Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90600 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Octaviani Putri
"Rokok merupakan salah satu meningkatnya angka kematian manusia. Hal ini dikarenakan rokok mengdanung banyak zat berbahaya seperti benzo[a]piren dan logam berat seperti Cr VI. Salah satu akibat yang disebabkan dari kedua zat tersebut adalah menyebabkan kerusakan DNA dan menghasilkan DNA adduct. Salah satu DNA adduct yang terbentuk adalah 8-Hidroksi-2 rsquo;-Deoksiguanosin 8-OHdG. DNA adduct tersebut merupakan biomarker dari adanya risiko kanker. Oleh karena itu, dengan adanya proses terbentuknya 8-OHdG diharapkan dapat memberi informasi cara mendeteksi dini risiko kanker sebagai upaya mengurangi atau mencegah terjadinya penyakit kanker karsinogenesis. Penelitian ini melakukan analisis terbentuknya DNA adduct berupa 8-OHdG yang merupakan biomarker resiko karsinogenis dari pengujian secara in vitro dengan senyawa benzo[a]piren dan adanya reaksi Fentpada-like. Pengujian ini dilakukan dengan berbagai variasi. Variasi yang dilakukan adalah pH 7,4 dan 8,4, suhu 37?C dan 60?C, serta waktu inkubasi 5 dan 7 jam. DNA adduct 8-OHdG dianalisis menggunakan HPLC kromatografi fasa terbalik dengan detector UV/vis pada panjang gelombang 254 nm. Kpadadisi optimum untuk menganalisis 8-OHdG menggunakan eluen dengan campuran buffer fosfat pH 6,7 10 mM dan metanol pada rasio 85:15. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kpadasentrasi 8-OHdG akibat adanya paparan B[a]P dan adanya reaksi Fentpada-like telah melebihi LOD. Bertambahnya waktu dan suhu mengakibatkan efek sinergis kenaikan kpadasentrasi 8-OHdG. Akan tetapi, pada kenaikan pH[sh1] tidak memberikan efek sinergis kenaikan kpadasentrasi 8-OHdG apabila dipengaruhi oleh adanya reaksi Fentpada-like.

Cigarettes are padae of the factors in increasing numbers of human deaths. This is because cigarettes cpadatain many harmful substances such as benzo a pyren dan heavy metals such as Cr VI. Padae of the cpadasequences caused by both substances is DNA damage dan DNA adducts productipada. Padae of the DNA adducts that formed is 8 hydroxy 2 39 deoxyguanosine 8 OHdG. DNA adduct is the biomarker of cancer risk. Therefore, with the formatipada process of 8 OHdG is expected to provide informatipada pada how to detect early risks of cancer as an effort to reduce or prevent the occurrence of cancer carcinogenesis. This study analyzes the formatipada of a carcinogenic risk biomarker DNA adduct of 8 OHdG from in vitro assay with benzene a pyene dan Fentpada like reactipada. The test is performed with great variety. The variatipadas were pH 7,4 dan 8,4, Suhu 37 C dan 60 C, dan Waktu Inkubasi 5 dan 7 Jam. The 8 OHdG DNA adduct was analyzed using reverse phase HPLC chromatography with UV vis detector at the wavelength of 254 nm. The optimum cpadaditipadas for analyzing 8 OhdG are using eluent with phosphate buffer mixture pH 6.7 10 mM dan methanol at 85 15 ratio. The results show that the 8 OHdG cpadacentratipada due to exposure to B a P dan the presence of Fentpada like reactipada has exceeded the LOD. Increasing time dan Suhu resulted in a synergistic effect of 8 OHdG cpadacentratipada increase. However, the pH increase does not provide a synergistic effect of 8 OHdG cpadacentratipada increase when influenced by Fentpada like reactipada.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswanto Adi Wijanarko
"Polusi lingkungan yang semakin parah disertai merebaknya pola hidup yang tidak sehat di masyarakat dapat meningkatkan sumber paparan bahan karsinogenik yang dapat menyebabkan penyakit kanker. Benzo[a]pirena dan Kobalt II adalah beberapa contoh bahan karsinogenik yang umum ditemukan di lingkungan. Kedua bahan ini dapat secara bersamaan masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau udara tercemar dan merusak DNA. Pada penelitian ini dipelajari bagaimana pengaruh paparan BaP dan Co II secara in vitro pada 2'-deoksiguanosin terhadap pembentuka senyawa 8-hidroksi-2'-deoksiguanosin 8-OHdG. Peningkatan jumlah senyawa 8-OHdG dipakai sebagai indikator terjadinya kerusakan DNA sekaligus digunakan sebagai biomarker risiko kanker. Ditemukan bahwa kombinasi BaP dan Co II tidak memberikan efek sinergis dalam pembentukan 8-OHdG. Jumlah 8-OHdG yang terbentuk tidak berbeda jauh dengan jumlah yang dihasilkan dari paparan BaP saja. Paparan Co II melalui reaksi Fenton-Like memberikan hasil pembentukan 8-OHdG yang paling tinggi. Diikuti dengan BaP dan Co II , kemudian BaP dan H2O2.

Increasingly severe environmental pollution with an unhealthy pattern of life in the community can increase the source of exposure of carcinogenic substances that can cause cancer. Benzo a pirena and Cobalt II are some examples of carcinogenic substances commonly found in the environment. Both of these materials can simultaneously enter the body through food or polluted air and damage DNA. In this study we studied how the effect of BaP and Co II exposure in vitro on 2'-deoxyguanosine. An increase in the amount of the 8 hydroxy 2'-deoxyguanosin compound is used as an indicator of the occurrence of DNA damage as well as being used as a cancer risk biomarker. It was found that the combination of BaP and Co II did not provide a synergistic effect in the formation of 8 OHdG. The amount 8 OHdG formed does not vary much with the amount that resulted from BaP exposure alone. Exposure Co II through Fenton Like reaction gives the highest yield of 8 OHdG formation. Followed by BaP and Co II, then BaP and H2O2.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrissy Fransisca Olivyana Rugian
"Bisphenol A BPA merupakan bahan kimia sintetis yang digunakan sebagai monomer pembuatan plastik polikarbonat yang dapat ditemukan dalam produk seperti wadah penyimpanan makanan, kertas termal serta penambal gigi. Selain itu, logam Nikel II merupakan logam berat yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Jika terpapar kepada manusia, kedua zat toksik tersebut dapat membentuk spesies oksigen reaktif yang dapat berinteraksi dengan DNA dan menimbulkan kerusakan, sehingga berisiko menyebabkan kanker. DNA adduct yang terbentuk akibat paparan zat toksik dapat menjadi biomarker kerusakan DNA. 8-hidroksi-2 deoksiguanosin 8-OHdG merupakan salah satu bentuk adduct yang telah umum digunakan sebagai biomarker kerusakan oksidatif pada DNA. Penelitian dilakukan dengan memaparkan senyawa BPA dan Ni II kepada tikus Sprague-Dawley selama 28 hari. Pembentukan 8-OHdG yang ditemukan pada urin tikus dianalisis dengan instrumen Liquid Chromatography ndash;Mass Spectrometry LC-MS/MS. Hasil penelitian menunjukkan 8-OHdG terbentuk akibat paparan BPA dan Ni II pada tikus. Kadar 8-OHdG pada kelompok tikus yang dipaparkan BPA maupun BPA dan Ni II mengalami peningkatan setiap minggunya. Namun, kadar 8-OHdG pada tikus yang diberikan paparan BPA dan Ni II lebih kecil dibandingkan tikus yang hanya dipaparkan BPA. Hal ini dapat terjadi karena Ni II yang diberikan dalam keadaan tidak berlebih sehingga belum menunjukkan efek sinergis dalam pembentukan 8-OHdG.

Bisphenol A BPA is a synthetic chemical used as monomers for synthesis of polycarbonate plastics. It is widely found in products such as storage containers, thermal papers, and dental sealants. Furthermore, Nickel II metals are some of many heavy metals found in daily lives. If human are exposed to those substances, it can form Reactive Oxygen Species ROS that can interact with DNA causing DNA damage leading to cancer. DNA adduct formation of toxic substances can be a biomarker of DNA damage. 8 hydroxy 2 39 deoxyguanosine 8 OHdG is one of many adducts used as biomarker. This research was conducted by exposing BPA and Ni II metals to Sprague Dawley rats for 28 days. The formation of 8 OHdG found in urine of rats were analysed using Liquid Chromatography ndash Mass Spectrometry LC MS MS . The research shows that 8 OHdG is formed and detected. Levels of 8 OHdG in rats exposed to BPA and BPA Ni II increase every week. However, levels of 8 OHdG in rats exposed by BPA Ni II is less than levels of 8 OHdG in rats exposed by BPA only. This can happen because Ni II given to rats are not in the excessed levels, therefore the synergical effect of BPA and Ni II is not yet seen.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haickel Franklyn
"Bisphenol A BPA merupakan senyawa kimia yang digunakan sebagai monomer dari polikarbonat dan resin epoksi yang dapat ditemukan dalam bahan kemasan makanan. BPA dapat dengan mudah bermigrasi dari material dan diketahui dapat membentuk spesies oksigen reaktif yang menyerang molekul biologis seperti DNA. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pembentukan DNA adduct 8-OHdG karena kerusakan oksidatif DNA yang disebabkan oleh paparan senyawa kimia BPA dan Cr VI. Studi in vivo dilakukan pada kelompok tikus Rattus norvegicus dengan paparan BPA 2 mg/kg BB dan kelompok tikus dengan paparan campuran BPA 2 mg/kg BB dan Cr VI 1,28 g/kg BB selama 28 hari. Sampel urin dikumpulkan setiap minggu. Pembentukan 8-OHdG dianalisis menggunakan LC-MS/MS dengan kromatografi fase terbalik. Fase gerak yang digunakan dalam percobaan ini adalah campuran amonium asetat pH 4,0 20 mM dan asetonitril dengan gradien elusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan BPA dan campuran BPA dengan Cr VI dapat menyebabkan pembentukan 8-OHdG yang terdapat pada urin tikus. Waktu pemaparan yang lebih lama menghasilkan peningkatan kadar pembentukan 8-OHdG. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa konsentrasi 8-OHdG urin meningkat yang dapat disebabkan oleh efek sinergis antara paparan BPA dengan Cr VI.

Bisphenol A BPA is a chemical compound that used as the monomer of polycarbonate and epoxy resin that can be found in food packaging materials. BPA can easily migrate from the material and renowned to form reactive oxygen species which attack the biological molecular such as DNA.This study was conducted to analyze the formation of DNA adduct 8 OHdG due to oxidative damage of DNA caused by exposure to chemical compounds BPA and chromium VI. The in vivo study was conducted in the rat Rattus norvegicus group with exposure of BPA 2 mg kg BW and the rat group with exposure of the mixture BPA 2 mg kg BW and Cr VI 1.28 g kg BW for 28 days. Urine samples were collected every week. The formation of 8 OHdG was analyzed using LC MS MS with reverse phase chromatography. The mobile phase used in this experiment was a mixture of ammonium acetate pH 4.0 20 mM and acetonitrile with an elution gradient. The results showed that exposure of BPA and the mixture of BPA with Cr VI may cause the formation of urinary 8 OHdG in rats. The longer exposure time resulted in the increased levels of urinary 8 OHdG formation. The study also showed that urinary 8 OHdG concentration increased due to synergistic effect between BPA exposure with Cr VI.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Gozi Ariq Ismail
"Pada penelitian ini dilakukan studi mengenai pembentukan DNA adduct 8-hidroksi-2'-deoksiguanosin (8-OHdG) dengan mereaksikan 2'-deoksiguanosin dan H2O2 dengan senyawa akrilamida dan TBHQ yang diberikan paparan sinar UVA. Uji pembentukan 8-OHdG dilakukan pada variasi waktu inkubasi (5 dan 7 jam) dan variasi pH (7,4 dan 8,4). Hasil dari pembentukan 8-OHdG dianalisis menggunakan instrumen HPLC fasa terbalik dengan menggunakan larutan penyangga natrium fosfat pH 6,7 dan metanol sebagai eluen dengan komposisi 85:15. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari adanya pencampuran TBHQ dan Akrilamida mengakibatkan pembentukan kadar 8-OHdG dengan menghasilkan efek sinergis dan efek antagonis pada hasil pembentukannya. Efek dari pencampuran senyawa akrilamida dan TBHQ meningkat signifikan ketika diberikan paparan sinar UVA. Sampel yang diinkubasi dengan paparan sinar UVA memiliki kadar 8-OHdG yang lebih banyak dibandingkan sampel tanpa paparan sinar UVA. Semakin lama waktu inkubasi, dihasilkan pula kadar 8-OHdG yang semakin besar. Pada pH 8,4, sebagian besar sampel menghasilkan pembentukan 8-OHdG yang lebih besar bila dibandingkan pada sampel dengan campuran yang sama pada pH 7.4. Sampel dengan hasil pembentukan 8-OHdG tertinggi terdapat pada sampel yang mengandung 2'-deoksiguanosin, akrilamida, TBHQ, dan H2Opada pH 8,4 dengan penyinaran sinar UVA selama 7 jam.

In this research, a study was conducted on the formation of DNA adduct 8-hydroxy-2'-deoxyguanosine (8-OHdG) by reacting 2'-deoxyguanosine and H2O2 with acrylamide and TBHQ compounds that were exposed to UVA light. The 8-OHdG formation test was carried out at various incubation times (5 and 7 hours) and pH variations (7.4 and 8.4). The results of the formation of 8-OHdG were analyzed using a reverse phase HPLC instrument using a buffer solution of sodium phosphate pH 6.7 and methanol as an eluent with a composition of 85:15. The results showed that the mixing of TBHQ and acrylamide resulted in the formation of 8-OHdG levels by producing a synergistic effect and an antagonistic effect on the formation results. The effect of mixing acrylamide and TBHQ compounds increased significantly when exposed to UVA light. Samples incubated with UVA exposure had higher levels of 8-OHdG than samples without UVA exposure. The longer the incubation time, the greater the 8-OHdG content was produced. At pH 8.4, most of the samples resulted in greater 8-OHdG formation when compared to samples with the same mixture at pH 7.4. Samples with the highest 8-OHdG formation results were found in samples containing 2'-deoxyguanosine, acrylamide, TBHQ, H2O2 at pH 8.4 with UVA light irradiation for 7 hours."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aden Dhana Rizkita
"Penelitian ini ingin membuktikan terjadinya kesinergisan pembentukan DNA Adduct secara in-vivo pada urin dan plasma tikus yang diberi paparan Nonil fenol (NP) dan Tembaga (Cu) ditandai dengan terbentuknya 8-hydroxy-2-deoxyguanosine (8-OHdG) sebagai produk awal terjadinya kerusakan DNA dan juga secara in-vitro melalui reaksi Fenton dengan mereaksikan 2deoxyguanosine (dG) dengan NP dan Cu dengan bantuan H2O2 pada suhu 37˚C dan variasi waktu inkubasi 7 jam dan 24 jam. Treatment hewan dilakukan selama 21 hari untuk mendapatkan kumpulan plasma dan urin. Plasma tikus dianalisis menggunakan kit ELISA sedangkan urin tikus dan hasil invitro dianalisa menggunakan HPLC untuk mengetahui konsentrasi 8-OHdG yang terbentuk. Dari hasil penelitian, baik in vivo dan in vitro sama sama ditemukan pembentukan 8-OHdG. Pada sampel urin terdapat kesinergisan 8-OHdG yang terbentuk sejak pertama kali paparan sampai akhir paparan ditandai dengan meningkatknya konsentrasi 8-OHdG pada kombinasi paparan NP dan Cu sebesar 331,93 ppb dibanding dengan paparan NP saja sebesar 282,70 ppb. Hasil yang sama di temukan pada uji in vitro dengan variasi waktu inkubasi kelompok reaksi tanpa menggunakan Cu konsentrasi 8-OHdG nya lebih rendah dari kelompok paparan yang menggunakan Cu yakni masing-masing sebesar 867,52 ppb dan 926,97 ppb. Pada plasma tidak ditemukan efek sinergis antara NP dan Cu pada pembentukan 8-OHdG dikarenakan pada saat pemisahan plasma dari darah, terjadi lisis darah sehingga kurang optimal dalam analisa.

This study wanted to prove the synergy of the formation of DNA adduct in-vivo in the urine and plasma of rats given exposure to Nonyl phenol (NP) and Copper (Cu) marked by the formation of 8-hydroxy-2-deoxyguanosine (8-OHdG) as the initial product DNA damage and also in vitro through the Fenton reaction by reacting 2 deoxyguanosine with NP and Cu with the help of H2O2 at 37C and varying incubation times 7 hours and 24 hours. Animal treatment is carried out for 21 days to get a collection of plasma and urine. Plasma, urine, and in vitro results were then analyzed using ELISA kits and HPLC to determine the concentration of 8-OHdG formed. From the results of the study, both in vivo and in vitro were found to form 8-OHdG. In the urine sample there is a synergy of 8-OHdG that is formed from the first exposure to the end of the exposure marked by an increase in the concentration of 8-OHdG in a combination of NP and Cu exposure of 331,93 ppb compared to NP exposure alone of 282,70 ppb. The same results were found in the in vitro test with the incubation time variation of the reaction group without using Cu the concentration of 8-OHdG was lower than the exposure group using Cu which were 867,52 ppb and 926,97 ppb, respectively. In the plasma there is no synergistic effect between NP and Cu in the formation of 8-OHdG because during the separation of plasma from the blood, blood lysis occurs so that it is less than optimal in the analysis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tissa Wiraatmaja
"Bisphenol A BPA merupakan salah satu bahan kimia dengan volume produksi tertinggi di seluruh dunia. Pada penelitian tahun 2014, dinyatakan bahwa lebih dari 6,8 juta ton BPA diproduksi setiap tahun. Manusia rentan terhadap paparan senyawa ini akibat banyaknya penggunaan BPA dalam kehidupan sehari-hari. BPA bersifat toksik bagi kesehatan dan memiliki sifat yang identik dengan hormon estrogen. Dalam keadaan biologis, BPA dapat mengakibatkan terjadinya stress oksidatif seluler. Stress oksidatif adalah keadaan ketika dalam tubuh terjadi ketidaksetimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan untuk menetralkannya. Selain itu kadar logam besi Fe yang berlebih juga dapat berkontribusi menambah jumlah radikal. Radikal bebas yang terbentuk dapat menyerang DNA dan menyebabkan terjadinya kerusakan oksidatif serta menghasilkan senyawa 8-OHdG yang merupakan biomarker risiko karsinogenis. Studi pembentukan DNA adduct berupa 8-OHdG oleh senyawa Bisphenol A dilakukan secara in vivo menggunakan tikus Rattus Novergicus melalui reaksi Fenton oleh logam Fe II. Pada pengujian in vivo dilakukan pemaparan BPA 2mg/kgBB dan Fe II 0,09mg/kgBB. Kondisi optimum untuk menganalisis 8-OHdG menggunakan eluen dengan campuran Ammonium Asetat pH 4,0 20 mM dan Asetonitril. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi 8-OHdG pada kelompok tikus akibat adanya paparan BPA dan kelompok tikus akibat paparan BPA dan Fe II telah melebihi LOD. Bertambahnya waktu paparan memberikan efek sinergis kenaikan konsentrasi 8-OHdG pada tubuh tikus. Logam Fe II dengan dosis 0,09mg/kgBB tidak memberikan efek sinergis pada konsentrasi 8-OHdG. DNA adduct 8-OHdG yang terbentuk dianalisis menggunakan LC- MS/MS. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah keyakinan bahwa proses terjadinya kanker dapat terkait dengan pembentukan DNA Adduct sebagai bioindikator kerusakan DNA yaitu 8-OHdG.

Bisphenol A BPA is one of the chemicals with the highest production volume in the worldwide. In a 2014 study, it was stated that more than 6.8 million tons of BPA were produced each year. Humans are prone to exposure to these compounds due to the large number of BPA use in daily life. BPA is toxic to health and has properties that are identical with the hormone estrogen. In a biological state, BPA can lead to cellular oxidative stress. Oxidative stress is a condition when in the body there is an imbalance between free radicals with antioxidants to neutralize it. In addition, excess iron Fe iron content can also contribute to increasing the number of radicals. The free radicals that are formed can attack the DNA and cause oxidative damage and produce an 8 OHdG compound which is a carcinogenic risk biomarker. The study of DNA adduct formation of 8 OHdG by Bisphenol A compound was performed in vivo using rat Rattus Novergicus by Fenton reaction by Fe II metal. In this In Vivo test, BPA exposure was 2mg kgBB and Fe II 0.09mg kgBB for 28 days. The optimum condition for analyzing 8 OHdG using eluent with mixture of Ammonium Acetate pH 4.0 20 mM and Acetonitrile. The results show that 8 OHdG concentrations in the rats group due to exposure to BPA and rats due to exposure to BPA and Fe II have exceeded LOD. Increased exposure time gives a synergistic effect of 8 OHdG concentration increase in mouse body. Fe II metal at a dose of 0.09mg kgBB did not provide a synergistic effect on the formation of 8 OHdG. The resulting 8 OHdG DNA adduct was analyzed using LC MS MS. With this research is expected to increase the belief that the process of cancer can be associated with the formation of DNA adduct as bioindikator DNA damage is 8 OHdG.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hannaa
"Pada penelitian ini dilakukan studi in vitro pembentukan DNA adduct 8-hidroksi-2 'deoksiguanosin 8-OHdG sebagai biomarker kerusakan DNA, dengan mereaksikan 2 'deoksiguanosin dengan BHT-Quinon melalui reaksi Fenton-like Cr III dan H2O2. Reaksi dilakukan dengan variasi pH 7,4 dan pH 8,4, suhu 37 C dan 60 C, serta waktu inkubasi 7 dan 12 jam. 8-OHdG yang dihasilkan dianalisis menggunakan HPLC fasa terbalik dengan detektor UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi DNA adduct 8-OHdG yang paling tinggi diperoleh dari reaksi Fenton-like. Kesimpulan yang didapatkan ialah reaksi 2 'dG, BHT-Q, Cr III, dan H2O2 dihasilkan lebih besar dibanding reaksi 2 'dG, BHT-Q, dan Cr III serta 2 'dG, BHT-Q, dan Cr III dihasilkan lebih besar dibanding reaksi 2 '-dG, BHT-Q dan H2O2 serta reaksi 2 'dG BHT-Q. Pembentukan DNA adduct 8-OHdG pada pH 8,4 lebih tinggi dibandingkan pH 7,4. Selain itu pembentukan DNA adduct 8-OHdG pada suhu 60 C juga lebih tinggi dibandingkan suhu 37 C dan pembentukan DNA adduct 8-OHdG dengan waktu inkubasi 12 jam lebih tinggi dibanding waktu inkubasi 7 jam.

In this research, in vitro study of DNA adduct 8 hidroxy 2 'deoxyguanosine 8 OHdG formation as biomarkers of DNA damage was conducted by reacting 2 'deoxyguanosine 2 'dG with BHT Q through Fenton like reaction Cr III dan H2O2. The conditions of reactions were variated in pH 7,4 and pH 8,4, temperature 37 C and 60 C and incubation time 7 and 12 hours. The 8 OHdG produce were analyzed by using reverse phase HPLC with UV Vis detector. The result showed that 8 OHdG produced from reaction between 2 'dG, BHT Q, Cr III, and H2O2 was higher than reaction between 2 'dG, BHT Q, and Cr III. It also showed that reaction between 2 'dG, BHT Q, and Cr III produced 8 OHdG higher than reaction between 2 'dG, BHT Q dan H2O2 also reaction of 2 'dG with BHT Q. The highest 8 OHdG formation obtained from Fenton like reaction. The formation of DNA Adduct 8 OHdG at pH 8.4 was higher than pH 7.4. Meanwhile DNA adduct 8 OHdG formation at the temperature of 60 C was also higher than 37 C and DNA adduct formation of 8 OHdG at 12 hours incubation time is higher than 7 hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S69871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>