Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99205 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cut Juliana
"Manusia semakin lama seperti semakin melupakan kebutuhan relasi antar manusia yang sesungguhnya. Saat ini manusia sepertinya membutuhkan keberadaan orang lain hanya sebatas kepentingan semata. Hal inilah yang kemudian dikatakan oleh filsuf eksistensialisme Gabriel Mracel sebagai broken world, keadaan dimana manusia hanya melihat manusia lainnya sebatas fungsinya semata. Bagi marcel relasi yang sesungguhnya adalah relasi yang bersifat intersubjektif ketika sebuah relasi dibangun atas dasar cinta, kesetiaan, serta harapan. Pemikiran dari Gabriel Marcel ini kemudian menjadi alat untuk membahas tokoh Zainuddin dalam film Tenggelamnya Kapal Van der Wijk yang mana tokoh ini dapat menjadi representasi bahwa terdapat dinamika dalam eksistensialisme dari Gabriel Marcel.

People nowadays seems to forget the meaning of true relationship between each other as human being, people only relate with each other based on their personal needs. This condition described as broken world by a French existentialist Gabriel Marcel, where people only see others merely trough their functional attribute. For Marcel, the true relationship is intersubjective when a relation was build based on love, hope, and creative fidelity. This thought of Gabriel Marcel then became a tool to discuss the character of Zainuddin in the movie ldquo Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk rdquo , whereas this character becomes a representation of existential dynamic can be found through Gabriel Marcel's theory.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadji Abdul Malik Karim Amrullah, 1908-1981
Jakarta: Bulan Bintang, 1994
899.221 3 HAM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hadji Abdul Malik Karim Amrullah, 1908-1981
Jakarta: Balai Pustaka, 2014
899.221 HAM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Asya Al Shifa
"My Liberation Notes merupakan drama Korea yang mengangkat tema tentang permasalahan yang dialami oleh kalangan dewasa muda. Fokus drama bercerita tentang pencarian jati diri tokoh-tokoh utama dalam menemukan arti kebebasan. Penelitian ini membahas mengenai permasalahan eksistensial yang terjadi pada tokoh Yeom Mi-Jeong. Mi-Jeong memiliki konflik dalam dirinya sehingga ia merasa hidupnya berjalan tanpa ambisi. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana relasi menjadikan seseorang menjadi eksis. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan perubahan tahapan eksistensialisme yang terjadi pada tokoh Yeom Mi-Jeong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan drama Korea My Liberation Notes sebagai sumber data primer. Selain itu landasan teori yang digunakan berasal dari buku yang ditulis oleh Gabriel Marcel, yaitu The Mystery of Being dan Being and Having. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relasi intersubjektif yang terjadi pada tokoh Yeom Mi-Jeong mendorong munculnya perasaan cinta yang kemudian menjadikan seseorang menjadi individu yang being atau eksis. Yeom Mi-Jeong sebagai tokoh utama dalam drama My Liberation Notes memiliki berbagai momen yang memunculkan permasalahan eksistensial. Cara pandang Yeom Mi-Jeong yang berbeda dalam menghadapi setiap masalah yang ada menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam tahapan eksistensi pada tokoh Yeom Mi-Jeong. Relasi intersubjektif yang terjalin juga ikut memengaruhi eksistensinya.

My Liberation Notes is a Korean drama that addresses the issues faced by young adults. The drama primarily focuses on the quest for self-discovery in finding the meaning of liberation. This research discusses the existential problems experienced by the character Yeom Mi-Jeong. Mi-Jeong faces inner conflicts that make her feel as if her life lacks ambition. The formulation of the problem of this research is how relationships contribute to one’s existence. This study aims to describe the changes in the stages of existentialism that occur in the character Yeom Mi-Jeong. This study uses a qualitative method with the Korean drama My Liberation Notes as the primary data source. Other than that, the theoretical basis used comes from a book written by Gabriel Marcel namely “The Mystery of Being” and “Being and Having. The results showed that the intersubjective relationships experienced by the character Yeom Mi-Jeong lead to the emergence of feelings of love, which in turn contribute to one’s being or existence. Yeom Mi-Jeong as the main character in the drama My liberation Notes has various moments that raise existential problems. Yeom Mi-Jeong's different perspective in dealing with every problem that exists causes changes in the stages of existence of Yeom Mi-Jeong's character. The intersubjective relations that exist also influence its existence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985
899.221 MUR t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Muslim
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Arrifa
"Dalam dunia modern, manusia cenderung melihat segala sesuatunya hanya berdasarkan fungsi semata bahkan memandang manusia sendiri sebagai kumpulan fungsi. Gabriel Marcel, seorang filsuf Perancis yang berbicara mengenai keberadaan manusia berpendapat bahwa cinta kasih dapat membuat manusia keluar dari kumpulan fungsi tersebut dan memandang secara keseluruhan sehingga menjadi manusia yang ada. Pandangan Marcel ini menjadi alat untuk menganalisis seorang tokoh di dalam film yang berjudul 50 First Dates dengan menjadikan tokoh tersebut, Henry Roth, sebagai representasi manusia yang bereksistensi melalui cinta kasih di dalam sebuah relasi intersubjektivitas.

In the modern world, human tends to see everything is based only on the function even seeing human itself as a crowd of function. Gabriel Marcel, a French Philosopher who talked about the human existence had an opinion that love can make human gets out from that crowd of function and sees as a whole-being for becoming a human who exists. This view of Marcel becomes a tool to analyze a character in the film which has a title 50 First Dates by making that character, Henry Roth, as a representative from the human who exists through love in an intersubjectivity relation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Adis Setiawan Ali
"Dalam Eksistensialisme, manusia digerakan oleh pilihan-pilihan atas kehendaknya. Gabriel Marcel menjelaskan bagaimana pilihan-pilihan itu selalu berada dalam dua tatanan, yaitu being dan having. Dalam being, pilihan-pilihan yang diambil dapat membentuk sebuah cinta kasih, sementara having hanya untuk melihat yang lain sebatas fungsi. Adanya harapan di dalam diri manusia membedakan dua tatanan tersebut. Harapan itu muncul dalam suatu relasi intersubjektivitas. Harapan untuk terlibat dalam kebersamaan, kebersalingan, dan cinta, bukan hanya pemenuhan hasrat. Harapan mampu menghidupi relasi cinta sebagai sebuah misteri, bukan bentuk problem yang perlu diselesaikan. Skripsi ini menggunakan pemikiran Marcel sebagai pisau untuk membedah film One Day, terutama mengenai perjalanan Emma dan Dexter yang merepresentasikan suatu relasi intersubjektivitas mengenai cinta dan harapan dalam menuju eksistensinya.

In Existentialism, individual rsquo s driven by the choices of her will. Gabriel Marcel explains how those choices are always existing in two states, those are being and having. In state of being, the choices that was made can form love, while in the state of having, the choices are only seeing the other limited functions. Hope differs these to state. This hope appears in an intersubjectivity relation. The hope to engage in togetherness, involvement, and love, not just the fulfillment of desire. Hope could sustain a loving relationship as a mystery, not a form of problem that need to be resolved. This undergraduate thesis used Marcel thought of as a tool to dissect the movie lsquo One Day rsquo , especially in the story of Emma and Dexter which represents an intersubjectivity relation about love and hope in towards existence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damara Aldio Pradhana
"ABSTRAK
Man of action merupakan sebuah tahapan yang dinamis. Dinamika eksistensial vita activa yang terdiri dari animal laborans, homo faber dan man of action menentukan status eksistensial dari seorang subjek. Relasi subjek dengan kelompok tertentu selalu memiliki konsekuensi eksistensial tersebut. Konsekuensi eksistensial tersebut menuntut faktor-faktor lainnya seperti pluralitas, kebanalan dan kebebasan. Di dalam relasi subjek dengan kelompok tertentu, subjek dapat menjadi man of action dan tidak menjadi man of action. Dengan kata lain struktur dinamika eksistensial yang terjelaskan dalam film Imperium bukanlah sebuah tahapan akhir yang bersifat hierarkis, akan tetapi merupakan kondisi transmisi yang membutuhkan momentum.

ABSTRACT
Man of action becomes a dynamic stage. The existential dynamics of the vita activa consisting of animal laborans, homo faber and man of action determine the existential status of a subject. The subject 39 s relation to a particular group always has that existential rigidity. The existential consequences are other factors such as plurality, banality and freedom. In a subject relation with a particular group, the subject can be a man of action and not be a man of action. In other words the structure of the existential dynamics described in the Imperium film which is a hierarchical final stage, but is a displacement condition that requires momentum."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kazhman Anhari
"Dalam kebudayaan manusia kontemporer, seringkali kita melihat seorang individu memilih untuk berada pada zona yang membuat dirinya merasa aman meski hal tersebut membuat dirinya berada dalam status kesadaran manusia malafide. Memilih untuk berada pada zona aman merupakan bentuk ketidakmampuan seorang individu dalam menghadapi pilihan-pilihan hidup yang membuat dirinya lari dan membuang kebebasannya. Menjalani sebuah kehidupan dengan status kesadaran manusia malafide, membuat seorang individu berperan pasif dalam kehidupan, dan melihat segala sesuatu sebagai obyek yang ada tanpa memiliki makna. Eksistensialisme hadir sebagai bentuk reaksi yang memberikan pemahaman berpikir seorang individu didalam menjalani dan memaknai kehidupannya. Gabriel Marcel sebagai salah satu tokoh eksistensialis religius melihat bahwa status kesadaran manusia malafide ini merupakan bentuk dimana seorang individu tidak benar-benar menjalani sebuah kehidupan, karena ia menutup diri dari pengalaman-pengalaman maupun pilihan-pilihan hidup yang akan ia jumpai melalui relasi dengan dunia dan the other diluar dirinya. Kebebasan seorang individu untuk menentukan pilihan-pilihan hidup yang ia jumpai merupakan suatu bentuk eksistensi dari seorang individu, melalui perenungan dan penghayatan didalam menentukan sebuah pilihan, seorang individu memperlihatkan bagaimana dirinya mampu bereksistensi.

In contemporary human culture, we often see an individual chooses to be in a zone that makes her feel safe even though it makes itself in a malafide human status of consciousness. Choose to be in a safe zone is the form of an individual's inability to face life choices that make him run away and throw away his freedom. Living a life with a malafide human status of human consciousness, making an individual play a passive role in life, and see everything as an object that is without meaning. Existentialism be present as a form of reaction that provides an understanding of individual thinking in live and interpret their lives. Gabriel Marcel as one of the religious existentialists see that the malafide status of human consciousness is a form in which an individual does not really live a life, because he shut himself from the experiences and life choices that will he met through a relationship with the world and the other outside himself. Freedom of an individual to determine the life choices is a form of existence of an individual, through the contemplation and appreciation in deciding on an option, an individual demonstrates how he is able to exist."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>