Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112490 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wakhudin
Bandung: Granesia, 1998
920.71 WAK t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Orang zaman dahulu yang hendak menggemilangkan kebajikan yang bercahaya itu pada tiap umat di dunia. Ia lebih dulu berusaha mengatur negerinya; untuk mengatur negerinya ia lebih dulu membereskan rumahtangganya; untuk membereskan rumah tangganya, ia lebih dulu membina dirinya ; untuk membina dirinya, ia lebih dulu meluruskan hatinya ; ...."
IKI 2:10 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rahim
"Dinamika sejarah koniemporer Indonesia diwamai oleh pergumulan
antara umat Islam dan pemerintah. Yang disebut pertama memandang agama
(Islam) sebagai cam hidup, dan menginginkan ierwujudnya masyarakat bangsa
yang bercorak Islami. Sedangkan yang terakhir, lebih didasari oleh pemikiran
yang bercorak sekuler, msmandang agama dalam ani sempit serta lebih
rnengedepankan dalil-dalil pcmbangunan pcrsanxan bangsa, dan siahilitas
nasional. Pembentukan MUI (1975) merupakan hasil kesepakatan antara umat dan
pemeriniah yang dimaksudkan untuk menjembatani kcpentingan kedua pihak.
Dengan demikian, MUI memiliki iimgsi yang sangat strategis.
Penelinan ini dipandang peniing artinya karena sejauh ini belum ada
peneljtian uyang mengkaji tentang peranan MUI dengan menyorotinya dari sudut
perpektif konilik umat dan pemerimah. Petmasalahan pokok yang akan dicari
jawabannya lewat studi ini adalah: Perrama, bagaimana peranan MUI dalam
dinamika konflik antara urnat dan pcmerintah ? Kedua, sebempa jauh MUI
mampu menjalankan peran sesuai dengan fungsi-fungsi yang disandangnya. Guna
mendapatkan pemahaman yang baik tentang pennasalahan ini digunakan teori
hubungan otontas dan konflik sosial sebagaimana yang dikemukakan olch Ralf
Dahrendorf. Sesuai dengan rnetode yang berlaku dalam penelitian sejarah,
peneliiian ini menempuh langkah-langkah: heuristik, kritik, interpretasi, dan
penulisan Data-dam yang digunakan terdiri dan data primer dan sekunder. Data
primer meliputi arsip, koran dan maja\ah SCZNDBII. Sedangknn data SBkundCT
ierdili dari bukn-buku dan artikel.
Peranan MU1 dapat dilihat dari realisasi program keljanya yang melipuii
bcnnacam-macam aspek. Secara garis besar aspek-Wk tersebut digolongkan
kepada dua hal pokok yaitu: masalah pernbinaan umat dan masalah pembangiman
nasional. Ditinjau dari sifat kegianannya dapat pula dikelompokkan atas dna
kategori yakni: yang bersifat dakwah bil lisan (perbuatan lisan), dan bersifat
dakwah bil hal (perbuaxan nyata). Dakwah bil lisan meliputi kegiatamkegiatan
yang bersifat pemberian fatwa, nasehat, atau konstribusi pemikimn yang
dipandang penting untuk djsampaikan pada pemedntnh maupun umat_ Dakwah bil
hal melipnti kegiaian-kegiatan yang bersifat operasional yang ditujukan untnk
meningkatkan kualitas dan sumber daya umat sekaligus mcrnbantu pcmeriniah
dalam menjalankan pembangunan.
Sepanjang kurun waktu l975ยป l998, MUI telah dipimpin oleh 'Liga orang
ketua umum, yaitu Proi Dr. Hamka (1975-1981), KH. Syukri Gozali (1981-
l985), dan KH. Hasan Basri (1985-1998). Pada masa. Hamka MUI dihadapkan
pada masalah masih tegangnya hubungan antara umat dan pemeliniah. Persoalan-
persoalan yang menonjol yang tampil kc pcrmukaan adalah: (l) masalah pemilu
1977, (2) masalah pcnyiaran agama, (3) lcasus Sawito Kartowibowo, (4) masalah
aiiran keagamaan, (5) masalah penghapusan libumn pada bulan puasa, (6)
peristiwa pembajakan pesawat Garuda, dan (7) masalah fatwa hari Natal _
Hubungan MUI dan pefmerintah icrasa dekai dalam poin (1) dan (2), dan ierlihat
renggang pada poin (3), (4), (5), (6) dan (7). Comk peranan yang dimainkan oleh MUI pada masa Hamka adalah
bcrsifat independen, dalam artian berbagai keputusan yang dikeluarkan MUI lebih
mandiri dan semata-mata didasarkan pada fungsi-fungsi yang disandangnya.
Corak independen MUI kadang kala telah menyebabkan ketidakpuasan
pemerintah terhadap MUI, namun sebalfimya, disenangi oleh umat_ Kendatipun
sifat kegiatan MUI pada masa ini lcbih bersifat dakwah bil lisan dan tidak
semuanya berhasil mencapai sasaran, banyak yang memandang MUI cukup
berhasil.
Pada masa pasca Hamka penn yang dijalankan lebih bersifat akomodatitf
Persoalan-persoalan yang menonjol yang bcrpengaruh ierhadap pola hubnngan
umat dan pemerlntah pada masa ini cukup banyak di amaranya: (1) pemilu 1982,
(2) larangan bezjilbab, (3) Keluarga Berencana, (4) penerapan asas tunggal
Pancasila, (5) masalah Porkas, (6) kasus lemak babi, darn lain-lain. Dalam
mcnghadapi persoaian-persoalan sensilif mersebut MUI cendenmg bersikap
lembut terhadap pemerintah sambil berupaya mengelola program lain yang
bersifat netral dalam arti tidak mengandung konfiik. Culcup banyak program MUI
yang membawa basil pada perode ini. Banyak kebijakan pemexintah yang
ditentang oleh MUI berhasil dicabut, Selain itu., banyak program MUI yang
sn-:mule tidak disukai oleh pememintah akhimya dibolehkan. Namun dernikian,
semua keberhasilan MUI pada periode ini cendemng kurang dihargai umat. Hal
ini tampaknya disebabkan olch sikap akomodatif MUI terhadap pemerintah yang
diartikan umat sebngai sikap lemah, sckaligus xefleksi keberpihalcan MUI
terhadap pemerintah.
Jikn peranan MUI dilihat dari kacamata objektif memang cukup banyak
sudah program-program MUI yang bennanfaat telah bcrhasil disumbangkan baik
kepada umat maupun kepada pemerimah Namun dari sudut konflik kepentingan
keberhasilan itu masih belum rnampu merubah keadaan, masih berat sebelah,
dalam artian pcmcrintah masih temp berada 'pada pihak yang diuntungkan
dibanding apa yang didapat oleh umat. Apalagi jika yang didapatkan oleh umat
tersebut dipatokkan pada ciia-cita umat yang menginginkan terwujudnya
masyarakat bangsa yang Islami, semua keberhasilan im masihjauh dari apa yang
diharapkan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T6088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didin Saepudin
"Di antara organisasi-organisasi yang ada di Indonesia, salah satunya adalah organisasi yang menghimpun ka_um ulama. Salah satu di antara organisasi ulama tersebut adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Organisasi ini tergolong masih muda, karena baru berdiri pada tahun 1975. Sementara itu organisasi ulama lain_telah berdiri pada zaman sebelum Indonesia memperoleh kemerdekaan, bahkan ada juga yang berdiri sebe1um itu. Pemerintah Republik Indonesia tampaknya menaruh ha_rapan besar terhadap MUI, karena untuk menjalankan serta menyukseskan pembangunan nasional, pemerintah sangat memerlukan ulama yang dalam masyarakat dikenal sebagai pemimpin informal (informal leader). Untuk itulah penulis tertarik menulis tentang MUI, apa dan bagaimanakah kedudukan MUI di tengah umat Islam dan pemerintah Indonesia. apakah MUI semacam alat bagi pemerintah untuk memudahkan segala keinginannya terhadap umat Islam, atau semacam lembaga resmi umat Islam sebagai tempat untuk menyalurkan aspirasi dan keinginan mereka terhadap pemerintah. Apakah umat Islam merasa bahwa MUI sebagai organisasi yang mewakili keinginan dan aspirasi mereka dan apakah mereka merasa memiliki MUI sehingga kehadiran MUI dibutuhkan umat Islam dalam menyelesaikan permasalahan mereka, adalah pertanyaan-pertanyaan yang mendorong penulis menyusun judul ini. Di samping itu, penulis ingin mengetahui fungsi, tugas, dan program-program yang dilaksanakan MUI, sejauh manakah program-program tersebut memberi manfaat bagi umat Islam serta Pemerintah. Bagaimana pula mekanisme yang dijalankan MUI dalam program kerjasamanya dengan pemerintah mengingat demikian banyaknya program pembaagunan yang direncanakan pemerintah. Alasan lain yang mendorong penulis adalah ingin mengetahui suara-suara umat Islam baik berupa komentar, usul, saran., kritik, kesan dan pesan serta harapan yang disampaikan kepada MUI. Juga, apa yang menjadi harapan dan keinginan pemerintah terhadap MUI ikut mendorong penulis menyusun skripsi dengan judul tersebut."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996
920.71 PEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wakhid Kozin
"Penelitian ini berjudul "Studi tentang Peran Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Kurukunan Umat Beragam?. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pelaksanaan demokrasi dan partisipasi, implementasi Ham dan anti kekerasan, semangat kebersamaan dan kesetaraan di MUI. Metode yang dipergunakan adalah kualitatif dengan mengandalkan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data.
Setelah melakukan penelitian, secara factual, MUI telah melaksanakan demokrasi dan partisipasi yang dilembagakan dalam setiap pengambilan keputusan. Keputusan jangka pendek diambil melalui Rapat Pengurus Paripurna, Rapat Pleno Dewan Pimpinan, Rapat Pimpinan Harian Sedangkan instrumen pengambilan keputusan jangka panjang terwadahi dalam Musyawarah Nasional yang diadakan lima tahun sekali, dan Rapat Kerja Nasional yang dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam dua tahun.
HAM dan anti kekerasan yang dikembangkan MUI adalah rumusan yang didasarkan pada ajaran agama Islam. Dalam konteks beragama, HAM dimaknai sebagai hak kebebasan yang dimiliki setiap manusia. Karena kebebasannya itu, manusia dituntut pertanggungjawabannya atas segala tindakannya. Berdasarkan landasan kebebasan tersebut, MUI secara kelembagaan menolak semua kekerasan yang bernuansa agama. Penolakan tersebut dibarengi upaya untuk ikut meredakan konflik dengan ikut aktif terlibat dalam dialog-dialog keagamaan, bersama dengan Majelis-Majelis agama lainnya.
Semangat kebersamaan yang dianut MUI juga mengabil dasar dari ajaran agama Islam, meliputi persaudaraan sesama umat Islam (ukhwah lslamiyah), persaudaraan sebangsa (ukhwah wathaniyah) dan persaudaran antar atau sesama manusia (ukhwah basyariah). Untuk membangun semangat kebersamaan harus melalui saling percaya antar lembaga keagaman. Konsep MUI tentang saling percaya ini dirumuskan dalam bahasa agama yaitu masing-masing lembaga keagamaan harus memiliki rasa keikhlasan untuk saling menghargai dan tidak saling mengganggu. Semangat kebersamaan dijunjung oleh MUI melalui cara-cara formal dan informal. Secara formal, semangat kebersamaan diwadahi melalui Komisi Kerukunan Antar Umat beragama yang salah satu programnya adalah meningkatkan kerja sama dan konsultasi dengan Majelis-Majelis Agama lain. Secara informal, dilakukan dengan melihat perkembangan dan tuntutan masyarakat. Ketika masalah Ambon mencuat, MUI aktif melakukan upaya penyelesaian konflik melalui diskusi dan pertemuan-pertemuan. Sementara konsep kesetaraan yang dianut adalah konsep yang didasarkan pada ajaran agama Islam. Oleh karena itu, menurut pandangan MUI, kesetaraan tidak bisa diartikan semua sama. Dalam ajaran Islam ditetapkan bahwa saksi terdiri dari satu laki-laki dan dua perempuan. Ini tidak bisa dirubah. Ada batasan-batasan yang sifatnya kodrati dan sunnatullah. Jadi, kesetaraan merupakan keseimbangan sesuai dengan bakat alamiah yang ada.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa MUI telah menjalankan demokrasi dengan baik, menjunjung nilai-nilai HAM, dan kesetaraan. Harus diakui masih ada konsep-konsep yang sifatnya local dengan mendasarkan pada ajaran agama (Islam) yang barangkali bisa menimbulkan perbedaan persepsi bila dilihat dari kacamata demokrasi, Ham dan Kesetaraan universal. Tapi ini adalah kekhasan MUI yang sekaligus menjadi titik lemahnya.
Dalam hal peran MUI untuk mewujudkan kerukunan umat beragama, MUI sebagai organisasi yang memiliki tugas memberi nasehat, tidak bisa berkiprah langsung pada tataran masyarakat (praktis). MUI bisa berperaan dalam tataran moral, misalnya memberi fatwa, himbauan, ajakan, memberi rekomendasi dan saran terhadap organisasi keagamaan sejenis, lembaga-lembaga pemerintah dan DPR. Bila peran ini dijalankan oleh MUI secarra maksimal, terutama berkenaan dengan masalah-masalah kerukunan umat beragama, tentu MUI telah memerankan dirinya dengan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Einar M.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996
297.272 SIT n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mahrus Irsyam, 1944-
Jakarta: Yayasan Perkhidmatan, 1984
324.2 MAH u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Komaruddin Hidayat
Yogyakarta : Jalasutra, 2004
297.6 KOM m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tarmizi Hamdi
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas gejala perubahan bahasa dalam kasus penyerapan kata
yang terdapat di spanduk, poster, papan nama, dan brosur. Objek yang diteliti
adalah kata-kata yang mengalami gejala perubahan fonemis, yaitu epentesis,
paragog, aferesis, sinkop, apokop,haplologi, metatesis, dan disimilasi. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu menganalisis berdasarkan pola-pola yang
terjadi. Penelitian ini bertujuan menjelaskan penyerapan kata dan menjelaskan
pola-pola gejala perubahan fonemis tersebut yang terealisasikan dalam bentuk
huruf. Kemudian, penelitian ini menunjukkan penyebab dan dampak atas polapola
yang muncul akibat gejala perubahan bahasa tersebut. Kesimpulan penelitian
ini menunjukkan bahwa bentuk penghilangan, penambahan, dan pergantian pada
huruf dalam kata dapat memengaruhi pola suku kata. Selain itu, terjadi
penyesuaian ejaan dan lafal terhadap kata asing yang diserap. Pergantian huruf
terjadi karena letak artikulasi yang sama atau berdekatan sehingga memungkinkan
dua huruf mengalami pergantian.

ABSTRACT
This research discusses the symptoms of changing language in absorption words
cases contained in banners, posters, board names, and brochures. The observed
words are the words that experience phonemic change symptoms, which are
epenthesis, paragoge, apheresis, syncope, apocope, haplology, metathesis, and
dissimilation. This research is a qualitative research, which analyzes based on the
patterns that occur. This research aims to explain the absorption words and the
patterns of phonemic change symptoms realized in the form of letters. Then this
research shows the causes and impacts of patterns caused by the symptoms of the
language. The conclusion of this research shows that the form of deletion,
addition, and alteration on letters in words can influence the pattern of syllables.
In addition, there is adjustments of spelling and pronounciation in foreign words
which are absorbed. The subtitution of letters occurs because the location of
articulation is similar or close, so it allows the two letters experience a change."
2015
S58748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>