Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214504 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Utami Zubaedah
"ABSTRAK
Berdasarkan Profil Puskesmas Ganjar Agung pada tahun 2007 sampai
tahun 2009 pencapaian PHBS Puskesmas Ganjar Agung angka pencapaiannya
hanya 47% dari SPM yang ditetapkan oleh Kota Metro. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku terhadap
pelaksanaan program perilaku hidup bersih dan sehat pada ibu rumah tangga di
Kelurahan ganjar Agung Kecamatan metro Barat Tahun 2011. Penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain Cross Sectional. Hasil
penelitian menunjukan70% ibu rumah tangga memiliki perilaku yang baik
terhadap 10 indikator PHBS pada tatanan rumah tangga, 69,1 % ibu rumah tangga
memiliki pengetahuan yang baik tentang PHBS pada tatanan rumah tangga dan
secara umum pengetahuan ibu rumah tangga dikatakan tinggi. Sedangkan Sikap ibu
rumah tangga tentang PHBS secara umum cenderung rendah terhadap 10 indikator
program perilaku hidup bersih dan sehat. Tidak ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku terhadap 10 indikator PHBS pada
tatanan rumah tangga.

ABSTRACT
Based Health Center Profile Ganjar Great in 2007 until the year 2009
achievement of PHBs Ganjar General Health Center only 47% achievement rate
of the SPM is defined by the Metro City. The purpose of this study was to
determine the relationship of knowledge and attitudes to the behavior of the
implementation of the program clean and healthy lifestyle behaviors in mothers of
households in the Village of West metro Ganjar District Court in 2011. This study
is a quantitative study using design of Cross Sectional.
The results menunjukan70% housewives have good behavior against 10
indicators of PHBs in the order of the household, 69.1% housewives have a good
knowledge of PHBs in the order of the household and general knowledge of the
housewife said to be high. While the attitude of the housewife of PHBs in general
tend to be low on 10 indicators of the program clean and healthy living behavior.
There was no significant relationship between knowledge and attitudes to the
behavior of the 10 indicators in order household PHBs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Zubaedah
"ABSTRAK
Berdasarkan Profil Puskesmas Ganjar Agung pada tahun 2007 sampai
tahun 2009 pencapaian PHBS Puskesmas Ganjar Agung angka pencapaiannya
hanya 47% dari SPM yang ditetapkan oleh Kota Metro. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku terhadap
pelaksanaan program perilaku hidup bersih dan sehat pada ibu rumah tangga di
Kelurahan ganjar Agung Kecamatan metro Barat Tahun 2011. Penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain Cross Sectional. Hasil
penelitian menunjukan70% ibu rumah tangga memiliki perilaku yang baik
terhadap 10 indikator PHBS pada tatanan rumah tangga, 69,1 % ibu rumah tangga
memiliki pengetahuan yang baik tentang PHBS pada tatanan rumah tangga dan
secara umum pengetahuan ibu rumah tangga dikatakan tinggi. Sedangkan Sikap ibu
rumah tangga tentang PHBS secara umum cenderung rendah terhadap 10 indikator
program perilaku hidup bersih dan sehat. Tidak ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku terhadap 10 indikator PHBS pada
tatanan rumah tangga.

ABSTRACT
Based Health Center Profile Ganjar Great in 2007 until the year 2009
achievement of PHBs Ganjar General Health Center only 47% achievement rate
of the SPM is defined by the Metro City. The purpose of this study was to
determine the relationship of knowledge and attitudes to the behavior of the
implementation of the program clean and healthy lifestyle behaviors in mothers of
households in the Village of West metro Ganjar District Court in 2011. This study
is a quantitative study using design of Cross Sectional.
The results menunjukan70% housewives have good behavior against 10
indicators of PHBs in the order of the household, 69.1% housewives have a good
knowledge of PHBs in the order of the household and general knowledge of the
housewife said to be high. While the attitude of the housewife of PHBs in general
tend to be low on 10 indicators of the program clean and healthy living behavior.
There was no significant relationship between knowledge and attitudes to the
behavior of the 10 indicators in order household PHBs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadian Puspitasari
"Kebutuhan manusia terus meningkat sehingga makanan ramah lingkungan diperlukan untuk keberlanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan bagaimana healthy lifestyle, health concern, environment concern, product quality mempengaruhi niat pembelian kopi organik dengan memperluas Theory of Planned Behavior (TPB). Sampel diperoleh dari 205 responden yang tidak pernah membeli kopi organik dengan menggunakan metode judgmental sampling. Data dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling untuk menguji 7 hipotesis yang menghubungkan 8 konstruk kekuatan hubungan antar konstruk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa healthy lifestyle dan product quality berpengaruh positif dalam sikap untuk membeli kopi organik. Dengan demikian untuk mendorong niat yang lebih tinggi untuk membeli lebih banyak kopi organik, lembaga terkait harus mempromosikan dan mendukung konsumen untuk mengetahui kopi organik dengan memperkuat promosi faktor

Human needs are keep increasing so that eco-friendly food is necessary for sustainability. The purpose of this paper is to determine how healthy lifestyle, health concern, environmental concern, and product quality are influencing the intention of purchasing organic coffee by expanding Theory of Planned Behavior (TPB). The samples are obtained from 205 respondents who never bought organic coffee using judgmental sampling method. Data were analyzed using Structural Equation Modeling to test 7 hypotheses connecting the 8 constructs of the relationship strength between constructs. The results of this study indicate that healthy lifestyle and product quality have a positive effect on attitudes to buying organic coffee. Thus to encourage higher intention to buy more organic coffee, related institutions must promote and support consumers to find out organic coffee by strengthening the promotion of healthy lifestyle factors and product quality."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meudia Syahidah
"Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di rumah tangga merupakan upaya pemberdayaan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh RISKESDAS 2013 disebutkan bahwa angka PHBS yang masih kurang maksimal berbanding terbalik dengan jumlah posyandu yang ada di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara praktik kehadiran ibu ke posyandu dengan pencapaian PHBS di rumah tangga. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan responden sebanyak 106 orang yang dipilih dengan teknik consecutive random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74,5 responden memiliki capaian PHBS yang sangat baik. Sebanyak 81,1 responden memiliki tingkat kehadiran ke posyandu secara rutin. Namun, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara praktik kehadiran ibu ke posyandu dengan pencapaian PHBS di rumah tangga p=0,423 . Diperlukan adanya edukasi berkelanjutan mengenai PHBS kepada warga melalui metode lain, seperti media publikasi cetak atau iklan layanan masyarakat. Pada penelitian selanjutnya perlu diteliti mengenai faktor-faktor yang menyebabkan masih adanya warga yang tidak melakukan PHBS dengan baik.

Clean and Healthy Behaviors in Household is a cluster of activities that aims to empower members of household to increase their knowledge, willingness, and capability in doing clean and healthy behaviors. A recent study done by RISKESDAS 2013 showed poor Clean and Healthy Behaviors score which is inversely proportional to the number of Posyandu in DKI Jakarta. This study aimed to identify the relationship between mother rsquo s attendance in Posyandu with Clean and Healthy Behaviors score in household. This study used cross sectional method with 106 subjects that were chosen by consecutive random sampling. The result showed that 74.5 subjects got a very good Clean and Healthy Behaviors score. Furthermore, 81.1 of the subjects showed routine attendance to Posyandu. However, there is no statistically significant relationship between Clean and Healthy Behaviors score with mother rsquo s attendance to Posyandu p 0.423 . Sustainable education about Clean and Healthy Behaviors in household is needed to be delivered by other methods, such as printed publication media or public service advertisement. Further studies need to consider other factors that can cause people not to perform Clean and Healthy Behaviors well.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Widiastuti
"[ ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai faktor risiko perilaku (merokok, aktivitas fisik
dan diet) dengan penyakit jantung dan pembuluh darah (penyakit jantung koroner
dan stroke) pada usia ≥40 tahun di Indonesia tahun 2013. Berdasarkan data
estimasi WHO, 17,5 juta orang meninggal di dunia karena penyakit
kardiovaskuler (7,4 juta karena penyakit jantung koroner dan 6,7 juta akibat
stroke pada tahun 2012). Perilaku memegang peranan penting dalam
mempengaruhi kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menilai pengaruh faktor risiko perilaku (merokok, aktivitas fisik
dan diet) dengan kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah pada usia ≥40
tahun. Penelitian bersifat kuantitatif, dengan desain studi cross sectional,
menggunakan data sekunder Riskesdas Tahun 2013. Sampel penelitian ini adalah
semua individu yang berusia ≥40 tahun yang menjadi responden dalam Riskesdas
2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku merokok dan aktivitas fisik
memiliki hubungan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah, sedangkan diet
tidak sehat memiliki risiko yang lebih rendah. Faktor yang berperan besar
terhadap penyakit jantung koroner adalah merokok (yang merokok dibandingkan
dengan yang tidak merokok, pada laki-laki OR: 1,32 dan perempuan OR: 1,63).
Sedangkan untuk stroke, faktor aktivitas fisik yang memiliki risiko yang lebih
besar terhadap kejadian stroke (yang berperilaku kurang gerak dibandingkan
dengan yang beraktivitas fisik cukup, pada laki-laki OR: 2,01 dan perempuan OR:
2,60). Oleh sebab itu, memulai gaya hidup sehat akan sangat membantu dalam
mencegah ketiga penyakit ini begitupun penyakit lainnya.
ABSTRACTThis thesis discusses the behavioral risk factors (smoking, physical activity and
diet) with heart and blood vessel disease (coronary heart disease and stroke) at age
≥40 years in Indonesia in 2013. According to the WHO estimates, 17.5 million
people died in world as cardiovascular disease (7.4 million due to coronary heart
disease and 6.7 million from stroke in 2012). Behavior plays an important role in
influencing the incidence of heart disease and blood vessels. The purpose of this
study was to assess the effects of behavioral risk factors (smoking, physical
activity and diet) and the incidence of heart disease and blood vessels at age ≥40
years. The research is quantitative, with cross sectional study design, using
secondary data Riskesdas 2013. The sample was all individuals aged ≥40 years
who were respondents in Riskesdas 2013. The results showed that smoking
behavior and physical activity linked to heart disease and blood vessels, whereas
an unhealthy diet have a lower risk. Factors that played a major role against
coronary heart disease is smoking (smoking compared with non-smokers, in men
OR: 1,32 and women OR: 1.63). As for stroke, physical activity factors that have
a greater risk for stroke (which behaves less movement compared with sufficient
physical activity, in men OR: 2,01 and women OR: 2.60). Therefore, start a
healthy lifestyle will be very helpful in preventing this disease as well as the three
other diseases.;This thesis discusses the behavioral risk factors (smoking, physical activity and
diet) with heart and blood vessel disease (coronary heart disease and stroke) at age
≥40 years in Indonesia in 2013. According to the WHO estimates, 17.5 million
people died in world as cardiovascular disease (7.4 million due to coronary heart
disease and 6.7 million from stroke in 2012). Behavior plays an important role in
influencing the incidence of heart disease and blood vessels. The purpose of this
study was to assess the effects of behavioral risk factors (smoking, physical
activity and diet) and the incidence of heart disease and blood vessels at age ≥40
years. The research is quantitative, with cross sectional study design, using
secondary data Riskesdas 2013. The sample was all individuals aged ≥40 years
who were respondents in Riskesdas 2013. The results showed that smoking
behavior and physical activity linked to heart disease and blood vessels, whereas
an unhealthy diet have a lower risk. Factors that played a major role against
coronary heart disease is smoking (smoking compared with non-smokers, in men
OR: 1,32 and women OR: 1.63). As for stroke, physical activity factors that have
a greater risk for stroke (which behaves less movement compared with sufficient
physical activity, in men OR: 2,01 and women OR: 2.60). Therefore, start a
healthy lifestyle will be very helpful in preventing this disease as well as the three
other diseases.;This thesis discusses the behavioral risk factors (smoking, physical activity and
diet) with heart and blood vessel disease (coronary heart disease and stroke) at age
≥40 years in Indonesia in 2013. According to the WHO estimates, 17.5 million
people died in world as cardiovascular disease (7.4 million due to coronary heart
disease and 6.7 million from stroke in 2012). Behavior plays an important role in
influencing the incidence of heart disease and blood vessels. The purpose of this
study was to assess the effects of behavioral risk factors (smoking, physical
activity and diet) and the incidence of heart disease and blood vessels at age ≥40
years. The research is quantitative, with cross sectional study design, using
secondary data Riskesdas 2013. The sample was all individuals aged ≥40 years
who were respondents in Riskesdas 2013. The results showed that smoking
behavior and physical activity linked to heart disease and blood vessels, whereas
an unhealthy diet have a lower risk. Factors that played a major role against
coronary heart disease is smoking (smoking compared with non-smokers, in men
OR: 1,32 and women OR: 1.63). As for stroke, physical activity factors that have
a greater risk for stroke (which behaves less movement compared with sufficient
physical activity, in men OR: 2,01 and women OR: 2.60). Therefore, start a
healthy lifestyle will be very helpful in preventing this disease as well as the three
other diseases., This thesis discusses the behavioral risk factors (smoking, physical activity and
diet) with heart and blood vessel disease (coronary heart disease and stroke) at age
≥40 years in Indonesia in 2013. According to the WHO estimates, 17.5 million
people died in world as cardiovascular disease (7.4 million due to coronary heart
disease and 6.7 million from stroke in 2012). Behavior plays an important role in
influencing the incidence of heart disease and blood vessels. The purpose of this
study was to assess the effects of behavioral risk factors (smoking, physical
activity and diet) and the incidence of heart disease and blood vessels at age ≥40
years. The research is quantitative, with cross sectional study design, using
secondary data Riskesdas 2013. The sample was all individuals aged ≥40 years
who were respondents in Riskesdas 2013. The results showed that smoking
behavior and physical activity linked to heart disease and blood vessels, whereas
an unhealthy diet have a lower risk. Factors that played a major role against
coronary heart disease is smoking (smoking compared with non-smokers, in men
OR: 1,32 and women OR: 1.63). As for stroke, physical activity factors that have
a greater risk for stroke (which behaves less movement compared with sufficient
physical activity, in men OR: 2,01 and women OR: 2.60). Therefore, start a
healthy lifestyle will be very helpful in preventing this disease as well as the three
other diseases.]"
Universitas Indonesia, 2015
S62264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Tria Meirisa
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 telah mengubah pola kehidupan manusia menuju tatanan kehidupan yang baru, khususnya di lingkungan perkantoran. Himbauan, larangan, bahkan pembatasan sosial berskala besar dilakukan untuk menekan kasus. Untuk mengatasi penyebaran wabah yang cepat, warga harus meningkatkan kesadaran kesehatan dan mengurangi interaksi sosial mereka. Kesadaran kesehatan memerlukan penerapan protokol kesehatan. Memastikan tingkat kepatuhan yang tinggi dan beberapa faktor risiko pekerjaan yang dapat dimodifikasi di lingkungan kantor merupakan tantangan untuk mengelola pandemi secara efektif.
Metode: Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian empiris, dengan mengambil pendekatan berbasis masalah menjadi pendekatan perilaku yaitu kesadaran kesehatan yang didukung oleh data primer yang bersumber dari sumber data. Data tersebut diperoleh pada bulan Oktober hingga November 2021.
Hasil: Secara keseluruhan, penerapan protokol kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan penyebaran COVID-19 relatif baik; hanya saja kendala tertentu harus dievaluasi. Skor kesadaran kesehatan tertinggi adalah tanggung jawab pribadi dan motivasi kesehatan. Sedangkan yang terendah adalah aspek psikologis/keadaan batin dan pencarian dan penggunaan informasi kesehatan. Terdapat korelasi positif antara dimensi kesadaran kesehatan dengan beberapa item PHBS Pencegahan COVID-19 di tempat kerja (r > 0,3). Kemudahan penerapan PHBS secara signifikan lebih baik untuk pekerja shift dibandingkan dengan pekerja non shift, yaitu pada beberapa item PHBS. Berdasarkan kelompok pola kerja (WFH < 20 jam, WFH 20-40 jam dan WFH > 40 jam, bergantian Work From Office (WFO)), tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemudahan penerapan PHBS Pencegahan COVID-19 di tempat kerja.
Kesimpulan: Hasil kami menunjukkan bahwa untuk mengelola pandemi secara efektif, kita harus memastikan bahwa kesadaran kesehatan terjaga dengan baik, terutama aspek pencarian dan penggunaan informasi kesehatan dan keadaan psikologis/batin.

Background: The COVID-19 pandemic has altered the pattern of human life toward a new life order, particularly in the office setting. Appeals, prohibitions, even large-scale social restrictions were implemented in order to decrease the cases. To cope with the rapid spread of the outbreak, citizens have to increase health consciousness and reduce their social interactions. The health consciousness require health protocols implementation. Ensuring high levels of compliance and several modifiable occupational risk factors in the office setting has been a challenge to manage the pandemic effectively.
Methods: The  research  method  used  in  this  study  is empirical  research,  by  taking  a  problem-based  approach  to  a  behavioral  approach namely health consciousness supported  by primary  data  sourced  from  data  sources. The data were obtained in October to November 2021.
Results: When taken as a whole, the implementation of health protocols as part of the effort to prevent the spread of COVID-19 was relatively good; it's just that certain obstacles must be evaluated. The highest health consciousness scores were personal responsibility and health motivation. While the lowest of it were the psychological/inner state aspect and the health information and seeking usage. There was a positive correlation between the dimensions of health consciousness and several items of COVID-19 PHL (r > 0.3). The ease of applying COVID-19 PHL was significantly better for shift workers compared to non-shift workers, namely to several items of PHL. Based on the work pattern groups (WFH < 20 hours, WFH 20-40 hours and WFH > 40 hours, alternate to Work From Office (WFO)), there were no significance difference in the ease of implementation COVID-19 Preventive Healthy Lifestyle.
Conclusion: Our results suggest that to effectively manage the pandemic, we should ensure that health consciousness is well-maintained, especially aspects of health information and seeking usage and psychological/inner state.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kresno Yulianto Soekardi
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Raditya
"Jumlah pengguna internet di lndonesia semakin lama semakin bertambah. Hingga bulan April 1999 jumlah pengguna Internet di Indonesia sudah mencapai 617.000 orang (Bisnis Indonesia, 29 Juni 1999). Para pengguna Internet tersebut dapat dipandang sebagai suatu pasar yang potensial. Penulis melihat ini sebagai peluang bisnis yang sangat bagus, tetapi sayangnya belum pernah diteliti di Indonesia. Hal inilah yang mendorong penulis untuk meneliti tentang segmentasi di Internet, dalam hal ini segmentasi internet di Indonesia.
Segmentasi di Internet memang sulit untuk dilakukan. Pada pasar tradisional, yang dibatasi geografi, atau demografi, segmen pasarnya jeIas. Segmen-segmen pasar tersebut dapat diteliti, diamati dan dikenali karakteristiknya. Hal seperti itu tidak dapat dilakukan dengan mudah di Internet. Kita dapat menghitung berapa jumlah orang yang mengunjungi homepage kita, namun kita tidak dapat mengetahui siapa mereka. Dengan mempertimbangkan kesulitan yang dihadapi ini, maka penulis akan mencoba meneliti segmentasi di Internet dengan cara melihat gaya hidup dari pengguna internet itu sendiri.
Dalam pemasaran, segmentasi gaya hidup dipakai karena dipercaya memberi gambaran yang Iebih utuh dan lebih kaya tentang berbagai kelompok dalam populasi dibandingkan bila hanya menggunakan data demografis saia. Ini dikarenakan data demografis saja tidak cukup untuk menjawab pertanyaan ini.
Subyek yang dipilih dalam skripsi ini adalah mahasiswa. Dipilihnya mahasiswa diasumsikan bahwa sebagian besar pengguna Internet di Indonesia adalah para mahasiswa. Mereka sering menggunakan lnternet untuk mencari bahan untuk tugas-tugas kuliah, jurnal, maupun untuk sekedar ngobrol (chatting).
Adapun pendekatan gaya hidup yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah pendekatan khusus, karena penelitian terdahulu yang terlalu umum. Langkah pertama adaiah dengan cara melakukan wawancara dengan 9 pengguna lnternet yang terdiri dari pengguna yang pemakaian lnternetnya sangat minim hingga heavy user dan yang kedua adalah dengan memodifikasi kuesioner iVALS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa pengguna lnternet dapat dikelompokkan ke dalam 6 segmen. Masing-masing tipe gaya hidup ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Tetapi karakteristik tersebut tidak seluruhnya berbeda, karena pada aspek-aspek gaya hidup tertentu ada persamaan karakteristik yang mereka miliki.
Untuk penelitian berikutnya studi gaya hidup akan jauh lebih baik apabila diiringi dengan metode kualitatif (wawancara) secara mendalam terhadap beberapa subyek yang mewakili masing-masing segmentasi untuk melihat kesahihan segmentasi. Saran yang kedua adalah dengan melakukan teknik discriminant analysis. Teknik ini memungkinkan untuk melakukan validasi silang untuk mengecek kestabilan sistem tipologi dan juga bila sistem tipologi terbukti baik, kuesioner gaya hidup yang digunakan bisa diberikan untuk pasar atau produk yang berbeda (Susianto, 1993)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Narotama
"Internet adalah suatu jaringan global raksasa yang berasal dari jaringan komputer yang terhubung satu sama lain, yang merupakan media baru dalam dunia pemasaran dan berpotensi untuk mengubah cara suatu perusahaan berkomunikasi dengan konsumennya. (Hoffman dan Novak, 1995). Penerapan strategi komunikasi melalui Internet memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan media tradisional pada umumnya, baik bagi pelaku bisnis maupun bagi para konsumen. Saat ini popularitas Internet, sebagai alat bantu bisnis pada umumnya dan sebagai media komunikasi dan periklanan pada khususnya, semakin meningkat. Hal ini disebabkan prospek perkembangannya yang baik di masa depan, data demografiknya yang menarik, serta potensinya sebagai sarana yang efisien untuk periklanan, pemasaran dan bahkan distribusi langsung barang tertentu serta jasa informasi.
Praktisi di bidang pemasaran menyadari bahwa pengguna Internet merupakan target konsumen yang potensial bagi barang atau jasa yang mereka tawarkan. Jumlah pengguna Internet saat ini sangat besar dan sudah tersebar ke berbagai lapisan masyarakat, tidak hanya terbatas pada kalangan perkomputeran saja, tetapi juga kalangan bisnis, pendidikan, bahkan rumah tangga.
Kesuksesan dalam menggunakan Internet sebagai media pemasaran tentu saja membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam. Internet sebagai media permasaran memiliki lingkungan yang berbeda dengan media tradisional. Strategi pemasaran melalui Internet - termasuk periklanan, sarana distribusi, pricing, pengembangan produk - berbeda dengan strategi pemasaran dengan media lain pada umumnya (Belch dan Belch, 1998). Agar strategi pemasaran sukses, suatu perusahaan harus dapat mengenali konsumennya dengan baik serta dapat memuaskan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh mereka. Para pelaku bisnis cenderung untuk mengidentifikasi kalangan konsumen yang luas dengan kebutuhan yang sama dan akan memunculkan respon yang sama. Proses pengidentifikasian yang disebut segmentasi pasar ini pada hakekatnya adalah membagi konsumen yang ada kedalam kelompok-kelompok tertentu dengan kebutuhan yang sama dan akan memunculkan respon yang sama terhadap aktivitas pemasaran tertentu, misalnya iklan (Belch dan Belch, 1998).
Salah satu metode segmentasi yang umumnya digunakan adalah psychographic segmentation, dimana konsumen dibagi kedalam kelompok-kelompok berdasarkan kepribadian dan/atau berdasarkan gaya hidup sehan-han. Penentuan gaya hidup biasanya dilakukan berdasarkan atas analisa terhadap aktivitas, minat dan opini dari konsumen. Gaya hidup ini kemudian dikorelasikan dengan produk, merek, dan/atau penggunaan media.
Pendekatan segmentasi berdasarkan gaya hidup tidak hanya dihubungkan dengan gaya hidup yang didapat dari analisa mengenai aktivitas, minat dan opini saja, tapi juga dihubungkan dengan nilai-nilai (values) yang dimiliki oleh konsumen itu sendiri. Pengertian mengenai nilai-nilai dari konsumen menjadi penting karena nilai yang dianut oleh konsumen sangat mempengaruhi tingkah laku konsumen.
Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai gaya hidup dan sistem nilai pada pengguna Internet di daerah Jabotabek, yang diharapkan hasilnya dapat memberikan informasi dan masukkan bagi praktisi di bidang produksi, pemasaran, periklanan, tentang gambaran gaya hidup dan sistem nilai pengguna Internet di Indonesia untuk membuat strategi pemasaran yang tepat untuk kelompok konsumen pengguna Internet ini. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik yang digunakan adalah teknik kuesioner. Penelitian kuantitatif ini dilakukan pada 408 subyek yang semuanya merupakan pengguna Internet yang berdomisili di daerah Jabotabek.
Hasil dari penelitian ini adalah didapatkannya gambaran enam profil gaya hidup dan dari pengguna Internet di daerah Jabotabek, serta gambaran nilai dari keenam profil gaya hidup tersebut. Enam gaya hidup yang dihasilkan adaiah gaya gidup ‘Sibuk’ dengan proporsi 11,5% dari seluruh subyek; gaya hidup ‘Tak Acuh’ dengan proporsi sebesar 19,2%; gaya hidup ‘Eksekutif dengan proporsi sebesar 13,9%; gaya hidup ‘Percaya Diri’ dengan proporsi sebesar 19,2%; gaya hidup ‘Soliter’ dengan proporsi sebesar 20,8%; dan yang terakhir adalah gaya hidup ‘Praktis’ dengan proporsei sebesar 15,4% dari seluruh subyek.
Gambaran nilai-nilai yang dipentingkan dan yang tidak dipentingkan dari setiap profil gaya hidup tersebut pada umumnya tidak jauh berbeda, Beberapa nilai pada domain tertentu muncul pada setiap profil gaya hidup dengan urutan kepentingan yang berbedabeda. Setiap profil gaya hidup umumnya mementingkan nilai-nilai yang berada pada domain kebajikan dan keamanan, sedangkan nilai-nilai yang berada pada domain kekuasaan dan tradisi tidak dipentingkan.
Saran untuk penelitian lanjutan adalah penggunaan teknik pengolahan data yang lebih dalam selain analisa klaster, seperti higher order factor analysis atau multiple discriminant agar didapatkan hasil yang saling melengkapi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lorenzia Chrisanty Astari
"Kehidupan di kota besar tidaklah mudah, banyak tekanan yang dapat menimbulkan ketegangan yang bisa berdampak kurang baik terhadap kondisi fisik maupun psikologis. Rutinitas sehari-hari yang menjenuhkan ini membuat orang pada umumnya akan mencari aktivitas-aktivitas yang dapat mengurangi atau menghilangkan kejenuhan tersebut yang biasanya dilakukan pada saat waktu luang. Salah satu pilihan aktivitas waktu luang di kota besar adalah clubbing.
Clubbing adalah berbagai aktivitas yang dilakukan di tempat-tempat hiburan malam seperti diskotek, bar, pub, lounge, dan kafe dengan musik hidup atau suasana yang dibuat menyerupai klub malam. Clubbing sebetulnya sudah ada sejak dulu, namun zaman sekarang perkembangannya semakin marak ditunjang oleh tempat hiburan malam yang semakin menjamur.
Di masa krisis ekonomi seperti sekarang, tempat-tempat hiburan malam masih ramai pengunjung. Fenomena ini dapat mengindikasikan bahwa hiburan dan rekreasi, dalam hal ini yang didapat dari clubbing memang telah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat tertentu dan bisnis tempat hiburan malam masih menjanjikan. Persaingan yang cukup ketat dalam menarik pengunjung membuat para pengelola tempat hiburan malam perlu mehgetahui karakteristik segmen pasarnya.
Clubbing memiliki bermacam manfaat, namun di sisi lain juga memunculkan sejumlah atribut negatif bagi para pelakunya. Clubbing dipilih dari sekian banyak pilihan memanfaatkan waktu luang dan uang Gaya hidup seseorang ditunjukkan oleh bagaimana ia memanfaatkan waktu dan uangnya yang terwujud dalam aktivitas, minat, dan opininya.
Dalam penelitian ini yang ingin dilihat adalah gaya hidup para pelaku clubbing, khususnya gaya hidup pelaku clubbing yang menganggap clubbing relevan dengan kebutuhan, nilai, dan minat yang ada di dalam dirinya, atau dengan kata lain responden yang memiliki tingkat keterlibatan tinggi terhadap clubbing.
Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran gaya hidup pelaku clubbing. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi tentang gaya hidup di kota besar.
Penelitian ini menggunakan subjek pelaku clubbing, dengan teknik pengambilan sampel nonpnobability sampling dengan bentuk incidental sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini dilakukan terhadap 156 orang subjek.
Hasil dari penelitian ini adalah didapatkannya gambaran 4 profil gaya hidup dari pelaku clubbing. Ke-4 gaya hidup tersebut adalah gaya hidup 1 "perduli sosial", gaya hidup 2 "cuek", gaya hidup 3 "gaul", dan gaya hidup 4 "biang pesta"."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>