Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62878 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harryndra Aufandi Rahardyan
"Permintaan pasar akan batik semakin meningkat tajam semenjak tahun 2009, dimana UNESCO menetapkan batik sebagai warisan tak berwujud dari Indonesia untuk dunia. Pabrik penghasil batik semakin giat memperbanyak produksi namun memperkecil biaya produksi dengan beralih ke pewarna sintetis yang limbahnya mempunyai dampak buruk bagi lingkungan jika dibuang sembarangan. Oleh karena itu dikembangkan alat yang dapat memisahkan limbah pewarna batik dari air secara kontinyu, efektif, dan sederhana sehingga mudah digunakan oleh masyarakat awam.
Dengan menerapkan sistem pemisahan dari air dan partikel padat dari limbah pewarna batik dengan metode elektroflotasi menggunakan elektroda alumunium alloy setebal 0,1 mm dengan keterangan 3 plat elektroda positif (anoda) yang mempunyai luas permukaan yang terekspos ke fluida untuk elektrolisis sebesar 116 cm2. Sedangkan 2 plat lainnya adalah elektroda negatif (katoda) dengan total luas permukaan sebesar 98cm2. Kemudian elektroda ini diberi asupan listrik DC sebesar 10V dengan arus 30A. Elektroda tadi ditempatkan pada tutup flange di dasar kolom flotasi yang terbuat dari kaca akrilik dengan tebal 5mm berbentuk pipa dengan diameter dalam 85mm dan berdiri setinggi 1000mm, didesain sedemikian rupa dengan inlet/outlet, dan slope sehingga memungkinkan pemrosesan limbah secara kontinyu.
Lalu pada penelitian ini akan dicari laju alir dari air limbah pewarna batik yang akan diolah dengan melihat terlebih dulu hasil pengolahan menggunakan kapasitas olah pada penelitian yang sebelumnya yakni 27 liter/jam, lalu disesuaikan untuk variabel laju alir berikutnya apakah dapat diperbesar apabila sudah menghasilkan kualitas hasil air yang baik atau diperkecil untuk lebih meningkatkan kualitas hasil pengolahan air limbah pewarna batik dari purwarupa ini.
Dari hasil penelitian didapatkan nilai warna, kekeruhan, dan TSS yang diuji lab dari sampel hasil pengolahan pada menit ke 0, 10, 20, 30, dan 40. Dapat disimpulkan bahwa laju alir yang paling optimal ialah 9 liter/jam dibandingkan dengan laju alir 18 liter/jam dan 27 liter/jam . Diharapkan alat ini kedepannya dapat memenuhi kebutuhan pengguna dari kalangan penyelenggara workshop membatik, maupun produksi batik rumahan.

Market demands for batik textile increasing after UNESCO declare that batik is one of Indonesia?s intangible heritage to ther world. To overcome that, batik textile factory increase it?s production quantity and decrease it?s production cost by using non-environtmental friendly waste producing synthetic colour. Therefore flotation device is developed to process batik waste water continuously, effective, and simple to use.
By using electroflotation (EF) method to separate solid particles from the water with the fix variables that are 0.1mm thick alumunium alloy electrode with 3anode plates that equal to 116 cm2 in area, and 2 cathode plates that equal to 98 cm2 in area. Then this electrode is supplied by 10V DC and 30A electricity. The electrodes will be fixed on the flange cover at the bottom of the flotation collumn which made from 5mm thick acrylic glass that bended into 85mm diameter pipe shape and 1000mm tall, and this flotation collumn is designed with inlet, outlet, dan slope to allow continous flow for waste processing.
In this research, the flow of the batik waste water will be determined by the processing capacity from the previous research that is 27 liters/hour, and then this flow is tested whether is it good enough for the flowrate of the prototype so the flowrate can be increased to optimized the processing speed of the prototype, or is it needs to be improved by decreasing the next flowrate. For knowing is the prototype is capable of processing batik waste water, there will be results from the sample that taken at 0, 10, 20, 30, and 40 minutes.
The value of the results are colour, turbidity, and total suspended solid that are tested by lab, and can be concluded from the lab test results that the most optimal flow rate of this prototype is 9 liters/hour compared to 18 liters/hour and 27 liters/hour flow rate. Hopefully this protoype can meet the needs for user from batik workshop organizers, and housemade batik factories.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
LIza
"Separator baterai ion litium berbasis poliolefin memiliki wettability yang buruk dan porositas rendah, sehingga menurunkan kemampuan untuk mempertahankan larutan elektrolit dan mempengaruhi kinerja baterai terkait transportasi ionik dalam separator. Oleh karena itu, pengembangan separator dengan wettability dan porositas yang lebih baik telah menarik minat signifikan untuk meningkatkan kinerja baterai. Penelitian ini menyintesis dan mengkarakterisasi membran separator berbasis selulosa asetat yang di-crosslinking dengan asam sitrat menggunakan metode Non-Solvent Induced Phase Separation (N-TIPS). Selulosa asetat dan DMSO dicampur dan dituang ke pelat kaca, kemudian membran yang dicetak dievaporasi dan direndam dalam bak koagulasi air sebagai non-pelarut. Waktu evaporasi bervariasi pada 90, 120, 150, dan 180 menit untuk mempelajari pengaruhnya terhadap struktur pori membran. Hasil menunjukkan bahwa membran dengan waktu evaporasi 120 menit memberikan keseimbangan optimal antara struktur kimia, kemampuan pembasahan, dan sifat mekanik. Membran ini memiliki porositas 1,28%, sudut kontak terendah (45,1°), konduktivitas ionik yang baik sebesar 0,0276 mS/cm, dan kekuatan tarik 38,987 MPa. Terlebih lagi, membran ini memiliki nilai electrolyte uptake tertinggi sebesar 43,31% dan stabilitas termal yang baik dengan penyusutan yang rendah yaitu sebesar 14,61%. Selain itu, Uji EIS membuktikan bahwa membran berbasis selulosa asetat memiliki kinerja elektrokimia yang unggul dibandingkan separator berbasis poliolefin karena memiliki konduktivitas ionik yang lebih tinggi.

Polyolefin-based lithium-ion battery separators have poor wettability and low porosity, which can reduce their ability to retain electrolyte solution, thereby affecting battery performance due to ion transport within the separator. Therefore, developing separators with better wettability and porosity has attracted significant interest to enhance battery performance through improved ionic transport. This study synthesizes and characterizes cellulose acetate-based battery separators crosslinked with citric acid using the Non-Solvent Induced Phase Separation (N-TIPS) method. Cellulose acetate and DMSO were mixed and cast onto a glass plate, then the cast membrane was evaporated and immersed in a coagulation bath of water as the non-solvent. The evaporation time varied at 90, 120, 150, and 180 minutes to study its effect on membrane pore structure. The results show that the membrane with an evaporation time of 120 minutes provides an optimal balance between chemical structure, wettability, and mechanical properties. This membrane has a porosity of 1.28%, the lowest contact angle (45.1°), a good ionic conductivity of 0.0276 mS/cm, and a tensile strength of 38.987 MPa. Furthermore, this membrane has the highest electrolyte uptake value of 43.31% and good thermal stability with low shrinkage of 14.61%. In addition, EIS testing proves that the cellulose acetate-based membrane has superior electrochemical performance compared to polyolefin-based separators due to its higher ionic conductivity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Respati
"Producer gas hasil gasifikasi biomassa masih mengandung pengotor berupa abu. Pembersihan producer gas dilakukan menggunakan cyclone separator. Sebuah model cyclone separator konfigurasi standar 2D2D berdiameter 150 mm telah dibuat. Tiga variasi panjang (3/8 D; 5/8 D; 1 D) dan tiga variasi diameter (35; 70; 85) vortex finder digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap performa cyclone. Eksperimen dan simulasi CFD menggunakan Ansys Fluent telah dilakukan. Simulasi CFD bertujuan untuk mengetahui profil kecepatan didalam cyclone separator. Hasil eksperimen menunjukkan semakin panjang vortex finder, collection efficiency semakin tinggi. Hasil simulasi CFD mendukung kesimpulan hasil eksperimen. Didapatkan dimensi vortex finder optimum dengan diameter 35 mm (1/4 D) dan panjang 1D (150 mm).

Producer gas produced from biomass gasification still contain particulate ash. Producer gas is cleaned by use of cyclone separator. A cyclone separator model with 2D2D standard configuration with diameter150 mm was made. Three variation of length (3/8 D; 5/8 D; 1 D) and three variation of diameter (35; 70; 85 mm) of vortex finder are used to identify their influence on cyclone performance. Experimental study and CFD Simulation using Ansys Fluent were performed. CFD simulation goal is to determine the velocity profile inside cyclone separator. Experimental results shows that increasing vortex finder length can increase the collection efficiency. The optimum vortex finder dimension is 35 mm (1/4 D) in diameter and 1 D (150 mm) in length.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Licke Ratna Dewi Ali
"Fokus dalam studi ini adalah mengerti bagaimana perilaku laju alir produksi terhadap perubahan tekanan di separator di dalam stasiun pengumpul. Di dalam model terdapat 3 stasiun pengumpul yaitu CPP, LPGF dan OTF, dimana jumlah sumur berproduksi ada 26 sumur. Selama ini pemodelan telah dibuat oleh PT. X, baik itu model reservoir, model surface facility dan model stasiun pengumpul. Model reservoir dibuat di dalam aplikasi ECLIPSE. Model surface facility dibuat di dalam aplikasi PIPESIM dan aplikasi UNISIM digunakan untuk sistem proses.
Penelitian ini membutuhkan aplikasi yang dapat dengan mudah mengkomunikasikan satu dengan yang lainnya Untuk komunikasi pemodelan reservoir, surface facility dan proses, digunakan aplikasi IAM Integrated Asset Modeler, dimana pemodelan reservoir ECLIPSE ke surface facility PIPESIM menggunakan sistem coupling sedangan pemodelan dari surface facility PIPESIM ke sistem proses UNISIM menggunakan sistem koneksi. Sistem coupling berarti ada iterasi didalam proses kalkulasi laju alir dan tekanan di dalam aplikasi nya. Sistem koneksi berarti memberikan data hasil iterasi dari coupling ke dalam aplikasi selanjutnya untuk dilakukan kalkulasi algoritma untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Hipotesanya bilamana tekanan separator di dalam stasiun pengumpul dikurangi, berarti ada penambahan jumlah kondensat dan gas di dalam jaringan yang dapat dijual lebih banyak lagi. Sekarang jumlah gas yang ada di dalam jaringan itu sekitar 60 MMSCFD yang dapat dijual, dan 25 MMSCFD yang masuk lagi ke dalam reservoir sebagai gas lift. Limit tekanan separator yang ingin di turunkan oleh PT. X adalah dari 22 barg ke 16 barg, yang dievaluasi lagi optimum tekanan yang paling tepat untuk pemodelan tersebut supaya tercapai produksi yang optimum.
Dari penelitian diketahui bahwa setelah tekanan MP separator diturunkan mencapai 11 barg, ada beberapa peralatan yang sudah tidak dapat berjalan dengan baik, seperti kecepatan Kompresor sudah mencapai batas desain, selain itu juga injeksi gas lift sudah berada diluar kurva gas lift. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan hasil peningkatan laju alir produksi minyak dan gas sebanyak 6 dan 8 sudah paling optimum dengan penurunan tekanan di MP separator sebesar 16 barg.

The focus of this study is to understand how the behavior of the production flow rate to separator pressure changes in the gathering station. There are three models in the gathering station CPP, LPGF and OTF, where in the gathering station contained 26 wells into it. PT. X had made all of the modeling such as the reservoir model, the surface facility model and a gathering station process model. Reservoir model is made in the application called ECLIPSE. Model surface facility created inside PIPESIM application and UNISIM applications used for system processes gathering station.
For communicating reservoir modeling, surface facility and process, used applications IAM Integrated Asset Modeler, where reservoir modeling ECLIPSE to surface facility PIPESIM using a coupling system moreover the communication from surface facility PIPESIM into process system UNISIM using the connection system. Coupling systems means there is iteration in the process for calculating the flow rate and pressure in its application. Connection system means providing results data from the iteration of coupling to the subsequent application to do the calculation algorithm to obtain maximum results.
The hypothesis when separator pressure at the gathering station reduced, meaning there will be additional amount of condensate and gas in the network that could sold. Currently the amount of gas that is existed in the network around 60 MMSCFD sold, and 25 MMSCFD, which went back into the reservoir as gas lift. Separator limit pressure forthis method scaled by PT. X is from 22 barg to 16 barg, which should evaluated again the optimum pressure is most appropriate forthe modeling in order to achieve optimum production.
From the result was discovered that after putting down the MP separator pressure to 11 barg, there are some equipment was not working as usual, such as the speed of the compressor has already reach to the design speed, and the gas lift injection was already out of curve. Therefore, it concluded that the optimium oil and gas rate with 6 and 8 additional rate could be handle with MP separator pressure of 16 barg.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, (s a)
02 Day a-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Agung Shamsuddin
"Many types of networks exist today. Internet is the biggest network on the face of the earth. The objective of networks and telecommunications is to move information electronically from one place to another. Now it has become an emerging technology which widespread to various sides of life. There are many creative ways for an organization to use this kind of emerging technology to give themselves a competitive advantage.
This paper proposes a web-based and platform-independent miling system and an integration of a simulation system with it. A prototype web-based milling system has been developed using Java and Virtual Reality Modeling Language. The user can easily make and send NC-code files and simulate the movement of cutting tool from a web browser. This web-based system, which attached with CNC EMCO TU-3A milling machines as the training unit machines in educational institutions, shorten the cycle time of production process and provided direct access via internet."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Hikmah Fikri
"Perkembangan teknologi vending machine saat ini telah menghasilkan berbagai inovasi. Salah satu inovasi terbaru dalam vending machine adalah Printbox, yang menyediakan layanan pencetakan dokumen mandiri dan efisien. Namun, penerimaan pengguna terhadap teknologi ini tetap menjadi kekhawatiran utama dalam memastikan suksesnya implementasi Printbox. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menerapkan Technology Acceptance Model (TAM) pada Printbox untuk menganalisis penerimaan pengguna terhadap mesin ini. Penelitian ini menggunakan metode survei, dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Responden penelitian ini adalah pengguna Printbox di lingkungan kampus Universitas Indonesia. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan PLS-SEM untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel-variabel dalam TAM (fitur teknologi, tingkat kepercayaan, dan tingkat daya tarik) dan penerimaan pengguna terhadap Printbox. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fitur operasional yang tangguh, seperti ketersediaan 24/7 dan kinerja sistem yang tidak terganggu, berkontribusi secara signifikan terhadap penerimaan pengguna terhadap Printbox. Fitur teknologi yang ada, tingkat kepercayaan dalam operasi mesin, dan kemudahan penggunaan telah berpengaruh positif terhadap penerimaan pengguna terhadap mesin ini. Temuan penelitian ini dapat menjadi panduan bagi pengembang dan penyedia layanan Printbox dalam meningkatkan penerimaan pengguna dan memperluas implementasi teknologi ini. Dalam konteks yang lebih luas, penelitian ini juga berkontribusi pada pemahaman penerimaan pengguna terhadap teknologi vending machine dan implikasinya terhadap inovasi teknologi lainnya. Penelitian lebih lanjut dapat mengembangkan model ini dengan memperluas cakupan variabel TAM dan menguji implementasinya di lingkungan yang berbeda untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang penerimaan pengguna terhadap teknologi vending machine.

The current development of vending machine technology has resulted in various innovations. One of the latest innovations in vending machines is Printbox, which provides self-service and efficient document printing services. However, user acceptance of this technology remains a major concern in ensuring the successful implementation of Printbox. Therefore, this research aims to apply the Technology Acceptance Model (TAM) to Printbox to analyze user acceptance of this machine. This study uses a survey method, employing a questionnaire as the data collection instrument. The respondents of this study are Printbox users in the campus environment of the University of Indonesia. The collected data is then analyzed using PLS-SEM to identify the relationships between variables in TAM (technology features, trust level, and attractiveness level) and user acceptance of Printbox. The research findings indicate that robust operational features, such as 24/7 availability and uninterrupted system performance, significantly contribute to user acceptance of Printbox. The existing technological features, trust level in machine operation, and user-friendliness have a positive influence on user acceptance of this machine. The findings of this research can serve as a guide for Printbox developers and service providers to enhance user acceptance and expand the implementation of this technology. In a broader context, this study also contributes to understanding user acceptance of vending machine technology and its implications for other technological innovations. Further research can develop this model by expanding the scope of TAM variables and testing its implementation in different environments to obtain a more comprehensive understanding of user acceptance of vending machine technology."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shahreza Muhammad
"Penelitian tentang elektroflotasi untuk pemisahan limbah pewarnaan batik telah dilakukan. Ada 2 cairan yang diflotasi, yaitu zat warna batik dan limbah pewarnaan batik. Gelembung dihasilkan dengan elektrolisis menggunakan elektroda alumunium alloy dengan luas permukaan anoda dan katoda adalah 116 cm2 dan 98 cm2. Variasi tegangan yang digunakan adalah 5, 10, 15, 20, dan 25 V. Diameter yang dominan pada 5, 10, 15, 20, dan 25 V adalah 205 – 255 μm dan 5 – 55 μm serta volume gelembung yang didapat tiap 20 detik adalah 0.39, 1.3, 2.4, 3.43, dan 4.55 mL. Pada zat warna batik didapatkan persen pengurangan TSS, warna, dan kekeruhan pada tegangan 5, 10, 15, dan 20 V adalah 73.81%, 29.7%, 40.64%; 68.08%, 89.05%, 82.21%; 96.97%, 71.57%, 74.07%; 49.8%, 74.72%, 16.47%. Pada limbah batik didapatkan persen penurunan TSS, warna, dan kekeruhan yang terbaik adalah 97.09%, 98.6%, dan 99.16% terjadi pada tegangan 10 V dengan penambahan 50 gram tawas dan perbandingan air dan limbah 1:14.

The research on electroflotation for Batik waste separation has been done. There are 2 fluids, dye of batik and batik waste. Bubbles are generated by electrolysis using aluminum alloy electrodes which the enode and kathode surface areas are 116 cm2 and 98 cm2. Variation of applied voltages are 5, 10, 15, 20, and 25 V. The dominant size of bubbles which are measured are range between 205 – 255 μm and 5 – 55 μm. Bubble surface areas obtaining per 20 seconds are 0.39, 1.3, 2.4, 3.43, and 4.55 mL. In batik dyes, percent reduction of TSSs, colors, and turbidities at voltage 5, 10, 15, and 20 V 73.81%, 29.7%, 40.64%; 68.08%, 89.05%, 82.21%; 96.97%, 71.57%, 74.07%; 49.8%, 74.72%, 16.47%. in batik waste, the best percent reduction of TSS, color, and turbidity which occured at a voltage 10 V with the addition 50 gr alum and waste and water ratio 1:14 is 97.09%, 98.6%, and 99.16%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shahreza Muhammad
"Penelitian tentang elektroflotasi untuk pemisahan limbah pewarnaan batik telah dilakukan. Ada 2 cairan yang diflotasi, yaitu zat warna batik dan limbah pewarnaan batik. Gelembung dihasilkan dengan elektrolisis menggunakan elektroda alumunium alloy dengan luas permukaan anoda dan katoda adalah 116 cm2 dan 98 cm2. Variasi tegangan yang digunakan adalah 5, 10, 15, 20, dan 25 V. Diameter yang dominan pada 5, 10, 15, 20, dan 25 V adalah 205 – 255 ?m dan 5 – 55 ?m serta volume gelembung yang didapat tiap 20 detik adalah 0.39, 1.3, 2.4, 3.43, dan 4.55 mL. Pada zat warna batik didapatkan persen pengurangan TSS, warna, dan kekeruhan pada tegangan 5, 10, 15, dan 20 V adalah 73.81%, 29.7%, 40.64%; 68.08%, 89.05%, 82.21%; 96.97%, 71.57%, 74.07%; 49.8%, 74.72%, 16.47%. Pada limbah batik didapatkan persen penurunan TSS, warna, dan kekeruhan yang terbaik adalah 97.09%, 98.6%, dan 99.16% terjadi pada tegangan 10 V dengan penambahan 50 gram tawas dan perbandingan air dan limbah 1:14.

The research on electroflotation for Batik waste separation has been done. There are 2 fluids, dye of batik and batik waste. Bubbles are generated by electrolysis using aluminum alloy electrodes which the enode and kathode surface areas are 116 cm2 and 98 cm2. Variation of applied voltages are 5, 10, 15, 20, and 25 V. The dominant size of bubbles which are measured are range between 205 – 255 ?m and 5 – 55 ?m. Bubble surface areas obtaining per 20 seconds are 0.39, 1.3, 2.4, 3.43, and 4.55 mL. In batik dyes, percent reduction of TSSs, colors, and turbidities at voltage 5, 10, 15, and 20 V 73.81%, 29.7%, 40.64%; 68.08%, 89.05%, 82.21%; 96.97%, 71.57%, 74.07%; 49.8%, 74.72%, 16.47%. in batik waste, the best percent reduction of TSS, color, and turbidity which occured at a voltage 10 V with the addition 50 gr alum and waste and water ratio 1:14 is 97.09%, 98.6%, and 99.16%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lee Chan Uk
"Resistansi listrik lapisan tipis tin doped indium oxide (In203:Sn, ITO) yang dibuat dengan cara dc magnetron sputtering telah diteliti. Resistivitas yang diukur dengan cara empat titik berkisar dari 1.2 x 10'3 Slcm sampai 7.9 x 10-3 SZcm tergantung dari kadar oksigen pada temperatur ruangan. Di bawah temperatur 100 K, kerapatan pembawa muatan mendominasi konduktivitas sehingga dapat dikatakan bahwa ITO bersifat sebagai semikonduktor dengan energi aktivasi dari 2 x 10-6 eV sampai 1 x 104 eV. Dan pengaruh mobilitas menjadi konstan sehingga koefisien temperatur a dapat dianggap nol. Karenanya itu di bawah temperatur 100 K konduktivitas dapat ditulis sebagai d = o-o exp(-AE 1 kT) . Di atas temperatur 150 K mobilitas pembawa muatan mendominasi konduktivitas, sehingga ITO menyerupai logam dengan temperatur koefisien a dari 1.7 x 10K-1 sampai 4.2 x 104 K"1. Di atas 150 K, bentuk konduktivitas sebagai fungsi temperatur, dapat ditulis sebagai o = o exp(-dE/ kT) 1(1 + aT).
Pengaruh kadar oksigen yang dimasukkan pada waktu sputtering sangat besar terhadap resistivitas maupun energi aktivasi. Resistivitas bertambah besar sebanding kenaikan kadar oksigen yang dimasukkan pada waktu sputtering. Namun, energi aktivasi bertambah besar sebanding kenaikan kadar oksigen hanya di bawah 100 K. Di atas 150 K, energi aktivasi mulai menjadi konstan yakni dengan harga sekitar 2 x 104 eV. Resistivitas paling kecil dan cenderung lebih bersifat logam ketika tidak dimasukkan gas oksigen ( 0 % ), sedangkan resistivitas paling besar dan lebih bersifat semikonduktor ketika dimasukkan gas oksigen 8.1 %."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>