Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125723 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumandi Juliyanto
"ABSTRAK
Peningkatan radiasi sinar UV mendorong peneliti untuk mengembangkan material yang bertindak sebagai UV absorber. UV absorber dapat berupa organik dan anorganik, yang dapat mengubah, mendispersi atau mengabsorb radiasi ultraviolet. UV absorber anorganik menghadirkan sejumlah keuntungan dibandingkan uv absorber organik, seperti kestabilan terhadap cahaya dan daerah serapan UV yang lebar. Nanopartikel CeO2 sebagai UV absorber anorganik, digunakan karena memiliki aktivitas fotokatalitik yang rendah saat terkena sinar UV dibandingkan TiO2 atau ZnO. Pada penelitian ini, ekstrak alkaloid dari buah mengkudu dapat digunakan untuk mensintesis nanopartikel CeO2. Metode sintesis nanopartikel yang digunakan adalah metode sol-gel. Karakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan nanopartikel CeO2 telah terbentuk pada daerah panjang gelombang 348 -350 nm. Nanopartikel CeO2 hasil sintesis memiliki fasa kristal fcc, morfologi nano sphere, dan ukuran rata-rata partikelnya 51.6 nm. Nanopartikel CeO2 hasil sintesis mempunyai kemampuan mengabsorpsi sinar UVA dan UVB melalui proses irradiasi sinar sebelumnya. Semakin lama waktu irradiasi sinar yang diberikan pada nanopartikel CeO2, semakin banyak sinar UVA dan UVB yang diabsorpsi.

ABSTRACT
Increased of UV radiation encourage researchers to develop a material that acts as a UV absorber. UV absorber can be organic and inorganic, which are able to transform, disperse or absorb the ultraviolet radiation. Inorganic UV absorber present some advantages over organic UV absorber, such as photostability and broad spectrum protection. CeO2 nanoparticles as inorganic UV absorber, is used because it has an important advantage, in comparison with the more widely used TiO2 or ZnO, is the fact that it exhibits much reduced photocatalytic activity when exposed to UV light. In this research, alkaloid extract of noni fruits can be used to synthesize CeO2 nanoparticles with sol gel method. Characterization by UV Vis spectrophotometer showed CeO2 nanoparticles have been formed in the wavelength range 348 350 nm. CeO2 nanoparticles synthesized have an fcc crystal phase, morphology of nano sphere, and the average size of particles are 51.6 nm. CeO2 nanoparticles synthesized have the ability to absorb UVA and UVB through the irradiation process before. The longer time of irradiation that given on CeO2 nanoparticles, the more UVA and UVB can be absorbed."
2016
S67486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rimania Dwi Haryani
"Beberapa jenis obat memiliki sifat sukar larut dalam air sehingga perlu ditingkatkan kelarutannya menggunakan sistem pembawa obat. Pada penelitian ini digunakan miselbiosurfaktan sebagai pembawa obat carvedilol, obat yang memiliki kelarutan 0.0044 mg/mL dalam air. Biosurfakan saponin didapatkan dari ekstrak daun mengkudu Morinda citrifolia L. yang mudah didapat di Indonesia. Saponin dalam fraksi air diidentifikasi dengan uji fitokimia dan dikarakterisasi dengan FTIR, spektrofotometer UV-Vis, dan mikroskop optik. Nilai CMC saponin didapatkan 500 ppm dalam air, 300 ppm dalam media pH 1.2, dan 600 ppm dalam media pH 7.4. Nilai solubilisasi carvedilol dalam misel dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis. Solubilisasi optimum didapatkan pada konsentrasi saponin 1000 ppm, konsentrasi carvedilol 300 ppm, dan waktu kontak 5 jam. Dalam media pH 7.4, carvedilol dapat terdisolusi lebih baik dibandingkan dalam media pH 1.2 dalam waktu 1 jam.

Some of medicines have the characteristic of insoluble in water so they require a drug carrier system to enhance its solubilization. This research uses a micelle drug carrier system to carry carvedilol, which is a drug with 0.0044 mg mL of water solubility. Bio surfactant saponin got from the extract of noni Morinda citrifolia L. leaves that easily get in Indonesia. The saponin is extracted from the water fraction that has been identified byfito chemical test and has been characterized using FTIR, spectrophotometer UV VIS, and through optical microscope. The CMC value is 500 ppm in water, 300 ppm in pH 1.2, and 600 ppm in pH 7.4. The measurement of micelles rsquo s optimum solubilization for carvedilol is measured by UV Vis spectrofotometry. Result shows that the maximum solubilization of carvedilol in the maximum saponin concentration of 1000 ppm is 300 ppm, and the time required of making contact is 5 hours. The disolution percentage of carvedilol better in pH 7.4 than in pH 1.2 within 1 hour.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Astuti
"Lamivudin adalah obat anti retroviral (ARV) yang termasuk dalam kategori inhibitor Nukleosida Reverse Transcriptase (NRTI) yang digunakan dalam pengobatan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan hepatitis B. Kitosan telah digunakan secara luas sebagai matriks dalam sistem pelepasan obat (drug release system) dalam bentuk nanopartikel baik pada ARV yang bersifat hidrofobik maupun hidrofilik. Namun untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengikat lamivudin (yang bersifat hidrofilik), maka diperlukan modifikasi untuk meningkatkan sifat hidrofilisitas kitosan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan modifikasi nanopartikel kitosan menggunakan ektrak daun mengkudu sebagai penghantar obat lamivudin yang memiliki efisiensi enkapsulasi yang tinggi. Modifikasi dilakukan dengan penambahan fraksi air daun mengkudu (FDM) yang mengandung polifenol sehingga mampu meningkatkan hidrofilisitas kitosan dan polietilen glikol (PEG) sebagai penyalut obat. Kitosan yang telah dimodifikasi selanjutnya dimuat dengan lamivudin dan ditambah dengan agen pengikat silang natrium tri polifosfat (TPP) menghasilkan nanodrug lamivudin dalam sistem penghantar kitosan-PEG. Hasil karakterisasi dengan partikel size analyzer (PSA) nanodrug menunjukkan ukuran partikel nanodrug sebesar 12,19 nm. Efisiensi enkapsukasi nanodrug sebesar 93,02 % ± 1,03 % pada kapasitas loading 31,22%. Hasil uji pelepasan obat lamivudin dari nanodrug yang dilakukan secara in vitro dengan alat uji disolusi pada media dapar fosfat pH 3,0 selama 4 jam,  pH 6,8 dan pH 7,4 selama 24 jam berturut – turut adalah 45,79%, 91,31% dan 83,06%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa fraksi air daun mengkudu dapat digunakan untuk memodifikasi nanopartikel kitosan sehingga dapat digunakan sebagai sebagai penghantar obat lamivudin dengan efisiensi enkapsulasi yang tinggi dan bersifat lepas bertahap (sustained release).

Lamivudin is an antiretroviral drug (ARV) which belongs to the category of Nucleoside Reverse Transcriptase (NRTI) inhibitors used in the treatment of Human Immunodeficiency Virus (HIV) and hepatitis B. Chitosan has been widely used as a matrix in drug delivery systems in nanoparticles which is good in both hydrophobic and hydrophilic ARV drugs. However, to improve its ability to bind lamivudin (which is hydrophilic), modification is needed to improve the hydrophilicity properties of chitosan. This study aims to modify chitosan nanoparticles using noni leaf extract as a drug delivery system for lamivudin and give high encapsulation efficiency. Modification was carried out by addingwater extracts of noni leaf containing polyphenols to increase the hydrophilicity of chitosan, and poly ethylene glycol (PEG) as drug coating. The modified chitosan was then loaded with lamivudin and coupled with sodium tri polyphosphate (TPP) crosslinking agent to produce lamivudine nanodrug in a chitosan-PEG drug delivery system. Characterization by particle size analyzer (PSA) showed that nanodrug particle size is 12.19 nm. The efficiency of nanodrug encapsulation is 93.02% ± 1.03% on 31.22% loading concentration. The results of drug release test of lamivudin by dissolution tester on phosphate buffer pH 3.0 for 4 hours; 6.8 and 7.4 for 24 hours are 45.79%, 91.31% and 83.06% respectively. It can be concluded that the water extracts of noni leaf can be used to modify chitosan nanoparticles so that it can be used as a nanocarrier or drug delivery system for lamivudin with high encapsulation efficiency and sustained release.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Auliyya
"ABSTRACT
Buah mengkudu (Morinda citrifolia L) memiliki kandungan ursolic acid dan 3,3’-bisdemethylpinoresinol yang berfungsi untuk mencegah terbentuknya kerutan pada kulit. Masker wajah hidrogel merupakan alternatif produk perawatan kulit untuk mengatasi kerutan. Ekstrak etanol buah mengkudu 0,1% diformulasikan menjadi produk masker wajah hidrogel dengan menggunakan basis natrium alginat 4% dan xanthan gum 0,5%. Masker wajah hidrogel dievaluasi stabilitas secara fisik melalui pengamatan organoleptis, pengujian konsistensi, daya mengembang, dan kekuatan peregangan. Hasil evaluasi menunjukkan masker wajah hidrogel memiliki kemampuan menahan air yang baik, kekuatan peregangan 35,6524 ± 0,8842 kgf/cm2, elongasi 272,00 ± 4,47%, dan tidak mengalami perubahan organoleptis selama 12 minggu penyimpanan. Pada penelitian ini dihasilkan masker wajah hidrogel yang mengandung ekstrak buah mengkudu dengan karakteristik yang baik dan stabil secara fisik dalam penyimpanan sehingga dapat digunakan sebagai produk perawatan kulit nutrakosmesetika.

ABSTRACT
Noni (Morinda citrifolia L) fruit contains ursolic acid dan 3,3’ bisdemethylpinoresinol has function as an anti-wrinkle agent. Hydrogel face mask is an alternative for skin care product. In this study, 0.1 % ethanol extract of noni fruit was formulated with concentration of 4% sodium alginate and 0.5% xanthan gum to form hydrogel face mask. Physical stability of hydrogel face mask evaluated by organoleptic observation, consistency, swelling index, and mechanical strength. The results showed that hydrogel face mask has good water holding capacity, tensile strength of 35.6524 ± 0.8842 kgf/cm2, elongation rate of 272.00 ± 4.47%, and stable in colour and odour for 12 weeks. This study revealed that hydrogel face mask which contains ethanol extract of noni fruit has good physical characteristic and stability, and thus good enough to be used as nutracosmeceutical product."
2014
S56581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Rahmawati
"Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan salah satu tanaman obat tradisional Polinesia yang penting. Adanya kandungan fenol total ekstrak buah mengkudu memungkinkan penggunaan ekstrak buah mengkudu sebagai pangan fungsional. Penelitian ini bertujuan menentukan kandungan fenol total ekstrak buah mengkudu yang diukur dengan metode kolorimetrik menggunakan larutan Folin-Ciocalteu dan dibandingkan dengan standar asam galat. Tahap pertama homogenat mengkudu diekstrak dengan menggunakan pelarut metanol 70%. Kemudian residu dilarutkan dengan metanol 50%, Tahap kedua dibuat serangkaian larutan standar asam galat dengan kadar 0; 0.1; 0.5; 1.0; 2.5; 5.0 µg/mL. Dengan metode Folin-Ciocalteu larutan-larutan tersebut diukur absorbansinya pada panjang gelombang 765 nm dengan menggunakan alat spektrofotometer.
Dari hasil analisis didapatkan kadar fenol total mengkudu adalah 35,60 mg ekuivalen asam galat per 100 g berat mengkudu segar. Terdapat perbedaan hasil dengan penelitian sebelumnya yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti varietas buah, penanaman, bagian buah, musim tumbuh, kondisi lingkungan, praktik hortikultura, asal geografi, kondisi penyimpanan pascapanen, dan prosedur pemprosesan.

Noni (Morinda citrifolia) is one of the important Polinesian traditional medicinal plant. The total phenol content of M. citrifolia makes it possible as functional food. This research aimed to determine the total phenol content of M. citrifolia using Folin-Ciocalteu colorimetry method. First, M. citrifolia homogenate was extracted using methanol 70% as a solvent. The residue was dissolved in methanol 50%. The second stage, series of gallic acid solution as a standard of measurement were made, with the concentration of 0; 0.1; 0.5; 1.0; 2.5; 5.0 µg/mL. Furthemore the solutions were analyzed by spectrometer and absorbance measured at 765 nm.
The results of the analysis was obtained the total phenol content of M. citrifolia is 35,60 mg gallic acid equivalent per 100 g fresh weight. There are differences between this result with other reseach before which can be affected by many factors, such as cultivar, fruit part, growing season, environmental conditions, horticultural practices, geographic origin, postharvest storage conditions, and processing procedures.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tifani Chesi Dhea Tania
"Ekstrak daun mengkudu Morinda citrifolia L mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder, diantaranya biosurfaktan saponin yang dapat digunakan sebagai emulsifier dalam pembuatan mikroemulsi. Ekstraksi saponin dilakukan dengan teknik maserasi, identifikasi secara fitokimia dan karakterisasi dengan FTIR dan UV-Vis. B-karoten merupakan zat warna alami yang sering digunakan dalam minuman, namunsukar larut dalam air , rentan terhadap suhu dan cahaya. Mikroemulsi dapat meningkatkan solubilisasi dan stabilitas. Pembuatan mikroemulsi dilakukan dengan memvariasikan surfaktan: kosurfaktan Sm dan Sm terhadap minyak. Mikroemulsi yang didapatkan tipe M/A dengan ukuran droplet antara 10-100 nm. Karakterisasi mikroemulsi menggunakan mikroskop, particle size analyzer PSA , dan turbidimeter. Solubilisasi dan stabilisasi?-karoten diamati dengan UV-Vis dan FTIR. Hasil yang diperoleh terbentuk mikroemulsi minyak dalam airyang stabil dengan perbandingan surfaktan terhadap kosurfaktan Sm 8:2 dan perbandingan Sm terhadap minyak adalah 14:1. Solubilisasi B- Karoten dalam mikroemulsi di peroleh sebesar 2 mg/mL dan mikroemulsi dapat meningkatkan stabilisasi terhadap suhu dan cahaya.

Leaf extract of Morindacitrofilia L. contains several types of secondary metabolites one of them is biosurfactantsaponin which can be used as an emulsifier in microemulsion formation. Saponin extraction was performed with maceration technic, identification by phytochemicaland characterization using FTIR and UV Vis spectrophotometer. Carotene is a natural colorant which frequently used in beverages but it is vulnerable with temperatures and lights. Palm oil was used asoilphase. carotene solubilization in microemulsion increases stabilization. Microemulsion formationwas performed by varying surfactant, co surfactant and oil phase. Microemulsion stabilization was observed using turbidity meter, microscope, and particle size analyzer PSA. carotene solubilization and stabilization in microemulsion system were observed by UV Vis spectrophotometer. Microemulsion particle size were confirmed at 8,25 11,20 nm. The result of stabilized oil microemulsion in water wasobtained with ratio ofsurfactant and co surfactant Sm at 8 2, and ratio of Sm and oil at1 4 1. carotene solubilization in microemulsion system isoptimum obtaine dat 2mg ml."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariska Maghfiroh, auhor
"ABSTRAK
Daging adalah salah satu makanan yang cukup banyak dikonsumsi masyarakat
dalam berbagai menu masakan atas komposisi gizinya yang tinggi. Namun,
daging rentan terhadap penurunan kualitas karena kontaminasi mikroorganisme
dan oksidasi lipidnya. Telah diteliti bahwa ekstrak mengkudu mampu
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memiliki antioksidan yang kuat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen yang terkandung dalam
ekstrak buah mengkudu dan potensinya dalam memperpanjang umur simpan
daging selama masa penyimpanan 15 hari pada suhu beku. Ekstrak buah
mengkudu diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%.
Aplikasi pada daging sapi segar dilakukan dengan variasi konsentrasi 2%; 5%;
7% (w/v). Hasil uji GCMS menunjukkan komponen senyawa tertinggi dalam
ekstrak buah mengkudu adalah senyawa furfural dan hexanoic acid. Senyawa
inilah yang diduga mempunyai kemampuan antimikroba. Kemudian, hasil
pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan nilai IC50 ekstrak buah mengkudu
sebesar 99,7 μg/ml. Hasil perhitungan koloni bakteri dengan metode TPC
menunjukkan ekstrak buah mengkudu memiliki kemampuan menghambat
pertumbuhan bakteri dibandingkan dengan bahan kimia sintetis. Semakin besar
konsentrasi ekstrak yang ditambahkan, semakin besar kemampuan ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan mikroba.

ABSTRACT
Meat is one of food that consumed frequently by people in a variety of dishes due
to the high nutritional composition. However, meat susceptible to degradation due
to contamination of microorganism and lipid oxidation. It has been reported that
noni extract could inhibit microbial growth and has strong antioxidant. This study
aims to determine the components contained within the noni fruit extract and its
potential to extend the shelf life of meat during storage 15 days at freeze
temperature. Noni fruit extract obtained by maceration using ethanol 96%.
Applications on fresh meat made with various concentration of 2%; 5%; 7%
(w/v). GCMS test results showed the highest compound component in noni fruit
extracts are furfural and hexanoic acid. These compounds are believed to have
antimicrobial ability. Then, the test results show the antioxidant activity of
extracts has IC50 value 99.7 μg/ml. Results of counting bacterial colonies with
Total Plate Count method showed noni fruit extract has the ability to inhibit
bacterial growth as compared to synthetic chemicals. The greater the
concentration of the extract added, the greater the ability to extract in inhibiting
the growth of microbes."
2015
S65721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeyet Pujiati
"Latar belakang dan tujuan: Berdasarkan studi buah mengkudu lebih dikenal berkhasiat antikanker, melalui kemampuan sitotoksiknya dengan menginduksi apoptosis terhadap sel kanker, sehingga lebih benilai ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah daun mengkudu memiliki kemampuan sitotoksik dan bahan aktif yang sama seperti pada buahnya yang dapat mempengaruhi sistem reproduksi khususnya fragmentasi DNA sperma yang menurunkan integritas DNA sperma dengan menggunakan ekstrak air dan etanol daun mengkudu. Integritas DNA sperma sangat penting untuk menentukan keberhasilan fertilisasi bagi pria. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan potensi tanaman mengkudu. Akan tetapi penelitian pengaruh daun mengkudu terhadap DNA sel sperma manusia belum dilakukan.
Metode: Lima belas sampel semen yang telah memenuhi syarat inklusi diinkubasi selama 30 menit dalam ekstrak air dan etanol daun mengkudu, dengan konsentrasi kontrol, 125 mg/ml, 250 mg/ml, 500 mg/ml dan 1000 mg/ml. Untuk mengetahui efek ekstrak air dan etanol daun mengkudu terhadap fragmentasi yang menurunkan integritas DNA sperma dilakukan deteksi dengan metode halosperm. Data diuji normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov test dan General Linear Model (GLM) Repeated Measures ANOVA.
Hasil: Ekstrak air dan etanol daun mengkudu menurunkan integritas DNA sperma dibandingkan kontrol. Pada setiap peningkatan konsentrasi ekstrak air daun mengkudu yaitu 125 mg/ml, 250 mg/ml, 500 mg/ml dan 1000 mg/ml terdapat perbedaan signifikan menurunkan integritas DNA sperma, sedangkan ekstrak etanol daun mengkudu pada konsentrasi 125 mg/ml-1000 mg/ml menunjukkan tidak berbeda signifikan menurunkan integritas DNA sperma.
Kesimpulan: Efek ekstrak air daun mengkudu pada peningkatan konsentrasi 125 mg/ml-1000 mg/ml semakin menurunkan integritas DNA sperma.

Background and objective: Based on studi Noni is better known to have special virtue as anticancer through its cytotoxic ability inducting apoptosis to cancer cell. This makes Noni has more economical value. This research would like to find out whether leave has cytotoxic ability and the same active material as in its fruit affect reproduction system especially the fragmentation of DNA sperm, which could decrease the integrity of sperm DNA. As the integrity of DNA sperm is very important to determine the success of fertilisation of a man. This research has been done to increase potential on Noni plant. But the effect of Noni to the reproduction system especially to a human?s DNA sperm cell has not been done.
Method: Fifteen semen samples which were qualified from inclusion requirements were incubated for 30 minutes in the water extract and Noni leave ethanol, through control concentration of 125 mg/ml, 250 mg/ml, 500 mg/ml, and 1000 mg/ml. To find out the effect of water extract and Noni leave ethanol to the fragmentation which decreased the integrity of DNA sperm, detection was done by halosperm method. The data was tested the normality through the method of Kolmogorov-Smirnov test and General Linear Model (GLM) Repeated Measures ANOVA.
Result: Water extract and Noni leave ethanol could decrease the integrity of sperm DNA compared to the control. In each of concentration increase on Noni leave water extract, i.e. 125 mg/ml, 250 mg/ml, 500 mg/ml, and 1000 mg/ml, had a significant difference in decreasing the integrity of sperm DNA, meanwhile Noni leave ethanol extract in the concentration of 125 - 1000 mg/ml, indicated no significant differences in decreasing the integrity of sperm DNA.
Conclusion: The effect of Noni leave water extract in the concentration increase of 125 mg/ml - 1000 mg/ml progressively decreased the integrity of sperm DNA."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsyadi
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2003
T39587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhru Adlan Ayub
"Radikal bebas pada tubuh salah satunya Reactive Oxygen Species (ROS) dapat dihasilkan dari metabolisme seluler normal dari tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan stress oksidatif yang dapat mengganggu fungsi fiologis tubuh. Stress oksidatif dapat dicegah oleh antioksidan yang dapat dihasilkan oleh tubuh ataupun dari luar tubuh seperti dari tumbuhan. Mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan salah satu tumbuhan herbal yang dikenal memiliki antioksidan dan digunakan sebagai pengobatan. Penelitian mengenai analisis fitokimia dan aktivitas antioksidan mengenai daun mengkudu khususnya dari Jakarta Utara masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan komponen senyawa fitokimia dan aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol, etil asetat, dan heksana daun mengkudu dari daerah Jakarta Utara. Sampel daun mengkudu (Morinda citrifolia) diekstrasi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol, etil asetat, dan heksana. Kandungan fitokimia diujikan secara kualitatif melalui skrining fitokimia dari senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, triterpenoid, steroid, dan uji kromatografi lapis tipis (KLT) serta diujikan secara kuantitatif dengan menguji kandungan total fenol, flavonoid, dan triterpenoid. Aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH (2,2- diphenyl-1-picryl hidrazil) menggunakan kontrol positif Vitamin C dan diukur dengan spektofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 515 nm dan aktivitas antioksidannya dinyatakan dalam nilai IC50. Ekstrak etanol dan etil asetat daun mengkudu (Morinda citrifolia) dari daerah Jakarta Utara mengandung flavonoid, glikosida, fenol, dan triterpenoid, sedangkan ekstrak heksana mengandung flavonoid dan fenol. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan etil asetat memiliki nilai IC50 secara berurutan 1258,02 µg/mL dan 4865,62 µg/mL. Daun mengkudu (Morinda citrifolia) dari daerah Jakarta Utara memiliki kandungan senyawa fitokimia flavonoid, fenol, glikosida, dan triterpenoid. Aktivitas antioksidan daun mengkudu pada penelitian ini termasuk ke kategori tidak aktif.

Free radicals in the body, one of which is Reactive Oxygen Species (ROS), can be generated from the normal cellular metabolism of the body. Free radicals can cause oxidative stress, interfering with the body's physiological functions. Oxidative stress can be prevented by antioxidants produced by the body or from outside the body, such as plants. Noni (Morinda citrifolia) is one of the herbal plants known to have antioxidants and is used as a treatment. Research on phytochemical analysis and antioxidant activity on noni leaves, especially from North Jakarta, is still limited. This study aims to determine the component content of phytochemical compounds and antioxidant activity in ethanol extract, ethyl acetate, and hexane of noni leaves from North Jakarta. Noni (Morinda citrifolia) leaf samples were extracted using the maceration method with ethanol, ethyl acetate, and hexane as solvents. Phytochemical content was tested qualitatively through phytochemical screening of alkaloids, flavonoids, glycosides, saponins, tannins, triterpenoids, steroids and thin layer chromatography (TLC). It was also quantitatively tested by testing the content of total phenols, flavonoids, and triterpenoids. The antioxidant activity was tested by the DPPH method (2,2-diphenyl-1-picryl hydrazil) using a positive control of Vitamin C and measured by UV-Vis spectrophotometry with a wavelength of 515 nm. The antioxidant activity was expressed in IC50 values. Ethanol and ethyl acetate extracts of noni (Morinda citrifolia) leaves from North Jakarta contain flavonoids, glycosides, and triterpenoids, while hexane extract contains flavonoids and phenols. The results of the antioxidant activity test of ethanol and ethyl acetate extracts had IC50 values ​​of 1258.02 g/mL and 4865.62 g/mL, respectively. Noni (Morinda citrifolia) leaves from North Jakarta contain phytochemical compounds, such as flavonoids, phenols, glycosides, and triterpenoids. In this study, the antioxidant activity of noni leaves is included in the inactive category."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>