Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12889 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Sardjono
"ABSTRAK
Previous research found that the individual trademark system has not been effectively utilized to support the business of batik Smal Medium Enterprises (SMEs), particularly in several batik industry centers in Java, namely Bantul in Yogyakarta province, Kauman in Pekalongan and Laweyan in Solo. However, the fact that those SMEs gather in a community, organization, or kinships bring potentials for development of collective trademarks, which can address the problems that individual trademark cannot anticipate. The development of collective trademark can also be a strategy to anticipate the free-trade ?attack,? i.e. imported textiles with batik patterns/motifs; which are not the original Indonesian batik. In regards to that, Indonesian batik SMEs need to be nurtured and encouraged to register their own collective trademarks and to build their branding infrastructure, through local batik community?s standardization, and collective batik labeling.
This present research focuses on the development of collective trademark utilization by one longknown batik community in Kampung Batik Laweyan, Solo, as a strategy to enable them to compete with imported batik-printed textiles, as well as to protect their traditional batik cultural heritage.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sistem merek individual belum secara efektif digunakan untuk mendukung Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di industri batik, khususnya di beberapa pusat industri batik di Jawa, yakni Bantul di Daerah Istimewa
Yogyakarta, Kauman di Pekalongan dan Laweyan di Solo. Namun demikian, fakta bahwa UKMUKM batik tersebut berkumpul dalam sebuah komunitas, organisasi atau dalam hubungan kekerabatan, menunjukkan adanya potensi untuk mengembangkan merek kolektif, yang mana dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang tidak dapat diatasi oleh sistem merek individual. Dengan mengembangkan merek kolektif, hal ini juga dapat menjadi sebuah
strategi untuk mengantisipasi serangan perdagangan bebas. Misalnya tekstil impor dengan pola batik; yang sebenarnya bukanlah termasuk batik asli Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, UKM-UKM batik Indonesia harus diayomi dan dihimbau untuk mendaftarkan merek kolektif mereka dan untuk membangun prasarana pemasaran, melalui standarisasi komunitas batik lokal dan pendaftaran merek kolektif. Penelitian yang dibahas dalam artikel ini berfokus pada perkembangan penggunaan merek kolektif oleh sebuah komunitas batik yang telah lama terbentuk di Kampung Batik Laweyan, Solo, sebagai sebuah strategi untuk dapat bersaing dengan tekstil berpola batik yang diimpor, sekaligus sebagai upaya perlindungan atas warisan tradisional budaya batik."
University of Indonesia, Faculty of Law, 2015
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sardjono
"Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sistem merek individual belum secara efektif digunakan untuk mendukung Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di industri batik, khususnya di beberapa pusat industri batik di Jawa, yakni Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kauman di Pekalongan dan Laweyan di Solo. Namun demikian, fakta bahwa UKMUKM batik tersebut berkumpul dalam sebuah komunitas, organisasi atau dalam hubungan kekerabatan, menunjukkan adanya potensi untuk mengembangkan merek kolektif, yang mana dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang tidak dapat diatasi oleh sistem merek individual. Dengan mengembangkan merek kolektif, hal ini juga dapat menjadi sebuah strategi untuk mengantisipasi serangan perdagangan bebas. Misalnya tekstil impor dengan pola batik; yang sebenarnya bukanlah termasuk batik asli Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, UKM-UKM batik Indonesia harus diayomi dan dihimbau untuk mendaftarkan merek kolektif mereka dan untuk membangun prasarana pemasaran, melalui standarisasi komunitas batik lokal dan pendaftaran merek kolektif. Penelitian yang dibahas dalam artikel ini berfokus pada perkembangan penggunaan merek kolektif oleh sebuah komunitas batik yang telah lama terbentuk di Kampung Batik Laweyan, Solo, sebagai sebuah strategi untuk dapat bersaing dengan tekstil berpola batik yang diimpor, sekaligus sebagai upaya perlindungan atas warisan tradisional budaya batik."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
340 UI-ILR 5:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Elma Widyaningrum
"ABSTRAK
Untuk membantu pengembangan Kampung Batik Laweyan sebagai salah satu pusat penjualan batik khususnya batik tulis dan cap maka dilakukan penelitian terhadap Kampung Batik Laweyan tujuannya agar dapat mengetahui dan menganalisis langkah-langkah yang telah dilakukan dan diharapkan hasil analisis dapat dijadikan bahan untuk memberi masukan berharga dalam penyusunan strategi pemasaran Kampung Batik Laweyan di Solo. Positioning dilakukan dengan menetapkan strategi Differentation, dengan tujuan memberikan
value yang lebih kepada pembeli, dimana pernyataan Positioning yang
ditampilkan oleh Kampung Batik Laweyan adalah "membeli dengan
pengalaman". Tujuannya agar Kampung Batik Laweyan diasosiasikan sebagai tempat penjualan batik yang juga menyediakan pengetahuan dan pengalaman dalam dunia batik. Strategi promosi yang dapat diterapkan di berdasarkan analisis dan kebutuhan yang ada maka strategi promosi yang diperlukan adalah dengan menggunakan cara kombinasi promosi antara metode personal selling dan sales promotion.

Abstract
To help the development of Kampung Batik Laweyan as a batik sales
center at Solo especially writing batik and batik cap, therefore a writer make a research to Kampung Batik Laweyan with the objective to know and analysis a step that has been done and hopefully the result of the analysis can be a substance material to arrange or to making marketing strategic at Kampung Batik Laweyan, Solo. Kampung Batik Laweyan based on this research, better to use a differentiation strategy with the objective to giving a value to it?s customer, with a positioning statement "membeli dengan pengalaman" the purpose for this
statement is to associate that there is more that buyers get when they doing the activity of buying batik at Kampung Batik Laweyan, which is an experience to knowing about the knowledge and the history of making batik itself. The promotion strategy that been decide based on the analysis and the requirement from the condition of Kampung Batik Laweyan is by using a promotion combination of Personal selling method and Sales Promotion method."
2012
T32170
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Soedarmo
Jakarta: Yayasan Warna warni Indonesia, 2006
927.466 SOE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Naniek Widayati
"Laweyan merupakan salah satu kawasan yang spesifik di kota Surakarta, sebagai kawasan lama di propinsi Jawa Tengah, yang mempunyai kaitan erat dengan kehidupan masa lampau yaitu masa kejayaan kerajaan Pajang yang dipimpin oleh Sultan Hadiwidjaja. Masih banyak terlihat situs peninggalan di kawasan Laweyan, antara lain: makam peninggalan masa kerajaan Pajang yang berada di belakang Masjid Laweyan. Hal ini dapat dilihat dari bentuk makam yang memakai batu hitam pada nisannya sebagai pertanda dari makam tersebut. Selain itu juga terdapat Langgar Merdeka yang didirikan tanggal 7 Juli 1877 dan keadaannya masih sesuai dengan bangunan aslinya. Di Laweyan juga masih terlihat adanya bekas Bandar sungai Kabanaran yang diduga merupakan bekas pusat perdagangan yang ramai pada jamannya kerajaan Pajang. Selain itu rumah tinggal para pengusaha batik yang indah, masih terpelihara dengan bail: serta kehidupan masyarakatnya yang dari dahulu hingga sekarang sebagian besar sebagai pengusaha batik merupakan situs yang sangat menarik untuk diteliti.
Laweyan sebagai salah satu pusat industri batik dijadikan daerah penelitian karena kawasan itu mempunyai ciri yang sangat spesifik dibandingkan dengan pemukiman lainnya. Ciri spesifik tersebut antara lain ialah: (1) lokasinya berada di pinggiran kota, sementara kawasan lainnya berada di tengah kota; (2) bentuk kawasan ini juga berbeda dengan yang lainnya, karena berbentuk ""kantong"" (enclave); dan (3) bentuk bangunannya berbeda dengan yang terdapat pada kawasan lainnya. Di kawasan Laweyan, terutama pemukiman para saudagar terdiri dari bangunan pendopo, dalem, sentong, gandhok dan paviliun. Ketinggian lantai dalem lebih tinggi dari ruang-ruang yang lainnya Hal ini sesuai dengan susunan ketinggian lantai pada ruang bangsawan Jaw& Bangunannya ditutup dengan atap berbentuk perisai dan limasan, bukan atap joglo. Demikian pula 'empat tiang (saka guru) yang mendukung atap joglo juga tidak ditemuuan; yang ada hanya dua tiang yang berfungsi sebagai hiasan, bukan merupakan tiang penyangga atap yang berfungsi struktural. Juga merupakan kenyataan bahwa pada rumah tinggal bangsawan Jawa tidak mempunyai bangunan pabrik, sebaliknya di Laweyan hampir semua rumah tinggal dilengkapi dengan bangunan pabrik. Pabrik semacam ini mempunyai ruang-ruang sebagai berikut: ruang untuk membuat pola (gambar), ruang pembatikan, ruang pengecapan, ruang pewarnaan, ruang wedelan, ruang pembaharan, ruang pembuhuran, ruang pengkanjian, halaman penjemuran, ruang pelipatan, ruang pengepresan, ruang pelabelan dan ruang penjualan. Dui uraian tersebut timbuI permasalahan yaitu bagaimana masyarakat Laweyan menerapkan pola permukiman sesuai dengan dua macam sistem di atas yang dipengaruhi oleh nilai-nilai tradisional Jawa, dan nilai-nilai ekonomi industri. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengkaji pola pemukiman supaya mengetahui bagaimana masyarakat Laweyan yang kenyataannya bukan-bangsawan menata pemukimannya sesuai dengan sistem pemukiman bangsawan Jawa dan sistem industri batik.
Selain itu kajian ini untuk mengetahui pandangan masyarakat sebagai akibat usaha batik mereka. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk melengkapi hasil-hasil penelitian arkeologi pemukiman sebelum ini, khususnya yang berkenaan dengan masyarakat dan kebudayaan yang masih hidup (living culture). Hingga scat ini, kajian arkeologi pemukiman dengan data wilayah Laweyan belum dilakukan sehingga basil penelitian ini dapat mengisi kekosongan tersebut. Oleh karena sifat tinggalan arkeologis tersebut, dan juga sifat data arkeologi yang terbatas, maka diperlukan adanya suatu usaha pelestarian dan perlindungan. Nilai tetap (keajegan) maupun yang berubah tetapi penting yang dihasilkan melalui penelitian arkeologi pemukiman"."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
D1846
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radita Tanaya Vidya Hapsari
"Postur kerja yang ergonomis akan mempengaruhi keselamatan, kesehatan dan produktivitas pekerja. Karakteristik pekerjaan membatik tulis berkaitan dengan postur kerja duduk selama lebih dari tujuh jam. Kondisi ini mengakibatkan pekerja berada pada postur kerja yang tidak alamiah dan bersifat statis sehingga beresiko menimbulkan gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini mencoba mempelajari rangkaian kerja dan aspek ergonomi yang mempengaruhi postur kerja dalam membatik menggunakan metode simulasi pada virtual environrnment. Penyesuaian dilakukan dengan mendesain kursi dan gawangan yang ergonomis. Penilaian postur kerja dilakukan dengan mengevaluasi Posture Evaluation Index (PEI) yang terdiri dari penilaian LBA, OWAS dan RULA dari pada task analysis toolkit software Jack 6.1.

Ergonomic working posture influence safety, health and productivity for workers. The characteristics of handmade batik work related to sitting posture for more than seven hours. This condition impact the awkward and static posture for workers which cause musculoskeletal disorders. This research tries to study the ergonomic aspect of work sequence which impact the working posture in batik work by using simulation method in virtual environment. The adjusment is created by designing ergonomic chair and gawangan. The evaluation of work posture is conducted by using Posture Evaluation Index (PEI) which integrates the score of LBA, RULA and OWAS by task analysis toolkit function from software Jack 6.1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1160
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alief Rakhman Setyanto
"ABSTRAK
Dalam pengembangan ekonomi nasional di Indonesia, yang menjadi prioritas yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM menjadi tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan untuk mengurangi permasalahan kemiskinan dan pengembangannya mampu memperluas basis ekonomi serta dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional. Agar UMKM Batik Laweyan dapat bertahan di arus perdagangan bebas maka dibutuhkan pola strategi yang tepat guna untuk menjaga eksistensi UMKM Batik Laweyan di arus perdagangan bebas. Dalam penelitian menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara, observasi partisipan dan studi dokumentasi. Kemudian teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data, reduksi data ,display data dan kesimpulan dari analisis data. Hasil dari penelitian mengemukakan bahwa pola pengembangan UMKM Batik Laweyan dengan berinovasi, memperbarui produk lalu menerapkan modal sosial dengan memperbanyak jaringan bisnis."
Jakarta: Faculty of Economic and Business UIN Syarif Hidayatullah, 2015
330 JETIK 14:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rifda Dhia Satrya
"ABSTRAK
Memori atau kenangan merupakan sesuatu yang didapatkan dan tersimpan dalam pikiran dan akan muncul jika kita berusaha mengingatnya. Suatu kenangan pada suatu arsitektur tertentu didapatkan ketika seseorang pernah mengalami dan melakukan aktivitas secara rutin. Durasi yang cukup lama dalam mengalami arsitektur tersebut membuat sebuah ruang space menjadi sebuah tempat place bagi seseorang yang mengalami ruang tersebut. Terdapat hubungan antara pengguna dan ruang serta objek yang berada di dalam ruang. Alat mnemonic, sebuah pemicu ingatan, banyak tersebar pada rumah ini. Baik itu merupakan furnitur atau ruang itu sendiri. Pada Kampung Laweyan terdapat beberapa rumah milik para saudagar batik yang masih berdiri hingga saat ini. Kini pemilik-pemilik rumah tersebut adalah generasi berikut dari para saudagar. Terdapat banyak cerita serta kenangan yang ada pada rumah tersebut melihat bagaimana rumah tersebut merupakan tempat bagi pemiliknya.

ABSTRACT
Memories are obtained and stored in minds they appear only when one tries to remember. A memory of an architecture site is obtained when one experiences it as a routine. Abundance of time spent in experiencing architecture turns space into place for the one who experiences it. There is a connection between human, space, and objects within. Mmenomic devices, as triggers of memories, are spread across the architecture the one that was experienced by the human be it the space itself or the furniture within. In Kampung Laweyan, there exist several houses once owned by saudagar batik in 1900s, now owned by their descendants. There are many memories stored, stories to be told, as in the owners 39 eyes, the houses are not mere space, but place. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia,
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ravita Sari
"Proses produksi Industri batik menghasilkan air limbah yang memiliki kandungan bahan kimia berbahaya. Untuk menjaga kualitas lingkungan, maka diperlukan upaya pengelolaan. Laweyan telah melakukan upaya pengelolaan air limbah, tetapi pelaksanaannya kurang bagus. Tujuan tesis ini adalah mengevaluasi pengelolaan air limbah, menganalisis persepsi masyarakat tentang pengelolaan air limbah, dan merumuskan strategi pengelolaan air limbah. Metode yang digunakan adalah metode mix-method. Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan air limbah yang berjalan bagus hanya aspek teknis dan manajerial, aspek ekonomi dan lingkungan tidak berjalan bagus. Sebanyak 61 masyarakat masih memiliki persepsi yang baik mengenai dampak pengelolaan air limbah yang telah dilakukan. Analisis SWOT menunjukkan bahwa kondisi pengelolaan air limbah di Kampoeng Batik Laweyan terletak pada kuadran I Diagram Kartesius. Kesimpulan yang didapatkan adalah pengelolaan air limbah berjalan belum bagus, sebagian besar masyarakat masih persepsi yang baik terhadap pengelolaan air limbah, dan strategi prioritas adalah supports an aggressive strategy.

The process of batik industry produces wastewater which contains dangerous chemical substances. In order to maintain the quality of environment, therefore it requires management strategy. Laweyan has conducted some wastewater management system, but the implementation has not been running well. The purpose of this thesis is to evaluate wastewater management system, to analyse people perception in accordance with wastewater management system and to formulate wastewater management system. The method that has been used is the mix method. Based on the research, the wastewater managment system only the technique and managerial system aspects that have been running well, but not economic and enviromental aspects. About 61 percents of the people still believe that the good impact of wastewater managment system. SWOT analysis shows that the condition of the wastewater management system is in kuadran I Cartesius Diagram. The conclusion that the wastewater management system is not running well yet, most of the people still have a good perception of the good impact wastewater management system, and priority of strategy is supports an aggressive strategy.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research identifies Laweyan houses and factors that influences the changes process within the up and down of batik industries. The preliminary research identifies two houses typology at Kampong laweyan, namely: the Juragans houses (owner of the enterprise or the employer) and the batik workers’ houses. The research then explores socio-economics relation among kampong’s inhabitant related to their house transformation. The fieldwork find out that there is no longer working relation between the Juragans and the workers. However, the differences between the houses typologies are noticeable.
The transformation of laweyan houses’ physical forms are driven by the function changes as a place for batik production and the activities involved. Factors affect the batik Laweyan production sustainability influences the changes of Laweyan houses. This research categorizes houses-typo morphology-changes into: parceling, house function, house façade.
This research concludes that the houses changes tend to be modernized, although traditional characteristic are still maintained. The elements/characteristics of houses that are not changing include: the main building, border wall between houses that create narrow street. These evident show that spatial changes are not always followed by house form change. "
710 JIAUPI 9:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>