Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jasmine Arini Putri
"Latar belakang: Adenokarsinoma prostat adalah keganasan tersering kedua yang dialami pria di Indonesia. Skor Gleason digunakan untuk mengklasifikasi tingkat diferensiasi dari tumor sedangkan menghitung kadar PSA digunakan sebagai salah satu cara untuk mendiagnosis kanker prostat.
Tujuan: Riset ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara skor Gleason dengan kadar PSA pada pasien adenokarsinoma prostat di departemen Patologi Anatomik RSCM.
Metode Penelitian: Data dikumpulkan dari 77 sampel yang didapat dari form pemeriksaan hasil diagnosis pasien adenokarsinoma prostat tahun 2011 sampai 2014 di arsip Department Patologi Anatomik RSCM. Data diolah menggunakan analisis uji korelasi Kendall Tau-b di program SPSS 20.
Hasil: Sebagian besar pasien datang dengan skor Gleason yang sudah tinggi skor Gleason >7. Nilai PSA terkecil yang didapat dari arsip departemen Patologi Anatomik sebesar 2,73 ng/ml, nilai tertinggi mencapai 7100 ng/ml. Nilai rata-rata PSA meningkat dengan meningkatnya skor Gleason. Rata-rata nilai PSA dari skor Gleason 6, 7, 8, 9, dan 10 adalah 46,641 ng/ml, 63,935 ng/ml, 231,762 ng/ml, 542,146 ng/ml, and 1044,348 ng/ml p = 0,003, r = 0,254.
Kesimpulan: Terdapat korelasi yang lemah antara skor Gleason dengan nilai PSA pada pasien adenokarsinoma prostat di Department Patologi Anatomik RSCM. Nilai PSA meningkat seiring meningkatnya skor Gleason.

Background: Prostatic adenocarcinoma is the second most frequent malignancies occur in men in Indonesia. Gleason score is used to classify the grading of the tumor and PSA is used as one of diagnostic tools for prostate cancer.
Aim: To identify the correlation between Gleason score and PSA level in patients with prostate adenocarcinoma at Department of Anatomical Pathology Cipto Mangunkusumo Hospital. Method The data was obtained from 77 samples taken from request forms from patients with prostatic adenocarcinoma from 2011 to 2014 in the archive of Department of Anatomical Pathology and analyzed using Kendall Tau b rsquo s Rank Correlation in SPSS 20.
Result: Most patient came with high Gleason Score Gleason score 7 . The minimum PSA level obtained from the arcieve in Department of Anatomical Pathology is 2.73 ng ml and the highest value reached up to 7100 ng ml. The average PSA level increased with the Gleason score. Gleason score 6, 7, 8, 9, and 10 has the average PSA level of 46.641 ng ml, 63.935 ng ml, 231.762 ng ml, 542.146 ng ml, and 1044.348 ng ml respectively p 0.003, r 0.254.
Conclusion: There is statistically weak significant correlation between Gleason score and PSA level in patients with prostatic adenocarcinoma in Department of Anatomical Pathology Cipto Mangunkusumo Hospital. PSA increased as the Gleason score increase.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christy Magdalena
"Prostate Specific Antigen PSA kerap digunakan untuk skrining adenokarsinoma prostat. Meningkatnya kadar PSA pada serum dapat digunakan sebagai pendeteksi awal terdapatnya penyakit tersebut. Namun, diketahui bahwa terdapat kondisi lain yang dapat turut mempengaruhi peningkatan PSA. Salah satunya adalah hiperplasia prostat. Keadaan ini dapat mengakibatkan rancunya informasi yang didapatkan dari pemeriksaan PSA.
Tujuan: Tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan penelitian ini adalah membandingkan kadar serum PSA pada kasus adenokarsinoma prostat dan hiperplasia prostat yang terdiagnosis di Departemen Patologi Anatomik, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Selain itu, riset ini juga diharapkan dapat menjabarkan peran PSA sebagai marker.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang. Data yang digunakan bersumber dari formulir permohonan yang berasal dari 53 pasien penderita adenokarsinoma prostat dan 53 pasien penderita hiperplasia prostat.
Hasil: Rerata kadar serum PSA adenokarsinoma prostat adalah 309,23 ng/mL, sedangkan untuk hiperplasia prostat sebesar 15,36 ng/mL. Terdapat perbedaan signifikan pada kadar PSA pada kasus adenokarsinoma prostat dan hiperplasia prostat.

Prostate Specific Antigen PSA has been widely used as screening tool for prostatic adenocarcinoma. The increased PSA level suggests this condition. However, it was later known that the level of serum PSA could also be elevated by a number of conditions. One of which is a benign condition called prostatic hyperplasia. Often, the information provided by PSA level becomes misleading.
Aims: This study was conducted to compare the level of PSA in prostatic adenocarcinoma and hyperplasia cases in Department of Anatomical Pathology, Cipto Mangunkusumo Hospital. Furthermore, the purpose of this study was also to elaborate the importance of PSA as diagnostic marker.
Methods: This study was conducted with cross sectional method. The source of data was obtained from request forms belonged to 53 patients diagnosed with prostatic adenocarcinoma and the other 53 patients suffer from hyperplasia.
Results: In the end of the study, there was significant PSA level difference between in cases of prostatic adenocarcinoma and hyperplasia prostate.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riesta Hanjani
"Latar belakang: Adenokarsinoma prostat merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak didiagnosis pada laki-laki di seluruh dunia, dengan mayoritas pasien berusia di antara 60 ndash; 80 tahun. Usia adalah salah satu faktor risiko yang paling berperan, dan diperkirakan mempunyai andil dalam perkembangan penyakit ini.
Tujuan: Untuk menentukan korelasi antara usia dengan skor Gleason pada pasien dengan adenokarinoma prostat.
Metode Data mengenai usia dan skor Gleason diperoleh dari 101 sampel yang diambil dari lembar permintaan pemeriksaan pasien dari tahun 2011 sampai 2014, di Departemen Patologi Anatomik, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Analisis statistik Kendall's tau-b digunakan untuk menentukan korelasi.
Hasil: Usia rata-rata pasien adenokarsinoma prostat pada penelitian ini adalah 67,87 tahun dan kebanyakan pasien memiliki skor Gleason 9 48 pasien . Pada uji korelasi antara usia dan skor Gleason pasien didapat nilai p = 0,012 dan r = -0,193. Pasien di bawah 65 tahun memiliki rata-rata skor Gleason 8,588, pasien di atas 65 tahun tahun memiliki rata-rata skor Gleason 8,239. Pada uji non parametrik Mann ndash; Whitney didapat nilai p = 0,009.
Kesimpulan: Terdapat korelasi sangat lemah antara usia dengan skor Gleason pada pasien dengan adenokarsinoma prostat. dengan pasien muda cenderung memiliki skor Gleason yang lebih tinggi.

Background: Prostatic adenocarcinoma is one of the most common cancers diagnosed in men worldwide, with most patients being 60 ndash 80 years old. Age is one of the significant risk factors of the disease's development and progression.
Aim: To determine the correlation between age and Gleason score in patients with prostatic adenocarcinoma.
Methods: Data in regard to age and Gleason score of patients with prostatic adenocarcinoma were obtained from 101 samples from patients'request forms in 2011 to 2014, in Department of Anatomical Pathology, Cipto Mangunkusumo Hospital. Kendall's tau b statistical analysis was used to determine the correlation.
Results Mean age of patients in prostatic adenocarcinoma in this study is 67.87 years old, and most patients have Gleason score of 9 48 patients. On statistical analysis to determine correlation between age and Gleason score, we acquire p value of 0.012 and r value of 0.193. Patients below 65 years old have average Gleason score of 8.588, patients above 65 years old have average Gleason score of 8.239. On Mann ndash Whitney non parametric test, we acquire p value of 0.009.
Conclusion There was a very weak correlation between age and Gleason score in patients with prostatic adenocarcinoma with younger patients tend to have higher Gleason score.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henky
"Latar belakang: Penelitian ini membahas tentang penggunaan alat uji cepat (rapid test device) untuk mendeteksi Prostate-
Specific Antigen (PSA) dalam cairan mani secara spesifik, sebagai upaya pengungkapan kasus kejahatan seksual.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang analitik. Sebanyak 45 sampel cairan mani dan urin
diambil secara consecutive. Cairan mani diencerkan secara bertingkat hingga 1:5.000.000 dan urin laki-laki
hingga 1:200 menggunakan akuades, sedangkan urin perempuan tidak diencerkan. Pemeriksaan dilakukan dengan
menggunakan rapid test PSA.
Hasil: Proporsi hasil pemeriksaan PSA yang positif pada cairan mani, urin laki-laki, dan urin perempuan berturutturut
100%, 6,67%, dan 0%. Secara statistik perbedaan proporsi ini sangat bermakna. Nilai diagnostik rapid test
device PSA untuk mendeteksi cairan mani adalah sensitivitas 100%, spesifisitas 96,67%, NDP 93,75%, NDN 100%,
RKP 33,33, RKN 0, dan AUC 0,983.
Kesimpulan: Rapid test PSA sangat spesifik dan sensitif untuk mendeteksi PSA dalam cairan mani. Oleh karena itu,
praktisi forensik disarankan untuk menggunakan alat ini untuk mengungkap kasus kejahatan seksual.

Abstract
Background: This study was conducted to determine whether the rapid test device can be used to detect PSA in
seminal fluid specifically, for solving sexual assault cases.
Methods: A cross sectional study has been conducted. A total of 45 samples were taken consecutively. Semen was
diluted in serially up to 1:5.000.000 and male urin up to 1:200 using distilled water, whereas female urin was not
diluted. Samples were analyzed using rapid test PSA.
Results: The proportion of positive results of PSA in seminal fluid, male urin and female urin respectively was 100%,
6.67%, and 0%. Statistically, these differences are highly significant. The analysis revealed that the PSA rapid test
device was 100% sensitive and 96.67% specific to detect seminal fluid. The test also have PPV 93.75%, NPV 100%,
LR(+) 33.33, LR(-) 0, and AUC 0.983.
Conclusion: PSA Rapid Test is very specific and sensitive to detect PSA in seminal fluid. Therefore, this device is
suggested for forensic use in sexual assault cases."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Brandon Matthew
"
Kanker prostat merupakan salah satu penyakit kanker yang paling sering terjadi di dunia dan berkontribusi sebagai salah satu penyebab kematian kanker terbesar pada pria. Pendeteksian awal kanker prostat menggunakan prostate specific antigen (PSA) merupakan tahap yang sangat penting agar pasien dapat dirawat dan disembuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan biosensor elektrokimia berbasis MIP untuk pendeteksian PSA menggunakan elektroda pensil grafit (PGE) dengan modifikasi multi-walled carbon nanotube (MWCNT) untuk peningkatan performa sensor. Dilakukan karakterisasi morfologi menggunakan scanning electron microscopy (SEM) dan karakterisasi elektrokimia menggunakan metode cyclic voltammetry (CV) dan differential pulse voltammetry (DPV). Limit deteksi dari sensor yang dikembangkan adalah 0,568 ng/mL, dengan jangkauan linear 0,01–4 ng/mL. Sensitivitas sensor adalah 107,8940025 μA.ng.mL-1.cm-2. Uji selektivitas menunjukkan hasil yang baik dengan analit BSA, glukosa, dan dopamin. Hasil RSD dari reproduksibilitas adalah 13,8897% dan nilai stabilitas turun sebesar 56% pada hari ke-5, menunjukkan adanya peningkatan yang perlu dilakukan dalam dua aspek tersebut. Berdasarkan hasil dari penelitian, biosensor MIP berbasis elektroda PGE dengan modifikasi MWCNT dapat mendeteksi PSA dengan baik, dan memiliki potensi digunakan dalam klinis untuk pendeteksian dini kanker prostat karena sensitvitasnya yang memenuhi kebutuhan.

Prostate cancer is one of the most common cancers worldwide and contributes significantly to cancer-related deaths in men. Early detection of prostate cancer using prostate specific antigen (PSA) is crucial for effective treatment and cure of patients. This research aims to design and develop a molecularly imprinted polymer (MIP)-based electrochemical biosensor for PSA detection using a graphite pencil electrode (PGE) modified with multi-walled carbon nanotubes (MWCNTs) to enhance sensor performance. Morphological characterization was conducted using scanning electron microscopy (SEM), while electrochemical characterization employed cyclic voltammetry (CV) and differential pulse voltammetry (DPV) methods. The developed sensor has a detection limit of 0.568 ng/mL, with a linear range of 0.01–4 ng/mL. The sensor's sensitivity is 107.8940025 μA.ng.mL-1.cm-2. Selectivity tests showed good results with BSA, glucose, and dopamine. The relative standard deviation (RSD) for reproducibility is 13.8897%, and stability decreased by 56% on the 5th day, indicating areas for improvement in these aspects. Based on the study results, the MIP biosensor based on PGE with MWCNT modification demonstrates effective PSA detection capability and holds potential for clinical applications in early prostate cancer detection due to its sufficient sensitivity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Wahyudi
"Tujuan: Mencari nilai ambang (cut-off value) rasio kadar prostate-specific antigen (PSA) terhadap volume zone transisional prostat (PSA-ZT) yang optimal dalam mendeteksi karsinoma prostat serta membandingkan sensitivitas dan spesifisitas PSA-ZT dan prostate-specific antigen density (PSAD) dalam mendeteksi karsinoma prostat. Metode: Studi cross sectional dengan subjek pasien yang dirujuk ke unit USG prostat, subbagian Urologi, RS Hasan Sadikin, Bandung, untuk deteksi karsinoma prostat atau persiapan operasi prostat, dengan nilai PSA> 4 ng/ ml dan menjalani pemeriksaan USG prostat transrektal menggunakan probe biplanar 7,5 MHz. Konfirmasi kelainan patologi prostat berdasarkan hasil biopsi atau operasi (TUR prostat atau prostatektomi terbuka). Hasil: Didapatkan 223 subjek yang memenuhi kriteria, 39 pasien dengan karsinoma prostat dan 184 pasien tanpa karsinoma prostat. Nilai median dan rentang PSA-ZT pada pasien dengan karsinoma prostat dan tanpa karsinoma prostat masing-masing 1,999 (0,150-56,170) dan 0,353 (0,009-6,290) Berdasarkan analisis dengan kurva receiver operating characteristic (ROC), didapatkan nilai ambang yang optimal untuk PSA-ZT adalah 0,40 dengan sensitivitas 88,5% dan spesifisitas 57,8%, lebih baik dibandingkan PSAD (menggunakan nilai ambang 0,25), yaitu 88,5% dan 53,1%. Nilai prediksi positif PZA-ZT juga lebih tinggi dibandingkan PSAD (77,78% dibandingkan 71,31%). Kesimpulan: Rasio kadar PSA terhadap volume zone transisional prostat (PSA ZT) mempunyai nilai spesifisitas dan nilai prediksi positif yang sedikit lebih baik dibandingkan PSAD. PSA-ZT berpotensi digunakan dalam mendeteksi karsinoma prostat."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gurning, Johannes
"Protrusi prostat intravesika adalah penonjolan prostat yang mengindentasi buli-buli akibat pertumbuhan prostat lobus median dan lateral. Terdapat hubungan yang positif antara protrusi prostat intravesika, volume prostat, ketebalan otot detrusor buli-buli dan keluhan berkemih. Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat korelasi antara panjang protrusi prostat intravesika dengan ketebalan otot detrusor buli-buli.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian korelasi menggunakan disain potong lintang. Uji korelasi yang dilakukan adalah uji korelasi Spearman Rank.
Hasil: Selama bulan Juli dan Agustus 2013 didapatkan jumlah sampel 20 orang. Rerata tebal otot detrusor buli-buli 2,83 mm (SD 0,64). Rerata panjang protrusi prostat intravesika 7,44 mm (SD 4,63). Hasil uji korelasi Spearman Rank didapatkan koefisien korelasi 0,54 (p 0,015).
Kesimpulan: terdapat korelasi yang kuat antara panjang protrusi prostat intravesika dengan ketebalan otot detrusor buli-buli.

Introduction : intravesical prostatic protrusion is prostatic protrusion to the bladder wall due to the growth of the median and lateral lobes of the prostate . There is a positive relationship between intravesical prostatic protrusion , prostate volume , thickness of the bladder detrusor muscle and bladder complaints . The purpose of this study was to Measure the degree of correlation between the length of intravesical prostatic protrusion with the detrussor wall thickness.
Methods : This study is a correlation study using cross-sectional design . Correlation test was performed Spearman Rank correlation test .
Results : During the months of July and August 2013 found 20 persons of samples. The mean of detrussor wall thickness 2.83 mm ( SD 0.64 ) . The mean of intravesical prostatic protrusion length 7.44 mm ( SD 4.63 ) . Spearman Rank correlation test results obtained correlation coefficient 0.54 ( p 0.015 ) .
Conclusion : there is a strong correlation between the length of intravesical prostatic protrusion with detrussor wall thickness.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T58552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harris Mustafa Banadji
"Peningkatan PSA dapat ditemukan pada semua kelainan terkait prostat, baik keganasan kanker prostat maupun non-keganasan prostatitis . Terdapat hipotesis bahwa pemberian antibiotik diperkirakan dapat menurunkan kadar PSA. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh pemberian antibiotik terhadap penurunan kadar PSA pada pasien yang menderita LUTS yang memiliki kadar PSA tinggi. Penelitian ini menggunakan metode randomisasi-terkontrol yang dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok yang mendapat terapi antibiotik dan kelompok yang mendapat plasebo diberikan selama 2 minggu. Nilai PSA diperiksa saat awal dan saat selesai obat. Biopsi prostat dilakukan pada saat selesai konsumsi obat. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan antibiotik dengan penurunan kadar PSA pada penderita LUTS.

To see the effect of antibiotic administrations on PSA level reduction in patients with LUTS who have high PSA level, subjects were collected from urology outpatient clinic of Cipto Mangunkusumo National Hospital using consecutive sampling. Patients who have LUTS went through a selection process using inclusion and exclusion criteria. Selected patients were randomized into two different groups control who receive antibiotics and placebo group. Both groups were then given two weeks length of therapy, assessments for PSA levels before and after drug administrations, and a prostate biopsy at the end of drug administrations.There is no significant association between antibiotic and PSA level reduction in LUTS patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Novita
"ABSTRAK
Latar Belakang: Beberapa studi menyebutkan bahwa penilaian kelainan yang terjadi pada prostat adalah dengan mengukur jumlah Androgen Receptor AR pada setiap kasus dan dipakai sebagai evaluasi terhadap keberhasilan terapi hormonal baik pada hiperplasia prostat/benign prostat hyperplasia BPH maupun adenokarsinoma prostat /adenocarcinoma prostate CaP . AR memerankan peran dalam proses pertumbuhan, differensiasi dan memelihara kondisi jaringan prostat tetap normal. Pada penelitian lain menyebutkan bahwa ekspresi AR positif berhubungan erat dengan gambaran derajat dan differensiasi tumor serta nilai skor Gleason. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan ekspresi AR pada hiperplasia prostat dan adenokarsinoma prostat.Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang. Sampel penelitian terdiri atas 20 kasus hiperplasia prostat dan 25 kasus adenokarsinoma prostat tipe asinar. Dilakukan pulasan imunohistokimia AR dan penilaian intensitas pulasan pada inti stromal dan inti epitel dengan menggunakan histoscore H-score . Hasil: Terdapat perbedaan bermakna kadar PSA antara hiperplasia prostat dan adenokarsinoma prostat p=0,004 . Ekspresi AR pada inti sel stromal pada hiperplasia prostat lebih tinggi dibandingkan pada adenokarsinoma prostat, dan mempunyai hasil statistik yang bermakna p=0,000 . Sedangkan ekspresi AR pada inti sel epitel menunjukkan hasil yang tidak bermakna pada kedua kelompok kasus p=0,152 . Intesitas ekspresi AR pada adenokarsinoma prostat dengan skor Gleason rendah le;7 lebih kuat dibandingkan adenokarsinoma prostat dengan skor Gleason tinggi >7 .Kesimpulan: Ekspresi AR pada inti sel stromal pada hiperplasia prostat lebih tinggi dibandingkan pada adenokarsinoma prostat. Peningkatan skor Gleason cenderung diikuti dengan penurunan intensitas ekspresi AR. Ekspresi AR pada hiperplasia prostat dan adenokarsinoma prostat dapat digunakan dalam prognosis dan prediksi serta evaluasi keberhasilan terapi hormonal.

ABSTRACT
"Background Previous studies suggested that Androgen Receptor AR expression could be used to evaluate the successful rate among patient with Benign prostate hyperplasia BPH or Adenocarcinoma acinar of the prostate CaP treated with hormonal therapy. AR plays role in prostate growth and differentiation, and maintains the normal state of the tissue. While in pathologic state, AR expression correlate with tumor grade and differentiation, and Gleason score GS . This study aimed to compare the expression of AR between BPH with CaP.Method This research use a cross sectional study conducted twenty cases of BPH and twenty five cases of CaP. Each tissue were stained using antibody against AR, and histologically reviewed. The captured photomicrographs were further analyze using histoscore H score .Result There was statistically signifinat levels PSA between BPH and CaP p 0,004 . The nucleus of stromal AR expression in BPH group compare to CaP group was statistically significant difference diagnose vs nucleus of stromal AR expression p 0,000 . Meanwhile, no significant difference is found between nucleus of epithelial AR expression between two group p 0,152 . The intensity expression AR in CaP with low Gleason score GS le 7 is higher than CaP with high Gleason score GS 7 Conclusion BPH expresess more nucleus of stromal AR than CaP. The higher Gleason score tends followed by declining intensity expression of AR. Thus suggest AR rsquo s role can use in prognosis, prediction and evaluation of hormonal theraphy of BPH or prostate malignancy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Gde Sanjaya
"[Tujuan: Mengidentifikasi korelasi dan insiden metastasis tulang pada pasien kanker prostat dengan Gleason Score (GS) dan Prostate Specific Antigen (PSA) yang rendah.
Material dan Metode: Studi deskriptif retrospektif pada pasien kanker prostat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo periode 2006-2011. Ada 478 pasien dengan kanker prostat. Pasien kanker prostat dengan PSA rendah, telah menjalani pemeriksaan histopatologi, dan bone scan diikutsertakan dalam studi, sehingga didapatkan 358 pasien sebagai subjek penelitian.
Nilai PSA diukur dengan sandwich electrochemiluminescent immunoassay. Pemeriksaan histopatologi diklasifikasikan menurut sistem grading Gleason dan dibagi menjadi 3 kategori: diferensiasi baik (GS ≤6), diferensiasi sedang (GS 7), dan diferensiasi buruk (GS 8-10). Bone scan dikerjakan dengan dengan agen radiofarmaka (Tc99m methylenendiphosphonate) dan kemudian gambar ditangkap dengan kamera gamma.
Hasil: Rerata usia 67.52±7.8 tahun, rerata GS 7.7±1.3, dan median PSA adalah 56.9 (rentang: 0,48-17000 ng/mL). Ada 11 orang pasien (3,0%) dengan bone scan positif dengan PSA <20 ng/mL dan GS<8. Lebih lanjut, ada 2 pasien (0,6%) dengan GS≤6 dan PSA<10 ng/mL memperlihatkan metastasis ke tulang.
Kesimpulan: Pada studi ini, ada sebagian kecil pasien mengalami metastasis tulang dengan PSA (PSA<10 mg/mL) dan GS (GS≤6) rendah., Objective This study was aimed to identify correlation and incidence of bone metastases in prostate cancer patient with low Gleason Score GS and Prostate Specific Antigen PSA Materials and Methods A descriptive restrospective study to patients with prostate cancer in Cipto Mangunkusumo Hospital in 2006 2011 There were 478 patient with prostate cancer Patients with prostate cancer who had PSA value histological examination and bone scan were included in the study resulting in 358 eligible patients for the study PSA value was measured using the sandwich electrochemiluminescent immunoassay Histological examination was graded according to Gleason rsquo s grading system and divided into 3 category well differentiated GS le 6 moderately differentiated GS 7 and poorly differentiated GS 8 10 Bone scan was done using radiopharmaceuticals agent Tc 99m methylenen diphosphonate and then the image was captured using gamma camera Results The mean age was 67 52 7 8 mean GS was 7 7 1 3 and median PSA was 56 9 range 0 48 17000 ng mL There were 11 patients 3 0 with positive bone scan with PSA]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>