Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75528 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cahya Yoga Sulistyo
" ABSTRAK
Fenomena pasar kaget sering kali muncul di dalam kota dengan mengisi ruang-ruang di tepian jalan atau di antara bangunan, yang merupakan bagian dari bentuk solid-void kota. Pasar kaget dapat diterima sebagai bagian dari kehidupan kota bukan hanya karena mampu menyediakan kebutuhan warga kota namun juga karena mampu menyesuaikan dengan solid-void kota yang sudah ada. Penyesuaian pasar kaget dapat dilakukan melalui penempatan display melalui linkage atau perekatan visual, struktural dan kolektif. Selain itu, perekatan pasar kaget ke dalam ruang solid-void kota memberikan makna serta keunikan pasar kaget sehingga membentuk place atau tempat yang menarik. Kualitas ruang pasar kaget dapat dilihat secara fisik dari sistem encoding-decoding. Encoding merupakan hubungan ruang pasar kaget dengan ruang kota yang sudah ada sedangkan decoding merupakan ruang pasar kaget yang dihasilkan yaitu melalui negosiasi ruang. Skripsi ini mencoba melihat pasar kaget dan hubungannya dengan bentuk solid-void kota serta bentukan tambahan seperti display pedagang pasar kaget serta perekatan dengan bentuk fisik kota. Sebagai hasil pengamatan adalah bagaimana bentuk solid-void kota memengaruhi terciptanya karakter dan variasi display pedagang yang menghasilkan kualitas ruang unik bagi pasar kaget.Kata kunci : solid dan void kota, linkage, tipe display, encoding-decoding
ABSTRACTThe phenomenon of pasar kaget or street bazar happens in the city as a result of using spaces along the streets and between buildings, which is also occupying solids and voids of the city. Nowadays, Pasar kaget can be easily accepted as a part of the city life not only because it provides the needs of city inhabitats but also the arrangement of pasar kaget can adapt to the existing solid void of the city. The adaptation of pasar kaget rsquo s displays is through visual, structural, and collective linkages. The result of these linkages of the displays to the city solid void creates a unique character of the street bazar. Physically, the quality of pasar kaget can be understood through encoding decoding system. Encoding is the relation between pasar kaget with the existing space of the city, including the solid void relation. Decoding is the place for pasar kaget created as the result of space negotiation in the city. This thesis analyzes the relationship between solid void of the city with pasar kaget and how the sellers put their displays and create a certain kind of linkage to the existing solid void. The findings of this thesis show how solid void of the city affects variations on the pasar kaget rsquo s displays and creates a unique character for pasar kaget. Keywords solid void city, linkage, display type, encoding decoding"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S63557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihite, Hermina Agnes Jessica
"Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota cerdas atau smart city diharapkan menjadi kota yang efektif dan efisien berbasis teknologi untuk mendukung seluruh aktivitas warga kota tersebut. Salah satu prioritas teknologi yang diterapkan untuk mewujudkan Ibu Kota Nusantara sebagai smart city adalah manajemen bangunan cerdas pada sistem perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi sistem pada bangunan cerdas sebagai hunian di Ibu Kota Nusantara. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif dengan mempelajari dokumen terkait baik peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah ataupun berita terkait Ibu Kota Negara, melakukan wawancara, serta penelitian-penelitian terdahulu yang dapat menjawab pertanyaan penelitian ini. Sistem yang direkomendasikan pada penelitian ini merupakan hasil pemetaan antara hubungan driver dan sistem pada bangunan cerdas dan kebutuhan penerapan bangunan cerdas pada IKN. Driver yang dipilih berdasarkan hasil wawancara dan peraturan pemerintah yang mencantumkan bahwa fokus utama dalam pembangunan bangunan cerdas di IKN adalah energi dan kesehatan penghuni gedung. Kedua driver tersebut memiliki hubungan paling potensial pada sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning), lighting, dan pendeteksi kebakaran. Maka dari itu, rekomendasi yang diberikan pada penelitian ini berupa desain sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning), lighting, dan keamanan yang memiliki pendeteksi kebakaran. Rekomendasi ini dapat memberi masukan sesuai dengan tujuan IKN sebagai kota rendah emisi dan juga memperhatikan kesehatan penghuni gedung.

Ibu Kota Nusantara (IKN) as a smart city is expected to be an effective and efficient technology-based city to support all the activities of the city's residents. One of the technology priorities implemented for IKN as a smart city is smart building management in urban systems. This research aims to provide system recommendations for smart buildings as residences in IKN. In this study the method used was qualitative: studying documents related to regulations issued by the government or news related to IKN, conducting interviews, as well as previous studies that could answer this research question. The system recommended in this study is the result of a mapping between the relationship between drivers and systems in smart buildings and the needs for implementing smart buildings in IKN. The drivers were selected based on the results of interviews and government regulations, which stated that the main focus in the construction of smart buildings in IKN is energy and health. The two drivers have the most potential relationship with the HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) system, lighting system, and fire detection system. Therefore, the recommendations given in this study are designs of HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) system, lighting system, and safety system that contain fire detection. This research can provide recommendation in accordance with the goals of IKN as a low emission city and care about the health of occupants."
Jakarta: Fakultas Ilm Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Nurindah W.S.
"Di dalam sebuah kota atau kawasan, di mana manusia beraktivitas, manusia tidak hanya beraktivitas di dalam sebuah bangunan, tetapi juga di luar bangunan, di dalam sebuah ruang terbuka perkotaan. Ruang terbuka ini berada di antara bangunan-bangunan yang ada di sekelilingnya. Ruang seperti ini ada yang terbentuk secara tidak sengaja, dan ada yang secara disengaja dibentuk. Bagaimana bangunan-bangunan di dalam sebuah kota atau kawasan dapat membentuk ruang terbuka perkotaan tersebut, sehingga dapat menjadi tempat manusia beraktivitas seperti halnya di dalam sebuah bangunan. Dan di setiap kota atau kawasan memiliki cara yang berbeda dalam pembentukan ruang terbuka perkotaan ini. Oleh karena itu, terbentuknya ruang terbuka ini tidak terlepas dari bangunan yang mengelilinginya dan lingkungan di sekitarnya, di mana ruang tersebut berada.

In a town or area, where human being have activity, they do not only have activity inside a building, but also outside building, in an urban space. This space reside in the building exist in around. This space, there is which is formed not intentionally, and there is which intentionally to be formed. How building in a town or area can form this urban space, so that can become a place where human being have activity as does inside a building. And each every town or area have the different way in forming this urban space. Therefore, the forming of this urban space is not quit of building encircling it and its surrounding environment, where the space reside in."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Fairuza Desliara
"Pemerintah berupaya merancang kota yang layak dan berkualitas bagi masyarakat
dengan penyediaan ruang dan fasilitas kota melalui konsep beautifikasi.
Beautifikasi dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta
memperbaiki citra kota. Namun, sering kali beautifikasi meninggalkan stigma
negatif akibat dianggap terlalu memikirkan estetika dan terkesan ‘gegabah’
sehingga perancangan tidak sesuai dengan kebutuhan warganya. Skripsi ini akan
membahas produk perancangan kota yang berfokus pada konsep beautifikasi, baik
yang ‘gagal’ maupun ‘berhasil’ dalam menciptakan ruang kota yang sesuai bagi
masyarakat.

The government seeks to design a decent and good quality city for the community
by providing spaces and facilities through the concept of beautification.
Beautification is done in order to improve the quality of people's lives and improve
the image of the city. However, it often leaves stigma due to considered being too
concerned with aesthetic pleasure and seems ‘rash’ that the design is irrelevant with
the needs of its people. This thesis will discuss urban design products that focus on
the concept of beautification, both 'failed' and 'successful' ones in creating urban
spaces that are suitable for the community.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqamah
"Paska konflik dan tsunami Kota Banda Aceh mengalami pembangunan masif dalam upaya merepresentasikan keislaman. Pemerintah kota Banda Aceh telah melakukan renovasi Masjid Raya Baiturrahman dengan memasang 12 unit payung elektrik. Kota Banda Aceh mencoba meniru rancangan kota lain yang dianggap lebih sukses dalam merepresentasikan keislaman, dalam hal ini adalah Masjid Nabawi di Madinah. Fenomena ini merupakan fenomena Inter-referencing. Persoalan dari praktek inter-referencing dalam merepresentasikan keislaman adalah pembangunan akan bersifat diskursif, mengabaikan aktivitas masyarakat setempat sebagai pengguna ruang publik perkotaan.Tujuan dari penelitian perancangan ini adalah memberikan alternatif rancangan perkotaan Banda Aceh dalam upaya merepresentasikan keislaman yang tidak beranjak dari pembangunan fisik, namun dengan melibatkan aktivitas masyarakat. Membentuk dan menemukan kembali hubungan antara Islam dengan kehidupan perkotaan di Banda Aceh. Penelitian perancangan ini menggunakan peta mental 50 warga kota Banda Aceh dari berbagai usia yang tinggal di 10 desa sekeliling pusat kota. Peta mental saya gunakan sebagai alat untuk membaca aktivitas keseharian masyarakat dan menentukan teritori perkotaan yang akrab dengan masyarakat. Hasil kajian peta mental masyarakat digunakan untuk menghubungkan kehidupan perkotaan dengan Masjid Raya Baiturrahman. Menjadikan kawasan Masjid Raya Baiturrahman sebagai generator untuk membentuk komunitas muslim dan menghadirkan aktivitas masyarakat dalam upaya merepresentasikan keislaman di ruang perkotaan. Kata Kunci: Kota Banda Aceh, Representasi Keislaman, Inter-referencing, Diskursif, Peta Mental.
In post of conflict and tsunami Banda Aceh has done a massive development in the effort of islamic representation. The government of Banda Aceh renovated Baiturrahman Grand Mosque by installing 12 units of electric umbrellas. Banda Aceh tries to imitate design of another city that is considered more successful in islamic representation, in this case is the Nabawi Mosque in Medina. This phenomenon is called inter referencing. The problem of inter referencing in the practice of representation is that development is often discursive, ignoring community activities in the public spaces.The aim of this research design is to provide an urban design alternative of Banda Aceh in the effort of islamic representation which is not only come from physical development, but also sustain from non physical development. Involving community activities and rediscovering the relationship between Islam and urban life in Banda Aceh. This research design collected mental maps from 50 inhabitants of Banda Aceh from various ages living in 10 villages around the center of Banda Aceh City. Mental maps used to read and identify some places that become the center of everyday community activities. These centers will be used to connecting urban life with the Baiturrahman Grand Mosque. Keywords Banda Aceh City, Islamic Representation, Inter referencing, Discursive, Mental Maps."
2017
T48406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Rakha Amrullah
"Memberikan sebuah pengalaman berjalan kaki yang menarik di ruang kota dapat menjadi salah satu cara untuk mengundang lebih banyak penduduk kota untuk berjalan kaki. Streetscape sebagai salah satu aspek ruang kota menjadi kunci penting dalam menentukan kualitas pengalaman berjalan kita tersebut. Konsep Arsitektur 5 km/jam yang dikemukakan oleh Gehl sangat menitikberatkan pada pengalaman yang kita rasakan tersebut yaitu melalui kelimpahan impresi visual yang dapat kita peroleh pada saat kita berjalan. Studi ini bertujuan untuk melihat representasi konsep Arsitektur 5 km/jam pada sebuah streetscape kawasan Kukusan Teknik, Depok dengan mengidentifikasi elemen-elemen streetscape yang berperan dalam memberikan impresi visual tersebut. Studi kasus dilakukan di Jalan Haji Amat I sebagai area pengamatan dengan melakukan observasi lapangan dan kuesioner untuk selanjutnya dilakukan analisis secara deskriptif dari data kualitatif yang diperoleh. Hasil studi kasus menunjukan mahasiswa sebagai pejalan kaki aktif di Kukusan Teknik memperoleh impresi visual yang berlimpah melalui elemen detail dari streetscape yang relevan terhadap konsep Arsitektur 5 km/jam yaitu: transparansi keterbukaan yang dimiliki fasad komersial makanan beserta etalase yang terpajang didepannya. Hal ini mengindikasikan transparansi yang dimiliki oleh fasad komersial makanan beserta etalasenya menjadikan komersial makanan sebagai representasi Arsitektur 5 km/jam di kawasan Kukusan Teknik dan memberikan impresi visual 'makanan' kepada pejalan kaki.

Providing an attractive walking experience in city space can be one way to invite more city dwellers to walk. Streetscape as one aspect of city space is an essential key in determining the quality of our walking experience. The concept of 5 km/h Architecture proposed by Gehl is very focused on the experience that we feel that is through the abundance of visual impressions that we can get when we walk. This study aims to look at the representation of the 5 km / h Architecture in the streetscape of Kukusan Teknik, Depok by identifying streetscape elements that play a role in providing these visual impressions. The case study was carried out on Jalan Haji Amat I as an observation area by conducting field observations and questionnaires for subsequent descriptive analysis of the qualitative data obtained. The results of the case study show students as active pedestrians in the Kukusan Teknik gain abundant visual impressions through elements of detail in the streetscape that are relevant to the concept of Architecture 5 km / h. Those elements are transparency of openness possessed by commercial facades of food and storefronts displayed in front of them. Results indicate that the transparency possessed by the commercial facade of food and its menu makes the food commercial as a representation of Architecture 5 km / h in the Kukusan Teknik area and provides visual impressions of 'food' to pedestrians."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Virsa Almira
"ABSTRAK
Pasar kaget merupakan pasar sesaat yang sering ditemui di Jakarta. Pasar kaget, sebagai titik temu untuk kegiatan jual beli, merupakan pasar yang terjadi di ruang urban seperti jalan. Pasar kaget yang muncul dan hilang dalam waktu yan singkat menjadikannya sebuah interior urban yang transformatif. Dalam pembentukannya, pasar kaget merupakan salah satu praktik interiorisasi urban yang menghadirkan interior pasar ke ruang urban. Interiorisasi urban pada pasar kaget memiliki mekanisme dan metode yang bertujuan untuk menghadirkan komponen penyusun ruang yang disertai dengan penyesuaian dengan konteks baru sehingga sistem interior dapat beroperasi dengan baik. Skripsi ini membahas bagaimana mekanisme dan metode interiorisasi urban diterapkan pada pasar kaget yang berlokasi di Jalan Tepian Banjir Kanal Timur, Jakarta Timur dan Jalan Kp. Melayu Besar, Jakarta Selatan. Dengan mempertimbangkan keterikatannya dengan waktu, skripsi ini fokus pada bagaimana objek interior dipindahkan dari pasar ke jalan.

ABSTRACT
Pasar kaget is a temporary market commonly found in Jakarta. Pasar kaget is a point where trading activity is performed and occurred in urban space such as street. Its temporality makes it a transformative urban interior. The making process of pasar kaget performs an urban interiorization that collects the interior of the market and transfer it to the urban setting. Urban interiorization of pasar kaget has its mechanisms and methods that aim to present the spatial components and their adjustments to the new context to ensure a well operated interior system. This thesis discusses how the mechanisms and the methods of urban interiorization are performed in the making process of pasar kaget located in Tepian Banjir Kanal Timur Street, East Jakarta and Kp. Melayu Besar Street, South Jakarta. Within consideration of time, this thesis focuses on how the interior objects are transferred from the market to the street. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aristia
"ABSTRAK
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (selanjutnya disebut PPK-BLU) memberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan yaitu BLU dapat langsung menggunakan penerimaannya untuk operasional dan investasi tanpa harus disetor terlebih dahulu ke kas negara, demikian juga atas surplus. Fleksibilitas pengelolaan keuangan BLU berdasarkan prinsip ekonomi, produktivitas dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Konsep PPK-BLU adalah peningkatan profesionalisme (let the managers manage), mendorong entrepreneurship, transparansi, dan akuntabilitas dalam rangka pelayanan publik. RSUP Fatmawati merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang telah
ditetapkan sebagai BLU dan menerapkan standar akuntansi rumah sakit yang telah berlaku umum, dalam hal ini sesuai dengan standar akuntansi dari Ikatan Akuntan Indonesia. Meskipun demikian, sebagai salah satu satuan kerja di bawah Departemen Kesehatan, RSUP Fatmawati tetap mengkonsolidasikan laporan operasionalnya dengan laporan keuangan Departemen Kesehatan, karena sebagian dana operasional dan investasi berasal dari dana APBN Departemen Kesehatan, sebagai pertanggungjawaban Anggaran dan Belanja dari Departemen Kesehatan. Penilaian kinerja keuangan dilakukan dengan melakukan analisis laporan keuangan dan penghitungan rasio-rasio. Penilaian kinerja keuangan rumah sakit BLU RSUP Fatmawati tidak dapat dilakukan dengan melihat ?bottom line? saja, karena rumah sakit pemerintah tidak bertujuan mencari laba. Maka juga harus melihat rasiorasio yang berkaitan dengan tingkat efisiensi manajemen dalam mengelola aktiva untuk meningkatkan operasional yaitu kualitas dan kuantitas pelayanan. Kinerja keuangan BLU RSUP Fatmawati meningkat, dilihat dari sisi efisiensi keuangan untuk peningkatan pelayanan. Prakteknya pada saat ini adalah bahwa sebagian BLU ditetapkan sebagai subjek pajak badan dan sebagian non subjek pajak. BLU yang ditetapkan sebagai subjek pajak badan merupakan BLU yang sebelumnya berstatus perusahaan jawatan, sebagai salah satu bentuk badan usaha milik negara. Hal ini menjadi permasalahan yang harus diselesaikan agar penerapan PPK-BLU dapat berjalan dengan baik dan untuk kepastian hukum.
BLU memenuhi empat syarat secara kumulatif sebagai unit pemerintah yang bukan merupakan subjek pajak sesuai dengan Penjelasan pasal 2 ayat 1 huruf (b) Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Penerapan praktek bisnis yang sehat berdasarkan prinsip-prinsip good corporate governance dari unit-unit pelayanan pemerintah kepada masyarakat harus didukung dan dilaksanakan secara lintas sektoral sehingga dapat menyuburkan berdirinya unit-unit pelayanan pemerintah yang profesional, transparan dan akuntabel. "
2008
T24956
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anom Kurnia Nugraha
"Kota adalah sebuah wadah hidup manusia, yang memiliki identitas yang berbeda antara satu dengan lainnya. Identitas kota dibentuk oleh ruang yang ada di dalamnya.
Setiap ruang akan memberikan identitasnya sehingga terbentuk satu kesatuan identitas kota. Ada ruang yang tidak dapat memberikan identitasnya kepada kota. Ruang ini disebut sebagai ruang negatif kota. Ada tidaknya elemen yang membentuk lingkungan fisik kota akan menentukan terbentuknya identitas ruang. Interaksi antar elemen pun sangat mempengaruhi terbentuknya identitas ruang oleh karena itu, terbenmknya ruang negatif tidak terlepas dari elemen yang membentuk lingkungan fisik kota dimana ruang tersebut berada.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>