Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145435 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faisal Arif Utomo
" ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai pengembangan industri kendaraan bermotor roda dua/sepeda motor pada periode Orde Baru 1977 mdash;1997. Penulis melihat usaha Departemen Perindustrian dalam mengembangkan industri sepeda motor nasional dengan memanfaatkan investasi asing yang masuk ke Indonesia. Skripsi ini menganalisis mengenai kebijakan Departemen Perindustrian melalui kebijakan Program Penanggalan/Deletion Program mendorong perusahaan-perusahaan sepeda motor asing untuk melakukan alih teknologinya terhadap perusahaan sepeda motor lokal dan produsen komponen lokal. Penulis mengambil satu contoh kasus antara Honda Motor Corp. dengan PT. Federal Motor. Namun dengan dalih penggunaan komponen lokal sebagai indikator kemandirian, justru alih teknologi yang terjadi tidak sempurna. Orang-orang yang terpapar oleh alih teknologi yang tadinya sebagai motor penggerak untuk menciptakan sepeda motor nasional tidak berjalan baik dengan demikian kemampuan kita terhadap teknologi sepeda motor hanya berkutat di pembuatan komponen sepeda motor semata.
ABSTRACT This research explore the development of Indonesian motorcycle industry during the New Order period 1977 1977 . The researcher found that there are efforts by Indonesian Industrial Departement to develop national motorcyle industry by using foreign investments to Indonesia. This effort is known as Deletion Program policy by Indonesian Industrial Departement which forcing foreign motorcycle industries to handing over technologies to local industries. Using the Deletion Program Policy between Honda Motor Corp and PT. Federal Motor as a study case, researcher founds out that the technology hand over was flawed. As a result, Indonesian motorcycle industries are limited and only capable to build motorcycle components"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiyono Pontjo Haryo
"Industrilisasi merupakan salah satu upaya yang efektif dalam rangka menciptakan struktur ekonomi yang lebih kuat bagi pembangunan nasional. Di dalam proses industrialisasi tersebut, diperlukan strateji yang tepat mulai dan tingkat makro ekonomi sehingga secara terkoordinasi benar-benar dapat mengarahkan strateji di tingkat mikro ekonomi secara terpadu untuk mencapai tujuan industnialisasi tersebut.
Salah satu bidang industri yang cukup stratejik posisinya adalah bidang otomotif kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor). Kemudian, salah satu strateji dalam proses industrialisasi di bidang otomotif kendaraan bermotor roda dua tersebut adalah integrasi vertikal ke hulu (backward integration), seperti yang dilakukan oleh PT Federal Motor di dalam Federal Group yang bertindak sebagai penanggung jawab garis industri sepeda motor PT Astra International Inc. Semakin panjang rangkaian industri dari hulu ke hilir atau semakin besar tingkat integrasi vertikal suatu industri, semakin besar pula nilai tambah yang dapat diciptakan. Nilai tambah yang diciptakan tersebut adalah dalam arti luas ekonomis maupun non ekonomis misalnya teknologi.
Dalam perkembangan industri itu sendiri, semakin kompleks tahapan aktifitas industri yang terintegrasi vertikal ini, semakin kompleks pula masalah operasional dan pengorganisasiannya. Agar organisasi yang semakin besar itu dapat beroperasi dengan baik, desentralisasi menjadi topik yang menarik. Untuk organisasi PT Federal Motor yang terintegrasi vertikal, optimasi antara pola desentralisasi untuk dapat beradaptasi terhadap perkembangan keadaan, dengan pola sentralisasi agar dapat mengarahkan berbagai aktifitas tersebut pada pencapaian tujuan bisnis secara efisien.
Dengan semakin kompleksnya aktifitas dalam konteks desentralisasi ini, diperlukan suatu sistem pengendalian manajemen agar dapat menjamin implementasi strateji secara efektif dan efisien. Sistem pengendalian manajemen mencakup dua hal pokok yaitu struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen. Salah satu hal pokok dalam struktur pengendalian manajemen adalah penetapan pusat pertanggungjawaban di samping struktur organisasi, pembagian wewenang dan tanggung jawab dan sistem informasi. Struktur pengendalian manajemen juga banyak mendapat pengaruh dan lingkungan, aspek perilaku manusia yang terlibat dan budaya.
Sedangkan hal pokok dalam proses pengendalian manajemen adalah evaluasi kinerja berdasarkan berbagai pengukuran kinerja, di samping secara otomatis proses penyusunan program, anggaran, pelaporan hasil kegatan, analisis selisih dan sebagainya, juga tercakup dalam proses pongendalian manajemen. Dalam operasinya, proses pengendalian manajemen ¡ni banyak dipengaruhi oleh struktur pengendalian manajemen, khususnya dalam hal pengukuran kinerja.
PT Federal Motor sebagai tipikal industri sepeda motor yang terintegrasi vertikal, bertanggung jawab atas kesuksesan garis industrinya, sehingga penanggung jawab garis industri tersebut perlu mengarahkan organisasinya pada pencapaian tujuan, dengan formulasi dan implementasi strateji yang dilengkapi dengan sistem pengendalian yang relevan.
Dalam pengendalian manajemen. kinerja dan aktifitas yang berurutan dari industri terintegrasi vertikal seperti PT Federal Motor ini harus dapat dievaluasi secara baik, mengingat kinerja dan unit industri yang berada di hilir sangat dipengaruhi kinerja dan unit yang lebih hulu. Untuk mengevaluasi kinerja dan industri yang tenintegrasi vertikal ini, penanggung jawab industri harus memiliki acuan yang benar-benar representatif dan andal, sehingga masalah dísfungsional dapat dieliminiasi.
Di dalam PT Federal Motor yang terintegrasi vertikal telah terdapat sistem pengendalian manajemen yang memungkinkan penanggung jawab industri sampai dengan penanggung jawab unit untuk dapat mengevaluasi pusat pertanggungjawaban di bawah wewenangnya. Berbagai peralatan pengukuran kinerja díkelompokkan dalam suatu paket yang disebut key result area.
Variabel pengukuran kinerja ini dapat dikelompokkan secara finansial dan non-finansial, secara jangka pendek dan jangka panjang, bahkan secara internal (yang controllable dan uncontrollable bagi unit) dan eksternal. Penetapan variabel pengukuran kinerja tersebut benar-benar harus memperhatikan key success factor dan bisnis PT Federal Motor dan konsisten dengan strateji.
Hal yang penting sekali untuk menunjang proses pengukuran kinerja PT Federal Motor adalah dikembangkannya sistem akuntansi manajamen yang relevan dengan key success factor dan strateji, sebagaimana konsep Strategic Cost Management yang mencakup tiga tema yaitu Value Chain Analysis, Strategic Positioning Analysis dan Cost Driver Analysis, yang menjadi paradigma akuntansi manajemen kontemporer dewasa ini. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Hilman
"ABSTRAK
Gerakan Jumadilkubra tahun 1871 yang dibahas di dalan studi ini terjadi di daerah-daerah bagian selatan Pekalongan dan bagian utara Banyumas, Jawa Tengah. Gerakan ini dipelopori oleh seorang guru agama yang bernama Achmad Ngisa, yang menyatakan bahwa Syeh Jumadilkubra dari Wanabadra telah memberikan pesan suci kepadanya. Ia meramalkan akan datangnya Pangeran Erucakra, yang diiringi oleh tentaranya. Mereka ini akan bangkit melawan para penguasa asing dan mengusir ke luar, tetapi mereka diperbolehkan kembali dengan syarat bahwa mereka berpindah ke agama Islam dan terbatas hanya berdagang. Gerakan Jumadilkubra ini pada hakekatnya tidak memiliki gagasan-gagasan, baik mesianisme maupun milenarisme, namun semata-mata sebagai refleksi ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi sosial keagamaan di daerah mereka.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan suatu peristiwa gerakan sosial-keagamaan yang terjadi di daerah Jawa Tengah. Tujuan apa yang ingin dicapai oleh Jumadilkubra beserta kawan-kawannya? Bagaimana corak kondisi masyarakat yang mendorong munculnya gerakan tersebut? Apa pandangan pemerintah kolonial terhadap gerakan itu? Apa tindakan pemerintah untuk mengatasinya? Bagaimana pandangan masyarakat di daerah "itu" terhadap meletusnya gerakan tersebut? Hasil penelitian ini tentu diharapkan dapat menjadi landasan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
Guna memperoleh eksplanasi yang memadai atas peristiwa sejarah yang menyangkut suatu gerakan sosial, tentunya agak sulit jika hanya menggunakan satu bidang ilmu saja. Karenanya, selain menggunakan Ilmu Sejarah, penelitian ini juga menggunakan pendekatan disiplin ilmu lainnya, dalam hal ini khususnya Sosiologi. Sebagai upaya untuk merangkai serta menganalisis fakta-faktanya, maka sumber-sumber yang menjadi landasan upaya itu didapatkan melalui Studi Kepustakaan, baik dalam bentuk tercetak maupun dokumenter.
Memang benar, bahwa gerakan Jumadilkubra yang terjadi di Jawa Tengah ini tidak sampai menimbulkan akibat-akibat yang dapat menggoyahkan, baik sendi-sendi kehidupan kemasyarakatan maupun eksistensi pemerintah kolonial. Hal ini dikarenakan, di dalam keadaan yang tidak seimbang, pihak penguasa jelas lebih beruntung dalam faktor kekuatan. Namun, kita tidak dapat mengatakan gerakan itu sebagai sesuatu yang tidak ada artinya, sebab bagaimanapun juga, adanya sebuah pemberontakan yang betapapun kecilnya di tengah-tengah kehidupan kolonial, menunjukkan suatu hentakan hati nurani manusia serta manifestaai insani yang mendambakan kebebasan atas diri pribadi ."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tangkilisan, Yuda Benharry
"ABSTRAK
Pembicaraan mengenai Revolusi lnggris (Glorious Revolurlan), Revolusi Amerika, Revolusi Perancis dan
Revolusi Industri telah banyak dilakukan berbagai pihak baik secara akademik maupun tidak, yang
tercermin dalam berlimpahnya karya-karya mengenai revolusi-revolusi ilu. Namun perhalian terhadap
konteks dari fenomena itu dalam halnya ini lnggris tampaknya masih belum banyak dilakukan.
Maksudnya, bagaimana revolusi-revolusi itu bernula dan berimbas terhadap lnggris relatif belum banyak
dihahas. Apalagi karya-karya dalam bahasa Indonesia. Padahal sebagaimana yang dikelahui bahwa
setidaknya ketiga revolusi itu langsung berakar pada perubahan yang dialami oleh lnggris. Sementara
Revolusi Perancis memiliki penyebab dan akibat yang berkenaan dengan lnggris. Kcmudian bagaimana
keterkritan kocmpnt revalusi itu dalam alur perkembangan sejarah lnggris juga masih menjadi pokok
bahasan yang memerlukan perhatian secara seksama. Penelitian ini merupakan langkah awal untuk
menyibak kesamaran permasalahan ilu. Metode penelitian yang dilakuknn adalah Melode Sejarah dengan
bcfanjak dari pcninjauan kembali istilah dan lmnscp rcvolusi. Temunn pcnclilian disaji dalam bentuk
kronologis dan argumcnlatif walau masih tcrhnlns pada pcmapamn faklu-fakta yang diperolclm dari
pendapat-pcndapat sejumlah kalangan. Tcmuan ilu mcmpcrlihmkan ndanya kaitan langsung maupun tidnk
Iangsung anlara rcvolusi-rcvolusi ilu dalarn kontcks pcrkcmbangan lnggris. Hasil akhir penelitian juga
menyisakan beberapa pertanyaan yang menarik dan layak untuk disimak pada kegiatan Ianjutan sejenis.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iskandar
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini mengambil tema pembangunan infrastruktur dan perkembangan Kota Semarang pada periode awal abad ke-20 sampai pascakemerdemakaan....."
PATRA 10(1-2) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suharto
"ABSTRAK
Paguyuban Pasundan yang didirikan tahun 1913 dengan tujuan memperbaiki kebutuhan rakyat, pada mulanya hanya bergerak di lapangan sosial-budaya dan ekonomi. Akan tetapi, mulai tahun 1918, sehubungan dengan dibentuknya Volksraad kegiatannya meliputi juga bidang politik.
Kegiatan Paguyuban Pasundan di bidang sosial dan ekonomi meningkat menjelang tahun 1930. Berbagai badan yang bergerak di lapangan sosial dan ekonomi, didirikan. Untuk membantu orang-orang, baik yang sedang dalam proses pengadilan, menjalani maupun dibebaskan dari penjara, pada tahun 1929 didirikan Pasundan bagian Reclasseering (PBR). Badan ini diakui dan bahkan diberi bantuan dana oleh pemerintah. Dua tahun kemudian, untuk membantu rakyat kecil, didirikan Adviesbureau Pasundan, yang tugasnya memberikan saran di bidang hukum secara cuma-cuma. Pada tahun yang sama, 1931, Paguyuban Pasundan membentuk Studiefonds Pasundan untuk membantu murid-murid sekolah yang tidak mampu dan juga membentuk Socialefonds Pasundan untuk membantu penduduk yang`terkena bahaya kebakaran, banjir atau kelaparan. Akhirnya, untuk membantu kaum ibu yang terlantar di kota besar, pada tahun 1933 didirikan badan Penolong Pengangguran Kaum Ibu (KI).
Di lapangan ekonomi, Paguyuban Pasundan mendirikan beberapa usaha/lembaga seperti koperasi, bank dan lumbung padi. Usaha untuk menangani bidang ekonomi ini pada awalnya dikerjakan oleh oabang-cabang perkumpulan. Hampir setiap cabang Paguyuban Pasundan mempunyai koperasi, sebaliknya bank dan lumbung padi hanya ada di beberapa cabang. Untuk mengkoordinasikan kegiatan di bidang ekonomi ini, pada tahun 1938 didirikan badan pusat yang diberi nama Bale Ekonomi Pasundan (BEP).
Rakyat, khususnya rakyat Jawa Barat, sangat tertolong oleh hadirnya badan-badan tersebut di atas. Badan-badan itu telah memperbaiki kehidupan rakyat, walaupun secara kwalitas dan kwantitas belum memuaskan karena terbatasnya daya dan dana.
Pamerintah kolonial menyambut baik lahirnya badan-badan itu, karena perbaikan di lapangan ini mempunyai akibat positif yaitu menambah ketenteraman dan ketertiban keadaan.
"
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Assyifa Faradita
"Kota Banda Aceh merupakan kota yang sempat dijadikan kota garnisun pada masa Belanda dan menyimpan bukti sejarah terkait Perang Aceh. Perang Belanda di nusantara terlama yang menghabiskan banyak biaya dalam proses penaklukkan dan pembangunannya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan tata Kota Banda Aceh 1873-1942 beserta faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini merupakan kajian arkeologi sejarah dengan teori urban morphology, yang berfokus pada persebaran unsur-unsur fisik pembentuk tata kota Banda Aceh. Tahapan dalam penelitian ini terdiri atas pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan interpretasi data. Pengumpulan data meliputi data primer bangunan-bangunan kolonial dan peta-peta lama, data sekunder berupa sejarah dan gambar-gambar lama. Pengolahan data dilakukan dengan mengklasifikasikan bangunan ke dalam beberapa kategori fungsi. Penelitian ini menggunakan analisis komparatif komponen kota dengan pendekatan keruangan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa sejak Belanda mendarat di kota Banda Aceh terdapat dua corak kebudayaan pada tata Kota Banda Aceh. Corak tradisional Islam sederhana yang terlihat sejak abad 16 M-tahun 1874 dan corak kota kolonial yang semakin kompleks pada tahun 1874 -1942. Perkembangan ini muncul dari arah selatan kediaman gubernur ke berbagai arah. Perkembangan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor politik, ekonomi, lingkungan, dan sosial kebudayaan.

The city of Banda Aceh is a city that was used as a garrison city during the Dutch era and has historical evidence related to the Aceh War. The longest Dutch war in the archipelago which cost a lot of money in the process of conquest and development. This study aims to explain the development of urban planning in Banda Aceh from 1873 to 1942 and the factors that influenced it. This research is a study of historical archeology with the theory of urban morphology, which focuses on the distribution of physical elements forming the urban planning of Banda Aceh. The stages in this study consisted of data collection, data processing, data analysis, and data interpretation. Data collection includes primary data on colonial buildings and old maps, secondary data in the form of history and old pictures. Data processing is done by classifying buildings into several function categories. This study uses a comparative analysis of city components with a spatial approach. The results of the study explain that since the Dutch landed in the city of Banda Aceh, there have been two cultural patterns in the layout of the city of Banda Aceh. The simple traditional Islamic style that was seen since the 16th century AD-1874 and the increasingly complex colonial city style in 1874-1942. These developments emerged from the south of the governor's residence in various directions. This development was influenced by several factors, namely, political, economic, environmental, and socio-cultural factors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pojoh, Ingrid Harriet Eileen
"ABSTRAK
Agama Kristen masuk di Indonesia pada pertengahan abad ke-16 Masehi, bersamaan dengan kolonisasi Portugis. Berdirinya benteng Portugis di Ternate pada tahun 1522 Masehi dianggap sebagai pemancangan tonggak penyiaran agama Kristen di antara orang-orang Indonesia. Sebenarnya, jauh sebelum bangsa Portugis membangun koloninya di Ternate, agama Kristen sudah pernah ada di Indonesia.
Salah satu laporan yang dibuat oleh rohaniwan-rohaniwan Fransiskan menyebutkan bahwa pada sekitar abad ke-7 Masehi, di sebuah tempat di pantai barat Sumatra bagian utara bernama Fansur (Fancur) ditemukan banyak biara dan gedung gereja. Tempat yang bernama Fansur ini ternyata adalah kota kecil bernama Barus di Tapanuli. Bentuk kekristenan yang hidup pada saat itu diduga adalah kekristenan Nestorian yang borcorak "Gereja Lama", yang datang bersamaan dengan tibanya pedagang-pedagang India dan Timur Tengah di tempat itu. Gambaran tentang kekristenan Nestorian tidak kita peroleh karena sumber-sumber mengenai hal ini tidak ada. Bahkan sisa-sisa kekristenan itupun tidak menyisakan apa-apa pada kekristenan yang kita kenal sekarang.
Pada masa antara hidupnya kekristenan Nestorian di Sumatra bagian utara dan lahirnya koloni Portugis di Tarnate, kegiatan pekabaran Injil dilakukan oleh rohaniwan-rohaniwan Fransiskan yang sesungguhnya melakukan tugas kerohanian tersebut dalam rangka perjalanannya menuju daerah tugas mereka, yaitu Asia Timur. Karena sifat pekabaran Injil yang mereka laksanakan pada dasarnya bersifat transit, maka sangatlah jelas bahwa pemeliharaan iman di antara penganut Kristen yang masih muda tersebut tidak bisa dilakukan.
Pekerjaan pekabaran Injil mengalami perkembangan ketika bangsa Portugis mcmbentuk koloninya di Ternate. Kesertaan para rohaniwan dalam armada dagang Portugis sangat membantu penyiaran dan pemeliharaan iman orang-orang yang baru menjadi Kristen. Pada awal tumbuh dan berkembangnya agama Kristen di Indonesia, bentuk kekristenan yang hadir dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh keadaan politik-ekonomi dan sosial keagamaan Setempat. Bentuk kekristenan yang dianut oleh jemaat-jemaat baru ini menunjukkan pemahaman yang masih sangat terpengaruh oleh kepercayaan asli."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>