Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145592 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Mutia R.
"ABSTRAK
Penelitian ini mengembangkan tiga model alternatif dalam menentukan solusi
terbaik penanganan Sampah di DKI Jakarta. Alternatif pertama adalah sistem sentralisasi
pengelolaan sampah dimana sistem pengeloiaan sampah dilakukan terpusat hanya ada satu
tempat pengotahan dan koordinasi langsurig dati pusat. Alternatif kedua adalah sistem
desentralisasi yaitu sistem pengelolaan per wilayah dah wilayah terkecil yaitu kelurahan,
kecamatan, dan kotamadya yang dikoofdinasi oleh masing ? masing wilayah kotamadya
yang ada di Jakarta. Alternatif ketiga adalah sistem semidesentralisasi pengelolaan sampah
dimana pada sistem ini setiap level dan sumber sampah yang terbagi atas tiga kategori yaitu
perumahan, tempat komersial dan industm melakukan pengelolaan sampah sendiri.
Untuk menilai bobot/kepentingan dari setiap elemen dilakukan dengan menggunakan
anaiytic hierarchy process (AHP). Untuk membuat model hirarki dilakukan studi pustaka dan
wawancara/brainstorming terhadap pakar yang ahil dalam masalah sampah. Kemudian membangun
hirarki yang tersusun dan empat level yang susunannya terdlri dan Tujuan, Krlterla, Sub Krttena, dan
Alternatif.
Dari hasil pengolahan data terpillh alternatif terbaik adalah sistem desentralisasi dengan
bobot global 0.437. Dengan mempeñorltaskan peran swasta dalam mengembangkan manajemen
dan teknologi pengolahan sampah. Aitematif kedua adalah sistem semidesentrahsì dengan bobot
global 0.343 dengan memprioritaskan peran swasta dalam pemberdayaan masyarakat. Alternatif
terakhir adalah sistem sentralisasi nilai bobot global dengan 0.220 yang memprioritaskan aspek
swasta dalam melakukan Investasi untuk sistem penanganan sampah di DKI Jakarta
Prioritas ini sesuai dengan keberhasilan pengelolaan sampah secara desentralisasi
di kawasan Rawasan, Jakarta Pusat. Dengan pilot project yang baru dilaksanakan untuk
kawasan ini diharapkan untuk pada masa yang akan datang untuk seluruh wilayah DKI
Jakarta yang memakal sistem sentralisasi dapat menerapkan sistem desentralisasi.

ABSTRACT
This study develops three alternative models in determining the best solution to
handle waste in DKI Jakarta. The first alternative ¡s centralized system of waste ?nanagement
¡n which the waste is managed centrally in one place and directly coordinated from the
central. The second alternative is the decentralized system, where the waste is managed for
each district, form the small district le. political district administered, sub district, municipality.
This system is coordinated by each of ?municipality district in Jakarta?, The third system is
semi-decentralized system in which the waste is managed according to the level and sources
of waste. They are from residential, commercial areas and industries. This system manages
the waste by itself.
To asses intensity of each element, it is used Analitic Hierarchy Method (AHP). This
method is used by developing hierarchies, consisting of 4 hierarchies i.e. Goals, Criteria,
Sub- criteria and alternatives. To develop hierarchy model, by using literature review and
asking people who expert in handling waste management.
From data analysis it requires, the best result is decentralized system with the
intensity value 0.437. in this system, the private contribution is prioritized by developing
management and technology of waste. The second alternative is the semi-desentralized
system, with the global weight of 0.343 by priotizing the private sector role In society
empowerment. The last alternative is the centralized system, where the intensity value is
0.220. in this alternative,by priotizing the private sectors to interest in the system to handle
waste management in DKI Jakarta.
This priority is approriate with succesfulty to handle of waste by the decentralized
system in Rawasai area, Central Jakarta. With pilot project that has been construct to this
area for ¡ni the future this p?oject should be apply in whole DKI Jakarta area that using The
centralized system apply the decentralized system.

"
2002
T4574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mutia R.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T41151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yoga Nugroho
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaneta Rahel Renata
"Pertambahan jumlah penduduk yang dinamis di DKI Jakarta menyebabkan terjadinya peningkatan pola konsumsi yang berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas sampah yang dihasilkan. Dilihat dari sumber penghasilnya, sektor rumah tangga merupakan penghasil sampah terbesar. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghitung timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga, mengevaluasi kondisi pengelolaan sampah eksisting, dan memberikan rekomendasi solusi pengelolaan sampah yang dapat diterapkan di kawasan Kelurahan Pulo Gebang, Jakarta Timur. Dilakukan metode penelitian kuantitatif dengan proses sampling dan penelitian deksriptif kualitatif dengan melakukan observasi, penyebaran kuesioner, dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan rata-rata timbulan sampah berdasarkan berat di Kelurahan Pulo Gebang sebesar 0,22 kg/orang/hari, berdasarkan volume sebesar 1,94 liter/orang/hari dan berat jenis sampah sebesar 110 kg/m3. Selain itu, didapatkan data komposisi sampah organik 46,7%, plastik 19%, kertas/karton 14,2%, lainnya 12%, kayu/ranting 2,2%, kaca 2,2%, logam 1,8%, kain 1,5%, dan karet/kulit 0,3%. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat beberapa hal yang dapat ditingkatkan dalam pengelolaan sampah, antara lain dalam aspek pemilahan dan pengolahan sampah. Sehingga, diperlukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pemilahan sampah dari sumber dan mengembangkan pembangunan fasilitas pengolahan sampah yang disertai teknologi pengolahan sampah, yaitu TPS 3R dengan model Integrated Sustainability Waste Management.

The dynamic increase in population in DKI Jakarta has led to a rise in consumption patterns, affecting the quality and quantity of generated waste. The household sector emerges as the largest waste producer. Hence, this research aims to calculate the generation and composition of household waste, evaluate the existing waste management conditions, and provide recommendations for waste management solutions applicable in the Pulo Gebang Subdistrict of East Jakarta. The research utilized quantitative methods with sampling processes, as well as qualitative descriptive research through observations, questionnaire distribution, and interviews. The findings indicate that the average waste generation, in terms of weight, in the Pulo Gebang Subdistrict is 0.22 kg/person/day, with a volume of 1.94 liters/person/day and a waste density of 110 kg/m3. Additionally, the composition data shows organic waste at 46.7%, plastic at 19%, paper/cardboard at 14.2%, others at 12%, wood/branches at 2.2%, glass at 2.2%, metal at 1.8%, fabric at 1.5%, and rubber/leather at 0.3%. The evaluation highlights areas for improvement in waste management, particularly in waste sorting and processing. Therefore, public awareness campaigns are needed to educate the community on waste separation at the source, along with the development of waste processing facilities incorporating waste treatment technologies, such as the 3R"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deva Fadilla Astary Putri
"Pengelolaan sampah masih menjadi permasalahan di Provinsi DKI Jakarta dikarenakan kesadaran dan perilaku masyarakat untuk memilah sampah masih rendah. Permasalahan tersebut dibarengi dengan meningkatnya populasi dan aktivitas sehari-hari warga Jakarta membuat Tempat Pembuangan Sampah Terakhir (TPST) Bantargebang yang menjadi satu-satunya TPST bagi DKI hampir tidak mampu lagi menampung sampah yang dihasilkan oleh warga Jakarta. Oleh karena itu persoalan sampah menjadi salah satu prioritas utama pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dalam upaya mengatasi persoalan sampah tersebut, pemerintah DKI Jakarta membuat program Bank Sampah yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah kinerja implementasi program Bank Sampah sudah optimal atau belum. Analisis ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka dan wawancara mendalam. Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja output dan kinerja outcome program Bank Sampah belum optimal dan belum berhasil mencapai tujuannya. Hal tersebut disebabkan oleh regulasi yang belum kuat dan terjadinya pandemi Covid-19 yang menghambat berjalannya program. Dengan demikian, diharapkan program ini kedepanya dapat dilaksanakan dengan kebijakan serta regulasi yang baik dengan menyesuaikan kondisi yang terjadi di masyarakat agar program ini dapat berjalan dengan konsisten.

Waste management is still a problem in DKI Jakarta Province due to the low public awareness and behavior to sort waste. This problem is accompanied by an increase population and daily activities of Jakarta resident, making the Bantargebang Final Disposal Site (TPST) which is the only final disposal site for Jakarta almost no longer able to accommodate the waste produced by Jakarta citizen. Therefore, the problem of waste has become one of the main priorities of the DKI Jakarta Provincial Government. In an effort to overcome the waste problem, the DKI Jakarta government created a Waste Bank program which aims to increase society participation in waste management. This study aims to analyze whether the performance of the implementation of the Waste Bank program is already optimal or not. Post-positivist approach is used in this research with qualitative research in data collection through in-depth interview and literature study. The results of the analysis show that the output performance and outcome performance of the Waste Bank program have not been optimal and have not succeeded in achieving their goals. This is caused by regulations that are not yet strong and the occurrence of the Covid-19 pandemic which hinders the running of program. Thus, it is hoped that this program can be implemented in the future with great policies and regulations by adjusting the conditions that occur in the society so that this program can run consistently."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Nurfauziah
"Populasi manusia setiap tahunnya selalu meningkat, pada DKI Jakarta jumlah penduduk pada tahun 2020 sebesar 10.562.088 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 0,92%. Seiring dengan meningkatnya populasi manusia maka akan berbanding lurus dengan dampak terhadap lingkungan. Di Indonesia, sektor sampah menjadi salah satu sektor penyumbang gas rumah kaca mulai dari sumber, pengangkutan, hingga tempat pemrosesan akhir. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara langsung dan kuesioner, kemudian dilakukan perhitungan estimasi jejak karbon yang dihasilkan dari transportasi pengangkutan sampah menggunakan Emission Quantification Tool (EQT) 2018 version yang dikembangkan oleh Institute for Global Environmental Strategies (IGES). Berdasarkan hasil penelitian, jumlah jejak karbon yang dihasilkan dari transportasi pengangkutan sampah di DKI Jakarta sebesar 22.461,71 Kg CO2-eq/hari. Penyumbang jejak karbon terbesar adalah Kota Administrasi Jakarta Barat yaitu 6.352,67 Kg CO2-eq/hari, Kota Administrasi Jakarta Timur 4.942,95 Kg CO2-eq/hari, Kota Administrasi Jakarta Selatan 3.696,37 Kg CO2-eq/hari, Kota Administrasi Jakarta Utara 3.569,06 Kg CO2-eq/hari, Kota Administrasi Jakarta Pusat 3.521,06 Kg CO2-eq/hari, dan Kepulauan Seribu adalah yang terendah yaitu 379,59 Kg CO2-eq/hari. Faktor yang mempengaruhi jejak karbon dari kendaraan pengangkutan sampah di DKI Jakarta berdasarkan hasil uji korelasi pearson adalah jumlah penduduk, jarak tempuh kendaraan, konsumsi bahan bakar yang habis, umur kendaraan, dan berat sampah yang diangkut.

The human population always increases every year, in DKI Jakarta the population in 2020 is 10.562.088 people and the annual population growth rate is 0.92%. Along with the increase in the human population, it will be directly proportional to impact on the environment. In Indonesia, the waste sector is one of the sectors that contributes to greenhouse gases, starting from the source, transportation, to the final processing. Data collection in this research was carried out by direct interviews and questionnaires, then an estimation of the footprints generated from the waste transportation using the Emission Quantification Tool (EQT) 2018 version developed by the Institute for Global Environmental Strategies (IGES). Results Based on the research, the amount of carbon footprint generated from waste transportation in DKI Jakarta is 22.461,71 Kg CO2-eq/day. The largest contributor to the carbon footprint is West Jakarta Administrative City, which is 6.352,67 Kg CO2-eq/day, East Jakarta Administrative City 4.942,95 Kg CO2-eq/day, South Jakarta Administrative City 3.696,37 Kg CO2-eq/day, North Jakarta Administrative City 3.569,06 Kg CO2-eq/day, Central Jakarta Administrative City 3.521,06 Kg CO2-eq/day, and the Thousand Islands are the lowest at 379,59 Kg CO2-eq/day. Factors that affect the footprint of solid waste transportation in DKI Jakarta based on the results of the Pearson correlation test are the number of residents, vehicle mileage, amount of fuel, age of the vehicle, and the weight of the transported waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Febry Adi Purnama
"Hingga saat ini, proyek pembangunan diatas lahan TPA telah dijumpai di kota-kota besar di Indonesia. Meskipun demikian, properti geoteknik sampah perkotaan itu sendiri belum pernah dikaji di Indonesia. Salah satu properti geoteknik yang dimaksud adalah kompresibilitas sampah perkotaan. Penelitian ini mencoba mendapatkan informasi geoteknik berupa parameter kompresibilitas sampah perkotaan dengan karakteristik Indonesia. Berdasarkan studi literatur, parameter kompresibilitas sampah perkotaan sebagian besar berasal dari Amerika Serikat. Sampah perkotaan di Amerika Serikat memiliki karakteristik yang berbeda dengan sampah perkotaan di Indonesia. Untuk itu dilakukan pengujian kompresibilitas sampah perkotaan dengan karakteristik Indonesia. Pengujian kompresibilitas sampah perkotaan dengan karakteristik Amerika Serikat juga dilakukan untuk mengetahui apakah parameter kompresibilitas sampah perkotaan yang dihasilkan dalam percobaan masih berada dalam rentang yang ditemui di lapangan (literatur). Penelitian difokuskan pada kompresibilitas primer yang terjadi sebagai akibat karakteristik jangka pendek dari sampah perkotaan, dan tidak terkait dengan faktor dekomposisi material sampah. Sampah perkotaan artifisial dikembangkan agar komposisi sampah perkotaan lebih mudah dikontrol. Metode constant rate of strain digunakan sebagai altematifdari metode konsolidasi pada tanah lempung. Dari hasil pengujian, diketahui bahwa parameter kompresibilitas sampah perkotaan tipe Amerika Serikat masih berada dalam rentang yang ditemui di lapangan (literatur). Dengan demikian, data parameter kompresibilitas sampah perkotaan tipe Indonesia yang didapat dalam pengujian dikatakan dapat diterima."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Hidayat Andrianto
"Volume sampah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia jumlahnya lebih banyak daripada jumlah sampah yang bisa terangkut ke tempat pembuangan akhir. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan volume timbulan sampah yang dihasilkan oleh SMP Negeri 230 Jakarta. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan The One Group Pre-Test and Post-Test Design. Intervensi yang diberikan berupa sosialisasi tentang sampah dan pembuatan lubang resapan biopori. Pengukuran data dilakukan sebanyak dua kali yaitu saat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan terhadap responden. Adapun responden di dalam penelitian ini ada sebanyak 101 orang siswa. Hasilnya menunjukkan terdapat kenaikan rata-rata tingkat pengetahuan siswa dari 8,01 (sebelum sosialisasi) menjadi 9,04 (setelah sosialisasi). Hasil uji statistik menunjukkan adanya peningkatan tingkat pengetahuan yang signifikan (p<0,001) antara sebelum dan sesudah intervensi. Volume rata-rata timbulan sampah sekolah mengalami penurunan dari 395,275 Liter (sebelum sosialisasi dan pembuatan lubang biopori) menjadi 325,545 Liter (setelah sosialisasi dan pembuatan lubang biopori. Disimpulkan bahwa intervensi berupa sosialisasi dan pembuatan lubang biopori meningkatkan tingkat pengetahuan responden dan menurunkan volume timbulan sampah sekolah.

The volume of waste produced by human activities is higher than the amount of waste that can be transported to landfills. This study aims to determine the level of knowledge and volume of waste produced by SMP Negeri 230 Jakarta. The method of this research is a quasi-experiment using the design of The One Group Pre-Test and Post-Test Design. The intervention given was the socialization about waste and making biopori infiltration holes. Data measurements were carried out twice, namely before and after treatment of respondents. The respondents in this study were 101 students. The results indicate an increase in the average level of student knowledge from 8.01 (before socialization) to 9.04 (after socialization). Statistical test results showed a significant increase in the level of knowledge (p <0.001) between before and after the intervention. The average volume of school solid waste has decreased from 395.275 liters (before socialization and biopori hole making) to 325.545 liters (after socialization and biopori hole making) It was concluded that interventions in the form of socialization and making biopori holes increased respondents knowledge level and decreased the volume of school waste generation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retnowati Wahyuning Dyas Tuti
"ABSTRAK
Volume sampah di DKI Jakarta yang cukup besar sekitar 21.234: m3 per hari (1988) memerlukan pengelolaan yang lebih baik. Sedangkan sarana prasarana yang dimiliki oleh Pemda untuk mengelola sampah tersebut masih terbatas. Namun demikian Pemda tetap harus menanganinya, karena selain sampah merupakan masalah lingkungan yang cukup serius juga karena Pemda adalah pengemban fungsi "Public Service" yang harus mampu menangani kebersihan sampah secara menyeluruh. Oleh karena itu Pemda mengambil inisiatif mengadakan swastanisasi sarnpah. Keberadaan Swasta sebagai mitra Pemda dalam pengelolaan sarnpah ini sangat dibutuhkan. Dari jumlah kelurahan yang ada di DKI Jakarta sebanyak 261 kelurahan pada tahun 1988/1989 baru 8 kelurahan dan Kawasan Monas yang diswastakan, dengan dikelola oleh empat (4) Perseroan Terbatas (PT). Penambahan daerah pelayanan yang dikelola oleh Swasta kurang cepat, terbukti hingga tahun 1994/1995 baru 28 kelurahan dan Kawasan Monas sedangkan volume sampah bertambah dengan cepat dan sudah mencapai 25.715 m3 (1994/1995). Hal inilah yang antara lain mendorong Penulis memilih topik ini, bagaimanakah efektivitas pengelolaan sampah oleh Swasta ?
Tujuan penelitian ini adalah ingin mendapatkan gambaran tentang efektivitas swasta dalam mengelola sarnpah. Ingin mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi efektif atau tidak efektifnya pengelolaan sampah oleh Swasta. Ingin mengetahui apakah kebijaksanaan Swastanisasi pengelolaan sampah ini dapat diteruskan, ditingkatkan dan diperluas daerah pelayanannya atau justru sebaliknya. Penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan pada Pemerintah Daerah dalam mengevaluasi kebijaksanaan tentang Penanganan Dan Penanggulangan Sampah Oleh Swasta. Bagi Swasta hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rangsangan untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi kerja. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada perkembangan Ilmu Lingkungan, khususnya pada perkembangan Menejemen Persampahan.
Untuk maksud tersebut, dilakukan penelitian pustaka, penelitian lapangan yang difokuskan pada Swasta dan Pemda di lima Wilayah Kota, dengan jenis penelitian "Policy Research" jika dilihat dari pendekatan penelitian dan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif jika dilihat dari data yang diperoleh.
Populasi penelitian ini adalah Pemda, pihak Swasta dan Rumah Tangga yang dilayani oleh Pemda maupun Swasta. Sampel ditarik dari populasi yang ada dengan Teknik "Cluster Purposif Sampling". Responden penelitian ini ditentukan dengan "Quota Random Sampling" pada karyawan PT Swasta, Pegawai Pemda dan Masyarakat yang jasa kebersihan sampahnya dilayani Swasta maupun Pemda.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, observasi dan studi pustaka serta analisis dokumen mengenai pengelolaan sampah di DKI Jakarta. Cara pengolahan dan analisis data dilakukan dengan analisis komparatif untuk membandingkan antara Swasta dengan Swasta di lima Wilayah Kota dan anatara Pemda dengan Pemda di lima Wilayah Kota dan akhirnya antara Swasta dengan Pemda.
Dari hasil analisis diperoleh temuan, bahwa secara umum ternyata Swasta lebih efektif dibandingkan Pemda, dimana dari lima Wilayah Kota, empat diantaranya mendapat nilai lebih tinggi dari Pemda. Kenyataan ini dibuktikan dengan keadaan empat wilayah kota yang cukup bersih dan rapi. sementara satu wilayah kota yaitu Jakarta Utara masih terlihat sampah menumpuk di sumber sampah dan di LPS.Dengan demikian tesis ini memberikan rekomendasi agar semakin banyak kelurahan yang diswastanisasikan jasa kebersihan sampahnya, dengan peningkatan pengawasan dari Pemda, agar yang cukup efektif meningkat menjadi sangat efektif.;

ABSTRACT
Waste volume in DKI Jakarta is tremendous (about 21.234 m 3/day) and need better management. The infrastructure owned by the Local Government to manage the waste is limited. However, the local Government cannot evade the issue. Besides an environmental problem, the local Government function is to provide public service that must be capable of handling comprehensive cleanliness. Therefore, the local Government took the initiative in privatizing waste. The presence of private enterprises as the local Government partner in managing this waste is very much needed. From amount of 261 villages in DKI Jakarta on the year 1988/1989, only 8 villages and Monas zone are privatized, the management which is carried out by some 4 limited enterprises. Adding of services area by private management is too slow until on year 1994/1995 just 28 villages and Monas zone are proved while the volume of waste increase 25.715 m3 (1994/1995) fastly. This is, among others, that pushed the author to choose this topic, how the private enterprises to waste manage effectively.
The objectives of this study are to get a picture about the effectiveness of private enterprises in managing waste. In addition, the factors influencing the effectiveness or ineffectiveness of waste management by private enterprises, the privatization policy on waste management, could it be continued, promoted or their services extended to other areas or the reverse should be done. This study is hoped to be useful as input to the local Government in assessing its policy on handling and solving the waste problem by private enterprises.
For the enterprises, this study may be used as a stimulus to raise their work effectively and efficiency. The results of this study may contribute to the development of environmental science, especially the development of waste management.
To achieve results, literature study, field study focused on both private and government in five municipalities were undertaken. The approach taken was policy research. However, seen from the data obtained, it is a qualitative and quantitative study.
The population of this study is the local government and private enterprises and the households served by both the local government and private enterprises. The sample was taken by cluster purposive sampling technique. The respondents in this study were deter-mined by quota random sampling on personnel of PT Swasta, local government and the community whose waste cleanliness was served by either of the two.
Data collection technique was by using a questionnaire as instrument, interview, observation and literature study as well as documentary analysis on the management of waste in DKI Jakarta. The processing and analysis of data were carried out by comparative analysis to compare private and government achievements in the five municipalities and finally between the private enterprises and local government.
The findings obtained include that; in general, private enterprises are more effective compared to the local government. In the five municipalities, four have scored higher than the local government. This fact was proven that four municipalities are clean and ordered, whereas one municipality, namely North Jakarta, showed heaped of waste at the source and temporary locations. It is therefore recommended that more villages became privatized in the field of waste cleansing service. With increasing supervision from the local administration, the sufficiently effective accomplishment would eventually be fully effective.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>