Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28989 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Cahya Rahmadiyah
"A toddler is a group on the stage of human development that is vulnerable to the risk affecting their health specifically
about their growth and development. Providing the appropriate nutrition to toddlers during this risky age of 6 to 24
months is crucial in promoting a proper growth and development. The proper nourishment for toddlers at the age of 6 to
24 months includes breast-feeding and complimentary solid foods. The objective of this study was to determine the
correlation between the specific characteristics of a family or a household and the provision of complementary feeding
about the growth and development of children (6-24 months) in the village of Curug Cimanggis, Depok. This study
used a descriptive correlational, cross-sectional approach using a sample that consisted of 102 children aged 6-24
months, which were collected using a proportional cluster sampling. Based on the Chi Square test, the researchers found
no correlation between the provision of complementary feeding with a child?s growth and development. This is because
breast-feeding as the source of nourishment is still the major factor that directly influences the growth and development
of any toddler between the age of 6-24 months. However, by applying better financial management in conjunction with
the ability to modify the practices of how families feed their toddlers, a family may raise and nurture their toddlers so
they may grow according to the proper stages of development. The results of this study are expected to serve as an input
in improving toddlers? health care concerning their growth and development by promoting the importance of providing
the appropriate complimentary food by the proper guidelines while continuing to breast feed toddlers between the age
of 6 to 24 months.
Gambaran Pemberian Makanan Pendamping ASI dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita (6-24
Bulan). Balita merupakan kelompok risiko yang mudah terkena masalah kesehatan diantaranya masalah pertumbuhan
dan perkembangan. Pemberian nutrisi pada balita usia 6-24 bulan yang sesuai dapat meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan. Pemberian nutrisi pada balita usia 6-24 bulan meliputi pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dan karakteristik
keluarga dengan pertumbuhan dan perkembangan anak (6-24 bulan) di Posyandu Kelurahan Curug Kecamatan
Cimanggis, Depok. Penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional, pendekatan cross sectional dengan 102 sampel
keluarga dengan balita usia 6-24 bulan yang diambil secara proportional cluster sampling. Uji Chi Square ditemukan
tidak ada hubungan pemberian MP-ASI dengan pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dikarenakan faktor langsung
yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita adalah nutrisi dimana balita usia 6-24 bulan masih diberikan
ASI. Hasil penelitian didapatkan lebih banyak Ibu yang memberikan MP-ASI yang sesuai dengan pedoman pemberian
MPASI memiliki balita dengan pertumbuhan baik dan perkembangan yang sesuai. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan tumbuh kembang balita melalui peningkatan promosi
kesehatan tentang pentingnya MP-ASI sesuai pedoman dan melanjutkan menyusui pada balita usia 6-24 bulan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Cahya Rahmadiyah
"ABSTRAK
Balita merupakan kelompok resiko yang mudah terkena masalah kesehatan diantaranya masalah
pertumbuhan dan perkembangan. Pemberian nutrisi pada balita usia 6-24 bulan yang sesuai dapat
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan. Pemberian nutrisi pada balita usia 6-24 bulan
meliputi pemberian ASI dan MPASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pemberian MP ASI dan karakteristik keluarga dengan pertumbuhan dan perkembangan anak (6-24
bulan) di Kelurahan Curug kecamatan Cimanggis, Depok. Penelitian ini menggunakan deskriptif
korelasional, pendekatan cross sectional dengan 1 02 sam pel keluarga dengan balita usia 6-24
bulan yang diambil secara proportional cluster sampling. Uji Chi Square ditemukan tidak ada
hubungan pemberian MP ASI dengan pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dikarenakan faktor
langsung yang mempengaruhi pe1iumbuhan dan perkembangan balita adalah nutrisi dimana balita
usia 6-24 bulan masih diberikan ASI. Hasil penelitian didapatkan Iebih banyak Ibu yang
memberikan MP ASI yang sesuai dengan pedoman pemberian MP ASI memiliki balita dengan
pertumbuhan baik dan perkembangan yang sesuai. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan tumbuh kembang balita melalui
peningkatan promosi kesehatan tentang pentingnya MP ASI sesuai pedoman dan melanjutkan
menyusui pada balita usia 6-24 bulan

ABSTRACT
Toddler is a group in human development that are at problems including the risk of problems of
growth and development. Nutrition in toddlers aged 6-24 months that are required way to enhance
the growth and development of nutrition in toddlers including breast feeding and solid foods. The
aim of study was to determine the relationships between family characteristics and the provision of
complementary feeding with the growth and development of children (6-24 months) in Curug
Cimanggis subdistrict, Depok. This study used a descriptive correlational, cross-sectional
approach with a sample of 102 children aged 6-24 months taken by proportional cluster sampling.
Chi Square test found no association between the provision of complementary feeding and growth
and development. This was because the factors that directly influence the growth and development
of toddlers is where the nutrition of children aged 6-24 months are still breastfed. But with a good
financial arrangement and being able to modify the food, the family may have children with good
growth. The results of this study are expected to provide input in improving health care toddler
growth and development through the improvement of health promotion of the importance of
appropriate complementary feeding guidelines and continue breastfeeding in infants aged 6-24
months."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Cahya Rahmadiyah
"Gambaran Pemberian Makanan Pendamping ASI dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita (6-24 Bulan). Balita merupakan kelompok risiko yang mudah terkena masalah kesehatan diantaranya masalah pertumbuhan dan perkembangan. Pemberian nutrisi pada balita usia 6-24 bulan yang sesuai dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan. Pemberian nutrisi pada balita usia 6-24 bulan meliputi pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dan karakteristik keluarga dengan pertumbuhan dan perkembangan anak (6-24 bulan) di Posyandu Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis, Depok. Penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional, pendekatan cross sectional dengan 102 sampel keluarga dengan balita usia 6-24 bulan yang diambil secara proportional cluster sampling. Uji Chi Square ditemukan tidak ada hubungan pemberian MP-ASI dengan pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dikarenakan faktor langsung yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita adalah nutrisi dimana balita usia 6-24 bulan masih diberikan ASI. Hasil penelitian didapatkan lebih banyak Ibu yang memberikan MP-ASI yang sesuai dengan pedoman pemberian MPASI memiliki balita dengan pertumbuhan baik dan perkembangan yang sesuai. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan tumbuh kembang balita melalui peningkatan promosi kesehatan tentang pentingnya MP-ASI sesuai pedoman dan melanjutkan menyusui pada balita usia 6-24 bulan.

A toddler is a group on the stage of human development that is vulnerable to the risk affecting their health specifically about their growth and development. Providing the appropriate nutrition to toddlers during this risky age of 6 to 24 months is crucial in promoting a proper growth and development. The proper nourishment for toddlers at the age of 6 to 24 months includes breast-feeding and complimentary solid foods. The objective of this study was to determine the correlation between the specific characteristics of a family or a household and the provision of complementary feeding about the growth and development of children (6-24 months) in the village of Curug Cimanggis, Depok. This study used a descriptive correlational, cross-sectional approach using a sample that consisted of 102 children aged 6-24 months, which were collected using a proportional cluster sampling. Based on the Chi Square test, the researchers found no correlation between the provision of complementary feeding with a child?s growth and development. This is because breast-feeding as the source of nourishment is still the major factor that directly influences the growth and development of any toddler between the age of 6-24 months. However, by applying better financial management in conjunction with the ability to modify the practices of how families feed their toddlers, a family may raise and nurture their toddlers so they may grow according to the proper stages of development. The results of this study are expected to serve as an input in improving toddlers? health care concerning their growth and development by promoting the importance of providing the appropriate complimentary food by the proper guidelines while continuing to breast feed toddlers between the age of 6 to 24 months."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Pratiwi
"

Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dan memiliki efek jangka panjang pada individu dan masyarakat, termasuk berkurangnya perkembangan kognitif dan fisik, berkurangnya kapasitas produktif dan kesehatan yang buruk dan meningkatnya penyakit degenerative. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukadana Kabupaten Lampung Timur tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan jumlah sampel 165 anak yang diambil secara simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2019 pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran antropometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada anak usia 24-59 bulan sebesar 26,1%. Variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting yaitu riwayat pemberian ASI Eksklusif dan riwayat pemberian MP ASI setelah dikontrol variabel berat lahir, panjang badan lahir, riwayat pemberian kapsul vitamin A, riwayat pemberian ASI Eksklusif dan penyapihan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian stunting adalah riwayat pemberian MP ASI. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan stunting dengan memperhatikan praktik PMBA yang benar dan dilakukan penanggulangan stunting dengan melakukan perbaikan gizi tidak hanya pada anak usia 0-23 bulan tetapi juga usia 24-59 bulan


Stunting is a serious public health problem and has long-term effects on individuals and society, including reduced cognitive and physical development, reduced productive capacity and poor health and worsening degenerative diseases. The aim of this study is to know factors related to the incidence of stunting in children aged 24-59 months in the Sukadana Public Health Center (Puskesmas) Working Area in East Lampung District in 2019. This study was a quantitative study with a cross sectional design which has 165 children as sample and used simple random sample as methode. This research was conducted in May-June 2019 by collecting data through direct interviews using questionnaires and anthropometric measurements. The results showed that variables related to stunting were the history of MP ASI contribution after controlled with variables of birth weight, birth length, giving vitamin A capsule, history of exclusive breastfeeding and weaning.

"
2019
T52720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Fikriyah
"Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena masih menjadi penyebab kematian yang cukup tinggi di Indonesia. Pada tahun 2015, prevalensi balita yang meninggal karena diare secara global sebesar 9% (UNICEF, 2016). Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2013, insiden diare pada kelompok usia balita di Indonesia adalah 10,2%. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, prevalensi diare di provinsi Jawa Barat sebesar 7,5%, kemudian pada Riskesdas tahun 2018 prevalensi diare di provinsi Jawa Barat meningkat menjadi sebesar 8,6%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Provinsi Jawa Barat tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Sampel yang digunakan adalah balita berusia 0-59 bulan di Provinsi Jawa Barat yang terdata di SDKI 2017, dan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 1.554 balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian diare pada balita di Provinsi Jawa Barat tahun 2017 adalah sebesar 15,6% (242 balita). Hasil uji bivariat menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kejadian diare adalah balita usia ≤ 1 tahun (OR 1,62; 95% CI 1,23-2,13; p=0,001), sarana sanitasi (OR 1,52; 95% CI 1,14-2,03; p=0,005), dan sumber air minum (OR 1,34; 95% CI 1,01-1,79; p=0,047). Salah satu cara untuk mencegah terjadinya diare pada balita adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Disease is still a public health problem because it is still a fairly high cause of death in Indonesia. In 2015, the prevalence of children under five years who died from diarrhea globally was 9% (UNICEF, 2016). Based on Riskesdas data in 2018 the incidence of diarrhea in Indonesia was 10,2%. Based on Riskesdas data in 2013 the prevalence of diarrhea in West Java province was 7,5%, then based on Riskesdas in 2018 the prevalence of diarrhea in West Java province increased to 8.6%. The purpose of this research is to find out the description of the factors that associated with the incidence of diarrhea in children under five years in West Java Province in 2017. This study uses a Cross Sectional study design. Data that used is secondary data based from the Demographic Survey and Indonesian Health (IDHS) in 2017. The sample used is children aged 0-59 months in West Java Province, recorded in the 2017 IDHS, and samples that meet the inclusion and exclusion criteria are 1.554 children. The research result showed that the prevalence of diarrhea in West Java province in 2017 was 15,6% (242 children). The results of the bivariate test showed that the factors associated with the incidence of diarrhea were children aged ≤ 1 year (OR 1,62; 95% CI 1,23-2,13; p=0,001), sanitation facilities (OR 1,52; 95% CI 1,14-2,03; p=0,005), and source of drinking water (OR 1,34; 95% CI 1,01-1,79; p=0,047). To prevent diarrhea in children under five years is keep the environmental clean and healthy lifestyle."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novie Diyah Nuraini
"ABSTRAK
Latar Belakang: Tumbuh kembang anak dapat dinilai dari kemampuan Adaptasi, Personal Sosial, Motorik, Komunikasi, dan Kognitif. Pemeriksaan tumbuh kembang yang sering dilakukan di Indonesia adalah Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP), Denver II dan pemeriksaan Bayley III. Battelle Development Inventory II (BDI II) sudah banyak digunakan secara luas di Indonesia, namun belum dilakukan validasi hingga saat ini.
Tujuan. Uji Validasi instrumen Battelle Development Inventory II versi Bahasa Indonesia
Metode: Penelitian potong lintang pada 30 subyek dengan menilai hasil pemeriksaan profil tumbuh kembang anak yang meliputi domain Adaptasi, Personal Sosial, Motorik, Komunikasi, dan Kognitif.
Hasil: Telah dilakukan proses penerjemahan ke dalam Bahasa Indonesia dan dilakukan penerjemahan kembali ke dalam Bahasa Inggris sebagai salah satu rangkaian uji Validitas Konten, dengan dilakukan penilaian oleh tim Ahli Fungsi Luhur dan Neuropediatri dengan hasil yang valid ( Kappa > 0.8) Uji instrumen validitas dilakukan pada masing masing subdomain didapatkan bahwa koefisien korelasi antar domain dalam BDI II dan antara sub domain dengan nilai total domainnya memiliki hasil yang valid (p<0.05).
Kesimpulan: BDI II versi Indonesia valid untuk digunakan sebagai instrumen penilaian tumbuh kembang anak di Indonesia untuk pemeriksaan tumbuh kembang anak.

ABSTRACT
Introduction: Child development can be assessed from adaptive, motor, communication, cognitive, and personal social abilities. Examination of children's growth that is often carried out in Indonesia is Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP), Denver II and Bayley III examination. Battelle Development Inventory II (BDI II) has been widely used in Indonesia, but has not been validated to date.
Purpose: Validation BDI II Indonesia Language version
Methods: In this cross-sectional study. data collected from the examination the profile of children's growth and development of 30 subject, included the domain of adaptation, personal social , motoric, communication, and cognitive.
Results: The translation process into Indonesian and back translation into English as one of a series of Content Validity tests, with an assessment by the expert Neurobehaviour and Neuropediatrician with valid results (Kappa> 0.8) Test of validity performed on each subdomain was found that the correlation coefficients between domains in BDI II and between sub domains with the total domain values ​​had valid results (p <0.05) and have a strong correlation (r> 0.8)
Conclusion: The Indonesian version of Battelle Develompent Inventory II (BDI II) is valid for use as an assessment instrument for child growth in Indonesia for the examination of child growth and development."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soffa Lutfiah
"ABSTRACT
Penimbangan balita sangat penting dilakukan untuk memantau pertumbuhan dan
melakukan deteksi dini permasalahan gizi. Rendahnya jumlah balita ditimbang di
Kecamatan Kramat Jati merupakan masalah serius yang harus dievalausi. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan hasil evaluasi D/S pada Kegiatan Penimbangan
Balita di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur Tahun 2015. Penelitian ini
merupakan jenis cross sectional kualitatif menggunakan pendekatan evalausi CDC
dengan melakukan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Pemilihan
narasumber menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masih butuh kerja keras dari semua pihak, terutama peran
lintas sektor dan organisasi profesi untuk meningktkan cakupan D/S.

ABSTRACT
Toddlers weighing is very important for growth monitoring and early detection of
nutritional problem. Low number of toddler weighed in Kramat Jati District is a
serious problem which must be evaluated. The study aimed to obtain the evaluation
result of D/S on toddler weighing in Kramat Jati District, East Jakarta 2015. This
study is cross-sectional qualitative study with CDC evaluation approach by
conducting in-depth interviews and documents review. Selection of interviewees
used purposive sampling technique. The results showed that it still needs hard work
from all parties or stake holders, especially from cross-sector role and professional
organizations to improve the D / S coverage."
[;;, ]: 2016
S63964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayu Nazella
"

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat gizi buruk, infeksi berulang dan stimulasi psikososial tidak memadai yang ditandai oleh indikator TB/U atau PB/U <-2 standar deviasi. Prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,6% pada tahun 2022, dimana ibukota Indonesia, DKI Jakarta, memiliki prevalensi stunting sebesar 14,8%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 0-59 bulan di DKI Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan data hasil SSGI 2022 dengan sampel anak usia 0-59 bulan yang menjadi responden dalam SSGI 2022. Analisis data yang dilakukan merupakan analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan chi-square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 3627 balita sebanyak 17% mengalami stunting. Faktor dominan stunting pada balita di kelompok usia 0-5 bulan dan 24-59 bulan adalah panjang lahir (OR: 37,498 dan OR: 1,657), sedangkan pada kelompok usia 6-23 bulan, faktor dominan stunting adalah tinggi badan ibu (OR: 2,287).


Stunting is the impaired growth and development of children due to poor nutrition, repeated infection and inadequate psychosocial stimulation that can be identified if their height-for-age (HAZ) is less than -2 standard deviation. The prevalence of stunting in Indonesia was 21,6% in 2022, whereas it’s capital city, DKI Jakarta has a prevalence of 14,8%. This study aims to identify the dominant factor and factors associated with stunting among children aged 0-59 months in Jakarta. The design of this study is cross-sectional using data from SSGI 2022 with a sample of children aged 0-59 months who were selected as respondents in the SSGI 2022. Data analysis was carried out in this study using univariate analysis with frequency distribution, bivariate analysis using chi-square test and multivariate analysis using multiple logistic regression. This study found that among 3.627 children, 17% were stunted. Multivariate analysis showed that birth length is the most dominant factor associated with stunting among children in the age group of 0-5 months and 24-59 months (OR: 37,498 and OR: 1,657), whereas mother’s height is the most dominant factor associated with stunting among children in the age group of 6-23 months (OR: 2,287)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Mega Farida
"Prevalensi kejadian stunting pada anak balita masih memerlukan perhatian serius. Kejadian stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya peran anggota keluarga dalam pengasuhan termasuk ayah dan praktik pemberian makan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan peran ayah dan praktik pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita di Kota Depok. Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik non- probability sampling dengan metode purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada 111 responden di 3 Puskesmas dengan tingkat stunting tertinggi di Kota Depok. Hasil penelitian yang di analisis dengan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara peran ayah dengan kejadian stunting (p value = 0,683 ; α=0,05). Hasil penelitian yang dianalisis dengan uji independent t-test menunjukkan ada hubungan signifikan anatara praktik pemberian makan dengan kejadian stunting (p value = 0,004; α = 0,05). Program kerja yang telah dilaksanakan seperti “Alarm Stunting” kurang melibatkan ayah dalam proses pelaksanaannya, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran bagi perawat dan tenaga kesehatan di puskesmas untuk melaksanakan program pencegahan stunting dengan melibatkan peran keluarga seperti ayah dalam pemenuhan gizi balita.

The prevalence of stunting in children under five still requires serious attention. The incidence of stunting is influenced by various factors, one of which is the role of family members in parenting, including fathers, and feeding practices. The aim of the research was to determine the relationship between father's role and feeding practices and incidents stunting in toddlers in Depok City. This research design uses a descriptive correlation design with a correlation approach cross sectional. Research samples were taken using techniques non-probability sampling with method purposive sampling. This research was conducted on 111 respondents at 3 health centers at various levels stunting highest in Depok City. The research results were analyzed using tests chi square showed that there was no significant relationship between the father's role and the incidence of stunting (p value = 0.683 ; α=0.05). The research results were analyzed using tests independent t-test shows that there is a significant relationship between feeding practices and the incidence of stunting (p value = 0.004; α = 0.05). Work programs that have been implemented such as "Alarm Stunting" there is less involvement of fathers in the implementation process, so it is hoped that the results of this research can be a suggestion for nurses and health workers at community health centers to implement prevention programs stunting by involving the role of families such as fathers in fulfilling toddler nutrition."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Andriyani
"ABSTRAK
Toilet training merupakan salah satu tugas perkembangan anak usia toddler. Pencapaian toilet training dapat dihambat oleh penggunaan diaper pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan diaper dengan pencapaian toilet training pada anak balita. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik cluster sampling yang melibatkan 136 anak balita di RW 01 Pinang Ranti yang masih menggunakan diaper dalam sebulan terakhir. Penelitian ini menunjukkan bahwa balita yang menggunakan diaper intensitas sebagian besar mengalami keterlambatan pencapaian toilet training (67,1%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan diaper dengan pencapaian toilet training pada anak balita (p value= 0,000). Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada orang tua untuk melatih toilet training sesuai dengan usia anak dengan cara mengurangi penggunaan diaper pada anak.

ABSTRACT
Toilet training is one of the task of development of toddler. Achievement of toilet training can be inhibited by the use of diaper on the child. This study aims to determine the relationship between the use of diapers with the achievement of toilet training on children under five. This study used cross sectional design with a cluster sampling technique involving 136 children under five in RW 01 Pinang Ranti who still use diapers in the last month. This study shows that children who use diapers intensity mostly experienced a delay in the achievement of toilet training (67.1%). The results showed that there was a significant relationship between the use of diapers with the achievement of toilet training in children under five (p value = 0.000). The results of this study recommend parents to train toilet training children with age-appropriate by reducing the use of diaper on the child."
2016
S63507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>