Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124797 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutiara Fallahdani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pandangan fans pria single di wilayah JABODETABEK terhadap AKB48 sebagai produk budaya populer Jepang yang masuk ke Indonesia. Penelitian ini dikhususkan bagi pria single berusia 25 ndash; 35 tahun. Teori yang digunakan dalam penilitian ini adalah teori-teori yang berkaitan dengan budaya populer, idol dan fanatisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didalam pandangan fans pria single terhadap AKB48 terdapat kesamaan pada kriteria pasangan idaman mayoritas responden dengan kriteria sosok Idol dan tampilan fisik serta kepribadian anggota AKB48 sebagai acuan atau tolak ukur dalam memilih pasangan. Selanjutnya, penelitian ini menemukan bahwa adanya kecenderungan kearah sifat fanatis pada mayoritas fans pria Single di wilayah JABODETABEK.

ABSTRACT
This study is focused on the views of single male fans in JABODETABEK area towards AKB48 as Japan popular culture product that succeed to penetrate Indonesia. This study devoted to single male fans age 25 ndash 35 years old. This study are using theories that have relation with popular culture, idol and fanaticism. The result of this research shows there are similarity between ideal partner criteria of the majority of respondents with idol criteria in the views of single male fans towards AKB48, and also AKB48 members physical figure and characteristics as benchmark for them when choosing a partner. This study also found that there is tendency towards the fanatic trait of the majority single male fans in JABODETABEK area."
2016
S66827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Adzhani Lutfiputri
"ABSTRAK
Beberapa tahun belakangan ini manga (komik Jepang) yang mengangkat kisah percintaan antar sesama jenis yaitu manga yaoi dan yuri semakin populer di Indonesia. Padahal hubungan sesama jenis atau homoseksual termasuk isu yang sensitif dibahas mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam yang salah satu ajarannya dengan keras melarang hubungan homoseksual. Menariknya sejauh ini belum ada reaksi menentang dari masyarakat perihal yaoi-yuri, sedangkan isu homoseksual sendiri telah banyak menuai reaksi negatif dari kalangan tertentu. Kontradiksi ini mendorong penulis membuat penelitian untuk mengetahui pandangan penggemar manga yaoi-yuri terhadap isu homosesksual di dunia nyata.
Penelitian ini menggunakan metode survey kuantitatif terhadap 200 responden dan wawancara kualitatif terhadap delapan responden penggemar manga yaoi-yuri yang berdomisili di Jabodetabek. Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa para penggemar yaoi-yuri mengakui adanya kemiripan antara yaoi-yuri dan homoseksual dari segi konteks, namun menolak menganggapnya sama karena berpandangan yaoi-yuri berada di dunia fiksi sedangkan homoseksual di dunia nyata. Sekalipun ada perubahan dalam pandangan dan sikap para responden setelah menggemari yaoi-yuri, perubahannya terhitung tidak signifikan dengan kecenderungan untuk tetap bersikap pasif.

ABSTRACT
Recently same-sex love themed manga called yaoi and yuri gains more popularity in Indonesia. Considering most Indonesians are Moeslem, same-sex love or homosexual is seen as a sensitive issue within the society because its strictly prohibited in Islam. However it is interesting to know that up until now there havent been any noticeable rejections towards yaoi - yuri whereas in the case of homosexual, it is obvious how some people show strong negative responses upon it. This contradiction caught my interest to conduct a research in order to know the perspectives of yaoi - yuri manga fans towards homosexual in real life.
This research used quantitative survey upon 200 participants and qualitative survey to 8 participants who are yaoi - yuri manga fans (age ± 15 - 30 years old) and live in Jabodetabek. From the result, it can be concluded that although yaoi - yuri and homosexual have its simalirity, both of them arent the same as yaoi - yuri is just in fiction realm while homosexual happens in reality. Though yaoi - yuri manga fans perspective and attitude towards homosexual issue changed after they get to know yaoi - yuri, the changes are insignifcant, therefore they still tend to be passive concerning that issue."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Embun Laras Mega
"Perkembangan budaya pop Jepang di Indonesia sebagai soft power, membuat banyak hal baru yang masuk ke Indonesia. Banyak istilah, konsep, hingga akhirnya subkultur baru yang muncul menyusul munculnya media-media yang berisi budaya pop dari Jepang. Seperti cosplay, idol, komunitas penggemar karakter, dan fetishist dari sebuah tipe karakter. Salah satu yang muncul dari sini adalah penggemar loli dan shota. Penggemar loli dan shota merupakan salah satu aspek di dalam budaya pop Jepang yang cukup kontroversial karena keterkaitannya dengan pedofilia. Terkadang, makna bahkan definisi jelas loli dan shota yang memiliki variasi antar individu atau antar komunitas membuat kedua fenomena ini saling berdekatan, tumpang tindih, dan bahkan saling bertabrakan. Hal ini membuat kita bertanya-tanya, apa sebenarnya makna dari loli dan shota bagi para penggemarnya dan apa yang mereka lihat. Sekaligus, membuat kita melihat gambaran yang lebih luas tentang sejauh mana teknologi dapat memunculkan ikatan antara sebuah hal yang nyata, dan yang maya.

The development of Japanese Pop Culture in Indonesia as a soft power, creates a whole new culture in Indonesia. This includes new term, concept, and a new sub-culture that appears as the result of various media from Japan. Such as: Cosplay, Idol, Character Fan Club and fetishist which comes from a certain type of character. One of the group of them is the fans of Loli and Shota. These group of fans is one of the aspect of whats inside the Japanese Pop Culture. However, this group of fans are also one of the most controversial due to the fact that it carries a relation to paedophilia. Sometimes, the meaning and even, the clear definition of loli and shota have a lot of variations between the individual or between the communities itself, makes the two phenomenon close to each other, as if it overlaps between one another and even it collides between themselves. This makes some people wonder, what is the actual definition of loli and shota for the fans and what they see through their point of view. Also, it creates a broader picture about how far wide technology can create a bond between something that is real and something that is virtual.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Maulana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari kegiatan online marketing yang dan mobile marketing terhadap brand love penggemar FC Barcelona. Terdapat 178 responden pada penelitian ini yang merupakan penggemar FC Barcelona yang berdomisili di Jabodetabek. Metode pengolahan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah multiple regression. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah hanya online marketing melalui Instagram yang berpengaruh secara positif terhadap brand love penggemar FC Barcelona di Jabodetabek.

ABSTRACT
This study aimed to analyze influences of online marketing and mobile marketing on brand love FC Barcelona fans. There are 178 respondents of this study who are FC Barcelona fans in Jabodetabek. This study uses multiple regression to process the data. The result of this study shows that its only online marketing using Instagram are significantly affect brand love FC Barcelona fans in Jabodetabek"
S66996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Meidya Ova
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara self-esteem dan perilaku kekerasan pada remaja laki-laki di wilayah Jabodetabek.
Jenis perilaku kekerasan yang diukur antara lain perkelahian fisik, tawuran,tindakan melukai orang dengan senjata, tindakan melukai seseorang hingga membutuhkan perawatan dokter, vandalisme, perilaku mengancam dengan senjata, perilaku mengancam tanpa senjata, dan bullying (menjahili orang lain, mempermalukan orang lain di depan umum, memanggil nama orang dengan sebutan lain, dan mengancam akan melukai orang lain). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale untuk mengukur self-esteem. Daftar perilaku kekerasan yang digunakan adalah alat ukur yang telah diadaptasi dari penelitian-penelitian sebelumnya. Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik statistik Pearson Product-Moment Correlation. Partisipan berjumlah 311 remaja laki-laki yang berada di komunitas dan lembaga pemasyarakatan. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-esteem dan perkelahian fisik pada remaja laki-laki di wilayah Jabodetabek (r = 0.24; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Selain itu, terdapat hubungan positif yang signifikan antara selfesteem
dan perilaku mengancam tanpa senjata pada remaja laki-laki di wilayah Jabodetabek (r = 0.231; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara self-esteem dan jenis perilaku kekerasan lainnya.

This research was conducted to find the relationship between self-esteem and violence behavior among male adolescents in Jabodetabek Area. Type of violent behavior being measured include physical fights, group fights, used a weapon in a fıght, hurt someone badly enough to need bandages or care from doctor or nurse, vandalism, threatening behavior with a weapon, threatening behavior with and without weapons, and bullying (teased others, humiliate someone, call the person's name with another name, and threatened to hurt someone else). This research used a quantitative approach and using the Rosenberg Self-Esteem Scale to measuring self-esteem. List of violent behavior that is used is a measure that has been adapted from previous studies. Data was analyzed using Pearson Product-Moment Correlation technique. The participants were 311 male adolescents in community and correctional-institution. The results showed that there is a significant correlation between self-esteem and physical fights among male adolescents in Jabodetabek area (r = 0.24; p = 0.000, significant at the L.o.S 0.01). In addition, there is a significant positive correlation between self-esteem and threatening behavior without weapon among male adolescents in Jabodetabek area (r = 0.231, p = 0.000, significant at the LoS 0.01). Did not reveal any significant relationship between self-esteem and other types of violent behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, Ferina Debby Natashya
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh dari generasi Y dan generasi Z pada fashion fanship, sikap, dan pembelian impulsif dari pembeli pria. Dengan menggunakan metode multiple regression, pada penelitian ini ditemukan bahwa fashion fanship dan generasi memiliki pengaruh yang positif pada pengeluaran untuk pembelajaan fashion. Sedangkan untuk sikap terhadap fashion dan pembelanjaan impulsif tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada pengeluaran fashion. Dengan menggunakan 300 responden dari daerah Jabodetabek ditemukan hasil bahwa Generasi Y memiliki kecenderungan berbelanja yang lebih sering dibandingkan dengan Generasi Z. Sedangkan untuk fashion fanship, sikap, dan pembelian impulsif pada generasi Y tidak memiliki kecenderungan yang lebih tinggi dibandingkan generasi Z.

This research is intended to look at the impacts of generation Y and generation Z on fashion fanship, Sikaps and impulsive buying of male shoppers. By using multiple regression method, it is revealed that fashion fanship and generation have positive impact on fashion spending. While on the other hand, Sikap and impulse buying do not have a significant effect on fashion spending. By using the responses from 300 respondents from Jabodetabek area, it is found that Y generation has purchasing tendency that is more often than Z generation. While for fashion fanship, sikap and impulse buying, the trend for Y generation is not higher than Z generation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunisa Pranadila
"Daging sapi merupakan salah satu pangan pokok, namun konsumsi daging sapi di Indonesia masih jauh dari rata-rata standar konsumsi daging sapi di dunia, sehingga perlu adanya usaha untuk mendistribusikan daging sapi pada penduduk Indonesia khususnya Jabodetabek sebagai daerah dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis wilayah jangkauan Rumah Potong Hewan RPH berdasarkan karakteristik pedagang daging sapi serta hubungan karakteristik pedagang daging sapi dengan jarak jangkauan RPH. Fasilitas, tenaga kerja dan volume produksi RPH digunakan untuk mengkategorikan RPH di Jabodetabek menjadi tiga kategori dan karakteristik pedagang daging sapi digunakan untuk menganalisa hubungan antara jarak jangkauan dari RPH dengan karakteristik pedagang sapi itu sendiri.
Analisis yang dilakukan adalah analisis spasial deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis spasial deskriptif menggunakan metode buffer sedangkan analisis kuantitatif menggunakan analisis chi-square. Masing-masing wilayah jangkauan RPH memiliki karakteristik pedagang yang beberda. Wilayah jangkauan RPH Kategori I dan RPH Kategori III memiliki hubungan yang cukup kuat dengan keuntungan, pendapatan dan biaya transportasi, sedangkan wilayah jangkauan RPH Kategori II memiliki hubungan yang cukup kuat dengan volume belanja dan biaya transportasi.

As a staple food, meat consumption in Indonesia is still far below the world rsquo s standard, so there will be need for a fair meat distribution, especially in Jabodetabek which has the most densely populated areas in Indonesia. The purpose of this research is to analyze the range area of Slaughterhouse RPH based on the characteristics of butchers and the how it relates to each other. RPH is facilities, labor and production volume are used to categorize RPH in Jabodetabek into three categories and butchers characteristics are used to analyze the relation between range area of RPH and characteristics of butchers itself.
The analysis used in this research are descriptive spatial analysis and quantitative analysis. Buffer method is used for descriptive spatial analysis while Chi Square analysis is used for quantitative analysis. Each of the RPH's range areas has their own butchers characteristic. The range areas of First Category RPH and Third Category RPH are strongly linked to the benefits, revenues and transportation costs, while the range area of Second Category RPH has a strong relationship with the volume of expenditure and transportation costs.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Suciani
"ABSTRAK
Spiritualitas merupakan inti dari seseorang yang biasanya terkonseptualisasi sebagai pengalaman yang lebih tinggi, merasakan hubungan yang lebih mendalam terhadap tuhan, sesama, dan alam. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara kemampuan spiritualitas dan tingkat stres pasien diabetes yang melakukan perawatan luka di rumah perawatan. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel pasien diabetes di rumah perawatan wilayah Jabodetabek sebanyak 64 responden, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah modifikasi dari Multidimensional Measure of Religiousness/Spirituality, Spiritual Involvement and Belief Scale Revised Version, Spiritual Health And Life-Orientation Measure dan kuesioner Depression Anxiety Stress Scales. Hasil penelitian menujukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (p = 0,219: p > 0,05) antara kemampuan spiritualitas dan tingkat stres, namun secara klinis penelitian ini cukup bermakna karena responden dengan tingkat stres normal memiliki rata-rata kemampuan spiritualitas yang lebih tinggi daripada kategori lainnya. Untuk meningkatkan nilai kemampuan spiritualitas diharapkan pemberi pelayanan asuhan keperawatan dapat lebih memperhatikan pemenuhan spiritualitas. Selain itu, praktisi pendidikan dapat memperdalam lagi terkait spiritualitas agar mahasiswa dapat menerapkan secara maksimal di pelayanan kesehatan.

ABSTRACT
Spirituality is the core of a person which have been conceptualize as a higher experience of a deeper connection feeling to God, others, and nature. This study aims to identify the relationship between the ability of spirituality and stress level of diabetic patients in wound-home care. Design used in this study is cross sectional with 64 respondents of diabetic patient in wound-home care Jabodetabek area, which was used consecutive sampling. The instrument used in this study is a modification of Multidimensional Measure of Religiousness/ Spirituality, Spiritual Involvement and Belief Scale Revised Version, Spiritual Health And Life-Orientation Measure and questionnaires Depression Anxiety Stress Scales. The result shows that there was no significant relationship (p = 0.219: p <0.05) between the ability of spirituality and stress levels, but clinically this research is quite significant because the respondents with normal stress levels have a higher average spiritual capability than other categories. To increase the value of spirituality, nurse expected to give more attention of spiritual fulfillment. In addition, educator may deepen further education related to spirituality in order to make the students have the ability to apply it effectively in the health services."
2016
S63077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Fasya Nuzula
"Latar Belakang Alopesia androgenetik pria (AGA), atau pola kebotakan pria, memengaruhi 30-50% pria pada usia 50 tahun dan dipengaruhi oleh faktor genetik dan hormonal. Faktor lingkungan seperti konsumsi alkohol juga dapat berperan dalam perkembangan AGA. Alkohol dikonsumsi secara luas dan menimbulkan risiko kesehatan, dan kemungkinan hubungan antara konsumsi alkohol dan AGA telah dikemukakan, terutama pada pria. Studi ini mengeksplorasi kemungkinan hubungan antara konsumsi alkohol dan AGA pria di Jabodetabek, Indonesia, yang bertujuan untuk memperjelas hubungan ini dan implikasinya terhadap kesehatan masyarakat. Metode Studi potong lintang analitik ini menggunakan data sekunder dari populasi yang tinggal di Jabodetabek, Indonesia. Studi ini menggunakan formulir persetujuan, kuesioner dengan informasi yang diperlukan untuk studi, dan hasil trikoskopi. Hasil Dari 144 responden, sebagian besar berusia paruh baya (25-44 tahun, 66%) dan berasal dari etnis campuran (23,6%). Prevalensi alopesia androgenetik pria di Jabodetabek adalah 15,3%, dan prevalensi konsumsi alkohol adalah 24,3%. Rasio odds (OR=1,567) menunjukkan bahwa konsumen alkohol 1,567 kali lebih mungkin didiagnosis dengan alopesia androgenetik pria. Namun, interval kepercayaan (95%CI=0,581, 4,222) dan Uji Chi-Square (p=0,372) menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi alkohol dan alopesia androgenetik. Kesimpulan Meskipun konsumen alkohol 1,567 kali lebih mungkin didiagnosis dengan alopesia androgenetik pria, temuan ini secara statistik tidak signifikan. Oleh karena itu, tidak ada hubungan yang signifikan yang dapat ditarik antara keduanya. Studi selanjutnya dengan analisis konsumsi alkohol yang lebih komprehensif, seperti kuantitas dan durasi, diperlukan untuk mendukung temuan ini.

Introduction Male androgenetic alopecia (AGA), or male pattern baldness, affects 30-50% of men by age 50 and is influenced by genetic and hormonal factors. Environmental factors like alcohol consumption may also play a role in AGA development. Alcohol is widely consumed and poses health risks, and a possible link between alcohol consumption and AGA has been suggested, especially in men. This study explores the possible association between alcohol consumption and male AGA in Jabodetabek, Indonesia, aiming to clarify this relationship and its public health implications. Method This analytical cross-sectional study used secondary data from a population residing in Jabodetabek, Indonesia. This study used informed consent forms, questionnaires with information needed for the study, and trichoscopy results. Results Of 144 respondents, most were middle-aged (25-44 years old, 66%) and of mixed ethnicity (23.6%). Male androgenetic alopecia prevalence in Jabodetabek was 15.3%, and alcohol consumption prevalence was 24.3%. The odds ratio (OR=1.567) indicated that alcohol consumers were 1.567 times more likely to be diagnosed with male androgenetic alopecia. However, the confidence interval (95%CI=0.581, 4.222) and Chi-Square Test (p=0.372) showed no significant association between alcohol consumption and androgenetic alopecia. Conclusion While alcohol consumers were 1.567 times more likely to be diagnosed with male androgenetic alopecia, this finding was statistically insignificant. Therefore, no significant association can be drawn between the two. Future studies with more comprehensive analyses of alcohol consumption, such as quantity and duration, are needed to support these findings."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Varia Putri
"ABSTRAK
Kesuksesan dan popularitas boyband Korea Selatan bernama Wanna One tidak hanya semata-mata hasil kerja keras dari para anggota Wanna One saja, tetapi juga berkat adanya keterlibatan penggemar dalam berperilaku terhadap Wanna One sebagai media personae. Jurnal ini menganalisis perilaku penggemar terhadap Wanna One berdasarkan empat proses keterlibatan penonton terhadap media personae, yaitu transportasi, interaksi parasosial, identifikasi, dan pemujaan worship . Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk menjelaskan perilaku penggemar terhadap Wanna One berdasarkan empat proses keterlibatan penonton terhadap media personae. Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan sumber data diperoleh melalui studi kepustakaan. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku penggemar terhadap Wanna One berbeda berdasarkan proses keterlibatan penonton terhadap media personae yang telah dialami.

ABSTRACT
The success and popularity of South Korean boyband, namely Wanna One is realizing not only because of Wanna One members rsquo hardwork, but also because of fans behavior involvement towards Wanna One as the media personae. This journal analyzes the behavior of fans towards Wanna One based on the four audience processes involvement with media personae, such as transportation, parasocial interaction, identification, and worship. The purpose of writing this journal is to explain the behavior of fans towards Wanna One based on the four audience processes involvement with the media personae. This Journal used descriptive qualitative research method. The collecting data of this research based on literature studies. The result of this research shows the differences of fans rsquo behavior towards Wanna One referring to the experience of audience involvement process with personae media."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>