Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110420 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Made Purnama
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Pusat Kajian Sosiologi, LabSosio, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Purnama Sari
"ABSTRAK
Karena kecenderungannya untuk berperan sebagai pelestari kebudayaan sendiri, komunitas musik tradisi kerap kali melakukan pendidikan kesenian semata-mata bagi kalangan etnis tertentu. Padahal, musik memiliki nilai universalnya, yaitu dapat dipahami dan dinikmati oleh berbagai kalangan, termasuk di luar masyarakatnya; hal mana juga akan sangat membantu untuk menumbuhkan semangat multikultural dan toleransi bermasyarakat. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji kemungkinan terjadinya transfer pengetahuan dalam pengajaran musik tradisi, khususnya dalam komunitas gamelan Bali, di mana para peserta yang berasal dari luar etnis Bali maupun agama Hindu, dapat mempelajari dan memahami ragam seni gamelan serta nilai-nilai kebudayaan yang terkandung di dalamnya. Di sisi lain, penelitian dalam metode kualitatif ini juga dimaksudkan untuk membuat model tranformasi komunitas musik tradisi yang memberi ruang keterbukaan interaksi antara komunitas dan anggotanya yang berasal dari berbagai latar budaya. Gagasan besar penelitian ini adalah menjadikan pendidikan musik di komunitas tradisi sebagai peristiwa lintas pengetahuan dan kebudayaan, yang berikutnya diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran atas keberagaman dan toleransi yang lebih erat.

ABSTRACT
Gamelan, the Balinese traditional music, was formed as reflection of cultural preservation, especially during twentieth century when cultural industry has implied massively by tourism regulation and activities. After Ajeg Bali rsquo s political tendency and openness of Balinese society with global culture, the locals try to protect their own tradition and act to be more exclusive to the outsiders. Moreover, the tourism market often uses the arts as commodity which in several ways had superficially simplified them in other side, the government perpetuates tourism regulation that explore Balinese culture particularly rather than cross cultures history and situation. This research conducts to find out how the Balinese gamelan community transforms and negotiates their role in this situation could they show their free expression in gamelan plays without restrained by the markets as well as reach original accomplishment to distinguish them with the traditional groups. "
2017
T47249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Daddi H. Gunawan
Jakarta: Margin kiri, 2015
303.4 DAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogi Sumakto
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Vira Saraswati
"ABSTRAK
Maraknya aksi terorisme semakin membuat masyarakat familiar dengan istilah ini. Definisi dan standar penentuan kelompok teroris masing-masing negara pun berbeda-beda. Tulisan ini membahas bagaimana istilah terorisme lahir dan perkembangan dinamika konsepnya dengan menggunakan studi literatur sejarah. Tujuannya adalah memberikan gambaran umum tentang konsep terorisme dan termonologi terkait lainnya yang meskipun terlihat sama namun mempunyai arti yang berbeda dan penanganan yang berbeda. "
Jakarta: Biro Humas Settama Lemhannas RI, 2017
321 JKLHN 30 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sakuntala K.E. Imma
"Dari sekian banyak masalah yang ada di Jepang dan dari berbagai macam judul yang diajukan, saya merasa tertarik akan masalah, Perubahan Sosial Dan Ijime yang merupakan suatu kajian budaya tentang dampak perubahan sistem keluarga dan sistem pendidikan bagi gejala penyimpangan prilaku remaja Jepang masa kini, yang telah saya tetapkan sebagai tema penulisan skripsi. Apa yang dimaksud dengan penyimpangan prilaku remaja Jepang-khususnya anak-anak di bawah umur 15 tahun adalah suatu kasus perbuatan-perbuatan keji yang banyak dilakukan oleh anak-anak muda Jepang masa kini, yang dikenal dengan ijime. Ijime, bila diartikan secara harafiahnya mengandung arti penyiksaan, penganiayaan, yang kemudian saya definisikan sebagai: masalah kenakalan anak-anak Sekolah Tingkat Pendidikan Dasar & Menengah, berupa penganiayaan, panghinaan, penyiksaan baik di segi mental maupun fisik, yang mereka lakukan di antara mereka sendiri. Masalah ijime di Jepang dewasa ini merupakan masalah yang cukup rumit, karena menyangkut jiwa seseorang banyak kasus bunuh diri di kalangan anak muda Jepang diakibatkan masalah ijime sehingga pemerintah Jepang mulai menggalak-kan tindakan-tindakan pencegahan, terutama di sekolah-_sekolah. Dengan adanya masalah ini, timbul pertanyaan-perta_nyaan seperti: apakah yang melatar belakangi hingga timbul masalah ini? Apakah anak-anak itu yang harus dipersa_lahkan? Atau adakah penyebab lain yang mempengaruhi mereka hingga mereka melakukan hal tersebut? Masih banyak pertanyaan yang tidak terungkapkan di sini, tetapi saya akan mencoba membahas dan menjawab per_tanyaan-pertanyaan di atas sesuai dengan kemampuan saya di dalam penulisan skripsi ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Dyan Ratna
"ABSTRACT
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk dapat mengetahui dan memahami Tek Tok Dance sebagai seni pertunjukan pariwisata baru di Bali. Penelitian yang berlokasi di Puri Kantor, Ubud, Bali ini dilakukan karena adanya ketimpangan antara asumsi dan kenyataan di lapangan. Pada umumnya di Bali berkembang seni pertunjukan pariwisata antara lain : Cak Dance, Legong Dance, dan Barong Dance. Tetapi kenyataannya ini berbeda. Pertanyaannya: (1). Bagaimana bentuk pertunjukan Tek Tok Dance di Puri Kantor, Ubud?, (2). Mengapa Puri Kantor Ubud menciptakan Tek Tok Dance?, dan (3). Apa kontribusinya bagi Puri Kantor, masyarakat, dan industri pariwisata di Bali?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah pertunjukan Tek Tok Dance itu sendiri, para informan, buku-buku, dan jural terkait. Seluruh data yang telah dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi kepustakaan dianalisis secara kritis dalam perspektif kajian budaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Sebagai sebuah seni pertunjukan pariwisata baru, Tek Tok Dance disajikan dalam bentuk dramatari. Hal itu dapat dilihat dari cara penyajian, koreografi, struktur pertunjukan, lakon, tata rias busana, dan iringan musik pertunjukannya, (2) Puri Kantor di Ubud menciptakan Tek Tok Dance pads tahun 2013 karena adanya peluang pasar dan potensi berkesenian masyarakat setempat yang memadai, (3) Muncul dan berkembangnya Tek Tok Dance sebagai sebuah seni pertunjukan pariwisata baru di Bali berkontribusi positif bagi kehidupan ekonomi, sosial, budaya masyarakat setempat,para pihak terkait, dan pengayaan bagi industri
pariwisata Bali."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Ruastiti
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk memahami makna Tari Sang Hyang Dedari yang kini sering disajikan dalam konteks pariwisata di Puri Saren Agung Ubud, Bali. Padahal Tari Sang Hyang Dedari merupakan sebuah tari upacara untuk memohon keselamatan bagi masyarakat setempat. Sebagai sebuah tari upacara, Tari Sang Hyang Dedari semestinya hanya disajikan di pura dalam konteks upacara saja. Namun kenyataannya di Puri Saren Agung Ubud berbeda. Untuk itu, penelitian yang berlokasi di Puri Saren Agung Ubud ini akan mengkaji permasalahan tentang: (1) mengapa Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata?; (2) bagaimana mereka menyajikan?; dan (3) bagaimana Puri Saren Agung Ubud memaknai Tari Sang Hyang Dedari tersebut?
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dalam perspektif cultural studies yang dianalisis dengan teori dekonstruksi, teori estetika postmodern, teori praktik, dan teori relasi kuasa pengetahuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata karena dilatari adanya peluang pasar yakni berkembangnya industri pariwisata di Ubud serta adanya potensi kesenian masyarakat yang memadai untuk menampilkan seni pertunjukan pariwisata (2) Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari untuk pariwisata dalam bentuk tari kreasi baru pelegongan yang konsep penciptaannya merupakan pengembangan bentuk estetika pertunjukan Tari Sang Hyang Dedari untuk upacara; (3) Puri Saren Agung Ubud memaknai pertunjukan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata terebut sebagai sebuah kreativitas seni, produk pariwisata bernilai ekonomi, sebagai pengikat relasi sosial masyarakat yang berimplikasi pada pelestarian seni pertunjukan tradisional di daerah tersebut pada era global."
Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Galuh A.W.S.
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perubahan warna bahan polyamide 12 dan polyamide mikrokristalin. Masing-masing bahan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu yang dipoles dengan alat dan bahan yang terdapat di laboratorium dan di klinik. Kemudian keempat kelompok dilakukan perendaman dalam larutan kopi selama 24 jam dalam 7 hari. Pengukuran kekasaran dinilai dengan alat profilometer sebelum perendaman dan pengukuran warna dengan spektrofotometer dilakukan sebelum dan setelah perendaman dengan menggunakan 3 nilai, L*, a*, dan b*.Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan perubahan warna yang bermakna pada basis gigi tiruan Polyamide 12 dibandingkan dengan Polyamide mikrokristalin yang direndam dalam larutan kopi setelah pemolesan.

ABSTRACT
The purpose of this study was to compare color changes from polyamide 12 and
polyamide microcrystalline.Each material was divided into two groups which
polished with laboratory and clinic polishing equipmentand then immersed in
28␣C coffee solution for 24 hours in 7 days. Surfaceroughness were measured
with profilometerbefore the immersion. Color (L *, a *, and b *) were
measuredusing spectrophotometer before and after immersion. There were no
significant color changes in Polyamide 12 and polyamide microcrystalline after
immersion in coffee solution.;The purpose of this study was to compare color changes from polyamide 12 and
polyamide microcrystalline.Each material was divided into two groups which
polished with laboratory and clinic polishing equipmentand then immersed in
28␣C coffee solution for 24 hours in 7 days. Surfaceroughness were measured
with profilometerbefore the immersion. Color (L *, a *, and b *) were
measuredusing spectrophotometer before and after immersion. There were no
significant color changes in Polyamide 12 and polyamide microcrystalline after
immersion in coffee solution.;The purpose of this study was to compare color changes from polyamide 12 and
polyamide microcrystalline.Each material was divided into two groups which
polished with laboratory and clinic polishing equipmentand then immersed in
28␣C coffee solution for 24 hours in 7 days. Surfaceroughness were measured
with profilometerbefore the immersion. Color (L *, a *, and b *) were
measuredusing spectrophotometer before and after immersion. There were no
significant color changes in Polyamide 12 and polyamide microcrystalline after
immersion in coffee solution.;The purpose of this study was to compare color changes from polyamide 12 and
polyamide microcrystalline.Each material was divided into two groups which
polished with laboratory and clinic polishing equipmentand then immersed in
28␣C coffee solution for 24 hours in 7 days. Surfaceroughness were measured
with profilometerbefore the immersion. Color (L *, a *, and b *) were
measuredusing spectrophotometer before and after immersion. There were no
significant color changes in Polyamide 12 and polyamide microcrystalline after
immersion in coffee solution., The purpose of this study was to compare color changes from polyamide 12 and
polyamide microcrystalline.Each material was divided into two groups which
polished with laboratory and clinic polishing equipmentand then immersed in
28␣C coffee solution for 24 hours in 7 days. Surfaceroughness were measured
with profilometerbefore the immersion. Color (L *, a *, and b *) were
measuredusing spectrophotometer before and after immersion. There were no
significant color changes in Polyamide 12 and polyamide microcrystalline after
immersion in coffee solution.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>