Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184913 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kotambunan, F.E.
"ABSTRAK
Untuk menunjukkan betapa signifikan kesepadanan makna TSu dan TSa dalam teks hukum bisnis merupakan tujuan penelitian ini. Adapun manfaat penelitian adalah memotivasi penerjemah agar lebih kritis dan cermat sehingga menghasilkan terjemahan yang berkualitas. Hasil penelitian juga bermanfaat sebagai acuan untuk penelitian lanjutan dalam ranah dan kajian yang sejenis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian perpustakaan dan lapangan untuk mengumpulkan data serta teknik analisis data dengan model komparatif dan kausal. Faktor ekstratekstual dan intratekstual TSu dan TSa Nord adalah variabel yang ditetapkan dalam menganalisis data. Penelitian ini dibatasi pada strategi penambahan dan penghilangan makna dalam kata, frasa atau ungkapan, klausa, dan kalimat. Sebagai dampak penerapan strategi ini, kesesuaian TSu dan TSa dengan bidal Grice dianalisis. Hasil penelitian adalah pertama, faktor ekstratekstual, intratekstual TSu dan TSa cenderung sama untuk mencapai kesepadanan makna TSu dan TSa. Kedua, kesalahan penyimpangan, penambahan, dan penghilangan makna ditemukan sebagai dampak penerapan strategi penambahan dan penghilangan makna. Ketiga, gaya penulisan teks hukum bisnis dalam bahasa Indonesia belum seragam dibandingkan penulisan dalam bahasa Inggris. Sebagai kesimpulan, penerjemahan teks hukum bisnis mengikuti kriteria setia dan konvensional. Kemudian, penguasaan pengetahuan di berbagai bidang dan kerja sama yang baik antarpihak menentukan keberhasilan praktik penerjemahan. Saran peneliti adalah penelitian yang lebih komprehensif dalam teks hukum lain perlu dilakukan. Disamping itu, sebaiknya penyuntingan teks dan penyelarasan kata dilakukan lebih dari dua kali untuk mengurangi kesalahan penafsiran.Kata kunci:Faktor ekstratekstual dan intratekstual; kesalahan penafsiran; kesepadanan makna; strategi penambahan dan penghilangan makna; teks hukum bisnis.

ABSTRACT
To show how crucial the equivalence of ST and TT in business law text is the main goal of this research. Besides that, the benefit of this research is to motivate a translator to become more critical and accurate in producing more quality translations. The results of research can be utilized as benchmark to conduct further research in similar study. The library research and field method are commonly administered in translation research. And the technique of analyzing data exerts comparative and causal model between the Source Text ST and the Target Text TT . It is determined that the approach is pursuant to ST and TT both Nord Extra textual and Intra textual factors. In addition, the research scope is limited to addition and omission, strategy of translating in word, phrase or term, clause, and sentence. The conformity of ST and TT to Grice rsquo s maxim is also analyzed as the effect of employing strategy of translating, the addition and omission. This research findings, firstly verifies that extra textual and intra textual factors are mostly integrated in achieving equivalence of ST and TT. Secondly, it is also discovered that translation error of deviation, addition, and omission of meaning as the impact of translating strategy application, addition and omission. Thirdly, it is acquired that writing business law text in English is more conventional comparing to Indonesian. In conclusion, the translation of business law text complies with faithful and conventional main criteria. Moreover, not only the mastery of other knowledge related, but also good collaboration are required between concerned parties and determined the success of translation practice. Therefore, it is wished for these results and implications could be referred to proceed with comprehensive research in other legal texts. Hereafter, it is also advised that proofreading is performed more than twice to minimalize misinterpretation. "
2016
T47203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Ramadhana W.
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi pada bidang penerjemahan dengan cara melihat dan menganalisis penghapusan yang dilakukan oleh seorang penerjemah ketika menerjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, dan juga memperlihatkan solusi yang dilakukan untuk mengganti kata yang terhapus. Subjek penelitian dari bahasa Inggris diambil dari novel berjudul Good Omens, ditulis oleh Terry Pratchett dan Neil Gaiman. Contoh yang diterjemahkan diambil dari Pertanda-Pertanda Baik, yang diterjemahkan oleh Lulu Wijaya. Good Omens adalah sebuah novel fantasi yang berbahasa Inggris yang penuh dengan kata-kata humor yang dimana beberapa tidak dapat diterjemahkan secara langsung ke bahasa Indonesia tanpa adanya perubahan dari penerjemah. Makalah ini menggunakan Teori Dynamic Equivalence dari Eugene Nida dengan alasan bahwa penerjemah mengubah kata-kata dengan tujuan untuk menjaga konteks dalam suatu karya. Satu hal yang telah ditemukan mengenai penghapusan dalam penerjemahan adalah bahwa hal ini dilakukan untuk menghindari redundansi semantik. Beberapa mengatakan bahwa penghapusan untuk menghindari redundansi semantik sebagai penerjemahan parsial. Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa penghapusan dibutuhkan untuk beberapa kata dengan tujuan untuk menjaga konteks dari cerita yang diterjemahkan.

This study attempts to make a contribution in translation studies by looking at and analyzing deletions conducted by translators when a text is translated from English to Indonesian, and also showing the solutions made to compensate for the deleted words. The subject from which the English examples are taken is a novel by the title of Good Omens, written by Terry Pratchett and Neil Gaiman. The translated examples are taken from the Indonesian version, Pertanda-Pertanda Baik, translated by Lulu Wijaya. Good Omens is an English fantasy novel full of wit and words that may not be properly translated into Indonesian without modification on the behalf of the translator. This paper uses Eugene Nida’s Dynamic Equivalence theory on the notion that translators have to modify words in order to retain the sense or context of a work. One point that has been researched regarding deletion in translation is that it is made in order to avoid semantic redundancy. Others refer to the attempts of deletion to prevent semantic redundancy as partial translation. This paper concludes with the finding that deletions are necessary for some words in order to retain the context of the story.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Eryadi Abdillah
"Penelitian ini termasuk dalam wilayah kajian penerjemahan dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis diterapkan untuk mengetahui ideologi penerjemah pada terjemahan karya sastra. Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu novel Bumi Manusia sebagai TSu dan The Earth of Mankind sebagai TSa. Ideologi penerjemah yang ditemukan akan dibandingkan dengan ideologi penulis untuk mencari tahu persamaan dan perbedaannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan model komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penulis dan penerjemah memiliki ideologi yang sama, yakni ideologi sosialis. Sementara itu, terdapat perbedaan intensitas dari ideologi penulis dan penerjemah. Penerjemah memiliki pandangan yang lebih kuat terhadap kaum pribumi dan kaum Eropa yang dapat dilihat dari penekanan kata-kata mengenai kaum pribumi dan Eropa yang dilakukan penerjemah dalam menerjemahkan TSu. Tidak ada makna yang bergeser antara TSu dan TSa, sehingga baik pembaca TSu maupun TSa dapat memahami maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. Namun, penekanan yang dilakukan oleh Max Lane dapat memberikan efek yang berbeda pada pembaca TSa dalam hal memandang kaum pribumi dan kaum Eropa.

The field of this study is translation studies by using a critical discourse analysis approach. Critical discourse analysis is applied to determine the ideology of the translator in the translation of literary works. This study uses two data sources, namely the novel Bumi Manusia as ST and The Earth of Mankind as TT. The translator's ideology that has been found will be compared with the author's ideology to find out their similarities and differences. This research is a descriptive qualitative research using a comparative model. The results of this study indicate that the author and translator have the same ideology, namely socialism. Meanwhile, there are differences in the intensity of the ideologies of author and translator. The translator has a stronger view towards the natives and the Europeans, which can be seen from the emphasis on the words about the natives and Europeans by the translator in translating the ST. There is no shift in meaning between ST and TT, hence both ST and TT readers can understand the intention of the author. However, the emphasis on words made by Max Lane can result in different impact on TT readers in viewing the natives and the Europeans."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malmkjaer, Kirsten, editor
Edinburg : University Press, 2007
418.02 MAL l (1);418.02 MAL l (2);418.02 MAL l (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cattleya Wahyu Pravitha
"Terjemahan beranotasi adalah terjemahan yang diberi catatan sebagai bentuk pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Bahan terjemahan beranotasi ini adalah dongeng. Banyak hal perlu dipertimbangkan bila mengingat pembaca sasarannya adalah anak-anak. Penerjemahan dilakukan dengan metode semantis agar unsur estetis TSu tetap muncul di dalam TSa dan metode komunikatif agar pembaca TSa tidak kesulitan memahami isi teks. Pelbagai kamus digunakan sebagai rujukan dan laman internet sebagai sumber informasi saat menerjemahkan. Permasalahan penerjemahan yang banyak ditemukan dalam penerjemahan dongeng ini adalah bahasa figuratif dan kata budaya. Berbagai prosedur penerjemahan diterapkan untuk memecahkan masalah yang ada dan unsur-unsur yang bermasalah dianotasi. Menerjemahkan untuk anak, yang berarti penerjemah harus memposisikan diri sebagai anak saat menerjemahkan, membuat penerjemahan dongeng ini menantang sekaligus memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan baru.

An annotated translation is a translation with a translator’s commentary on the chosen equivalence. This annotated translation uses a fairy tale as the source text. Various aspects should be considered because the target readers of the translation are children. While translating, semantic method is applied so that the esthetical element of the source text can be maintained. Communicative method is also applied to increase readability. Dictionaries and internet websites are used as information sources. Translation problems that were found during the translation process are figurative languages and cultural words. Various translation procedures are applied to solve the problems before they are annotated. Translating for children, which requires the translator to adopt a child’s point of view, gives some valuable experiences and new knowledge."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T38977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ersan Pamungkas
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk untuk memperlihatkan hasil penerjemahan pidato politik karya penerjemah penutur jati bahasa Indonesia dan penerjemah penutur jati bahasa Inggris. Berdasarkan tujuan ini, ada tiga sasaran penelitian, yaitu mendeskripsikan penerapan metode penerjemahan yang diterapkan oleh kedua penerjemah dalam menerjemahkan lima pidato politik dan pengaruhnya pada hasilnya, menemukan teknik penerjemahan yang digunakan oleh kedua penerjemah dalam menerjemahkan pidato politik dan pengaruh pada hasilnya, dan mendeskripsikan teknik penerjemahan yang cenderung digunakan oleh kedua penerjemah dalam menerjemahkan tiap bagian pidato politik. Kajian dilakukan dengan menggunakan pendekatan berbasis korpus, model komparatif, serta teori strategi penerjemahan. Metode kualitatif berupa analisis teks sebagai sebuah studi kasus digunakan dalam penelitian ini. Analisis terjemahan sebagai sebuah produk didasarkan pada strategi yang diterapkan kedua penerjemah dalam menerjemahkan pidato politik. Penelitian ini menunjukkan bahwa kedua penerjemah menerapkan metode dan teknik penerjemahan yang sama. Empat metode penerjemahan yang diterapkan kedua penerjemah adalah metode penerjemahan harfiah, metode penerjemahan setia, metode penerjemahan semantis, dan metode penerjemahan komunikatif. Penerapan empat metode itu menunjukkan adanya dua ideologi penerjemahan dalam terjemahan keduanya. Adapun sembilan teknik terjemahan diterapkan oleh kedua penerjemah yakni transferensi, kalke, teknik literal, padanan budaya, padanan lazim, transposisi, modulasi, reduksi, dan eksplisitasi. Temuan lain dalam penelitian ini adalah bahwa meskipun kedua penerjemah menguasai dua bahasa jati yang berbeda, strategi penerjemahan yang diterapkan sama dan hal ini menggambarkan kualitas terjemahan keduanya. Penelitian ini juga menunjukkan kecenderungan penerapan sejumlah teknik penerjemahan dalam lima bagian pidato politik.

ABSTRACT
This research aims to demonstrate the result of the translation of political speeches done by an Indonesian native speaker translator and an English native speaker translator. Based on this objective, there are three research goals to be met, namely to describe the application of translation methods applied by the two translators in translating those speeches and the impacts to the translation, to find translation techniques applied by the two translators in translating political speeches and the impacts to the translation, and describing translation techniques that tend to be used by the two translators in translating five parts of a political speech. The research is one by using corpus-based approach, a comparative mode, and translation strategy theories. A qualitative method in the form of a text analysis as a case study is adopted in this research. Analysis of a translation as a product is based on the translation strategies adopted by the the two translators in translating political speeches. The research shows that the two translators apply the same translation methods and techniques. Those four methods are literal translation method, faithful translation method, semantic translation method, and communicative translation method. The adoption of these four methods also signify two translation ideologies in their translations. In the meantime, nine translation techniques adopted by the two translators are transferensi, calque, literal, cultural equivalence, established equivalence, transposition, modulation, reduction and addition. The research also shows that although the two translators have two different native languages, translation strategies adopted by them are the same and this can describe the quality of their translations. The research also shows a tendency of the application of certain translation techniques by the two translators in translating five parts of a political speech."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
D2745
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wieka Barathayomi
"Tesis ini adalah kritik atas strategi penerjemahan istilah budaya dalam novel Olive Kitteridge. Kritik disusun dengan menggunakan model analisis teks yang berorientasi pada penerjemahan dengan menggunakan pencapaian tujuan penerjemahan sebagai kriteria utama keberhasilan penerapan strategi penerjemahan. Pertama, analisis faktor ekstratekstual dan intratekstual teks sumber (TSu) dan teks sasaran (TSa) dilakukan untuk menentukan tujuan penerjemahan. Kedua, menganalisis data untuk menemukan strategi penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan istilah budaya. Ketiga, penilaian keberhasilan dan kegagalan penerapan strategi penerjemahan istilah budaya dipandang dari pencapaian tujuan penerjemahan.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tujuan penerjemahan adalah untuk menyampaikan kisah Olive Kitteridge secara sesetia mungkin dengan maksud penulis TSu dengan tujuan memperkenalkan budaya sumber kepada pembaca sasaran. Terjemahan yang dihasilkan harus memenuhi kriteria tepat, wajar, dan mudah dipahami. Keberhasilan penerjemah yaitu menerjemahkan TSu sesetia mungkin dengan maksud penulis TSu, dengan harapan memperkenalkan budaya sumber kepada pembaca sasaran. Penerjemah juga menyadari adanya perbedaan latar belakang pengetahuan dan budaya yang dimiliki pembaca TSu dan TSa, yakni terlihat dari upaya menerapkan beberapa strategi penerjemahan untuk mengisi informasi yang dimiliki pembaca TSu tetapi tidak dimiliki pembaca TSa. Strategi yang terlihat jelas adalah pemberian catatan kaki dan penjelasan tambahan.
Kegagalan penerjemah yaitu demi menunjukkan kesetiaan pada maksud penulis TSu, penerjemah banyak menggunakan strategi transferensi dan penerjemahan harfiah untuk menerjemahkan istilah budaya yang akhirnya membuat terjemahan tidak tepat dan tidak wajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa jika dikaitkan dengan tujuan penerjemahan, yakni terjemahan yang sesetia mungkin pada maksud penulis TSu dengan tujuan memperkenalkan budaya sumber kepada pembaca sasaran dan memenuhi kriteria tepat, wajar, serta mudah dipahami, strategi penerjemahan istilah budaya dalam novel Olive Kitteridge tidak cukup berhasil mencapai tujuan itu.

This thesis is a criticism to the application of translation strategies in translating cultural terms in Olive Kitteridge. The criticism is based on a model for translation-oriented text analysis by using translation purpose as the main criteria for successful application of translation strategies. First, analysis of extratextual and intratextual factors of source text (ST) and target text (TT) is conducted to determine translation purpose. Second, data analysis is conducted to find translation strategies applied by the translator in translating cultural terms. Third, assessing the application of translation strategies in translating cultural terms based on translation purpose.
This research shows that the purpose of translation is to deliver Olive Kitteridge story as faithful as possible to ST author intention, in order to introduce source language culture to target language readers. The translation must meet the appropriate criteria: accurate, natural, and readable. The translator is success in translating ST as faithful as possible to ST author intention, in order to introduce source language culture to the target language readers. The translator is also aware that ST and TT readers have different cultural background and knowledge. It is shown by her attempt in applying translation strategies, such as footnotes and additional explanation, to overcome translation problem.
Unfortunately, in order to show faithfulness to ST author intention, the translator use a lot of transference and literal translation strategies to translate culture terms that make the translation inaccurate and unnatural. In general, related to the translation purpose that is to be faithful to ST author intention in order to introduce source language culture to target language readers and meet the appropriate criteria of accurate and natural, the translation strategies of cultural terms in Olive Kitteridge failed in achieving translation purpose.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31791
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar Abdillah
"Penelitian ini menganalisis prosedur penerjemahan bentuk-bentuk kata sapaan dalam novel Er Ist Wieder Da karya Timur Vermes yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris karya Jamie Bulloch berjudul Look Who's Back. Data dianalisis menggunakan teori prosedur penerjemahan oleh Newmark, Molina & Albir, Pertheghella dan Viney & Darbelnet. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan cara deskriptif kepustakaan karena korpus penelitian ini adalah novel. Jenis kata sapaan di dalam novel, seperti kata ganti lain, nama diri, gelar/pangkat, nomina + ku dan nomina lain. Bentuk sapaan dibagi berdasarkan prosedur, enam kasus menggunakan prosedur padanan budaya, dua kasus menggunakan prosedur ekuivalen fungsional, tiga kasus menggunakan prosedur peminjaman, tiga kasus menggunakan prosedur modulasi, dua kasus menggunakan prosedur couplet, enam kasus menggunakan prosedur amplifikasi, empat kasus menggunakan prosedur penerjemahan harfiah, kasus menggunakan prosedur literal, satu kasus menggunakan prosedur reduksi, dua kasus menggunakan prosedur lokalisasi dialek dan satu kasus menggunakan prosedur eksplisitasi.

This study analyzes the procedure of translating the forms of address in Timur Vermes's novel Er Ist Wieder Da translated into English by Jamie Bulloch titled Look who's back. The data was analyzed using the theory of translation procedures by Peter Newmark, Lucía Molina & Amparo Hurtado Albir, Pertheghella dan Viney & Darbelnet. This study was conducted using qualitative with means of descriptive literature because the corpus of this study is novel. Types of Address in the novel, such as other pronouns, personal names, titles/ranks, possessive adjective, and other nouns. The forms of address were divided based on the procedure, six cases used cultural equivalent procedure, two cases used functional equivalent procedure, three cases used borrowing procedure, three cases used modulation procedure, two cases used couplet procedure, six cases used amplification procedure, four cases used literal translation procedure, one case used reduction procedure, two cases used dialect localization procedure and one case used explicitation procedure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Nur Sentana
"ABSTRAK
Iklan merupakan wacana persuasif yang disampaikan dengan berbagai cara atau moda. Dewasa ini teknologi membawa masyarakat menjadi lebih dekat dengan iklan. Media sosial menjadi wahana trendi penyampaian pesan, termasuk iklan. Cara-cara beriklan di media sosial disesuaikan dengan karakteristik media sosial itu. Facebook, misalnya, merupakan media sosial yang diperuntukkan untuk penyampaian pesan melalui unsur verbal dan visual.Agar gagasan persuasif dalam iklan disampaikan dengan baik, produsen iklan membuat iklan menjadi menarik. Caranya bermacam-macam, mulai dari menggunakan bahasa yang menarik hingga tampilan visual yang cantik. Kombinasi unsur verbal dan visual itu menjadi multimodalitas sebuah iklan.Budaya dan bahasa dalam suatu masyarakat juga menentukan gagasan iklan. Skripsi ini mengungkapkan bagaimana unsur verbal dan unsur visual dalam iklan bekerja sama menampilkan gagasan, pesan, dan pengalaman bagi konsumen. Data iklan yang dianalisis dengan linguistik fungsional sistemik secara kualitatif adalah iklan Pocari Sweat Indonesia dalam media sosial Facebook.

ABSTRACT
Advertisement is one of persuasive discources that delivered through several ways and mode. Recently, technology brings society closer to advertisement. Social media has become a trendy way to deliver messages including advertisement. Advertisement means is adjusted according to the its social media characteristic. Facebook, for example, is a social media that aims to deliver message through verbal and visual element.In order to well deliver persuasive message, advertisement should be well presented. The producer should make interesting advertisement. There are many ways to make interesting advertisement, from using interesting language until using interesting visual. The combination of verbal and visual element become multimodality of a advertisement.Culture and language of a society also influence the message behind advertisement. This thesis shows how verbal and visual element work together to deliver message, idea, and experience for consumer. Data that analyze with systemic funtional linguistic with qualitative methodology is Pocari Sweat Advertisement in social media Facebook"
2017
S70045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono Susanto
"Subtitling atau takrir mempunyai tantangan bagi para pembuat subtitle ketika menerjemahkan sebuah film yang mempunyai perbedaan budaya antara Bahasa sumber dan Bahasa target, yang di mana dalam hal ini adalah Bahasa Inggris sebagai fokus dari diskusi ini. Artikel ini bertujuan untuk menganalisa lebih lanjut elemen-elemen yang mengandung referensi budaya dari film Aruna dan Lihdanya (2018), dan juga menjabarkan masalah-masalah yang timbul ketika membuat subtitle dan strategi yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Beberapa langkah telah diambil, yaitu dari menonton film tersebut, mengoleksi data dalam bentuk gambar dan percakapan, sampai menganalisis konteks dari elemen-elemen tersebut untuk menjawab permasalahan referensi budaya ekstralinguistik. Penelitian ini mencoba untuk membahas strategi penerjemahan yang dipakai pada film tersebut dengan menggunakan metode subtitling milik Jan Pedersen dan juga parameter yang mempengaruhi. Temuan dari studi ini menunjukkan bahwa strategi penerjemahan subtitle yang digunakan pada sebuah film dapat bergantung pada elemen yang terkandung dalam film, yang dapat dikategorikan sebagai faktor kunci untuk memilih prosedur penerjemahan yang benar.

Subtitling presents a challenge when translating a movie that has cultural differences between the source language and the target language, which in this case is English, the focus of this paper's discussion. This article aims to further analyze the cultural-bound elements from Aruna dan Lidahnya, as well as to state the problems when making the subtitles and strategies that are used by the subtitle team to overcome those things. There are a few steps conducted; from watching the movie, collecting the data in the form of images and utterances, to analyzing the contextual aspect to answer the extralinguistic cultural references. This research attempts to examine subtitling strategies in an Indonesian Netflix film, Aruna dan Lidahnya, utilizing Pedersen's proposed subtitling methodologies and influencing parameters. The findings of this study indicate that the subtitling strategies that a subtitler uses in a movie can depend on the various elements shown in the movie, which are considered key factors for a subtitler to choose the correct procedures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>