Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106818 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Dian Rosadi
"Telah dilakukan penelitian tentang keanekaragaman tumbuhan obat pascapersalinan di pekarangan masyarakat Sunda Desa Ciburial, Banten. Tujuan pertama penelitian yaitu untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan obat pascapersalinan, berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat Sunda Desa Ciburial. Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan etnobotani melalui wawancara. Tujuan kedua yaitu mengetahui Indeks Nilai Penting tumbuhan obat pascapersalinan di pekarangan masyarakat Sunda Desa Ciburial. Metode penelitian yang dilakukan yaitu analisis vegetasi dengan kuadrat ganda. Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Sunda Desa Ciburial untuk pengobatan pascapersalinan mencapai 46 spesies. Terdapat tiga spesies tumbuhan obat yang memiliki intensitas pemanfaatan tertinggi yaitu Jahe Zingiber officinale, Cikur Kaempferia galanga dan Koneng Curcuma domestica. Hasil analisis vegetasi menunjukan bahwa sebanyak 36 spesies tumbuhan obat pascapersalinan diperoleh dari pekarangan. Tumbuhan obat di pekarangan yang memiliki Indeks Nilai Penting INP tertinggi pada kelompok liana yaitu areuy hatta Lygodium circinatum , terna yaitu nampong Siegesbeckia orientalis , perdu yaitu harendong Melastoma malabathricum , dan pohon yaitu kalapa Cocos nucifera.

Research regarding plants diversity on post partum recovery medical used in sundanese community forecourts in ciburial village, Banten has been conducted. This research was aimed to find out plants diversity on post partum recovery medical used, based on sundanese community perspectives. Research methods used ethnobotany perspectives interview. Another aim is to find out importance value indeks of plants used to post partum recovery medical in sundanese community forecourts. Research methods used vegetation analysis with double quadrate. Medicinal plants used by the sundanese community to reach up to 46 species. These three medicinal plants have the highest intensity in utilization, ginger Zingiber officinale , cikur Kaempferia galanga and koneng Curcuma domestica . Vegetation analysis results showed that 36 medicinal plant species obtained from forecourts. Medicinal plants in forecourts which had highest importance value index in liana group was areuy hatta Lygodium circinatum , in terna group was nampong Siegesbeckia orientalis , in perdu group was harendong Melastoma malabathricum and in tree group was kalapa Cocos nucifera.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sopi Widianingsi
"ABSTRACT
Telah dilakukan penelitian keanekaragaman tumbuhan bahan papan di pekarangan berdasarkan perspektif masyarakat Sunda Desa Ciburial, Kecamatan Cimanggu, Banten. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan dan keanekaragaman tumbuhan bahan papan berdasarkan perspektif masyarakat Sunda dan mengetahui indeks nilai penting INP spesies tumbuhan bahan papan di pekarangan Desa Ciburial. Metode yang digunakan meliputi wawancara semi struktural dan analisis vegetasi dengan teknik sampling kuadrat. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa masyarakat Sunda di Desa Ciburial mengenal dan memanfaatkan 37 spesies dari 18 famili tumbuhan sebagai bahan papan. Tumbuhan bahan papan tersebut merupakan tumbuhan hasil budidaya masyarakat Desa Ciburial di pekarangan. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan untuk bahan papan ialah batang kayu. Penggunaan batang kayu tumbuhan dibedakan atas lima kelompok berdasarkan komponen bangunan yaitu komponen atap, dinding, lantai, pintu dan jendela. Berdasarkan hasil analisis vegetasi, terdapat 44 spesies dari 20 famili tumbuhan yang ditemukan di pekarangan. Indeks Nilai Penting INP tertinggi dimiliki oleh Swietenia mahagoni yang berada pada tingkat semai 57,32 dan tiang 47,04 . Sementara itu, Sandoricum koetjape memiliki INP tertinggi 44,46 pada tingkat pancang. Selanjutnya, INP tertinggi 39,44 pada tingkat pohon dimiliki oleh Cocos nucifera. Kata Kunci : Analisis vegetasi, Banten, indeks nilai penting, komponen bangunan, pekarangan, tumbuhan bahan papan.xiii 74 halaman ; 12 lampiran; 15 gambar; 1 tabelDaftarPustaka : 73 1976-2016.

ABSTRACT
Research regarding plant diversity of building materials in yard based on Sundanese community perspectives in Ciburial Village, Cimanggu Sub district has been done. This research was aimed to find out the utilization, diversity and importance value index of plant species that used as building materials based on Sundanese community perspectives in Ciburial Village yard. This research used semi structured interviews and vegetation analysis with quadrat sampling technique. The interview results shown that Sundanese Community is known and used thirty seven 37 plant species from eighteen 18 families as building materials. These plants have been cultivated by Sundanese Community in Ciburial Village. Tree trunk was the part of the plant that used as building materials. The used of logs have been distinguished into five components, i.e. roof, wall, floor, door and window. Vegetation analysis results found forty four 44 plant species from twenty 20 families in yard. Swietenia mahagoni has the highest importance value index in seedling 57,32 and sapling 47,04 stages, Sandoricum koetjape in small tree 44,46 stage and Cocos nucifera in tree 39,44 stage. Keywords Vegetation analysis, Banten, importance value index, building component, yard, building plants source.xiii 74 pages 12 appendixes 15 pictures 1 tableBibliography 73 1976 mdash 2016."
2017
S66634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurjasmi
"Hasil SDKI 1994 AKI 390/100.000 kelahiran hidup. Dibandingkan tahun 1988 450/100.000 kelahiran hidup, penurunannya sangat lambat. Target akhir Pelita VI adalah 225/100.000 kelahiran hidup. Untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan pemerataan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, pemerintah telah menempatkan 55.563 bidan di setiap desa di Indonesia . Untuk meningkatkan peran bidan, pemerintah telah memberikan wewenang yang lebih luas kepada bidan dengan dikeluarkannya Permenkes no 572 tahun 1996, dimana bidan dapat mengelola kasus patologi dan risiko tinggi tertentu seperti perdarahan post partum. Agar wewenang ini dapat dilaksanakan, dan tujuan penempatan bidan di desa dapat tercapai, perlu didukung dengan tenaga bidan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan kebutuhan. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk memperoleh informasi sejauh mana ketrampilan bidan di desa dalam penanganan kasus-kasus patologi / risiko tinggi seperti perdarahan post partum akibat retensio plasenta.
Penelitian dilakukan dengan metode studi kualitatif dengan hasil sebagian besar bidan di desa belum mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dalam penanganan perdarahan post partum akibat retensio plasenta, usia masih muda, pendidikan terlalu singkat, belum memperoleh pelatihan klinik dan masa kerja masih pendek serta kelengkapan sarana kesehatan yang tidak memadai yang mempengaruhi ketrampilannya melakukan tindakan manual plasenta.
Setelah diperoleh informasi ini, akan disampaikan kepada pihak terkait untuk meninjau kebijakan pendidikan bidan agar dapat meluluskan bidan dengan kompetensi yang sesuai kebutuhan unit pelayanan termasuk di desa, dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bidan di desa melalui pelatihan klinik serta memenuhi kelengkapan sarana kesehatan di desa,sehingga tujuan penempatan bidan di desa dapat tercapai dan akhirnya dapat memberikan kontribusi terhadap penurunan Angka Kematian Ibu.

Qualitative Study on Skills of Village Midwives in the Management of Post Partum Haemorage due to Placenta Retention in subdistrict Mauk, Tangerang District, West JavaThe 1994 National Population and Demographic Survey reported that Maternal Mortality Rate in Indonesia was 390/100.000 life births as compared to 4501100.000 life births in 1986. The government has set its target to decrease MMR to 50 % at the end of the sixth Pelita, whish is in the year 2003. One national effort to decrease the Maternal Mortality Rate was by producing and deploying 55.563 midwives at the entire villages. Realizing that those village midwives will work at remote areas in managing pathologycal and high risk maternal and child health cases, the Minister of Health increases the midwives authority by launching Perrnenkes no.57211996.
This study aims to identify the Village Midwives Skills in managing Haemorrhage Post Partum cases at subdistrict Mauk in West Java. Chasing qualitative approach, data was collected through indepth interview, observation in conducting skills and focus group discussion. Young, unmarried are the dominant profile of 20 ( total permulation) village midwives who were interviewed. The study found that majority of the village midwives are not able in performing manual placenta in Haemorrage Post Partum cases because they did not have enough knowledge and skills in the subject matter, no prior experiences in performing the skills and insufficient medical equipment.
The study recommend that decision maker should review and reform the existing Midwifey Education Program in order to produce proffesional midwives, knowledgeable and skillful in providing Maternal and Child Health services at village level. Increasing village midwives knowledge and skills can be done through clinical training, completing the equipment needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiqa Himma Emalia
"Ibu yang melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dirawat di NICU menghadapi stimulasi eksternal/stressor yang lebih besar karena dirawat terpisah dengan bayi, kerentanan bayi terhadap masalah kesehatan, rumitnya perawatan BBLR, dan durasi hospitalisasi bayi yang lebih lama. Hal tersebut menyebabkan ibu yang melahirkan BBLR dan dihospitalisasi di NICU berisiko tinggi mengalami maternal stress dan efikasi maternal yang rendah. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan integrasi teori keperawatan Modeling-Role Modeling (MRM) dan Calgary Family Intervention Model (CFIM) ke dalam asuhan keperawatan pada lima ibu yang dirawat terpisah dengan bayinya, serta penerapan praktik berbasis bukti ‘Intervensi Berbasis Hubungan’ untuk meningkatkan interaksi ibu-bayi, mengurangi tingkat stress/gejala depresi, dan meningkatkan efikasi maternal. Pengelolaan kelima kasus dalam laporan ini dilakukan di dua rumah sakit yang berbeda, dengan variasi tahap psikososial yang berbeda pula. Integrasi teori MRM dan model CFIM ke dalam asuhan keperawatan menciptakan pelayanan kesehatan yang holistik, memperhatikan kebutuhan ibu nifas pada setiap tahap psikososial, serta membentuk ikatan/interaksi antara ibu dan bayi. Penulis merekomendasikan penggunaan teori MRM dan CFIM pada setiap tahap psikososial ibu dan membentuk unit perawatan ibu dan bayi yang terintegrasi dan terpusat dalam satu lokasi yang tidak berjauhan sehingga memudahkan ibu dan keluarga untuk mengunjungi bayinya.

Mothers who give birth to Low Birth Weight (LBW) babies and are admitted to the Neonatal Intensive Care Unit (NICU) have heightened external stimulation and stress. This is due to the separation between the mother and baby, the baby's increased susceptibility to health issues, the intricate nature of LBW care, and the extended duration of the baby's hospital stay. This results in a heightened vulnerability for mothers who deliver infants with LBW and require hospitalisation in the NICU, increasing their likelihood of encountering maternal stress and diminished maternal efficacy. This paper outlines the incorporation of Modeling-Role Modelling (MRM) and Calgary Family Intervention Model (CFIM) nursing theories in the care of five mothers who were hospitalised separately from their infants. Additionally, it discusses implementing the evidence-based practice 'Relationship-Based Intervention' to enhance mother-infant interactions, decrease stress levels and depressive symptoms, and enhance maternal efficacy. The study discussed the management of five cases in two distinct hospitals, each with its different psychological stages. By incorporating MRM theory and the CFIM model into nursing care, a comprehensive approach to healthcare is established, focusing on the specific requirements of postpartum women at every psychosocial phase and fostering connections and interactions between mothers and infants. The researcher proposed utilising MRM theory and CFIM at every psychological stage of the mother, and suggested the establishment of an integrated and centralised mother and baby care unit nearby, facilitating convenient visitation for mothers and families.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saras Fauzia Dienanda
"Skripsi ini mengkaji tentang dinamika pengetahuan dan praktik perawatan pasca melahirkan Orang Dawan di Oinlasi, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sebelum adanya sistem medis modern, ketika munculnya sistem medis modern, hingga keberadaan program Revolusi KIA. Penelitian dilakukan dengan tiga orang ibu sebagai subjek penelitian. Ketiga ibu ini memiliki pengalaman menjalani perawatan pasca melahirkan ketika di Oinlasi sudah tersedia layanan kesehatan. Dua diantaranya memiliki pengalaman menjalankan perawatan pasca melahirkan pada periode sebelum dan sesudah Revolusi KIA sedangkan seorang ibu memiliki pengalaman melahirkan sesudah Revolusi KIA.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan praktik perawatan pasca melahirkan Orang Dawan selalu mengalami perkembangan sesuai dengan situasi sosial budaya yang dihadapi. Melalui pendekatan connectionism terlihat bahwa kemampuan Orang Dawan dalam membawa tradisi mereka disetiap situasi berasal dari proses interakasi antara struktur ekstrapersonal dan struktur intrapersonal individu.

This thesis examines the dynamics of knowledge and practice of postpartum care of Dawan people in Oinlasi Village, East Nusa Tenggara Province, prior to the existence of modern medical systems, then the emergence of modern medical systems, to the existence of the KIA Revolution program in Oinlasi Village. The research was conducted with 3 mothers as research subjects. These three mothers have experiences undergoing postpartum care when the health services already existed in Oinlasi. Two ofthem have experiences of running post natal care in the period before and after the existence KIA Revolution in Oinlasi whereas a mother has experience of giving birth after the program.
Using connectionism models The result of my research shows that the knowledge and practice of postpartum care of Dawan people always develop according to the socio cultural situation faced. The ability of Dawan people to bring their traditions in every situation comes from the interaction process between the extrapersonal structure and the individual intrapersonal structure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karin Wiradarma
"Peningkatan berat badan selama hamil dan indeks massa tubuh (IMT) ibu laktasi yang berlebihan berhubungan dengan inflamasi kronis derajat rendah yang dapat menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan ibu maupun bayi. Asupan nutrisi diketahui sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi perubahan berat badan (BB), IMT, serta inflamasi pada ibu laktasi. Inflamasi kronis derajat rendah dapat diukur dengan high sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP), baik di serum maupun ASI. Selain dengan pemeriksaan laboratorium, status inflamasi juga dapat diprediksi oleh skor Dietary Inflammatory Index (DII), suatu alat yang dapat memprediksi potensi inflamasi diet individu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara skor DII ibu laktasi dengan kadar hs-CRP serum dan ASI ibu 3-6 bulan post partum di Jakarta. Penelitian ini adalah studi potong lintang dengan menggunakan consecutive sampling yang melibatkan 71 subjek ibu laktasi 3-6 bulan post partum yang datang ke Puskesmas Cilincing dan Grogol Petamburan, Jakarta, pada bulan Februari-April 2019. Penilaian asupan nutrisi dilakukan dengan semi-kuantitatif Food Frequency Questionnaires, pemeriksaan antropometri meliputi BB prakehamilan, BB saat pengambilan data, dan tinggi badan, serta pengambilan sampel serum (dengan metode imunoturbidimetri) dan ASI (dengan metode ELISA) untuk pemeriksaan hs-CRP. Median CRP serum adalah 1,74 mg/L dan CRP ASI 6221,17 pg/mL, sementara rerata skor DII adalah 0,624. Ditemukan korelasi positif antara hs-CRP serum dan ASI (r = 0,269, p = 0,023), namun pada penelitian ini tidak didapati korelasi antara skor DII dengan kadar hs-CRP serum maupun ASI (r = -0,124, p = 0,301 dan r = 0,129, p = 0,283).

Excessive gestational weight gain (GWG) and body mass index (BMI) in lactating mothers are associated with chronic low-grade inflammation which can cause negative effects to mother and baby. Nutrient intake has been known as important factor to affect inflammation, which can be measured by high sensitivity Creactive protein (hs-CRP). Beside laboratory assesment, level of inlammation can be determined by Dietary Inflammatory Index (DII) score, a tool developed to predict inflammation potential in diet consumed.
This study aimed to examine the correlation between DII score with serum and breast milk hs-CRP in lactating mothers. A cross-sectional study was conducted by consecutively enrolling 71 lactating mothers, 3-6 months post-partum, age 20-35 years old, visiting Grogol Petamburan and Cilincing community health center on February-April 2019. Dietary assessment was conducted using semi-quantitative food frequency questionnaire. Anthropometric measurements included were pre-pregnancy weight, post-partum weight, and body height. Serum hs-CRP was measured by immunoturbidimetry method, and breast milk hs-CRP by ELISA method. Median of serum and breast milk CRP were 1,74 mg/L and 6221,17 pg/mL, respectively. Mean of DII score was 0,624. Positive correlation was found between serum and breast milk hs-CRP (r = 0,269, p = 0,023), but we can not find correlation between DII score with serum and breast milk hs-CRP (r = -0,124, p = 0,301 and r = 0,129, p = 0,283). There is no correlation between DII score with serum and breast milk hs-CRP.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmawati
"Singkatnya hari rawat inap dan belum adanya layanan kunjungan rumah mengakibatkan kurangnya kesempatan ibu belajar dan mempraktikkan tindakan perawatan bayi selama dirawat di rumah sakit. Penelitian bertujuan menganalisis kesiapan menjalankan peran menjadi ibu setelah 1 bulan post partum. Desain peneltian quasi experiment dengan pre dan post test with control group. Sampel ibu melahirkan (paritas 1-3), memiliki bayi sehat, 32 kelompok kontrol dan 29 kelompok intervensi. Data dikumpulkan melalui kuisioner modifikasi dari be coming a mother scale, mother infant relation dan mother infant bonding scale. Hasil menunjukkan ada perbedaan rerata aspek kompetensi, feeling attachment, percaya diri dan kepuasan akan dukungan setelah 30 hari post partum. Intervensi perawatan post partum melalui kunjungan rumah efektif meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ibu merawat bayi. Perlu optimalisasi intervensi perawatan melalui kunjungan rumah untuk meningkatkan kompetensi dan rasa percaya diri ibu.

The post partum early discharge and the lack of home visit service resulting in lack of opportunity to learn and practice the new born care. This study to analyzed the readiness to perform maternal role at one month post partum. Research is quasi experiment with pre and post test with control group. Samples were post partum women who have healthy infant, parity 1-3, 32 of control group, 29 of intervention group. Data were collected by modified quissionair from be coming a mother scale, mother infant relation and mother infant bonding scale. Result showed there were difference in mean aspect of competence, feeeling attacthment, confidence and maternal satisfaction with support after 30 days post partum. Post partum care intevention is an effective to enhance knowledge and maternal?s ability. Optimalization of post partum care intervention by home visit to enhance competence and confidence maternal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Nikmatullah
"Etnoekologi dan Etnobotani Tumbuhan Obat pada Masyarakat Baduy-Dalam di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Telah dilakukan kajian pengetahuan pemanfaatan lanskap dan pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat Baduy-Dalam. Tujuan penelitian ini mengungkapkan keanekaragaman spesies tumbuhan obat yang tersebar pada berbagai lanskap yang sudah dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat Baduy-Dalam. Penelitian telah dilaksanakan pada September 2017 sampai Januari 2018. Pengambilan data menggunakan pendekatan emik dan etik melalui wawancara semi terstruktur close ended, open ended, observasi partisipatif, Focus Group Discussion FGD, analisis vegetasi dan jelajah bebas. Wawancara dilakukan pada 3 informan kunci dan 108 responden umum. Data dianalisis secara kualitatif dengan statistika deskriptif untuk menggambarkan pengetahuan lokal masyarakat dan kuantitatif dianalisis dengan menghitung nilai kultural Index of Cultural Significance, ICS, dan nilai kepentingan lokal Local User Value Index, LUVI. Berdasarkan hasil penelitian, Baduy-Dalam mengenal 7 unit lanskap, yaitu Leuweng lembur Pemukiman, Cai sungai, Huma ladang, Jami bekas ladang ditinggalkan 1 tahun, Rheuma bekas ladang ditinggalkan 3 tahun, Rheuma kolot bekas ladang ditinggalkan 7 tahun, dan Leuweng kolot hutan lindung. Lansekap yang dianggap paling penting ialah leuweung lembur pemukiman dengan nilai rata-rata kepentingan 28.8. Pada 7 lanskap ditemukan 98 spesies tumbuhan obat yang memiliki 46 kegunaan, terdiri dari 91 genus dan 46 famili. Famili terbanyak ialah Asteraceae dan Zingiberaceae. Nilai ICS dan LUVI tumbuhan obat tertinggi di Cibeo dimiliki oleh Cocos nucifera ICS=24, LUVI=2.25 untuk laki-laki muda, Cocos nucifera ICS=24 dan Kaempferia galanga LUVI=1.91 untuk laki-laki dewasa, Kaempferia galanga ICS=16 dan Cocos nucifera LUVI=1.95 untuk laki-laki tua, Psidium guajava ICS=24, LUVI=2.15 untuk perempuan muda, K. galanga dan Z. cassumunar ICS=12 dan Zingiber cassumunar LUVI=1.63 untuk perempuan dewasa, Pterocarpus indicus, Kaempferia galanga, Dinochloa scandens, Gigantochloa apus, Zingiber officinale, dan Crassocephalum crepidioides ICS=9 dan Cyrtandra pendula LUVI=1.57 untuk perempuan tua. Adapun Nilai ICS dan LUVI tumbuhan obat tertinggi di Cikeusik dimiliki oleh Cocos nucifera ICS=18, LUVI=2 untuk laki-laki muda, Cocos nucifera ICS=24 dan Cassia alata LUVI=1.35 untuk laki-laki dewasa, Cassia alata, Ageratum conyzoides, Cyrtandra pendula, Kaempferia galanga, Abrus precatorius, Mikania cordata ICS=9 dan Bridelia monoica LUVI=1.65 untuk laki-laki tua, Cocos nucifera ICS=24, LUVI=1.35 untuk perempuan muda, Kaempferia galanga ICS=12 dan Bridelia monoica LUVI=1.06 untuk perempuan dewasa, dan Gigantochloa apus, Blumea balsamifera ICS=12 dan Cassia alata LUVI=1.01 untuk perempuan tua.

Ethnoecology and Ethnobotany of Medicinal Plants in Baduy Dalam Society Kanekes Village, Leuwidamar District, Lebak Regency, Banten.A study of utilization of landscape and medicinal plants has been undertaken in Baduy Dalam society. The purpose of this study is to reveals the diversity of medicinal plant species scattered in various landscapes that have been known and utilized by Baduy Dalam society. The study has been conducted from September 2017 to January 2018. Data was collected through semi structured close ended, open ended, participatory observation, focus group discussion FGD interviews, vegetation analysis and free roaming interviews. Interviews were conducted from 3 key informants and 108 general respondents. Data were analyzed qualitatively by descriptive statistics to describe local knowledges society and quantitative analyzed by calculating of Index of Cultural Significance ICS, and local user 39 s value Index LUVI. Based on research results, Baduy Dalam society recognizes 7 landscape units, namely Leuweung lembur residential area, Cai river, Huma field, Jami one year abandoned field, Rheuma three years abandoned field, Rheuma kolot seven years abandoned field, and Leuweung kolot protected forest. Leuweung lembur residential area considered the most important landscape which it has average of importance value of 28.8. It has been found 98 species of medicinal plants which is have 46 usefulness. It consists of 91 genera and 46 families. The most of families are Asteraceae and Zingiberaceae. The highest of ICS and LUVI values in Cibeo, category of young male chosen C. nucifera ICS 24, LUVI 2.25, category of adult male Cocos nucifera ICS 24 and Kaempferia galanga LUVI 1.91, category of old male Kaempferia galanga ICS 16 and Cocos nucifera LUVI 1.95, Psidium guajava category of young female chosen ICS 24, LUVI 2.15, category of adult female Kaempferia galanga and Zingiber cassumunar ICS 12 and Zingiber cassumunar LUVI 1.63, and category old female Pterocarpus indicus, Kaempferia galanga, Dinochloa scandens, Gigantochloa apus, Zingiber officinale, and Crassocephalum crepidioides ICS 9 and Cassia pendula LUVI 1.57. The highest of ICS and LUVI values in Cikeusik category young male chosen Cocos nucifera ICS 18, LUVI 2, category of adult male Cocos nucifera ICS 24 and Cassia alata LUVI 1.35, category of old male Cocos alata, Ageratum conyzoides, Cyrtandra. pendula, aempferia. galanga, Abrus precatorius, Mikania cordata ICS 9 and Bridelia monoica LUVI 1.65, category of young female Cocos nucifera ICS 24, LUVI 1.35, category of adult female Kaempferia galanga ICS 12 and Bridelia monoica LUVI 1.06 and category of old female Gigantochloa apus, Blume balsamifera ICS 12 and Cassia alata LUVI 1.01."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2018
T49831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jerryn Florensi Mangiri
"Masa nifas merupakan masa yang sangat rentan terhadap komplikasi dan penyumbang terbesar angka kematian ibu. Kepatuhan kunjungan nifas sangat penting untuk mendeteksi dini komplikasi. Namun, masih banyak ibu yang mengabaikan layanan postnatal. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara karakteristik demografi dan kualitas postnatal care dengan tingkat kepatuhan kunjungan nifas.
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah responden 64 ibu di puskesmas wilayah Kota Depok. Penilaian kualitas layanan PNC menggunakan kuesioner kualitas postnatal, sedangkan untuk kepatuhan dari kunjungan nifas dalam rentang 4-9 setelah pulang rawat.
Hasil uji analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rank menunjukkan bahwa dari semua karakteristik demografi, hanya tingkat pendidikan yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan kunjungan nifas, sedangkan untuk kualitas layanan didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas postnatal care dengan tingkat kepatuhan kunjungan nifas. Perlu monitoring dan evaluasi terhadap layanan postnatal untuk meningkatkan kualitas sehingga dapat mencegah komplikasi pada masa nifas.

Postpartum or puerperium is a very vulnerable period for complications and it is the largest contributor to maternal mortality. Adherence to postpartum visits is essential for early detection of complications. However, many mothers was neglect to postnatal care PNC services. This study aims was to determine the relationship between demographic charactheristic and quality of postnatal care with postpartum compliance level.
Design of this reasearch is correlative analytic with cross sectional approach, with 64 respondents in puskesmas of Depok City area. Assessment of the quality of postnatal services using quality of postnatal questionnaires, while for adherence was assessed whether the mother came to puerperal visits in the 4 9 days range.
The result of bivariate analysis test using Spearman Rank test showed that of all demographic characteristics, only education level was related to postpartum compliance level, while for service quality it was found that there was no correlation between postnatal care quality and postpartum compliance level. Based on this research, monitoring and evaluation for postnatal care is necessary to improve postnatal care quality to prevent complications during childbirth
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>