Ditemukan 138421 dokumen yang sesuai dengan query
Nia Septiani
"
ABSTRAKSkripsi ini membahas tingkat partisipasi ayah dalam cuti mengasuh anak ditinjau dari segi maskulinitas di Jepang. Penulis menggunakan teori maskulinitas hegemonik dari salaryman di Jepang untuk menganalisis keterkaitan pandangan maskulinitas hegemonik dan tingkat partisipasi ayah dalam cuti mengasuh anak. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pandangan maskulinitas hegemonik dimana pria Jepang diekspektasikan lebih dominan dalam mencari nafkah dibandingkan dengan urusan rumah mempengaruhi tingkat partisipasi ayah yang tercatat rendah dalam cuti mengasuh anak. Meskipun terlibat dalam cuti mengasuh anak, bukan berarti ayah tersebut tidak dikatagorikan sebagai pria yang tidak maskulin. Ayah yang turut serta dalam mengambil cuti mengasuh anak mempunyai pandangan tersendiri terhadap maskulinitas dan cenderung melawan konsep maskulinitas dalam menjalankan peran mereka sebagai ayah.
ABSTRACTThis research discusses about the the level of father rsquo s participation in childcare leave viewed from masculinity in Japan. The author of this research used the theory of hegemonic masculinity of salaryman in Japan. The research rsquo s findings shows that the view of hegemonic masculinity where Japanese male are expected to be more dominant as a breadwinner as opposed of domestic responsibilities influenced the level of father rsquo s participation, which are noted as low in child care leaves. Although male are involved in child care leave, this does not mean that father are categorized as non masculine male. Fathers that actively participate in child care leave have their own view of masculinity and have the tendency to defy the concept of masculinity in undertaking their role as fathers."
2016
S66048
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nanda Nugraheni Subakingkin
"
ABSTRAKSkripsi ini membahas tentang fenomena ojōman dalam masyarakat Jepang. Tujuan penelitian untuk memaparkan fenomena ojōman di Jepang serta melihat ojōman dari sudut pandang maskulinitas umum dan juga maskulinitas yang ada di Jepang. Penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskripsi analisis ini difokuskan pada pemuda Jepang usia 20?34 tahun. Ojōman terbebas dari stereotip pria dengan maskulinitas yang berbeda. Perbedaan karakter ojōman dengan gambaran pria Jepang yang maskulin membawa pengaruh dan pandangan yang tidak hanya negatif tetapi juga positif dalam masyarakatnya Jepang.
ABSTRACTThis thesis is made to explain about ojōman phenomenon in Japan's society. The main purpose of this research is to explain ojōman phenomenon itself and to compare ojōman with masculinity concept in general. It also compared with the view from Japanese masculinity. This qualitative research is using analytical description method which focused to Japanese young man age 20-34. Ojōman is free from man's stereotype expectation with different code of masculinity. The difference between ojōman character and the image of Japanese masculinity not only emerge the positive side of impact and opinion but also the negative one."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S453
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Fajar Nur Hakiki
"Jika membandingkan kondisi gizi anak Indonesia saat ini dengan negara lain yang memiliki karakteristik yang mirip, Indonesia masih berada dalam kondisi yang belum baik. Namun, bagi keluarga yang memiliki modal manusia dan finansial yang terbatas, perbaikan gizi sulit dilakukan. Karena itu skripsi ini membahas bagaimana partisipasi sosial ayah dapat memengaruhi kondisi gizi anak. Dengan memanfaatkan data IFLS 4 dan 5 sebagai sumber data, dua variabel ini dihitung dengan menggunakkan metode fixed effect dan instrumental variable. Hasil menunjukkan bahwa partisipasi sosial ayah secara signifikan berkorelasi positif dengan kondisi gizi anak.
If the nutritional status of Indonesian children is compared to other countries’ with similar characteristics, Indonesia is still inferior to them. However, for families who are lacking human capital and financial capital, improving the nutritional status is not an easy matter. Thus, this thesis will discuss how father’s social participation may influence in child’s nutritional condition. Using IFLS 4 and 5 as sources of data, these two variables are examined using fixed effect and instrumental variables. The result shows that father’s social participation has a positive and significant impact on cilhd’s nutritional status."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sukma Direja
"
ABSTRAKPenelitian ini mengestimasi keputusan bersama antara keputusan bekerja dan keputusan pilihan tipe pengasuhan bagi wanita yang sudah menikah dan memilki paling tidak seorang anak kecil berusia 0-5 tahun dalam suatu rumah tangga. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data hasil Survei Biaya Hidup SBH pada tahun 2012. Hasilnya menunjukkan jika harga mengasuh anak tidak berpengaruh terhadap partisipasi kerja wanita yang sudah menikah dan memiliki anak kecil berusia 0-5 tahun. Dan juga hasil upah perkiraan dari wanita tersebut menunjukkan pengaruh positif baik terhadap partisipasi kerja maupun tipe pengasuhan.
ABSTRACTThis study estimates a joint decision between a work decision and a decision on the choice of care type for a married woman and has at least one 0 5 years old child in a household. The data used in this study is data from the Survey Cost of Living SBH in 2012. The results indicate if the price of childcare does not affect the participation of working women who are married and have small children aged 0 5 years. And also the results of the wage estimates of the women showed a positive influence both on the participation of work and the type of care. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51879
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sugianto Soehana
"Analisis tarif Puskesmas ditinjau dari tingkat kemampuan masyarakat bertujuan untuk mendapatkan gambaran berapa tarif puskesmas yang realistis untuk suatu wilayah kerja tertentu dengan mempertimbangkan biaya satuan dan kemampuan serta kemauan masyarakat di wilayah kerja tersebut. Tarif' yang berlaku sekarang untuk suatu daerah tingkat II diberlakukan sama. Satu tahun sebalumnya berlaku sama untuk suatu daerah tingkat I. Penelitian dilakukan secara purposive di wilayah kerja Puskesmas Kalitanjung, Kotamadya Daerah Tingkat II Cirebon, yang merupakan salah satu wilayah kerja lapisan masyarakat perkotaan golongan menengah. Analisis Biaya Puskesma menggunakan data tahun anggaran:1995/1996, sedangkan kemampuan dan kemauan masyarakat dilakukan dengan cara survei. Sampel adalah rumah tangga yang berada dalam radius satu kilometer dari Puskesmas. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner, yang pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara. Hasil penelitian analisis biaya dideskripsikan dalam biaya operasional dan pemeliharaan serta biaya satuan 5 program yaitu BP, KIAIKB, Kesehatan Gigi, imunisasi dan Laboratorium. Hasil survei kemampuan dan kemauan masyarakat dideskripsikan melalui analisis persentase masyarakat yang "tersingkir" pada tarif tertentu.
Hasil temuan dalam penelitian antara lain: Tarif Puskesmas BP/KIA - KB sebesar Rp. 800,- yang baru diberlakukan bulan Oktober 1996 berada di bawah biaya satuan dan di bawah kemampuan masyarakat Kemauan membayar masyarakat meningkat, kalau kualitas pelayanan di tingkatkan. Dengan hasil terscebut kiranya tarif Puskesmas yang realistis harus disesuaikan dengan kemampuan dan kemauan masyarakat setempat, sehingga pemerataan pelayanan kesehatan dasar dapat dicapai. Peraturan Daerah Tingkat II mengenai tarif Puskesmas yang akan datang sebaiknya berlaku secara regional sesuai dengan kelompok lapisan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas, dengan mengacu pada kemampuan dan kemauan masyarakatnya. Dengan demikian dapat terjadi lebih dari satu pola tarif Puskesmas dalam satu Daerah Tingkat II.
The objective of analyzing Puskesmas health care fee viewed from the level of people's affordability is to obtain the description on realistic fee in certain area with regard to the unit cost and the affordability and willingness of the people to pay for the fees in that area. The current fee of all Puskesmas throughout Dati II is applied the same. In the previous year, the fee was applied the same too for the Puskesmas in Dati I. The research is conducted purposively in the area of Puskesmas Kalitanjung, Kotamdya Dati II Cirebon, which is one of the municipals' areas of the middle class. The analysis of Puskesmas cost used in the research is taken from the fiscal year of 19951 1996, while the affordability and willingness of the people is obtained by doing a survey. The sample of the research are the households live approximately one kilometer from the Puskesmas. The tool of the research is in the form of questionnaires, the data gathering of which is carried out through interviews. The results of the cost analysis is described in the operational cost and maintenance and the unit cost at 5 programs i.e. BP, KIA/KB, Tooth care, Immunization, and Laboratory.The result of surveying the affordability and willingness of the people is described by means of the analysis of percentage of individuals "rejected" at a certain fee. One of the findings of the research is as the following. The health care fee at Puskesmas BP/KIA-KB as much as Rp 800.-, which was set in October 1996, is below the unit cost and is also below the people's affordability. The people's willingness to pay for the fees increases when the quality of health service is improved. Based upon the finding, the realistic Puskesmas health care fee should be adjusted to the affordability and willingness of local people so that the even distribution of health service can be achieved. The regulation of the local government on the Puskesmas health care fee in the future time had better be applied regionally in accordance with the classification of people in the area of the Puskesmas considering the affordability and willingness of the to pay for the fees. Thus, there can be more than one structure of Puskesmas health care fees in a Dati II."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Riza Ristiani
"Program Desa Wisata merupakan salah satu upaya pengembangan pariwisata yang mendorong partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan Program Desa Wisata di Jatijajar tidak terlepas dari peran serta masyarakat. Namun demikian, partisipasi masyarakat dalam program desa wisata tersebut hanya terbatas pada pengelola Dewajati dan masyarakat pemegang saham. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam Pelaksanaan program Desa Wisata di Jatijajar. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah tangga partisipasi masyarakat oleh Arnstein yang dikembangkan oleh Muluk (2007). Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi masyarakat cenderung berada pada kategori delegasi (kuat) dimana pemerintah memyerahkan sebagaian kewenanganya terkait pelaksanaan Desa Wisata Jatijajar kepada Pengelola Dewajati yang yang di dalamnya terdiri dari unsur-unsur organisasi masyarakat seperti, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Karang Taruna, Forum Kesenian dan sebagainya. Meskipun demikian, partisipasi masyarakat masih terbatas pada mereka yang terlibat dalam struktur pengelola desa wisata dan penanam saham sehingga perlu langkah-langkah konkret yang inklusif dan merata diperlukan untuk meningkatkan pemerataan partisipasi masyarakat.
The Tourism Village Program is one of the tourism development to encourage community participation and empowerment. The implementation of the Tourism Village Program in Jatijajar cannot be separated from community participation. However, community participation in the tourism village program is only limited to Dewajati managers and community shareholders. Therefore, this research aims to measure the level of community participation in implementing the Tourism Village program in Jatijajar. The theory used in this research is Arnstein's community participation ladder which was developed by Muluk (2007). The approach used in this research is a quantitative approach by collecting data through questionnaires, interviews and literature studies. The results of the research show that community participation tends to be in the delegation (strong) category where the government hands over part of its authority regarding the implementation of the Jatijajar Tourism Village to the Dewajati Management which consists of elements of community organizations such as the Tourism Awareness Group (Pokdarwis), Karang Taruna, Forum Arts and so on. However, community participation is still limited to their involvement in the tourism village management structure and shareholding, so inclusive and equitable concrete steps are needed to increase the distribution of community participation."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gadiel Maulana Moechtar
"Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak di Indonesia masih tergolong rendah, padahal hal ini sangat penting untuk perkembangan anak. Salah satu faktor yang memengaruhi keterlibatan ayah adalah biological essentialism. Biological essentialism dapat diartikan sebagai pemikiran seseorang tentang pria dan wanita yang pada dasarnya berbeda dalam kecenderungan mereka untuk melakukan sesuatu karena adanya faktor biologis. Belum adanya penelitian terkait topik serupa di Indonesia membuka celah bagi peneliti untuk meneliti konsep biological essentialism dalam konteks keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran biological essentialism terhadap keterlibatan ayah dalam mengasuh anak pada usia kanak-kanak awal. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dan menyasar pada sampel ayah yang memiliki anak berusia 3-6 tahun. Biological essentialism diukur dengan dimensi essentialist perceptions dan keterlibatan ayah diukur dengan Inventory of Father Involvement (IFI). Terdapat 106 partisipan, dengan rata-rata usia ayah adalah 34.42 dan rata-rata usia anak adalah 4.5 tahun. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis Simple Linear Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biological essentialism tidak memprediksi keterlibatan ayah dalam mengasuh anak. Penelitian berikutnya dapat kembali menguji kontribusi biological essentialism terhadap keterlibatan ayah, dan mengontrol variabel-variabel lain yang dapat memengaruhi keterlibatan ayah, seperti usia anak dan pekerjaan ibu.
Father's involvement in childcare in Indonesia is still relatively low, even though this is very important for children's development. One of the factors that influence father involvement is biological essentialism. Biological essentialism can be interpreted as someone's thoughts about men and women who are basically different in their tendency to do something because of biological factors. The absence of research related to similar topics in Indonesia has opened up opportunities for researchers to examine the concept of biological essentialism in the family context. This study aims to determine the role of biological essentialism on father's involvement in raising children in early childhood. This research was conducted using a quantitative method and targeted at a sample of fathers who have children aged 3-6 years. Biological essentialism is measured by the essentialist perceptions dimension and father's involvement is measured by the Inventory of Father Involvement (IFI). There were 106 participants, with the average age of fathers being 34.42 and the average age of children being 4.5 years. Data analysis was performed using the Simple Linear Regression analysis technique. The results showed that biological essentialism did not predict father's involvement in parenting. Future studies can re-examine the contribution of biological essentialism to father involvement, and control for other variables that can affect father involvement, such as the child's age and mother's occupation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Indah Nurhamidah
"Skripsi ini membahas kedudukan ayah kandung sebagai pemegang hak asuh anak pasca perceraian ditinjau dari Hukum Kekeluargaan Islam dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Hukum Islam dan Kompilasi Hukum Islam menetapkan jika terjadi perceraian, ibu lebih berhak memperoleh hak asuh anak, sedangkan Undang-Undang Perkawinan tidak mengatur siapa yang lebih berhak memperoleh hak asuh anak, namun mengatur bahwa harus tetap memperhatikan kepentingan terbaik anak. Kemudian, bagaimanakah kedudukan seorang ayah kandung dalam memperoleh hak asuh anak pasca perceraian jika ditinjau dari Hukum Kekeluargaan Islam dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian kepustakaan dengan data sekunder yang bersifat yuridis normatif yaitu penelitian yang mengacu pada norma hukum yang berlaku dalam hukum Islam, peraturan perundang-undangan dan norma-norma yang mengikat dalam kehidupan masyarakat.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa walaupun ibu mempunyai kedudukan yang lebih diutamakan sebagai penerima hak asuh anak, namun ayah kandung dapat memperoleh hak asuh anak apabila ibu tidak dapat memenuhi syarat sebagai penerima hak asuh anak.
This research focuses on the position of the biological father to child custody after divorce in terms of Islamic Family Law and Law Number 1 Year 1974. Islamic Law and Islamic Law Compilation regulate that in case of divorce, a mother has preferred position to custody the child, while the Marriage Act does not regulate who has more right to custody the child, but favorably consider the best interests of the child. Then, what is the position of father to obtain child custody after divorce the terms of Islamic Family Law and Law Number 1 Year 1974.The research method used in this paper is a method of research literature with a secondary data of juridical normative research that refers to the legal norms applicable in Islamic law, regulations and norms that living in the society.From this study it can be concluded that although the mother has a preferred position to child custody, but the father can obtain custody of the child if the child's mother can not qualify to be a proper bearer of child custody."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S45588
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kartika Utami Putri
"Beberapa masalah serius di Jepang diantaranya terjadi karena para ayah menerapkan konsep maskulinitas dominan secara berlebihan dengan sibuk bekerja sepanjang waktu. Oleh karena itu pemerintah Jepang mengadakan kampanye Ikumen Project agar para ayah dapat menjalankan pekerjaan dan mengurus keluarga dengan kesan maskulin. Kampanye Ikumen Project tersebut menampilkan pernyataan-pernyataan para ayah yang bekerja dan berpartisipasi dalam pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui konsep maskulinitas para ayah dalam Ikumen Project dengan menggunakan metode studi dokumen dan analisis kualitatif. Analisis masalah penelitian menggunakan konsep teoritis maskulinitas hegemoni dan konsep teoritis maskulinitas complicit Raewyn Connell . Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep maskulinitas, yang diterapkan ayah partisipan Ikumen Project dalam kegiatan kesehariannya, bertentangan dengan konsep maskulinitas dominan yang masih berlaku pada mayoritas ayah di Jepang.
Several critical problem happens in Japan since fathers practice dominant masculinity excessively by devoting long hours to their workplace. Consequently, the government launched the Ikumen Project Campaign so fathers could do both work and take care of their families in a masculine sense. The Ikumen Project shows statements of fathers who not only work but also participate in housework and child care. This research aims to know the masculinity concept of fathers in Ikumen Project by using literature review and qualitative analysis methods. The research problem analyzed by using theoretical concept of hegemonic masculinity and theoretical concept of complicit masculinity Raewyn Connell . The result of the research shows that masculinity concept, which is practiced by fathers of Ikumen Project in their everday lives, contradicts the dominant masculinity concept that is still being practiced by majority of fathers in Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Siti Adelia
"
ABSTRACTSetelah Perang Dunia II, masyarakat Jepang menganut maskulinitas hegemonik sarariiman, di mana laki-laki dewasa diekspektasikan untuk menjadi pencari nafkah dengan cara menjadi pekerja kantoran berkerah putih. Namun, setelah resesi ekonomi di era 1990an, ketidaktertarikan dari pemuda Jepang untuk bekerja kantoran mulai terlihat dan maskulinitas-maskulinitas baru pun mulai muncul. Salah satunya adalah maskulinitas alternatif bapak rumah tangga. Manga Gokushufudo bercerita tentang seorang mantan yakuza bernama Tatsu yang beralih profesi menjadi bapak rumah tangga. Dengan metode deskriptif analisis, penelitian ini menganalisis bagaimana representasi maskulinitas alternatif tersebut ditampilkan secara positif di dalam manga untuk memberikan sugesti kepada pembaca bahwa maskulinitas alternatif merupakan sesuatu yang dapat diterima oleh masyarakat Jepang.
ABSTRACTAfter World War II, Japanese society embraced the sarariiman hegemonic masculinity, in which adult men are expected to become breadwinners by becoming white-collar office workers. However, after the economic recession in the 1990s, the Japanese youths interest to become office workers has begun to decline, and new masculinities began to emerge. One of those masculinities is the alternative masculinity of househusband. Manga Gokushufudo tells the story of a former Yakuza named Tatsu who became a househusband. Using the descriptive analysis method, this study analyzes how the representation of alternative masculinity is shown positively in the manga to suggest that the alternative masculinity of househusband is something that can be accepted in the Japanese society."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library