Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115802 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meyliana Santy
"Skripsi ini dilatarbelakangi oleh ketiadaan pedoman khusus mengenai hinder mengingat hak atas tanah sudah tidak lagi menjadi subjek Pasal 570 KUH Perdata. Terlepas dari ketentuan umum dalam Pasal 1365 KUH Perdata, hinder sering dicampuradukkan dengan misbruik van recht dan kerusakan fisik. Gangguan atas ketenangan hidup itu sendiri pada dasarnya tidak hanya berlaku di Indonesia, melainkan juga misalnya di Inggris, dengan istilah private nuisance. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan yakni bagaimana konsep hinder di Indonesia dan private nuisance di Inggris, praktik penggunaan dalil hinder di Indonesia dan dalil private nuisance di Inggris, serta bagaimana perbandingan di antara keduanya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perbandingan dan pendekatan kasus.
Adapun hasil penelitian ini adalah bahwa cakupan private nuisance lebih luas daripada hinder. Di samping itu, penerapan dalil hinder masih belum didasarkan pada pertimbangan yang kompehensif, sementara dalil private nuisance telah berkembang pesat dengan berbagai landmark case. Terdapat beberapa perbedaan antara hinder dan private nuisance mengenai ruang lingkup, klasifikasi, jenis gangguan, syarat utama, jenis dan pertimbangan atas ganti rugi, sifat melawan hukum, pertimbangan atas gangguan, para pihak terkait, pembelaan. Sementara itu, persamaannya adalah fokus, jarak, hubungan dengan ketentuan perizinan izin gangguan maupun planning permission, dan batasan.

The background of this research is the lack of specific guidance of hinder regarding that the title of land is no longer subject of Article 570 Indonesia Civil Code ICC . Regardless of general provision in Article 1365 ICC, hinder often confused with misbruik van recht and material damage. The interference of enjoyment of life itself basically applies not only in Indonesia, but also ndash for example ndash in England, with the term private nuisance. That raises question of how the concept of hinder in Indonesia and private nuisance in England, the practice of using hinder in Indonesia and private nuisance, as well as how the comparison between the two. The method used is a normative juridical research with comparative and case approach.
The result of this study is the scope of private nuisance is wider than hinder. Besides, hinder implementation is still not based on a comprehensive consideration, while private nuisance has been growing rapidly through various landmark cases. In addition, there are some differences between hinder and private nuisance on the scope, classification, types of interference, main requirements, damages and its consideration, unlawful conduct, interference consideration, parties, and defence. On the other side, the similarities are the focus, distance, relation to permission hinder permission and planning permission , and restriction.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S66236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Nur Fardhiani
"Banyaknya pelaku usaha yang belum memiliki izin gangguan berakibat tujuan kebijakan pemungutan retribusi izin gangguan di Kota Bogor tidak tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi serta kendala yang dihadapi dalam pemungutan retribusi izin gangguan di Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam implementasinya baik pada tahapan identifikasi, penetapan, dan pemungutan retribusi izin gangguan, ditemukan banyak hal yang tidak mendukung pencapaian tujuan kebijakan. Kendala internal berupa keterbatasan sumber daya, timbulnya biaya tinggi, dan lemahnya pengawasan. Kendala eksternal berupa minimnya pengetahuan masyarakat tentang retribusi izin gangguan. Peneliti merekomendasikan penghapusan pemungutan retribusi ini karena ekonomi biaya tinggi yang ditimbulkan.

The low number of businessmen who own nuisance permit in Bogor City impacts in policy goal which unsucceed. This research aims to analyze the implementation of nuisance permit collection and also the obstacles that faced by. This research uses qualitative approach with qualitative data collection in depth interview and observation . The results of this research indicate some process which are identification, assessment, and collection of nuisance permit collection does not support the policy goals. Internal barriers such as limited human and capital resources, high direct cost and indirect cost, and weak law enforcement also external barriers such as the lack of public knowledge are making this policy should be deregulated. It causing high cost economy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Krisna Yutatama
"Skripsi ini akan membahas gangguan terhadap hak milik atas tanah. Hak milik atas suatu benda yang dapat dibuktikan dengan alas hak yang sah memberikan kewenangan absolut bagi pemegang hak nya guna mengambil kemanfaatan seluas-luasnya dari benda yang dihaki. Hak milik dibatasi dengan ketentuan dalam hukum perdata di Indonesia salah satunya adalah tidak menimbulkan gangguan (hinder) bagi orang lain. Setiap orang harus menghormati hak-hak yang dimiliki orang lain agar tidak mengurangi kenikmatan dalam menikmati hak yang dimiliki. Gangguan dapat terjadi terhadap hak milik atas tanah. Jika terjadi gangguan terhadap hak milik maka dapat digugat berdasarkan gugatan Perbuatan Melawan Hukum. Akan tetapi tidak semua gangguan tehadap hak milik atas tanah merupakan perbuatan melawan.

This thesis will discuss the nuisance of land ownership. Proprietary rights over an object which can be proved by legitimate title gives absolute authority to it's holder to take the widest benefit. Proprietary rights of Land are limited by the provisions of the civil law in Indonesia, one of which is not to cause nuisance (hinder) for others. Everyone must respect the rights of others as not to detact from enjoyment of enjoying owned rights. Nuisance can occur on land ownership. In the event of nuisance to the land, it can be sued under Unlawful act. However, not all nuisance to Proprietary rights of land is an unlawful act.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S57027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rifa Astari Gumay
"Latar belakang: Gangguan sendi temporomandibula dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Belum ada penelitian yang membahas hubungan gangguan sendi temporomandibula dan kualitas hidup khususnya dengan menggunakan indeks OHIP-TMD-ID dan ID-TMD di Indonesia.
Tujuan: Menganalisis hubungan gangguan sendi temporomandibula dan kualitas hidup, hubungan gangguan sendi temporomandibula dan faktor sosiodemografi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan tingkat ekonomi, hubungan kualitas hidup dan faktor sosiodemografi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan tingkat ekonomi.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode potong lintang pada 115 subjek berusia 20-40 tahun dari pasien Klinik Integrasi RSGM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Dilakukan pencatatan data diri subjek dan wawancara untuk pengisian kuesioner ID-TMD dan OHIP-TMD-ID.
Hasil penelitian: uji analisis Man-Whitney menunjukan perbedaan bermakna yang signifikan antara gangguan sendi temporomandibula dan kualitas hidup. Namun, tidak terdapat perbedaan bermakna yang signifikan antara kualitas hidup dan faktor sosiodemografi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi. Hasil uji analisis Chi Square menunjukan tidak perbedaan bermakna yang signifikan antara gangguan sendi temporomandibula dan faktor sosiodemografi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi.
Kesimpulan: Penderita gangguan sendi temporomandibula mengalami penurunan kualitas hidup dari aspek nyeri orofacial.

Background: Temporomandibular disorders may have an impact on quality of life. No studies have been done to analyze relationship between temporomandibular disorders and quality of life in particular by using OHIP TMD ID and ID TMD in Indonesia.
Objectives: To analyze the relationship between temporomandibular disorder and quality of life, temporomandibular disorder and sociodemographic factors age, gender, education level economic level, quality of life and sociodemographic factors age, gender, education level, economic level.
Methods: Cross sectional study was conducted on 115 subjects aged 20 40 years from patients at Integration Clinic of RSGM FKG UI. Subject rsquo s personal data were obtained and interview for ID TMD questionnare and OHIP TMD ID questionnare were conducted.
Results: Man Whitney test showed significant differences between temporomandibular disorders and quality of life. However, there are no significant differences between the quality of life and sociodemographic factors age, gender, education level, economic level. Chi Square test showed no significant differences between temporomandibular disorders and sociodemographic factors age, gender, education level, economic level.
Conclusion: Temporomandibular disorders patients suffered from impaired orofacial pain related quality of life. Keywords temporomandibular disorder, quality of life, OHIP TMD ID, ID TMD.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Susanti
Jakarta: UI-Press, 2008
PGB 0268
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Asroruddin
"Tujuan: Mengevaluasi kualitas hidup terkait penglihatan berdasarkan tingkat gangguan penglihatan dan penyakit mata penyebab gangguan penglihatan pada populasi gangguan penglihatan berat dan buta di Indonesia.
Metode: Studi dilakukan di 5 provinsi di Indonesia dengan menggunakan teknik cross sectional melalui pemeriksaan oftalmologis lengkap dan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner NEI-VFQ25 pada 134 responden studi validasi kebutaan Riset Kesehatan Dasar 2013, yang berusia 18 tahun atau lebih dan visus <6/60. Skor kualitas hidup total dan subskala dari kuesioner diperbandingkan berdasarkan kelompok buta dan gangguan penglihatan berat, penyakit mata penyebab, dan kisaran lama kebutaan.
Hasil: Kebutaan dan gangguan penglihatan ditemukan lebih tinggi pada perempuan, usia lanjut, dan tingkat pendapatan dan pendidikan rendah, dengan katarak sebagai penyebab utama. Skor kualitas hidup pada responden buta lebih rendah secara bermakna dibanding gangguan penglihatan berat dalam skor total (p=0,001), penglihatan dekat (p=0,002), dan penglihatan jauh (p=0,007). Tidak ditemukan perbedaan bermakna pada skor kualitas hidup pada responden dengan glaukoma dibanding katarak (p=0,052) dan penyakit lainnya, namun glaukoma memiliki skor paling rendah. Perbedaan kualitas hidup juga tidak berbeda bermakna berdasarkan kisaran lama gangguan penglihatan.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan kualitas hidup terkait penglihatan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tingkat gangguan penglihatan. Kualitas hidup tidak berbeda bermakna berdasarkan penyakit mata penyebab dan lama gangguan penglihatan.

Purpose: To evaluate vision-related quality of life in severe low vision and blind population based on grade of vision loss and ocular morbidity in Indonesia.
Method: A cross-sectional study was conducted in five provinces in Indonesia by ophthalmological examination and guided-interview using NEI-VFQ25 questionnaire in 134 respondents of Blind Validation Study of Basic Health Survey 2013, aged 18 years or more with presenting visual acuity <6/60. Comparison of composite and subscale score of questionnaire was analyzed in blind and severe low vision group, based on ocular morbidity, and onset (range) of impairment.
Result: Severe low vision and blind was mostly found in female, productive ages, and low education level and income, with cataract as the leading cause. Composite score of blind was statistically significant lower than severe low vision group (p=0,001), also in distance act (p=0,007) and near act (p=0,002), and in almost all subscale score. Total score of glaucoma respondents was the lowest other than cataract and other ocular disease, include all subscale score. Quality of life score and ocular diseases (p=0,052) and also onset (range) of visual impairment were not significantly related.
Conclusion: Visual impairment had impact on vision-related quality of life in blind and severe low vision based on age, sex, and visual impairment grade. No significant difference of quality of life was found based on ocular morbidity and onset of visual impairment.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Kusuma
"[ABSTRAK
Penurunan fungsi pada rongga mulut, termasuk di dalamnya fungsi sendi temporomandibula mempengaruhi kualitas hidup lansia. Suatu studi potong lintang dilaksanakan pada 112 lansia berusia 60 tahun ke atas. Diagnosis gangguan sendi temporomandibula dilakukan dengan DC/TMD dan kualitas hidup dengan GOHAI. Terdapat hubungan bermakna antara gangguan sendi temporomandibula dengan kualitas hidup, jenis kelamin, dan domisili. Selain itu juga terdapat hubungan bermakna antara kualitas hidup dengan tingkat ekonomi. Pada penelitian ini diketahui faktor yang paling berperan terhadap terjadinya gangguan sendi temporomandibula adalah jenis kelamin, sedangkan untuk kualitas hidup adalah tingkat ekonomi.

ABSTRACT
Decreased oral function in elderly, including the function of temporomandibular joint, will affect the quality of life (QoL). A cross-sectional study was conducted upon 112 elders aged 60 and above. DC/TMD was used to diagnose for TMD and GOHAI was used for the QoL. Significant relationship was observed between TMD and QoL, gender, as well as domicile. Pronounced association was also observed between QoL and economic status. In this study, the most affected factors in TMD occurrence was gender, and for QoL was economic status.;Decreased oral function in elderly, including the function of temporomandibular joint, will affect the quality of life (QoL). A cross-sectional study was conducted upon 112 elders aged 60 and above. DC/TMD was used to diagnose for TMD and GOHAI was used for the QoL. Significant relationship was observed between TMD and QoL, gender, as well as domicile. Pronounced association was also observed between QoL and economic status. In this study, the most affected factors in TMD occurrence was gender, and for QoL was economic status., Decreased oral function in elderly, including the function of temporomandibular joint, will affect the quality of life (QoL). A cross-sectional study was conducted upon 112 elders aged 60 and above. DC/TMD was used to diagnose for TMD and GOHAI was used for the QoL. Significant relationship was observed between TMD and QoL, gender, as well as domicile. Pronounced association was also observed between QoL and economic status. In this study, the most affected factors in TMD occurrence was gender, and for QoL was economic status.]"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Intan Pradipta
"Kanker merupakan penyakit kronik yang menjadi penyebab kematian utama kedua di dunia. Dampak kanker dapat mempengaruhi fisik dan psikologis yang berpengaruh pada nilai kualitas hidup pasien kanker. Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan hubungan antara gangguan psikologis (depresi, ansietas dan stres) dengan kualitas hidup pada pasien kanker. Metode dalam penulisan ini ialah telaah literatur dengan menggunakan prinsip Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses. Penelusuran jurnal dilakukan melalui database Pubmed, Clinical Key, Wiley Online Library, Sciencedirect, SAGE journals, dan Google Scholar. Analisis bias artikel dilakukan oleh dua reviewer dengan menggunakan The Joanna Briggs Institute Critical Appraisal Checklist. Hasil analisa pada enam belas jurnal didapatkan mayoritas pasien kanker mengalami depresi, ansietas dan stres serta mengalami penurunan kualitas hidup. Terdapat hubungan yang signikan antara depresi, ansietas dan stres dengan kualitas hidup pada pasien kanker.

Cancer is a chronic disease that is the second leading cause of death in the world. The impact of cancer can affect the physical and psychological factors that affect the quality of life of cancer patients. This article discusses the strenght of the relationship between psychological disorders (depression, anxiety, and stress) with quality of life in cancer patients. The method in this article is a literature review using the principles of Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses. Journals traced through the Pubmed, Clinical Key, Wiley Online Library, Sciencedirect, SAGE journals, and Google Scholar databases. The article bias analysis was assessed by two reviewers using The Joanna Briggs Institute Critical Appraisal Checklist. The results from analysis the journals obtained by patients experienced an increase in depression, anxiety, and stress and had decreased quality of life. There is a significant relationship between depression, anxiety, and stress with the quality of life in cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Rangga Putera
"Sepertiga masa kehidupan perempuan berlangsung dalam periode menopause, dengan lebih dari 80 % perempuan yang melaporkan gejala klimakterik dengan berbagai keluhan dan akibat pada tingkat kualitas kehidupan. Diabetes Melitus tipe 2 (DMT2) menyebabkan perubahan metabolik yang dapat menyebabkan menopause dini dan memperburuk gejala klimakterik. Penelitian kami bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara gangguan tingkat kualitas hidup perempuan menopause yang mengalami DMT2, dengan durasi telah menopause, durasi telah DMT2, nilai antropometri, dislipidemia, tingkat aktivitas fisik, status nutrisi dan status kendali kadar glukosa darah. Studi potong lintang ini dilakukan pada bulan Januari hingga Februari 2024 pada 108 perempuan menopause dengan DMT2, yang merupakan peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis pada 15 Pusat Kesehatan Masyarakat tingkat Kecamatan, yang termasuk dalam kriteria penerimaan. Kuesioner The Menopause-spesific Quality Of Life (MENQOL) digunakan untuk mengetahui gejala klimakterik dan tingkat kualitas hidup. Studi ini menunjukkan bahwa gejala klimakterik dengan gangguan kualitas hidup tersering adalah nyeri sendi dan otot (72,2%), mudah pelupa (68,5%) dan kekuatan fisik berkurang (62,0%). Rerata tertinggi skor MENQOL untuk tiap aspek adalah aspek fisik (3,01 ± 1,06), diikuti oleh aspek psikososial (2,60 ± 1,24). Terdapat hubungan yang berbeda secara statistik pada faktor Indeks Massa Tubuh dengan gangguan aspek psikososial (p = 0,036) dan vasomotor (p = 0,005), lingkar pinggang dengan gangguan aspek vasomotor (p = 0,009), serta durasi telah DMT2 dengan gangguan aspek seksual (p = 0,032). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dampak gejala klimakterik pada tingkat kualitas hidup perempuan menopause dengan DMT2, yang menekankan perlunya menciptakan kesadaran mengenai gejala klimakterik dan tata kelola untuk memperbaiki kualitas hidupnya.

Background: One-third of a woman's lifespan occurs during the menopausal period, with over 80% of women reporting climacteric symptoms during menopause, resulting in various symptoms and consequences on the quality of life. Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) induces metabolic changes that can lead to early menopause and exacerbate climacteric symptoms. Our study aimed to investigate whether there is a relationship between disturbances in the quality of life of menopausal women with T2DM and the duration of menopause, duration of T2DM, anthropometric values, dyslipidemia, level of physical activity, nutritional status, and blood glucose control status.
Methods: A cross-sectional study was conducted from January to February 2024 involving 108 menopausal women with diabetes mellitus, who were participants of the Chronic Disease Management Program at 15 District Health Community Centers, meeting the inclusion criteria. The Menopause-Specific Quality Of Life (MENQOL) questionnaire was utilized to assess climacteric symptoms and the quality of life.
Results: This study revealed that the most prevalent climacteric symptoms affecting quality of life were joint and muscle pain (72.2%), poor memory (68.5%), and reduced physical strength (62.0%). The highest mean MENQOL scores for each aspect were in the physical domain (3.01 ± 1.06), followed by the psychosocial domain (2.60 ± 1.24). Furthermore, the Body Mass Index was found to significantly increase the quality of life disturbances in the psychosocial aspect (p = 0.036) and vasomotor (p = 0.005) aspects, waist circumference in the vasomotor aspect (p = 0.009), and duration of T2DM in the sexual aspect (p = 0.032).
Conclusion: Climacteric symptoms have an impact on the quality of life of menopausal women with T2DM, emphasizing the need to raise awareness about climacteric symptoms and the management to improve their quality of life.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>