Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173744 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daruqutni
"ABSTRAK
Vasektomi sudah diterima masyarakat sebagai metode yang mudah dan efektif untuk kontrasepsi pria. Namun, beberapa pasien ingin mengembalikan kesuburan mereka karena kasus perceraian atau pernikahan kembali. Teknik melakukan vasektomi reversal bervariasi dengan kelebihan dan kekurangannya. Salah satu teknik adalah vasektomi reversal mikroskopik double layer. Kami mengevaluasi tingkat keberhasilan teknik ini didasarkan pad analisis semen. Tingkat keberhasilan baik yaitu sekitar 98,5 pasien dengan tindak lanjut lengkap memiliki sperma berdasarkan analisis sperma. Namun, total keberhasilan tindak lanjut sangat rendah 5 dari 19 pasien meskipun biaya vasektomi reversal cukup mahal sekitar 3.000 USD . Tingkat lost follow up pada vasektomi reversal adalah sekitar 20 .

ABSTRACT
Vasectomy already been accepted by the society as easy and effective method formale contraceptive. However, some patients want to restore their fertility status due to divorce or re marriage cases. Techniques in performing vasectomy revUrologiersal are varying with their own advantages and disadvantages. One of the techniques is double layer microscopy vasectomy reversal. We evaluate the success rate of this technique based on the semen analysis. The success rate was good with around 98.5 patients with complete follow up had sperm in their semen analysis However, total success of follow up were very low 5 out of 19 patients even though the cost of reversal vasectomy was quite expensive around 3.000 USD . Lost to follow up rate of reversal vasectomy was around 20 ."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peni Puji Lestari
"Vasektomi adalah salah satu KB pria yang paling efektif dan aman. Berdasarkan data SDKI (2002-2003), minat serta motivasi pria terhadap vasektomi di Indonesia sangat rendah yaitu jumlah penggunanya hanya 1,3% dari seluruh pengguna jenis KB di Indonésia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan faktor ekstrinsik yaitu imbalan, keamanan, dan lingkungan dengan motivasi pria melakukan vasektomi. Metode penelitian adalah deskripsi korelatif.
Penelitian dilakukan kepada 63 peserta vasektomi di kecamatan Pasar Minggu dengan metode pengambilan sampel total random sampling. 68,3% pesena vasektomi puas dengan imbalan yang diberikan, 63,5 % peserta vasektomi memiliki rasa aman yang tinggi terhadap vasektomi, dan 77,2 % dari rnereka memiliki Iingkungan yang mendukung terhadap vasektomi Mayoritas peserta vasektomi mempunyai motivasi yang tinggi melakukan vasektomi yaitu 58,7%.
Hasil penelitian menunjukkan tidal: ada hubungan imbalan dengan motivasi, tidak ada hubungan keamanan dengan motivasi dan tidak ada hubungan lingkungan dengan motivasi. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor ekstrinsik tersebut tidak berhubungan dngan motivasi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5452
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sabuna, Joel
"Gerakan Keluarga Berencana ( KB ) di Indonesia adalah gerakan masyarakat yang menghimpun segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia ( Suyono Haryono, 1958 ). Berdasarkan pengertia n Gerakan KB Nasional diatas, maka tujuan gerakan KB di Indonesia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam upaya mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS), sekaligus menciptakan masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
Program nasional KB yang telah dilaksanakan selama empat Pelita, yakni sekitar tahun 1970-an sampai akhir tahun 1989, telah menunjukkan hasil-hasil menggembirakan, seperti yang terlihat dari kenaikan jumlah peserta KB, baik peserta KB baru maupun peserta KB aktif.
Keberhasilan Program Nasiona1 KB juga dapat dilihat dari hasil survey prevalensi Indonesia tahun 1987 yang menunjukkan bahwa sakitar 95 % wanita berstatus kawin mengetahui sedikitnya satu jenis alat kontrasapsi KB modern. Juga diungkapkan bahwa lebih dari 93 % berstatus kawin telah mengetahui tempat pelayanan KB yang diinginkannya. Selajutnya, bahwa gerakan nasional KB cukup mendapat dukungan telihat dari fakta bahwa lebih dari 63 % wanita berstatus kawin pernah menggunakan salah satu alat kontrasepsi KB modern, dan sekitar 46 % wanita berstatus kawin sedang menjadi peserta KB aktif.
Selain itu sekitar 54 % dari wanita berstatus kawin tidak menginginkan anak lagi, dan 26 % ingin menunda, kelahiran anaknya sampai dua tahun lagi. Tingkat fertilitas (TFR ) pun telah turun dari 5,6 % pada tahun 1971 menjadi 3,6 % pada tahun 1987. Tingkat kelahiran kasar (CBR) turun dari 44 permil pada tahun 1977 menjadi 29 permil pada tahun 1985 ( PKNI, 1988 ).
Keberhasilan program KB di Indonesia tersebut juga tampak dari penghargaan-penghargaan yang diberikan dunia Internasional kepada pemerintah Indonesia berupa penghargaan Global Statement Award in Population Institute Washington D.C. Amerika Serikat tahun 1985, dan panghargaan United Nation Population Award dan PBB tahun 1989 (Kompas, 20 3anuari 1991).
Tercapainya keberhasilan tersebut ialah karena berbagai upaya dan usaha telah dilaksanakan melalui berbagai program dan kebijaksanaan khususnya yang berkaitan dengan program. KB, sejak awal Gerakan KB Nasional dilaksanakan yakni tahun 1972 oleh BKKBN yang dikenal dengan " Strategi tiga dimensi " yakni perluasan jangkauan, pembinaan, pelembagaan/pembudayaan program KB pada masyarakat ( Suyono Haryono 1988 )."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Wiradharma
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Vasektomi adalah salah satu cara sterilisasi yang mempunyai kemungkinan timbulnya efek samping imunologis. Oleh karena itu, antibodi terhadap sperma yang timbul sebagai respons imun acak terhadap produk penghancuran sperma perlu diteliti arti klinisnya. Serum vasektomi yang pada umuninya mengandung antibodi antisperma dapat digunakan sebagai pelacak untuk mencari antigen yang memegang peranan utama teijadinya infertilitas imunologis. Di samping itu dapat dilihat pula ada tidaknya hubungan antara uji Mixed Antiglobulin Reaction (MAR) yang menilai antigen perinukaan sperma dengan metode Western blot yang melihat reaktivitas terhadap seluruh antigen sperma.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat ada tidaknya antigen utama sperma dan berat molekul relatifnya yang bereaksi dengan antibodi dalam serum pria yang divasektomi. Di samping itu juga untuk memperkirakan adanya hubungan antara lama vasektoini dan usia pada waktu vasektomi dilakukan dengan keadaan antibodi antisperma tersebut. Dalam penelitian ini telah dilakukan penentuan antigen yang bereaksi dengan antibodi antisperma menggunakan metode Western biol. Sumber antigen diperoleh dari donor sperma sehat yang analisis spermanya normal dan sumber antibodi diambil dan serum pria sehat yang telah divasektomi minimal satu tahun.
Hasil dan Kesimpulan: Dari 44 serum vasektomi yang direaksikan dengan antigen sperma, tidak dijumpai suatu antigen utama. Nampaknya tidak ada hubungan antara antibodi antisperma yang diuji dengan MAR dan yang direaksikan secara Western blot. Lainnya vasektomi dan usia pada waktu tindakan dilakukan tidak berhubungan dengan terdeteksinya antibodi antisperma dalam serum vasektomi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Gita Barokah
"Rendahnya angka partisipasi laki-laki Indonesia pada kontrasepsi vasektomi disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah pandangan bahwa vasektomi menghilangkan maskulinitas laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna maskulinitas oleh akseptor vasektomi di perkotaan. Premis penelitian ini adalah para akseptor vasektomi sudah tidak lagi mempertimbangkan maskulinitasnya ketika ingin melakukan vasektomi karena mereka sudah hidup di wilayah perkotaan yang heterogeny dan toleran. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam kepada ketiga akseptor vasektomi yang tinggal di tiga kota: Depok, Bogor, dan Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiganya tidak mempertimbangkan nilai maskulinitas dan ketiganya tidak menyetujui gagasan maskulintias yang selama ini hadir di dalam masyarakat. Demikian disebabkan bukan karena mereka tinggal di wilayaha perkotaan, melainkan faktor pendidikan yang mereka tempuh. Masyarakat kota pada nyatanya masih memegang nilai-nilai maskulinitas tersebut. Pada penelitian ini juga ditemukan interseksi antara maskulinitas, patriarki, dan kekukasaan

The low participation rate of Indonesian men in vasectomy contraception is the result of a complex interplay of factors. One of these is the perception that vasectomy is a form of emasculation. This study aims to elucidate the concept of masculinity as perceived by vasectomy acceptors in urban areas. The underlying assumption of this research is that vasectomy acceptors No. longer consider their masculinity when seeking a vasectomy because they reside in a heterogeneous and tolerant urban environment. This research was conducted through in-depth interviews with three vasectomy acceptors who live in three cities: Depok, Bogor, and Surabaya. The results of this study demonstrate that all three individuals do not consider the value of masculinity and all three do not agree with the prevailing societal definition of masculinity. This is not a consequence of their urban residence, but rather a reflection of their educational backgrounds. In fact, urban society continues to uphold these traditional notions of masculinity. The study also identified intersections between masculinity, patriarchy and power."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ari Pujianto
"Antibodi antisperma adalah salah satu penyebab infertilitas pada manusia. Antibodi ini berikatan dengan protein pada permukaan sperma dan dapat menyebabkan berbagai gangguan pada sperma yang menghambat proses fertilisasi secara langsung maupun tak langsung. Identifikasi antigen sperma diharapkan akan menjelaskan mekanisme terjadinya infertilitas autoimun. Selain itu, apabila antigen tersebut berhubungan langsung dengan proses fertilisasi, studi ini dapat pula memperjelas mekanisme fertilisasi pada tingkat molekul.
Tesis ini melaporkan basil penelitian awal dari sebuah penelitian besar yang mempelajari tentang mekanisme infertilitas imunologis. Penelitian awal ini mencakup identifikasi antigen sperrna dengan menggunakan sera pasien infertil dan isolasi klon cDNA yang menyandi salah satu antigen tersebut. Identifikasi antigen dilakukan dengan Western immunoblotting menggunakan 13 sera yang berasal dari individu fertil sebagai kontrol (kode EIC) dan 37 sera dari pasien infertil (kode EIS). Serum pasien yang memberikan reaksi kuat dan konsisten kemudian digunakan untuk mengisolasi klon cDNA dari pustaka cDNA testis manusia.
Hasil Western immunoblotting menunjukkan bahwa EIS mengenali satu atau beberapa protein sperma dengan berat molekul yang bervariasi mulai dari 34 hingga 105 kDa. Sebagian besar EIC (11 dari 13) juga berikatan dengan beberapa protein sperma namun intensitasnya lebih lemah dibanding EIS. Serum dengan kode EIS07 memperlihatkan reaksi yang kuat dan spesifik dengan protein berukuran 66 kDa clan 88 kDa. Serum ini kemudian digunakan sebagai pelacak pada skrining pustaka cDNA testis manusia. Dari skrining tersebut berhasil diisolasi sebuah klon positif dari kurang lebih 225.000 klon. Klon ini membawa potongan cDNA berukuran kurang lebih 2.3 kpb yang selanjutnya disebut cDNA AIR (Autoimmune Infertility Related). cDNA AIR selanjutnya disubklon ice dalam vektor plasmid pGEX-4T2. Plasmid rekombinan ini kemudian dipotong dengan berbagai enzim restriksi untuk membuat peta restriksi pada fragmen eDNA AIR tersebut. Hasil pemetaan menunjukkan adanya situs restriksi untuk enzim Pstl, ApaI, HindIII, KpnI, SacI, dan Xbal. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yassin Yanuar Mohammad
"ABSTRAK
Tesis ini membahas kadar Anti Mullerian Hormone (AMH) sebagai salah satu prediktor cadangan ovarium dalam infertilitas. Tujuan penelitian adalah membandingkan kadar AMH perempuan berusia 40 tahun ke atas yang dapat hamil dengan perempuan berusia 40 taun ke atas yang mengalami infertilitas. Selain itu, melalui penelitian ini diharapkan juga diperoleh suatu nilai kadar AMH yang dapat digunakan untuk prediktor terjadinya kehamilan pada perempuan 40 tahun ke atas. Penelitian ini merupakan suatu studi potong lintang. Dari hasil studi ini, didapatkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan kadar AMH pada perempuan usia 40 tahun ke atas yang mengalami kehamilan spontan dan dengan infertilitas. Di samping itu, penelitian ini belum bisa membuktikan peran kadar AMH untuk memprediksi terjadinya kehamilan pada perempuan usia 40 tahun ke atas.

ABSTRACT
This thesis discusses the levels of Anti Mullerian Hormone (AMH) as a predictor of ovarian reserve in infertility. The research objective was to compare the levels of AMH women aged 40 years and over who can get pregnant naturally and in women aged 40 and over who are experiencing infertility. In addition, through this study is expected to also expect to have a value of AMH levels to be used for predictors of pregnancy in women 40 years and over. This study is a cross-sectional study. From the results of this study. From the results of this study, it was found that there was no significant difference in the levels of AMH in women aged 40 years and over who experienced spontaneous pregnancy and infertility. In addition, this study can’t prove a role for AMH levels predict the occurrence of pregnancy in women aged 40 years and over."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarti
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya stereotip yang berkembang di masyarakat bahwa setiap wanita dewasa yang telah menikah diharapkan perannya sebagai seorang ibu, bila ia mau dikatakan sebagai wanita yang sempurna. Namun demikian, sekitar 10 % pasangan di Indonesia tidak beruntung memiliki keturunan. Sedangkan penyebab kekurang berhasilan seorang wanita untuk bisa hamil dan melahirkan anak setelah 12 bulan pernikahan dengan kegiatan bersenggama secara teratur, yang lazimnya disebut infertilitas, sangat bervariasi. Adanya kenyataan infertilitas tersebut membuat wanita memiliki penghayatan psikologis terhadap kondisinya tersebut, yang pada akhirnya bisa menjadi satu sumber stres baginya.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan pertimbangan bahwa masalah yang diteliti merupakan masalah yang peka dan membutuhkan kedalaman informal. Teknik pengambilan data melalui wawancara mendalam dan observasi. Ruang lingkup penelitian adalah wanita yang sudah menikah, paling sedikit 12 bulan, berpendidikan minimal SMA dan belum punya anak. Lokasi penelitian pun dibatasi yaitu kompleks perumahan salah satu BUMN di Cilegon.
Hasil yang diperoleh adalah terjaringnya berbagai sumber-sumber stres, baik berupa penghayatan frustrasi, karena adanya hambatan fisik dan sosial, konflik maupun tekanan-tekanan yang dirasakan oleh wanita infertil. Tergali pula mengenai makna anak, serta hal yang menarik lagi adalah diketahuinya peran dukungan suami yang sangat besar dalam memotivasi istri untuk melakukan coping secara efektif. Sedangkan strategi coping yang muncul pun bervariasi, mencakup coping baik yang berpusat pada masalah, maupun berpusat pada emosi. Upaya pencarian pengobatan yang dilakukan oleh wanita infertil lebih condong bersifat bukan medis/tradisional. Hal ini berkaitan dengan kurangnya dukungan suami untuk terlibat dalam upaya pencarian pengobatan. Kesimpulan yang diperoleh adalah tentang pentingnya dukungan suami dalam memotivasi wanita infertil untuk melakukan upaya pencarian pengobatan. Saran yang diberikan adalah perlunya konseling infertilitas bagi pasangan infertil dan pemberdayaan pengobatan tradisional oleh wanita infertil.

This research is base on stereotype about role of woman as married adult who has a child. About 10% of married couples in Indonesia doesn't have child. They are called infertile couple or who has infertility problem. The infertility is condition where married woman doesn?t have pregnancy including 12 months during her married periods within do coitus routinely. The cause of infertility is varied. The infertility made a married woman appreciate some psychological feeling about her problem, so that can be a stressor for her.
Method of this research is qualitative, because of the essential research problem is sensitive and wants a accurate and in-depth data. The informants are married women, with married age at least 12 months, high school education minimal, Childless. The research location is in Cilegon.
The results of research are known frustration, because of physical and social barriers, conflicts and stress. The informants appreciated varied meaning of child for them. The role of social support from informants? husbands is very important, because that can motivate them to do coping effectively. There are many coping strategy; problem-focused coping and emotion focused coping that do by informants. The low of social support from their husbands made them do traditional treatments, that no husband participants. The infertility counseling and the improvement traditional medicine is propose to help infertility couple to solve their problems.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Aurelle Emmanuelle Yosephine
"Latar belakang: Infertilitas merupakan kegagalan mencapai kehamilan setelah 12 bulan atau lebih hubungan seksual teratur tanpa kontrasepsi. Secara global diperkirakan terdapat 48 juta pasangan dan 186 juta orang mengalami infertilitas yang juga dialami 10-15% pasangan usia reproduktif di Indonesia. Infertilitas dapat bersifat primer dan sekunder yang disebabkan oleh fakor perempuan, laki-laki, dan idiopatik. Pada perempuan, infertilitas dapat disebabkan oleh berbagai kelainan ovarium, uterus, saluran tuba, dan sistem endokrin. Histeroskopi merupakan baku emas evaluasi uterus yang dapat mendeteksi kelainan uterus yang mengganggu proses implantasi dan kehamilan serta mengevaluasi manfaat modalitas terapi dalam memperbaiki endometrium. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi peran dan temuan histeroskopi office pada diagnosis faktor uterus kasus infertilitas. Metode: Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan metode deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder rekam medis pasien RSCM Kintani pada kurun waktu 1 Juli 2020−30 Juni 2022. Sampel dipilih menggunakan metode consecutive sampling, diinput dan ditabulasi dalam bentuk tabel pada aplikasi Microsoft Excel yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan narasi deskriptif. Seluruh data dianalisis dengan analisis univariat deskriptif. Hasil: Temuan faktor uterus menggunakan histeroskopi office sebanyak 148 temuan terdiri dari 132 (89,19%) temuan abnormal dan 16 (10,81%) temuan normal uterus. Temuan abnormalitas yang diidentifikasi melalui histeroskopi office pada kasus infertilitas mencakup temuan mioma uteri sebanyak 12 (9,09%) temuan, adhesi (sinekia intrauterin) sebanyak 9 (6,82%) temuan, polip endometrium sebanyak 46 (34,85%) temuan, polip serviks sebanyak 17 (12,88%) temuan, stenosis OUI sebanyak 13 (9,85%) temuan, kelainan kongenital sebanyak 5 (3,79%) temuan, endometritis sebanyak 9 (6,82%) temuan, malignansi sebanyak 7 (5,30%) temuan, dan hiperplasia endometrium sebanyak 14 (10.61%) temuan. Kesimpulan: Temuan faktor uterus menggunakan histeroskopi office pada kasus infertilitas adalah 132 (89,19%) abnormal dan 16 (10,81%) normal. Dari 132 kasus abnormal, kasus terbanyak ialah polip endometrium 46 (34,85%), kemudian polip serviks sebanyak 17 (12,88%), hiperplasia endometrium sebanyak 14 (10,61%), stenosis OUI sebanyak 13 (9,85%), mioma uteri sebanyak 12 (9,09%), endometritis sebanyak 9 (6,82%), adhesi (sinekia intrauterine) sebanyak 9 (6,82%), malignansi sebanyak 7 (5,30%), dan kelainan kongenital sebanyak 5 (3,79%).

ntroduction: Infertility is the failure to achieve pregnancy after 12 months or more of regular sexual intercourse without contraception. Globally, estimates suggest 48 million couples and 186 million individuals live with this problem. Infertility experienced by 10-15% of couples of reproductive age in Indonesia. Hysteroscopy is the gold standard for evaluating the uterine. Hysteroscopy has a role in infertility examination, namely detecting uterine abnormalities that can interfere with the implantation process, pregnancy, and also evaluating the benefits of therapeutic modalities in repairing the endometrium. This study aims to identify the role and findings of hysteroscopy office for diagnosis of uterine factors in infertility case. Method: This study was conducted using cross-sectional study with quantitative descriptive methods. The data used is secondary data from medical records of RSCM Kintani patients in the period July 1, 2020−June 30, 2022. The sample was selected using the consecutive sampling method, inputted and tabulated in tabular form in the Microsoft Excel application which was then presented in the form of tables, diagrams, and descriptive narratives. The data was analyzed by descriptive univariate analysis. Result: Uterine factor findings using office hysteroscopy totaled 148 findings consisting of 132 (89,19%) abnormal findings and 16 (10,81%) normal findings. Abnormal findings identified through office hysteroscopy in infertility cases included findings of uterine myoma in 12 (9,09%) findings, adhesions (intrauterine synechiae) in 9 (6,82%) findings, endometrial polyps in 46 (34,85%) findings, cervical polyps 17 (12,88%) findings, OUI stenosis 13 (9,85%) findings, congenital abnormalities 5 (3,79%) findings, endometritis 9 (6.82%) findings , malignancy in 7 (5,30%) findings, and endometrial hyperplasia in 14 (10,61%) findings. Conclusion: Uterine factor findings using office hysteroscopy in infertility cases were 132 (89.19%) abnormal and 16 (10,81%) normal. Of the 132 abnormal cases, the most common was endometrial polyps 46 (34,85%), then cervical polyps in 17 (12,88%), endometrial hyperplasia in 14 (10,61%), OUI stenosis in 13 (9,85% ), uterine myoma in 12 (9,09%), endometritis in 9 (6.82%), adhesions (intrauterine synechiae) in 9 (6,82%), malignancy in 7 (5.30%), and congenital abnormalities in 5 (3,79%)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Yunita Kusuma Wardani
"Skripsi ini membahas tentang dinamika hubungan istri dengan suami dan keluarga luasnya dalam menghadapi infertilitas dari sudut pandang istri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai tiga orang informan. Kriteria informannya adalah mereka yang telah menjalani masa perkawinan minimal lima belas tahun, ingin mempunyai anak, tetapi belum mendapatkannya, dan tidak sedang mengadopsi anak sampai penelitian dilakukan. Hasil temuan menunjukkan bahwa ketidakhadiran anak dalam perkawinan membawa dinamika pada hubungan istri dengan suaminya, maupun istri dengan keluarga luasnya. Dinamika yang terjadi tidak selalu membawa efek negatif seperti perbedaan pendapat ataupun konflik, namun juga memberi efek postif, seperti sikap saling mendukung.

This study discusses about the dynamics of husband and wife’s relationship and their extended family in facing infertility from wife’s point of view. This study uses qualitative methodology by interviewing three informants. The criteria of the informants are that they have been married at least ten years, they want to have children but they have not had and they are not adopting children when this study is conducting. The finding shows that the absent of children in a marriage causes the dynamic on relation of a wife to her husband and even a wife to her extended family. The dynamic does not always bring negative impact such as: a quarrel or a conflict, but it can also cause positive impact, such as a mutual supporting interaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>