Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 222349 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shinta Juliastri
"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria kinerja supplier bahan baku yang ramah lingkungan sebagai mitra perusahaan dalam jangka panjang yang berkelanjutan dan menghitung nilai optimum jumlah bahan baku yang perlu dipesan dengan menyeimbangkan berbagai aspek manufaktur dan green supply chain management GSCM.
Penelitian ini melibatkan responden sebagai pengambil keputusan yang merupakan representasi dari perusahaan dengan instrumen pengambilan data yang dilakukan dengan dua fase yaitu in-depth interview dan penyebaran kuesioner tiga tahap. Dengan menggunakan Fuzzy Analytic Hierarchy Process F-AHP dan Goal Programming GP didapatkan bobot prioritas dan solusi optimal jumlah pembelian yang lebih akurat dan spesifik dengan mempertimbangkan ketidakjelasan dan ketidakpastian dalam masalah yang disebabkan oleh kurangnya informasi ataupun kesubjektivitasan oleh para pengambil keputusan.
Dari hasil perhitungan dengan F-AHP, didapatkan bahwa komitmen manajemen 28,57 adalah kriteria yang paling penting dalam pemilihan green supplier, di mana dampak lingkungan 26,48 dan kualitas 18,78 menempati peringkat setelahnya. Dan dari hasil perhitungan GP, didapatkan bahwa utilitas maksimum terjadi pada empat dari enam variabel yang ada yaitu kualitas yang baik, harga yang rendah, pengiriman yang handal, dan dampak lingkungan yang positif. Pada akhirnya, fokus perusahaan pada pemilihan green supplier dengan keempat kriteria ini sebaiknya dilakukan dan dipertahankan seoptimal mungkin demi terciptanya sinergi supply dan demand dalam upaya keberlangsungan bisnis jangka panjang dan memiliki keunggulan daya saing.

This study aims to determine the performance criteria in selecting environmentally friendly suppliers as strategic partners for a long term and sustainable alliance and to calculate an optimum quantity of raw materials need to be ordered by considering various aspects of manufacturing and green supply chain management GSCM.
The study involved decision makers as representatives of the case company by adopting a two phase survey approach, which interviews and three stage questionnaire survey were undertaken. By using Fuzzy Analytic Hierarchy Process F AHP and Goal Programming GP , priority weights and optimum solution of quantity order were obtained in a way more accurate and specific that considered the vagueness and uncertainty of the problems caused by either lack of information or subjective views by decision makers.
The result of the F AHP study lays on management commitment 28.57 as the most important criteria in selecting green suppliers, with the environmental impact 26.48 and quality 18.78 rank consecutively. From the calculation model of the GP, it was found that the maximum utility occurs on four out of six variables good quality, low cost, reliable delivery, and the positive environmental impact. At the end of the day, the company 39 s focus in selecting green suppliers to these four criteria should be performed and maintained as optimal as possible in order to deliver the synergies of supply and demand for business sustainability and competitive advantage.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Nabila Hadi
"Ketersediaan industri pendukung di Indonesia sebagai pemasok bahan baku sepatu belum memadai, sehingga sebagian besar industri sepatu mendapatkan bahan baku sepatu dengan cara impor. Hal ini mengakibatkan biaya produksi yang besar pada industri sepatu di Indonesia. Selain tantangan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan, terdapat tantangan yang dialami secara internal pada kegiatan pengadaan bahan baku yaitu perusahaan sepatu sering kali mendapatkan kualitas barang yang tidak sesuai dengan standar perusahaan dan terdapatnya keterlambatan pengiriman barang dari pemasok yang dapat berakibat pada tertundanya proses produksi sepatu. Oleh karena itu, diperlukannya metode pendukung keputusan untuk melakukan penilaian performa pemasok secara menyeluruh sehingga didapatkan pemasok yang terbaik. Metode yang digunakan yaitu Klasifikasi ABC, Analytic Network Process ANP dan Zero One Goal Programming ZOGP. Klasifikasi ABC digunakan untuk mendapatkan bahan baku yang dijadikan penelitian. Melalui ANP diperoleh bobot subkriteria penilaian performa pemasok. Output dari ANP dimodelkan dalam Zero One Goal Programming ZOGP untuk didapatkan keputusan pemilihan pemasok yang optimal. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat enam bahan baku yang dijadikan objek penelitian, diperoleh 20 subkriteria penilaian performa pemasok dan satu pemasok terbaik untuk masing-masing bahan baku.

The availability of supporting industries in Indonesia as a supplier of raw materials of shoes is not sufficient, so most of footwear industry buy raw materials from abroad. This condition has caused in high production costs in the footwear industry in Indonesia. In addition to the challenges that are generated from external factors of the company, there are some challenges that are generated from internal factors of the company. First, The Footwear Company often gets goods which are not in accordance with the company standards. Second, there is the delay shipments from suppliers that resulted in delays in the production process. Therefore, the need for decision support methods to conduct a performance assessment thoroughly. The methods used are ABC Classification, Analytic Network Process and Zero One Goal Programming. ABC Classification is used to get the raw materials as a research sample. The output of ANP is modeled in Zero One Goal Programming to get an optimal decision of supplier selection. The result of this research are six raw materials that is used as a research sample, obtained seven criteria and 20 subcriteria of supplier selection and one best supplier for each raw material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Mutiara Dewi
"Kesadaran lingkungan yang meningkat secara bertahap mendorong perusahaan untuk memiliki manajemen rantai pasok ramah lingkungan yang efektif dan efisien. Salah satu aspek penting dalam manajemen rantai pasok adalah pemilihan pemasok. Biaya pembelian bahan baku menggunakan hampir 70 total biaya produksi. Penelitian ini mengusulkan model dua tahap untuk evaluasi pemasok dan alokasi pesanan yang mempertimbangkan kriteria lingkungan selain kriteria tradisional seperti kualitas, biaya dan pengiriman. Untuk tahap evaluasi pemasok, penulis menggabungkan fuzzy set dan analytical hierarchical process AHP yang memungkinkan ketidakpastian dan ketidakjelasan karena pengambilan keputusan manusia dan kriteria yang subjektif serta mudah untuk diimplementasikan. Untuk tahap alokasi pesanan, salah satu metode multi-objective mathematical programming MOMP yaitu metode augmented ?-constraint AUGMECON digunakan untuk menemukan solusi optimal Pareto dalam permasalahan produk tunggal multipemasok. AUGMECON dapat mengurangi beban komputasi karena komputasi yang canggih dibandingkan dengan metode pemrograman lainnya. Model usulan diuji pada studi kasus di salah satu perusahaan produsen ban di Indonesia. Sembilan ahli diminta untuk memberikan bobot kepentingan pada 9 kriteria dan 41 subkriteria evaluasi pemasok. Hasil alokasi pesanan dari empat pemasok yang dievaluasi adalah x1 = 0, x2 = 10.000 ton, x3 = 4.000 ton, dan x4 = 15.000 ton. Solusi terpilih memberikan 0,16 total biaya lebih rendah dari pesanan eksisting.

Increasingly environmental awareness encourages companies to have effective and efficient green supply chain management GSCM . One crucial aspect of SCM is supplier selection. Purchasing cost use almost 70 of total production cost. This study proposes a two stage model for supplier evaluation and order allocation that consider environmental and traditional criteria such as quality, cost and delivery. For supplier evaluation stage, author combine fuzzy set and analytical hierarchical process AHP method that allows uncertainty and vagueness due to human decision making and subjective criteria that are easy to be implemented. For order allocation stage, one of the multi objective mathematical programming MOMP , augmented constraint AUGMECON method is used to find Pareto optimal solutions in single product multiple supplier problems. AUGMECON can reduce computing loads due to sophisticated computing compared to other programming methods. The proposed model was tested with a case study at one of the tire manufacturing companies in Indonesia. Nine experts are required to assign importance weight to 9 criteria and 41 subcriteria of supplier evaluation. Order allocations result from four evaluated suppliers are x1 0, x2 10,000 MT, x3 4,000 MT, and x4 15,000 MT. Selected solution gives 0.16 of total cost lower than the existing order."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Faris Naufal Austen
"Kebutuhan yang besar terhadap data center sebagai lokasi penyimpanan dan pemrosesan data dalam era digital saat ini telah meningkatkan pentingnya perencanaan green data center yang berkelanjutan. Namun, manajer data center masih kesulitan dalam menerapkan langkah-langkah yang praktis. Tujuan dari studi ini adalah untuk membantu manajer data center dalam membuat keputusan yang terinformasi selama tahap perencanaan green data center yang berkelanjutan. Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi tujuh komponen kunci yang mendefinisikan green data center: tata kelola TI, infrastruktur, energi, siklus hidup peralatan, green technology, benchmarking, dan kontinuitas bisnis. Selanjutnya, studi ini memperluas analisisnya dengan menggunakan Fuzzy Analytic Hierarchy Process untuk mengevaluasi pandangan berbagai ahli berpengalaman dalam industri data center.
Ketujuh komponen green data center tersebut dievaluasi satu sama lain dalam kaitannya dengan tiga kriteria keberlanjutan: dampak lingkungan, kelayakan ekonomi, dan tanggung jawab korporasi. Hasilnya, ditemukan beberapa komponen secara konsisten berada di urutan prioritas tertentu dalam beberapa skenario analisis sensitivitas. Dengan demikian, berdasarkan peringkat prioritas, manajer data center dapat mengalokasikan sumber daya dengan memberikan prioritas pada komponen-komponen tersebut sesuai dengan urutannya. Studi ini memberikan kerangka kerja yang berharga untuk pengembangan green data center yang berkelanjutan, dengan implikasi manajerial pada industri dan pembuat kebijakan.

The growing demand for data center as a location for storing and processing data in the present digital age has elevated the importance of sustainable green data center planning as a significant issue. Nevertheless, data center managers continue to encounter challenges in implementing practical measures. The objective of this study is to assist data center managers in making informed decisions during the planning phase of sustainable green data centers. Previous research has identified seven key components that define a green data center: ICT governance, infrastructure, energy, equipment lifecycle, green technology, benchmarking, and business continuity. Subsequently, the study expanded its analysis by utilizing the Fuzzy Analytic Hierarchy Process to evaluate the perspectives of various experienced experts in the data center industry.
The seven components of green data centers were evaluated against each other with regards to the three sustainability criteria: environmental impact, economic viability, and corporate responsibility. As a result, several components were consistently found to be in a specific priority order in multiple sensitivity analysis scenarios. Therefore, based on the priority rankings, data center managers can allocate resources by prioritizing those components according to their respective order. This study provides a valuable framework for the development of sustainable green data centers, with implications for both industry and policy makers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Tri Sarifudin
"Upaya dalam menghadapi tingginya tingkat persaingan bisnis dalam industri hulu migas adalah dengan meningkatkan kinerja serta mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Namun perbaikan di internal perusahaan tidaklah cukup, oleh karena itu dibutuhkan pula peran serta para supplier. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan penilaian dalam proses pemilihan supplier. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kriteria dan subkriteria penilaian dalam pemilihan supplier, serta memperoleh kriteria utama dalam pemilihan supplier kontraktor migas.

Efforts to dealing the high level of business competition in the upstream oil and gas industry is improved performance and optimize all resources. But the improvements in the company?s internal is not enough, therefore, it needs the participation of suppliers. In connection with matter that, it is necessary to judgment in the supplier selection process. This research aims to map the criteria and subcriteria assement in supplier selection, and get the main criteria in supplier selection in the oil and gas contractor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ammar Syahreza
"Di negara berkembang seperti Indonesia dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi maka kebutuhan konstruksi pembangunan juga semakin meningkat. Namun konstruksi bertanggung jawab atas dampak buruk terhadap lingkungan mulai dari ekstraksi, pemrosesan dan pengangkutan bahan mentah, konstruksi, dan pengoperasian fasilitas bangunan. Sektor bangunan juga merupakan penyumbang penggunaan energi terbesar (sekitar 40%). Berdasarkan hal tersebut muncul inovasi berupa Bangunan Hijau untuk mengurangi dampak buruk lingkungan. Tapi, dalam implementasinya bangunan hijau sering ditemukan kendala berupa penundaan dan keterlambatan jadwal yang salah satunya disebabkan oleh aktivitas pada rantai pasok. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengidentifkasi dan menganalisis aktivitas dalam rantai pasok. Didapatkan bahwa strategi dalam mengurangi keterlambatan pada bangunan hijau adalah rantai pasok yang berfokus kepada efisiensi.

In developing countries such as Indonesia with high population growth, the need for development is also increasing. However construction is responsible for adverse impacts on the environment ranging from extraction, processing and transportation of raw materials, construction, and operation of building facilities. The building sector is also the largest contributor to energy use (about 40%). Based on this, innovations emerged in the form of Green Buildings to reduce the negative impact on the environment. However, in the implementation of green buildings, obstacles are often found in the form of schedule delays, one of which is caused by activities in the supply chain. This study uses the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to identify and analyze activities in the supply chain. It was found that the strategy in reducing delays in green building is supply chain that focuses on efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarsono
"Pada saat ini, siklus manufaktur atau biasa disebut sebagai jaringan rantai pasok, telah mengalami sebuah revolusi secara dramatis. Hal ini terjadi dikarenakan oleh beberapa penyebab, yaitu mulai dari produk yang lebih berorientasi pada konsumen, siklus produk yang lebih pendek, prasyarat pemangku kepentingan yang terus meningkat, keketatan regulasi secara nasional dan internasional serta kompetisi antar pemain di dalam industri serta tentu saja pemanasan global yang membuat baik produsen maupun customer mulai peduli akan lingkungan atau biasa disebut sebagai konsep hijau. Suplier berkontribusi sangat tinggi terhadap performa sebuah rantai pasok. Oleh sebab itu suplier yang hijau merupakan kunci dari kesuksesan jaringan rantai suplai, terutama bagi industri berteknologi tinggi. Pada tulisan ini diajukan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Linear Programming untuk menyelesaikan permasalahan seleksi suplier hijau pada industri minyak dan gas pada studi kasus pemilihan suplier untuk pipa bawah laut untuk terminal gas mereka. Dari lima suplier yang dijadikan calon, didapatkan jumlah panjang atau luas pipa yang dibeli dari tiap-tiap suplier guna menghasilkan pemilihan suplier yang hijau dan biaya yang rendah.

Within todays manufacturing circle (suply chain), there is a rapid revolution due to so many reasons, ranging from customer oriented products, shortening product life cycles, stakeholder requirements, local and international regulatory compliances, to competitions among players within the industri and the global warming that makes either producer and customer focus in their environment that makes a green concept is born. Supplier has a great contribution to the supply chain. Therefore a green supplier is a key success of supply chain moreover in high tech industry. In this paper, the Analytical Hierarchy Process (AHP) and Linear Programming methodology are proposed to solve a green supplier selection problem in oil and gas industry to select the best green supplier for offshore pipe supplier. From the five proposed supplier, a number of pipe that should have bought for each supplier will be given that will produce a green purchasing at low cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T48973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etgar Rizki Equator
"Seiring dengan berkembangnya bisnis di suatu perusahaan, akan bertambah rumit dan penting peran pemasok (supplier) dalam menunjang dan mendukung kegiatan operasional perusahaan tersebut. Agar dapat meningkatkan kualitas kinerja, perusahaan perlu menjaga dan meningkatkan pula kinerja dari pemasok, hal tersebut menjadi alasan diperlukannya seleksi pemasok pada manajemen rantai pasok.
Penelitian dalam Tesis ini mensimulasikan metode pengambilan keputusan Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam menyeleksi pemasok sewa kapal Anchor Handling Tug Supply (AHTS) dengan kinerja terbaik di perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) hulu migas, CNOOC SES Ltd. Metode AHP pada Tesis ini melibatkan beberapa kriteria, sub-kriteria dan alternatif yang tersedia, dimana menggunakan instrumen kuesioner sebagai sumber data utama. Setelah dilakukan seleksi pemasok menggunakan pendekatan AHP, akan didapatkan pemasok yang memiliki keunggulan dibandingkan alternatif pemasok lainnya.
Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa kriteria penentu utama dalam menyeleksi pemasok sewa kapal AHTS adalah kualitas dan kepatuhan. Sedangkan kriteria ketanggapan dan harga/biaya menjadi kriteria pendukung dalam menyeleksi pemasok sewa kapal AHTS di CNOOC SES Ltd. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan PT. Oceanindo Prima Sarana merupakan pemasok sewa kapal AHTS dengan kinerja terbaik. Hal ini dibuktikan dengan hasil pembobotan AHP yang menyatakan bahwa pemasok tersebut memiliki nilai yang paling unggul dibandingkan dengan pemasok lainnya, baik pada kriteria utama maupun kriteria pendukung.

As the development in a company keeps growing, the complexity and importance of supplier role in supporting company?s operational activities will be increased as well. To gain and increase the quality of performance, a company must also maintain and improve its supplier performance, which become the main reason to implement supplier selection in its supply chain management.
This thesis simulate the application of Analytical Hierarchy Process (AHP) method in supplier selection of Anchor Handling Tug Supply (AHTS) vessel rental service providers with best performance, in an upstream oil and gas company, CNOOC SES Ltd. AHP method applied in this research involving several criterias, sub-criterias, and available alternatives, in which using questionnaire instrument as its main data source.
The result from this research shows that quality and compliance are the main criterias for AHTS vessels supplier selection. Meanwhile, responsiveness and price/cost are supporting criterias for AHTS vessels supplier selection in CNOOC SES Ltd. The final result of this research also shows PT. Oceanindo Prima Sarana is an AHTS vessel supplier who has the best performance. This result proved from AHP weighting outcome which stated if such supplier has the best score compared to other suppliers, whether in main criterias or supporting criterias.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhita Dodi Risnata
"Sejak dijalankannya program konversi minyak tanah ke LPG di Indonesia pada tahun 2007, LPG menjadi komoditi yang sangat penting sehingga dalam proses pendistribusiannya harus dijalankan dengan baik. Salah satu kegiatan penting dalam proses pendistribusian LPG adalah perencanaan supply dari terminal Utama ke depot-depot. Kondisi saat ini dimana dengan semakin meningkatnya konsumsi LPG dan bertambahnya jumlah depot maka sering kali terjadi deviasi antara perencanaan dengan realisasi. Dengan adanya perkembangan teknologi dan persaingan industri yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk dapat menjalankan bisnis secara efisien, dimana salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut yaitu dengan mengelola management rantai  pasok agar produk dapat didistribusikan dengan tepat waktu, terjaga kualitasnya dan dengan biaya yang rendah. Dalam pengukuran kinerja rantai pasok, terlebih dahulu diperlukan penentuan dan pembobotan Key Performance Indicator (KPI). Tujuan dari penelitan ini adalah mengidentifkasi KPI supply chain LPG di terminal Utama dengan identifikasi level dalam model SCOR, dan dilakukan pembobotan dan penentuan KPI dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasilnya penelitian menunjukkan terdapat 36 KPI yang disesuaikan dengan pendekatan pengukuran kinerja dengan metode SCOR , yaitu reliability, responsiveness, flexibility, cost dan asset management. Bobot tertinggi pada level 1 diperoleh pada dimensi reliability dengan bobot 0,300, dan untuk KPI dengan prioritas tertinggi adalah minimum inventory dengan bobot 0,083.

Since the implementation of the kerosene to LPG conversion program in Indonesia in 2007, LPG has become an essential commodity, so that the distribution process must be carried out correctly. One of the crucial activities in the LPG distribution process is planning the supply from the main terminal to the depots using a ship scheduling system. The current condition is that with the increasing consumption of LPG and the growing number of depots, there is often a deviation between planning and realization, which causes additional operating costs for LPG distribution. With the development of technology and very tight industrial competition, companies are required to run their business efficiently. One way to achieve these goals is by managing supply chain management so that products can be distributed on time, quality is maintained, and at low cost. It is necessary to determine and weigh the Key Performance Indicator (KPI) in measuring supply chain performance. The purpose of this research is to identify KPIs forLPG supply chain at the main terminal by identifying levels in the SCOR model, and weighting and determining KPIs using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The results showed that there were 36 KPIs adapted to the performance measurement approach with the SCOR method, namely reliability, responsiveness, flexibility, cost and asset management. The highest weight at level 1 is obtained on the reliability dimension with a weight of 0.300, and for KPI the highest priority is minimum inventory with a weight of 0.083."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhita Dodi Risnata
"Since the implementation of the kerosene to LPG conversion program in Indonesia in 2007, LPG has become an essential commodity, so that the distribution process must be carried out correctly. One of the crucial activities in the LPG distribution process is planning the supply from the main terminal to the depots using a ship scheduling system. The current condition is that with the increasing consumption of LPG and the growing number of depots, there is often a deviation between planning and realization, which causes additional operating costs for LPG distribution. With the development of technology and very tight industrial competition, companies are required to run their business efficiently. One way to achieve these goals is by managing supply chain management so that products can be distributed on time, quality is maintained, and at low cost. It is necessary to determine and weigh the Key Performance Indicator (KPI) in measuring supply chain performance. The purpose of this research is to identify KPIs forLPG supply chain at the main terminal by identifying levels in the SCOR model, and weighting and determining KPIs using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The results showed that there were 36 KPIs adapted to the performance measurement approach with the SCOR method, namely reliability, responsiveness, flexibility, cost and asset management. The highest weight at level 1 is obtained on the reliability dimension with a weight of 0.300, and for KPI the highest priority is minimum inventory with a weight of 0.083.

Sejak dijalankannya program konversi minyak tanah ke LPG di Indonesia pada tahun 2007, LPG menjadi komoditi yang sangat penting sehingga dalam proses pendistribusiannya harus dijalankan dengan baik. Salah satu kegiatan penting dalam proses pendistribusian LPG adalah perencanaan supply dari terminal Utama ke depot – depot. Kondisi saat ini dimana dengan semakin meningkatnya konsumsi LPG dan bertambahnya jumlah depot maka sering kali terjadi deviasi antara perencanaan dengan realisasi. Dengan adanya perkembangan teknologi dan persaingan industri yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk dapat menjalankan bisnis secara efisien, dimana salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut yaitu dengan mengelola management rantai pasok agar produk dapat didistribusikan dengan tepat waktu, terjaga kualitasnya dan dengan biaya yang rendah. Dalam pengukuran kinerja rantai pasok, terlebih dahulu diperlukan penentuan dan pembobotan Key Performance Indicator (KPI). Tujuan dari penelitan ini adalah mengidentifkasi KPI supply chain LPG di terminal Utama dengan identifikasi level dalam model SCOR, dan dilakukan pembobotan dan penentuan KPI dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasilnya penelitian menunjukkan terdapat 36 KPI yang disesuaikan dengan pendekatan pengukuran kinerja dengan metode SCOR , yaitu reliability, responsiveness, flexibility, cost dan asset management. Bobot tertinggi pada level 1 diperoleh pada dimensi reliability dengan bobot 0,300, dan untuk KPI dengan prioritas tertinggi adalah minimum inventory dengan bobot 0,083."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>