Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80502 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Adimas Chairunnagara Darwis
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan memurnikan enzim bromelain dari bonggol nanas Ananas comosus L. Merr. disertai pengujian kestabilannya dalam cairan lambung artifisial. Tahap pemurnian dimulai dari isolasi, fraksionasi menggunakan garam ammonium sulfat dilanjutkan dengan proses dialisis. Tiap tahap pemurnian menghasilkan peningkatan aktivitas spesifik pada fraksi enzim, mulai dari ekstrak kasar berturut-turut sebesar 0,276 U/mg; 14,591 U/mg; dan 16,05 U/mg. Tingkat kemurnian yang paling tinggi diperoleh pada hasil dialisis fraksi 3 50-80 sebesar 58,15 kali ekstrak kasarnya. Hasil uji kestabilan bromelain dalam cairan lambung artifisial melalui metode milk clotting units fraksi bromelain memiliki aktivitas proteolitik dalam menggumpalkan substrat susu. Pemaparan fraksi bromelain pada cairan lambung artifisial yang memberikan aktivitas proteolitik bromelain bonggol paling tinggi diperoleh pada volume sekitar 0,4-0,5 mL. Pemaparan berdasarkan waktu reaksi dengan cairan lambung artifisial yang mengandung pepsin menunjukkan aktivitas proteolitik yang relatif stabil pada 4 jam pertama.

ABSTRACT
This study aimed to isolate and purify the bromelain enzyme from pineapple stem Ananas comosus L. Merr followed with test of its stability in artificial stomach juice. Purification steps start with isolation, fractionation with ammonium sulfate salt and dialysis process. Each step of purification produced an increasing specific activity in enzyme fraction, starting with crude extract, respectively 0.276 U mg 14.591 U mg and 16.05 U mg. The highest level of purity was achieved from dialyzed 3rd fraction 50 80 in the amount of 58.15 fold in comparison with crude extract. The result of bromelain stability test in artificial stomach juice by milk clotting units assay bromelain fraction have proteolytic activity in clotting milk substrate. Exposing bromelain fraction in artificial stomach juice which gave the highest stem bromelain proteolytic activity was achieved at estimated volume of 0.4 0.5 mL. Exposure in a period of reaction time to artificial stomach juice that contained pepsin showed relatively stable proteolytic activity in the first 4 hours."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S66412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Hidayat
"Bromelain adalah protease yang secara komersial didapatkan dari buah atau batang tumbuhan nanas. Pada penelitian ini bromelain diisolasi dari bonggol nanas Ananas comosus [L.] Merr lalu dimurnikan dengan fraksinasi menggunakan amonium sulfat dan pelarut aseton. Bromelain hasil fraksinasi dari masing-masing metode kemudian akan diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, Propionibacterium acnes, dan Escherichia coli dengan metode difusi cakram. Fraksi enzim yang memiliki kemurnian dan aktivitas spesifik tertinggi diperoleh pada fraksi 2 amonium sulfat dengan tingkat kejenuhan 20-50 , dan pada fraksi 3 aseton dengan tingkat kejenuhan 50-80 . Aktivitas spesifik fraksi 2 amonium sulfat yaitu 70 U/mg dengan tingkat kemurnian 5,3 kali lipat dibandingkan dengan enzim kasarnya. Sedangkan, aktivitas spesifik fraksi 3 aseton yaitu 19,736 U/mg dengan tingkat kemurnian 2,5 kali lipat dibandingkan dengan enzim kasarnya. Hasil uji potensi antibakteri menunjukkan ekstrak kasar enzim bromelain memiliki aktivitas antibakteri untuk semua bakteri uji. Potensi antimikroba bromelain hasil fraksinasi hanya terlihat pada bakteri P. acnes. Berdasarkan hasil uji potensi antibakteri, fraksinasi menggunakan aseton dapat menghasilkan fraksi bromelain dengan aktivitas antibakteri lebih baik dibandingkan dengan fraksinasi menggunakan amonium sulfat.

Bromelain is a protease commercially derived from pineapple fruit or stems. In this study bromelain was isolated from pineapple core Ananas comosus L. Merr and then purified by fractionation using ammonium sulfate and acetone. The fractionated bromelain of each method will be tested for its antibacterial activity against Staphylococcus epidermidis, Propionibacterium acnes, and Escherichia coli by disc diffusion method. The enzyme fraction that has highest purity and activity is fraction 2 of ammonium sulfate fraction with saturation level of 20 50 , and fraction 3 of acetone with saturation level of 50 80. The specific activity of fraction 2 ammonium sulfate is 70 U mg with a purity level of 5.3 fold compared with its crude enzymes. Meanwhile, the specific activity of fraction 3 acetone is 19,736 U mg with 2.5 fold purity level compared with its crude enzyme. The antibacterial potency test results showed a crude extract of bromelain enzyme having antibacterial activity for all test bacteria. The antimicrobial potential of fractionated bromelain is only seen in P. acnes bacteria. Based on antibacterial potency test results, fractionation using acetone can produce bromelain fraction with better antibacterial activity compared with fractionation using ammonium sulfate.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiyah Fithri Musfiroh
"Olahan buah nanas merupakan salah satu komoditas buah tropis terbesar produksinya di Indonesia yang berpotensi menghasilkan limbah berupa kulit dan bonggol. Penelitian ini bertujuan mengisolasi bromelain dari ekstrak bonggol nanas Ananas comusus [L]. Merr yang dimurnikan melalui metode fraksionasi bertingkat dengan etanol. Fraksi bromelain yang diperoleh kemudian aktivitas antiagregasi plateletnya di uji secara in vivo menggunakan mencit putih jantan galur ddy dengan asetosal sebagi control positif. Fraksinasi enzim kasar bromelain dengan etanol menghasilkan aktifitas spesifik tertinggi pada fraksi etanol 30-60 fraksi 2 yaitu sebesar 3,107 Unit/g dengan tingkat kemurnian 155 kali dari enzim kasarnya Pada uji antiagregasi platelet menunjukkan bahwa fraksi enzim bromelain dengan dosis 70 g/Kg bb, 140 g/Kg bb, dan 210 g/Kg bb dapat meningkatkan waktu pendarahan, waktu koagulasi secara bermakna.

Processed pineapple is one of largest commodities tropical fruit production in Indonesia and it will bring waste from the skin and core .This study aims to isolate bromelain of an extract core the pineapple Ananas comusus L .Merr are purified by fractionation using ethanol and continued by test activity as an antiplatelets agent by in vivo method using white mice male ddy type with asetosal as positive control. Fractionation of crude enzyme bromelain with ethanol produces highest specific activity on ethanol 30 60 faction faction 2 3,107 Unit mg and the protein content 61, 25 mg with the degree of purity of 155 times of crude enzyme. In antiplatelet aggregation tests shows that faction an enzyme bromelain with doses 70 g Kg bb, 140 g Kg bb, and 210 g Kg bb can increase time bleeding , time coagulation meaningful p 0.05 , while in test anti aggregation of platelets by measuring absorption plasma based on a method of born the aggregator ADP , isolates an enzyme with doses 70 g Kg bb having the percent value inhibition aggregation of platelets greater and consistent every week by the provision of doses than 140 g Kg bb, and 210 g Kg bb.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Nurhidayat
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, dilakukan studi kinetika dan aktivitas anti platelet bromelain yang telah dimurnikan dari bonggol nanas Palembang Ananas comosus [L] Merr . Pemurnian enzim dimulai dengan isolasi enzim bromelain, kemudian dilakukan fraksionasi bertingkat menggunakan garam amonium sulfat dan dilanjutkan dengan kromatografi gel filtrasi dengan Sphadex G-50. Enzim kasar yang didapatkan dari tahap isolasi memilki aktivitas spesifik sebesar 53,580 Unit/mg. Fraksionasi dengan metode fraksinasi bertingkat menggunakan garam amonium sulfat menghasilkan fraksi enzim yang memiliki aktivitas spesifik tertinggi adalah fraksi dengan tingkat kejenuhan amonium sulfat 20 -50 , dengan aktivitas spesifik sebesar 230,970 Unit/mg dan tingkat kemurnian sebesar 8 kali lebih murni dibandingkan dengan enzim kasar. Pemurnian lebih lanjut dengan kromatografi Sphadex G-50 fraksi enzim bromelain mengalami peningkatan nilai aktivitas spesifik menjadi 431,548 Unit/mg dengan tingkat kemurnian sebesar 28 kali enzim kasar. Uji aktivitas fraksi bromelain termurni terhadap variasi pH dan suhu menunjukkan pH optimum bromelain pada pH 7 dan suhu optimum 37oC. Pada variasi konsentrasi substrat, dengan membuat plot kurva Michaelis-Menten dan Lineweaver-Burk, didapatkan konstanta Michaelis-Menten Km untuk bromelain adalah 0,777 dan nilai Vmaks sebesar 3,969 U/min. Uji aktivitas antiplatelet menunjukkan fraksi bromelain dari setiap tahap pemurnian memiliki kemampuan sebagai agen antiplatelet. Aktifitas antiplatelet tertinggi terdapat pada fraksi enzim termurni dengan nilai persen agregasi sebesar 48,64 dan persen inhibisi 47,583 . IC50 dari fraksi enzim termurni adalah sebesar 88,314 ?L/mL.

ABSTRACT
kinetic study and activity as anti platelet agent of Bromelain enzyme from Palembang Pineapple rsquo s core Ananas Comosus L Merr was performed. The purification step begins with the isolation of bromelain enzyme, then fractionation using ammonium sulfate and continued by gel filtration chromatography using sphadex G 50. Crude enzyme obtained from pineapple rsquo s core has specific activity of 53,580 Unit mg. Fractionation by multilevel saturity of ammonium sulphate salt showed highest activity at 20 50 level of saturation, with a certain Activity of 230,970 Unit mg and a purity level of 8 times purer from crude enzymes. Further purification by Sephadex G 50 chromatography has increased secific activity to 431,548 Units mg with a purity level of 28 times from crude enzymes. The purest bromelain fraction activity test against pH and temperature variations showed the optimum pH of bromelain at pH 7 and optimum temperature of 37oC. In the variation of substrate concentration, by plotting curves of Michaelis Menten and Lineweaver Burk, obtained Michaelis Menten Km constant for bromelain enzyme is 0,777 and vmax value is 3,969 U min. The antiplatelet activity test showed that fractions of the bromelain enzyme from each purification step showed the ability of an antiplatelet agent. Highest antiplatelet activity in the purest enzyme fraction with aggregate percent value of 48,64 and percentage of inhibition 47,583 . IC50 of the purest enzyme fraction, is 88,314 L mL"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Kamilia Zahrah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyalut bromelain dari bonggol nanas hasil pemurnian ke dalam mikrosfer kitosan terikat silang glutaraldehid agar masih memiliki aktivitas ketika mencapai usus. Enzim kasar dimurnikan pertama kali menggunakan metode presipitasi ammonium sulfat, diikuti dengan dialisis. Pemurnian enzim kasar dengan metode faksinasi ammonium sulfat dan proses dialisis dapat meningkatkan kemurnian enzim. Aktivitas tertinggi bromelain dari fraksinasi ammonium sulfat diperoleh sebesar 18,78 U/mg dengan tingkat kemurnian 9.45 kali lipat dibandingkan dengan enzim kasar. Sementara itu, fraksi bromelain dari dialisis memiliki aktivitas spesifik 294,44 U/mg dengan tingkat kemurnian 15,68 kali dibandingkat dengan ekstrak kasar. Bromelain murni dilapisi dengan kitosan termodifikasi menggunakan metode post loading, kemudian dievaluasi dalam cairan lambung pH 1,2 dan lingkungan usus pH 7,4 artifisial. Mikrosfer yang disintesis memiliki derajat ikat silang 94,53 dan rasio swelling 53,60 untuk penentuan sifat fisik. Enkapsulasi bromelain hasil pemurnian dengan metode post loading ke dalam mikrosfer terikat silang glutaraldehid 2.5 menghasilkan efisiensi sebesar 87,14 . Hasil uji disolusi menggunakan disolusi metode keranjang menunjukan tingkat pelepasan bromelain di lingkungan cairan lambung artifisial adalah 9,35 selama dua jam dan pada lingkungan usus artifisial adalah 79,92 selama delapan jam. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mikrosfer kitosan cukup baik sebagai penyalut bromelain untuk sediaan lepas lambat.

ABSTRACT
The aim of this study is to coat bromelain from extract pineapple rsquo s core into chitosan microsphere crosslinked by glutaraldehyde to maintain its activity until it reaches the intestines. The crude enzyme was first purified by ammonium sulfate precipitation method, followed by the dialysis. Purification of crude enzymes by the ammonium sulfate fractionation method and the dialysis process can increase the purity of bromelain. The highest specific activity of bromelain from the ammonium sulfate fraction was obtained at 18.78 U mg with a purity level of 9.45 fold compared to the crude enzyme. Meanwhile, the bromelain fraction of the dialysis has a specific activity of 294.44 U mg with a purity level of 15.68 fold compared to crude extract. The purified bromelain was coated with modified chitosan using the post loading method, then evaluated in gastric fluid pH 1.2 and intestinal environment pH 7.4 artificialy. Synthesized microspheres has crosslinking degree of 94.53 and swelling ratio of 53.60 for determination of physical properties. Coating bromelain using the post loading method in a 2.50 glutaraldehyde crosslinked microsphere showed an efficiency of 87.14 . The dissolution test results using basket method of dissolution showed the release rate of bromelain in artificial gastric fluid is 9,35 for two hours and in artificial intestinal environment is 79,92 for eight hours. The results of this study indicate that chitosan coated microspheres are good enough as bromelain coatings for slow release matrices."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hegi Adi Prabowo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk enkapsulasi bromelain hasil isolasi dalam hidogel kitosan terikat silang glutaraldehid agar masih memiliki aktivitas ketika mencapai usus. Isolasi bromelain dilakukan dengan beberapa pemurnian seperti fraksinasi dengan garam ammonium sulfat, dialisis dan kromatografi kolom penukar ion menggunakan matriks DEAE-Selulosa. Fraksi bromelain yang diperoleh dari setiap tahap pemurnian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas spesifik, secara berurutan dari enzim kasar, fraksi amonium sulfat, fraksi dialisis dan fraksi kromatografi DEAE-Selulosa fraksi nomor 58-71 sebesar 24 U/mg; 122 U/mg; 125 U/mg; dan 195 U/mg. Sebagian fraksi bromelain hasil dialisis dienkapsulasi dengan metode post loading untuk diuji secara in vitro pada cairan pH lambung dan lingkungan pH usus artifisial. Enkapsulasi metode post loading menghasilkan efisiensi sebesar 96 . Interaksi yang terjadi antara bromelain dengan kitosan hanya interaksi fisik berupa interaksi hidrogen. Hasil uji disolusi menunjukan tingkat pelepasan bromelain yang relatif lebih besar di cairan lambung artifisial 37 dibandingkan lingkungan pH usus 10 . Namun aktivitas proteolitik dari bromelain dapat dipertahankan hingga mencapai 0,17 U/mL pada lingkungan pH usus artifisial.

ABSTRACT
The aim of this study is to encapsulate bromelain into chitosan crosslinked by glutaraldehyde hydrogel to maintain its activity until it reaches the intestines. Bromelain isolation step was done by purification through ammonium sulphate precipitation, dialysis and ionic exchange chromatography using DEAE cellulose matrix. The fraction of bromelain obtained from each purification step showed an increase in specific activity, sequentially from enzyme crude, ammonium sulfate bromelain fraction, dialysis fraction and DEAE chromatography fraction fraction number 58 71 of 23 U mg 122 U mg 125 U mg and 195 U mg. Furthermore, bromelain fraction resulted from dialysis step was encapsulated with post loading method for dissolution profile test in artificial gastric fluid and artificial intestinal environment. The efficiency of encapsulation bromelain with post loading method is 96. The interaction between hydrogel and bromelain is only physical interaction, that is a hydrogen interaction. In addition, dissolution bromelain in artificial gastric fluid is higher 37 than artificial intestinal environment 10. On the other hand, proteolytic activity of bromelain can be maintained up to 0,17 U mL until artificial intestinal environment."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esih Praharaningsih
"Tumbuhan nanas memiliki kandungan enzim bromelin yang bermanfaat sebagai biokatalisator dalam reaksi hidrolisis protein. Karena aktivitas protease tersebut, enzim bromelin banyak diaplikasikan dalam bidang kedokteran, farmasi maupun industri tekstil, kosmetik dan bir. Untuk mendapatkan enzim bromelin dari buah nanas memerlukan teknik isolasi dan pengendapan yang tepat dan ekonomis. Metode isolasi enzim bromelin yang akan diajukan pada penelitian ini adalah dengan homogenisasi, sentrifugasi, dan pengendapan protein dengan variasi jenis presipitan. Pada tahap awal, enzim bromelin diekstrak menggunakan aseton sehingga diperoleh enzim kasar yang kemumiannya masih rendah. Selanjutnya ekstrak enzim kasar diuji dalam berbagai kondisi operas! untuk mendapatkan pH, waktu dan temperatur inkubasi optimum. Kemudian enzim dimumikan dengan variasi jenis pengendap seperti garam netral anorganik seperti NaCI, Na2S04, (Nh4)2SO4 dan pelarut organik seperti metanol, etanol, dan isopropanol. Untuk memperoleh aktivitas spesifik enzim tertinggi, digunakan variasi konsentrasi presipitan dan diuji dengan metode anson pada kondisi operasi optimum. Uji aktivitas protease dilakukan dengan metode Anson yaitu mengukur absorbansi spektrofotometri reaksi hidrolisis kasein yang dikatalisis enzim bromelin hasil isolasi. Perbedaan hasil serapan antara enzim yang dimumikan dengan variasi jenis pengendap dan blanko merupakan derajat kemumiaan enzim tersebut yang diberikan dalam bentuk aktivitas enzim dalam satuan nanokatal/mg protein. Kadar protein hasil isolasi sebesar 0.51 mg/ml diukur dengan metode Lowry. Ekstrak kasar enzim memiliki aktivitas spesifik sebesar 32.2 nkat/mg protein. Dari hasil percobaan diperoleh pH optimum enzim bromelin adalah 7, suhu dan waktu inkubasi optimum pada 50°C dan 30 menit. aktivitas tertinggi enzim bromelin sebesar 89.1 nkat/mg protein, naik sekitar 2.5 kali enzim yang tidak dimumikan. Hasil tersebut merupakan hasil pemumian enzim dengan garam anorganik amonium sulfat yang bersifat stabil, toksisitas rendah dan kekuatan anionnya paling tinggi diantara garam anorganik serta pelarut organik lain. Hasil pemurnian enzim dengan NaCI, Na2SO4 CH3OH, C2H5OH, dan isopropanol masing-masing sebesar 37.4, 64.9, 53.1, 74.9 dan 71.5 nkat/mg protein."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya Nur Apriliani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan memurnikan bromelain dari bonggol nanas secara parsial serta memformulasikannya dalam sediaan krim, menentukan kestabilan fisik dan tipe emulsi yang stabil untuk sediaan krim bromelain selama periode penyimpanan, dan menentukan kemampuan aktivitas antiinflamasi baik bromelain fraksi hasil dialisis. Penelitian ini diawali dengan optimasi basis krim, sehingga diperoleh formulasi basis krim yang stabil dan baik dengan nilai pH pada minggu ke-0 dan minggu ke-4 pada suhu 27 °C adalah 5,96 ± 0,02 & 5,08 ± 0,00. Isolasi bromelain dilakukan dengan beberapa langkah pemurnian seperti fraksionasi dengan garam ammonium sulfat dan dialisis. Fraksi bromelain yang diperoleh dari setiap tahap pemurnian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas spesifik, secara berurutan dari enzim kasar, fraksi amonium sulfat, dan fraksi dialisis sebesar 155,71; 242,67; dan 351,07 U/mg. Sebagian fraksi bromelain hasil dialisis diinkorporasikan ke dalam sediaan krim hasil optimasi, kemudian di uji antiinflamasinya baik fraksi bromelain dialisis, juga bromelain dalam sediaan krim dengan metode HRBC dengan bromelain komersil dan aspirin sebagai pembanding. Hasil uji antiinflamasi menunjukan %stabilitas pada bromelain komersil (Sigma Aldrich) 75 ppm, aspirin 75 ppm, dan bromelain hasil dialisis secara berurutan sebesar 11,36; 24,72; dan 20,17%.

This study aims to partially isolate and purify bromelain from pineapple cores and formulate it in cream base, determine the physical and type of emulsion stability during the storage period, and evaluatethe ability of anti-inflammatory activities both bromelain and dialysis. This research was initiated by optimization of various formulation for creams base, so that the stable cream base was obtained by pH value at week 0 and week 4 at 27 °C was 5.96 ± 0.02 and 5.08 ± 0.00, respectively. Isolation of bromelain was conducted byseveral purification steps such as fractionation with ammonium sulfate salt and dialysis. The bromelain fractions were obtained from each purification step and showed an increase in specific activity, sequentially from crude enzymes, ammonium sulfate, and dialysis fraction of 155.71, 242.67, 351.07 U/mg. Bromelain fraction obtained from dialysis stepwere incorporated in the optimized cream. Then, anti-inflammatory activities both bromelain dialysis fractionand bromelain in cream was evaluated using HRBC method with commercial bromelain and aspirin as comparison. The result of anti-inflammatory test showed%stability of red blood cell membranes on commercial bromelain 75 ppm, aspirin 75 ppm,and the dialysis fraction of bromelain were 11,36; 24,72; and 20,17%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Idzni Suryana
"Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan obat kumur yang berbahan dasar bromelain hasil pemurnian parsial dari bonggol nanas untuk mencegah penyakit karies gigi dan periodontitis. Formulasi obat kumur dilakukan terhadap lima variasi konsentrasi bromelain yang berbeda. Pada obat kumur tersebut, dilakukan uji stabilitas fisik, pH, dan aktivitas antibakteri. Hasil isolasi dan pemurnian parsial dari ekstrak bonggol nanas (Ananas comosus (L.) Merr) dengan metode fraksinasi menggunakan garam amonium sulfat dan metode dialisis menghasilkan aktivitas spesifik sebesar 400,08 U/mg dan kadar protein sebesar 0,0395 mg/mL. Hasil uji stabilitas fisik dan pH dari obat kumur membuktikan bahwa aktivitas enzim dan stabilitas obat kumur dipengaruhi oleh waktu penyimpanan dan suhu. Semakin lama waktu penyimpanan, maka semakin kecil nilai pH, dan semakin rendah suhu penyimpanan, maka semakin besar nilai pH. Obat kumur dengan enzim bromelain hasil dialisis dan penyimpanan pada suhu rendah (± 12°C), memiliki stabilitas fisik dan pH yang sangat baik, yaitu berupa larutan dengan tidak terbentuknya endapan dan pH yang sudah sesuai dengan rentang pH mulut, yaitu sebesar 6 - 7. Selain itu, dilakukan juga pengujian aktivitas antibakteri dari bromelain dalam sediaan obat kumur. Telah dibuktikan bahwa bromelain memiliki aktivitas antibakteri karena dapat memecah ikatan protein yang dapat menghambat dari pertumbuhan bakteri tersebut. Hasil uji antibakteri membuktikan bahwa bromelain memiliki aktivitas antibakteri dengan kategori lemah terhadap bakteri Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis. Selain itu, semakin besar konsentrasi bromelain, maka semakin kuat aktivitas antibakterinya.

The purpose of this study is to formulate a mouthwash based on bromelain based on the partial purification of pineapple humps to prevent dental caries and periodontitis. Mouthwash formulations carried out on five variations of different bromelain concentrations. In the mouthwash, physical stability, pH, and antibacterial activity were tested. The results of the isolation and partial purification of pineapple hump extract (Ananas comosus (L.) Merr) by fractionation method using ammonium sulfate salt and dialysis method resulted in the specific activity of 400.08 U / mg and protein content of 0.0395 mg / mL. Physical stability and pH test results of mouthwash prove that enzyme activity and mouthwash stability are influenced by storage time and temperature. The longer the storage time, the smaller the pH value, and the lower the storage temperature, the greater the pH value. Mouthwash with the enzyme bromelain results of dialysis and storage at low temperatures (± 12 ° C), has excellent physical stability and pH, in the form of a solution with no sediment formation and a pH that is in accordance with the oral pH range, that is 6-7. In addition, the antibacterial activity of bromelain in moutwash was conducted. It has been proven that bromelain has antibacterial activity because it can break down protein bonds that can inhibit the growth of these bacteria. Antibacterial test results prove that bromelain has antibacterial activity with a weak group against Streptococcus mutans and Porphyromonas gingivalis. In addition, the more concentration of bromelain, the antibacterial activity more strong."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrian Juliano
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempertahankan aktivitas antiplatelet inti nanas bromelain dari degradasi dalam cairan lambung dengan merangkum enzim dalam permen karet alginat-guar yang dihubungkan silang dengan glutaraldehyde. Isolasi bromelain diikuti oleh proses pemurnian seperti ammonium sulfat dan pengendapan dan dialisis natrium benzoat. Aktivitas spesifik yang diperoleh menunjukkan peningkatan yang dimulai untuk enzim kasar (51,32 U / mg), fraksi natrium benzoat (115,63 U / mg), fraksi ammonium sulfat (267,70 U / mg) dan fraksi dialisis (332,22 U / mg). Fraksi dialisis dienkapsulasi dengan metode post loading pada hidrogel alginat-guar gum dengan konsentrasi glutaraldehida 0,75% (v / v). Rasio pembengkakan hidrogel adalah 188,43% dalam keasaman 1,2; 563,83% dalam keasaman 7,4; dan jumlah efisiensi enkapsulasi adalah 72,2%. Selain itu, konsentrasi maksimum bromelain yang dilepaskan dalam uji disolusi lebih tinggi di lingkungan usus buatan (1,97 mg / l) dibandingkan dalam cairan lambung buatan (0,18 mg / l), dengan aktivitas proteolitik maksimum 1,3 U / mL dan 0,15 U / mL masing-masing. Data uji disolusi dimasukkan ke dalam model orde-pertama, orde-pertama, Higuchi dan Korsmeyer-Peppas untuk menentukan kinetik dan mekanisme disolusi obat. Semua konsentrasi enzim 70 ppm, 140 ppm dan 210 ppm mengikuti model Korsmeyer-Peppas, mekanisme disolusi adalah kombinasi dari difusi dan erosi. Studi in vitro aktivitas antiplatelet menunjukkan penghambatan yang baik untuk fraksi dialisis (56,59%) dan produk disolusi (47,45%).

ABSTRACT
The aim of this study is to maintain the antiplatelet activity of pineapple bromelain nucleus from degradation in gastric fluid by encapsulating enzymes in alginate-guar gum which is crosslinked with glutaraldehyde. Isolation of bromelain is followed by purification processes such as ammonium sulfate and precipitation and dialysis of sodium benzoate. Specific activity obtained showed an initial increase in crude enzymes (51.32 U / mg), sodium benzoate fraction (115.63 U / mg), ammonium sulfate fraction (267.70 U / mg) and dialysis fraction (332.22 U / mg). The dialysis fraction was encapsulated by the post loading method in alginate-guar gum hydrogel with a glutaraldehyde concentration of 0.75% (v / v). The swelling ratio of the hydrogel is 188.43% in acidity 1.2; 563.83% in acidity 7.4; and the amount of encapsulation efficiency is 72.2%. In addition, the maximum concentration of bromelain released in the dissolution test was higher in the artificial intestinal environment (1.97 mg / l) than in artificial gastric fluid (0.18 mg / l), with a maximum proteolytic activity of 1.3 U / mL and 0.15 U / mL each. Dissolution test data is entered into first-order, first-order, Higuchi and Korsmeyer-Peppas models to determine the kinetic and mechanism of drug dissolution. All enzyme concentrations of 70 ppm, 140 ppm and 210 ppm follow the Korsmeyer-Peppas model, the dissolution mechanism is a combination of diffusion and erosion. In vitro studies of antiplatelet activity showed good inhibition for dialysis fractions (56.59%) and dissolution products (47.45%)."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>