comparative advantage of plywood because of the abundant plywood raw material of tropical logs. Moreover, Indonesia has a high degree of specialization in this product based on trade specialization measurement. Indonesia is identified to have a weak comparative advantage in sawn wood, veneer sheet and pulp and paper industry, and the competitiveness of those three products have increased during the last decade. Hence, Indonesia should emphasize to specialize in plywood industry because Indonesia is comparatively better than other countries. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T531958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hanas Nur Hartono
"Kakao dan produk kakao Indonesia mampu memberikan kontribusi share yang besar pada pendapatan ekspor selain minyak kelapa sawit (CPO) dan karet. Kakao masih diekspor daln bentuk barang primer. Disamping itu, Indonesia juga mempunyai kesempatan yang besar untuk mengembangkan industri kakao dalam negeri menjadi produk kakao setengah jadi maupun produk kakao jadi (coklat). Pada saat ini, negara-negara maju Iebih menyukai impor produk kakao jadi (coklat) daripada barang mentahnya. Indonesia dapat mengembangkan kakao dan produk kakao untuk rneningkatkan ekspomya. Oleh karena itu, Indonesia harus meningkatkan daya saing dari produk kakao di pasar internasional, khususnya ke negara-negara tujuan utama ekspor kakao dan produk kakao Indonesia melalui produk turunannya.
Data statistik menunjukkan ekspor kakao dan produk kakao Indonesia meningkat pada periode 2004 - 2008. Pertumbuhan pangsa pasar Indonesia juga positif dan bahl-can lebih besar dari pertumbuhan pangsa pasar dunia. AS, Singapura dan China adalah negara-negara tujuan utama untuk kal-:ao dan produk kakao Indonesia. Malaysia juga merupakan negara terbesar pengimpor kakao dan produk kakao Indonesia di pasar intemasional tetapi Malaysia adalah pesaing utama pengekspor kakao dan produk kakao Indonesia di pasar intemasional. Untuk mengukur daya saing dalam penelitian ini menggunakan constant market share analysis (CMSA) dan trade specialization index (YSD.
Dari penelitian ini kakao dan produk kakao Indonesia mempunyai daya saing di pasar negara tujuan utama ekspor. Namun demikian Indonesia dapat mengembangkan produk kakao untuk meningkatkan nilai tambah pada industri kakao dalam negeri dan mengekspor produk setengah jadi dan produkjadi untuk meningkatkan nilai ekspor Indonesia.

Indonesia cocoa and cocoa products give a big share in the contribution of export revenue beside crude palm oil (CPO) and rubber product. Cocoa is still export in primary products. Indonesia has big opportunities to develop the cocoa domestic industry to become middle product and finished product of cocoa. In the recent year, the developed countries prefer import the processed product than primary product. Indonesian should develop the cocoa and cocoa products to increase export. Therefore, Indonesia have to increase the competitiveness of the product in international market, especially in the main destination of Indonesian cocoa and cocoa products export.
Statistics data shows export of Indonesian cocoa and cocoa product increase in the period 2004 -2008. The growth of Indonesia market share is also positive and greater than the growth of total share of the world. The US, Singapore and China is the main destination countries for Indonesia cocoa and cocoa products. Malaysia is also the greatest importing countries but Malaysia is the competitor of Indonesia cocoa and cocoa products in the international market. To measure the competitiveness in this research use constant market share analysis (CMSA) and Trade specialization Index (TSI).
From the research, Indonesian cocoa and cocoa products have competitiveness in the main destination countries. However, Indonesia should develop the cocoa products to increase value added in the domestic cocoa industry and export more middle and finished product, to increase Indonesian export value.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T33227
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia
"Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui daya saing produk Indonesia terhadap produk Cina di pasar dalam negeri dan luar negeri dalam menghadapi CAFTA (China ASEAN Free Trade Area). Produk-produk yang menjadi objek studi adalah pakaian anak perempuan, sepatu kulit asli dan boneka isi. Variabel-variabel yang digunakan sebagai analisis pembanding daya saing tersebut adalah struktur biaya, harga dan kualitas.
Analisis dilanjutkan dengan melihat kemampuan ketiga produk lokal dalam menghasilkan devisa atau yang biasa kita kenal dengan efisiensi perusahaan dalam menghemat atau menghasilkan devisa melalui domestic resource cost dengan yaitu dengan melihat proporsi biaya sumber daya lokal dan biaya sumber daya luar negeri dalam menghasilkan nilai tambah.

The pupose of this research is to see the competitiveness of some Indonesian products against Chinese products in local market and foreign market facing CAFTA (China ASEAN Free Trade Area) agreement. The products under the study are girls clothing, leather shoes and stuffed toys. Variables used for the competitive analysis are cost structure, price and quality.
The analysis is followed by looking at the ability of the three local products in producing or saving foreign exchange through the calculation of what is known as the domestic resource cost, that is the proportion of the cost of local resources and the foreign resources in producing added value.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52061
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
England Rhys Can
"ABSTRAK
This research examines the validity of the export competitiveness determination pattern using supply side industrial variables as proposed by Petri 1988 for the Indonesian manufacturing sector case for the 14 years beginning 2001 and ended 2014. Using the RCA index as a proxy for competitiveness, the statistical validity of the intensities of unskilled labor, physical capital, scale, and technology were tested as determinants, alongside which the export competitiveness of two significant neighbors, Singapore and Malaysia was included. After strict selection, pooled, robust least squares was used, yielding results that showed unskilled labor intensity, scale intensity, and the Malaysian export competitiveness as positive determinants, while technological intensity and the Singaporean export competitiveness are negative determinants of Indonesia rsquo s export competitiveness.

ABSTRACT
Penelitian ini menelaah validitas pola penentuan daya saing ekspor menggunakan variabel industrial yang digunakan oleh Petri 1988 , untuk kasus sector manufaktur Indonesia dalam jangka waktu 14 tahun 2001 sampai dengan 2014. Dengan menggunakan indeks RCA sebagai variabel proxy untuk daya saing, validitas secara statistika daripada variabel intensitas tenaga kerja tidak terampil, modal fisik, skala usaha, dan teknologi diuji; juga diuji adalah faktor daya saing negara tetangga Singapura dan Malaysia. Setelah pengujian intensif, penggunaan pooled least squares dengan metoda robust regression digunakan. Hasil menunjukkan bahwa intensitas tenaga kerja tidak terampil, intensitas skala usaha, dan daya saing Malaysia merupakan determinan positif, sedangkan intensitas teknologi dan daya saing Singapura merupakan determinan negative dari daya saing ekspor Indonesia.
"
2017
S68242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Medinia Marita
"Tesis ini membahas problematika dan dinamika industri kakao di Indonesia mulai dari petani yang berada di hulu rantai produksi kakao hingga industri hilir yang memproduksi cokelat dan kakao olahan menjadi produk yang siap dikonsumsi maupun diekspor. Potensi dan masalah daya saing industri kakao dianalisa dengan pendekatan model nine factor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukan potensi industri kakao Indonesia memiliki indikasi yang baik. Dapat dikategorikan enam faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap pengembangan daya saing industri kakao Indonesia yaitu faktor kebijakan pemerintah, ketersediaan bahan baku, keberadaan tenaga ahli dan peneliti kakao. Selanjutnya dari sisi lingkungan bisnis faktor yang mempengaruhi adalah Infrastruktur, Konsumsi cokelat dalam negeri dan Masuknya investor asing. Dalam meningkatkan daya saing diformulasikan tiga upaya yang dapat dilakukan melalui sinergi multi kementrian, wajib fermentasi, dan mikro klaster ditingkat kabupaten.

This Thesis examines the problems and dynamics of the cocoa industry in Indonesia. Ranging from farmers in cocoa production chain upstream to downstream industries that produce chocolate and cocoa into finished products, ready for consumption and export. Potential and competitiveness of the cocoa industry analyzed with Nine Factor model approach. This study used a qualitative research, with descriptive type of research.
Result from these research shows Indonesian cocoa industry has a good indication. Six factor can be categorized significantly influence the development of Indonesian cocoa industry competitiveness. The factors are government policy, the availability of raw materials, the presence of cocoa experts and researchers, infrastructure, chocolate consumption in domestic market and the entry of foreign investors. In improving competitiveness of the cocoa industry to boost foreign exchange earnings and domestic economy, formulated three attempts through the synergy of multi ministerial, mandatory fermentation, and micro-cluster at the regency level."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Nugroho
"Minyak mentah merupakan salah satu komoditas yang utama dalam proses produksi. Pada perkembangannya harga dari minyak mentah dunia terus mengalami fluktuarif dan cenderung bersifat volatil. Volatilitas minyak mentah dunia tentu saja akan berdampak pada proses produksi di suatu industri di Indonesia yang akhirnya berimbas pada perekenomian di Indonesia. Secara garis besar, penelitian ini ingin mempelajari bagaimana volatilitas harga minyak mentah dunia akan memberi dampak kepada daya saing komoditas unggulan di Indonesia dan juga pada perekonomian. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode ARCH-GARCH untuk melihat volatilitas minyak mentah di Indonesia dan menggunakan VAR-VECM untuk melihat dampak dari volatilitas tersebut kepada daya saing dan perekonomian di Indonesia. Hasil analisis mengungkapkan bahwa terdapat volatilitas pada harga minyak mentah dunia. Secara umum volatilitas akan meurunkan daya saing produk unggulan Indonesia, mendepresiasikan rupiah, dan meningkatkan inflasi.

Crude oil is one of the main commodities in the production process. In its development, the price of world crude oil continues to fluctuate and tend to be volatile. The volatility of crude oil of the world will of course have an impact on the production process in an industry in Indonesia which ultimately impact on the economy in Indonesia. Broadly speaking, this research wanted to study how the volatility of world crude oil prices will affect the competitiveness of leading commodities in Indonesia as well as in the economy. This research uses two methods ARCH GARCH method to see the volatility of crude oil in Indonesia and using VAR VECM to see the impact of the volatility to the competitiveness and economy in Indonesia. The results of the analysis reveal that there is volatility in world crude oil prices. In general, volatility will lower Indonesia 39 s competitiveness of flagship products, depreciate the rupiah, and increase inflation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Somad
"Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan ekspor TPT Indonesia di pasar dunia dan mengetahui posisi daya saing TPT Indonesia di pasar dunia dengan menggunakan pendekatan Constant Market Share (CMS) dan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP). Data statistik menunjukan bahwa pertumbuhan ekspot TPT Indonesia pada tahun 2002-2004 berada di bawah pertumbuhan ekspor TPT dunia. Hal ini terjadi karena adanya kuota, dengan adanya kuota maka Indonesia tidak dapat melakukan ekspor TPT melebihi kuota yang telah ditentukan sehingga pertumbuhan ekspor TPT Indonesia dibawah pertumbuhan ekspor dunia. Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekspor TPT Indonesia, diperluka upaya untuk meningkatkan komposisi produk TPT melalui peningkatan ekspor TPT Indonesia dalam bentuk produk-produk menengah (midstream) dan hilir (downstream). Selain itu, diperluka upaya untuk meningkatkan pengaruh distribusi pasar. Pada aspek daya saing, posisis daya saing TPT Indonesia tahun 2002 dan 2004 lebih lemah dibandingkan negara-negara produsen TPT lainnya.
This research aim to know growth of Indonesian TPT export at world market and to know the competitiveness of Indonesian TPT (Textile Product Textile) in the world market using Constant Market Share (CMS) approach and Trade Specialization Index (TSI). Statistic show that in year 2002-2004 export growth of Indonesian TPT under world export growth for TPT. This happen because quota, that make Indonesian can't export more TPT to the world market. In order to increase export growth for Indonesian TPT, the TPT composition must be improve trough export midstream and downstream product. Beside that, influence of market distribution has to be increasing. For competitiveness aspect, in year 2002 and 2004 Indonesian position for competitiveness weaker compare with other TPT producer."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T27709
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Amalia Puteri
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi di mana seluruh lapisan masyarakat menikmati manfaatnya adalah tujuan pembangunan negara-negara di dunia. Berawal dari krisis Asia tahun 1997-1998 yang meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan, semakin penting konsep pertumbuhan inklusif di Indonesia untuk pemerataan manfaat pertumbuhan ekonomi. Salah satu cara meningkatkan pertumbuhan inklusif adalah dengan meningkatkan daya saing setiap daerah di Indonesia. Studi ini mencoba melihat hubungan antara daya saing regional dan pertumbuhan inklusif di Indonesia dalam model ekonometri dengan metode Instrumental Variable 2 SLS. Hasil dari studi ini menunjukkan daya saing regional positif mempengaruhi pertumbuhan inklusif. Kebijakan setiap daerah untuk meningkatkan daya saing regional menjadi penting untuk meningkatkan pertumbuhan inklusif di Indonesia.

ABSTRACT
Inclusive growth has been the main objective of economic development for countries in the world. From Asian crisis in 1998 that Indonesia faced where poverty and inequality rose sharply, the inclusive growth concept gained importance in the country rsquo s development planning. One of the ways to achieve inclusive growth is by encouraging provinces to increase their competitiveness to reduce regional disparity. This study aims to find relationship between regional competitiveness and inclusiveness, using Instrumental Variable 2 SLS method. The result is they both have positive relationship. Policy taken by each local government to increase competitiveness becomes more important as it also increases inclusiveness growth."
2017
S68423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silpia Hendiana
"[ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dimana lebih dari 2/3 wilayahnya merupakan perairan dan tersebar lebih dari 17.000 pulau sehingga kapal memegang perananan penting dalam meningkatkan konektivitas antar pulau dan pemanfaatan sumber daya maritim Indonesia. Kenyataanya tranportasi laut di Indonesia masih memprihatinkan, industri perkapalan Indonesia saat ini yang hanya memiliki market share kecil sekali, baik di dunia maupun di pasar domestik itu sendiri. Oleh kerena itu tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui determinan daya saing industri perkapalan Indonesia, dimana saja kelemahannya dan mencari alternatif kebijakan untuk menaikan daya saing industri perkapalan Indonsia. Penelitian ini merupakan studi eksplorasi yang bersifat kualitatif dan menggunakan data primer berupa wawancara mendalam dan data sekunder yang disajikan secara deskriptif dengan mengacu kepada Model Berlian Porter dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebenarnya industri perkapalan kita mampu dan berpotensi besar untuk dikembangkan dan berdaya saing. Penelitian ini juga mengungkapkan ancaman/hambatan yang harus di segera diatasi sehingga dapat menaikan kekuatan dan meminimalkan kelemahan industri perkapalan Indonesia.

ABSTRACT
Indonesia is the largest archipelago in the world which more than 2/3 of the area is water and spread over 17,000 islands makes vessels play an important role in improving connectivity between the island and the Indonesian maritime resource utilization. In fact marine transportation in Indonesia is still cause for concern, supported by the Indonesian shipbuilding industry conditions today were just grabbing market share of small, both in the world and in the domestic market itself. The purpose of the study is to examine the determinants of competitiveness of Indonesian shipbuilding industry, anywhere weaknesses and seek alternative policies to increase the competitiveness of the shipbuilding industry in Indonesia. This research is qualitative descriptive purposes and uses both primary data form of in-depth interviews and secondary data. The results showed that in fact the shipping industry we are able to and has great potential for development and competitiveness be seen from the analysis of Porter's Diamond Model and SWOT Analysis. However, many threats/barriers that must be addressed immediately to increase the strength and minimize the weaknesses of the Indonesian shipbuilding industry., Indonesia is the largest archipelago in the world which more than 2/3 of the area is water and spread over 17,000 islands makes vessels play an important role in improving connectivity between the island and the Indonesian maritime resource utilization. In fact marine transportation in Indonesia is still cause for concern, supported by the Indonesian shipbuilding industry conditions today were just grabbing market share of small, both in the world and in the domestic market itself. The purpose of the study is to examine the determinants of competitiveness of Indonesian shipbuilding industry, anywhere weaknesses and seek alternative policies to increase the competitiveness of the shipbuilding industry in Indonesia. This research is qualitative descriptive purposes and uses both primary data form of in-depth interviews and secondary data. The results showed that in fact the shipping industry we are able to and has great potential for development and competitiveness be seen from the analysis of Porter's Diamond Model and SWOT Analysis. However, many threats/barriers that must be addressed immediately to increase the strength and minimize the weaknesses of the Indonesian shipbuilding industry.]"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S58600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>