Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186339 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Sentosa Limena
"ABSTRAK
Krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia pada pertengahan 1997, khususnya di Asia Tenggara banyak berpengaruh pada pola investasi yang terjadi pada pasar modal
dan deposito. hal ¡ni disebabkan hampir semua indikator ekonomi pada saat krisis
ekonomi terjadi berubah secara drastis. Indeks-indeks saham, nilai tukar mata uang dan
suku bunga bebas resiko di negara-negara yang terkena krisis ekonomi cenderung
menampilkan performa negatif. Namun seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi
yang dialami negara-negara itu selama periode dua tahun, investor perlu
mempertimbangkan kembali kemungkinan untuk berinvestasi di negara-negara itu.
Penelitian ¡ni melibatkan sebelas negara di mana dua negara di antaranya yaitu
Amerika dan Inggris, yang bukan termasuk negara Asia, diikutsertakan dalam
perhitungan tingkat pengembalian dan resiko dengan tujuan sebagai pernbanding bagi
negara Asia lainnya. Pada umumnya negara yang tidak termasuk negara-negara Asia
akan memiliki resiko yang lebih kecil pada pasar modal maupun fluktuasi nilai tukar
mata uang dibandingkan dengan negara-negara Asia. Namun dalam hal tingkat
pengembalian, negara-negara Asia juga mampu melebihi negara-negara lainnya dengan
catatan telah terjadi perubahan indikator ekonomi yang cenderung positif pada saat
membaiknya situasi ekonomi di sejumlah negara Asia.
Perbandingan tingkat pengembalian pada pasar modal maupun tingkat deposito
diperhitungkan tiap minggu baik dihitung tanpa memperhitungkan faktor nilai tukar mata
uang suatu negara dengan US Dollar maupun dengan memperhitungkan faktor nilai tukar
mata uang suatu negara dengan US Dollar. Investor diharapkan dapat beradaptasi dengan
dua keadaan seperti di atas dan mampu bermain sebagai investor domestik maupun
investor yang bisa melakukan investasi di berbagai negara.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Alie Naviekhar
"ABSTRAK
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada awal pertengahan 1997 telah memporak
porandakan kondisi ekonomi Indonesia. Berdasarkan kondisi tersebut, ingin diketahui
a) investasi yang paling menguntungkan antara investasi pada instrumen investasi
saham, mata uang dan komoditi emas yang dilakukan pada periode Januari sampai
Juni 1998, b) tingkat pengembalian per minggu, serta C) adanya interaksi antara return
masing-masing instrumen dengan return per minggu. Ke tiga hal yang ingin diketahui
tersebut dituangkan dalam bentuk hipotesis.
Langkah yang dilakukan adalah dengan membentuk portofolio saham, portofolio
mata uang dan mengambil satu harga emas di pasar emas dunia. Portofolio saham
akan diambil dan 45 saham yang masuk dalam Indeks LQ-45, portofolio mata uang
akan diambil dari 5 mata uang kertas utama (major currency) yang diperdagangkan
Bank Indonesia, dan harga emas akan diambil dari quotation harga emas di pasar
Hongkong. Selain itu juga akan digunakan deposito bank sebagai salah satu indikator
kebijakan moneter pemerintah dalam masa krisìs.
Hasil penelitian dihitung dengan menggunakan perhitungan portofolio dan
dibuktikan dengan pengujian statistik dengan menggunakan analysis of variance
(Anova). Karena penelitian ini menggunakan dua variabel, yaltu variabel return masing
masing instrumen investasi dan variabel return per minggu dari masing-masing
instrumen investasi, maka Anova yang dipakai adalah two way anova.
1. Untuk Hipotesis I, bahwa dengan nilal a sebesar 5% menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara tingkat pengembalian masing-masing instrumen
investasi. Hal ini berarti bahwa tingkat pengembalian dari ke tiga instrumen
investasi tersebut adalah sama.
2. Untuk Hipotesis II, bahwa dengan nilai a sebesar 5% menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara tingkat pengembalian per miriggu dari masing
masing instrumen investasi Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat kondisi
transaksi yang bersifat seasonal yang dapat mempengaruhi investor dalam
berinvestasi.
3. Untuk Hipotesis Ill, bahwa dengan nilai a sebesar 5% menunjukkan tidak terdapat
interaksi antara tingkat pengembalian masing-masing instrumen dengan tingkat
pengembalian per minggu. Hal ini menunjukkan bahwa investor dapat melakukan
investasi dengan bebas di ke tiga instrumen tersebut, karena ke tiganya
mempunyai return yang sama, serta investasi di minggu manapun juga akan
memberikan return yang sama.
Berdasarkan hasil tersebut disarankan bagi investor untuk memilih risiko yang
terkecil yang bisa dilihat dari instrumen investasi yang memiliki coefficient of variation
yang terkecil, yaltu instrumen investasi saham.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T4985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Edhi Kusumaningtias
"ABSTRAK
Karya Akhir ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana penerapan dan P/E
ratio dalam menilai harga dari suatu saham di bursa dan untuk melihat seberapa besar
pengaruh dan signifikansi dari variabel-variabel pembentuk nilai P/E ratio yaitu :
dividend payout ratio, earnings growth, serta standar deviasi dan tingkat pertumbuhan
rata-rata. Jumlah sampel diambil dari populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta terdiri dari 42 perusahaan dan dapat dikelompokkan berdasarkan
3 sub industri, yaitu : consumer goods industry, basic & chemical industry dan
miscellaneous industry. Periode pengambilan data dan tahun 1991 sampai tahun 1996
digunakan untuk membentuk persamaan regresi linier berganda P/E ratio tahun 1995.
Hasil penelitian dari ketiga kelompok industri secara umum menunjukkan
bahwa variabel bebas (dividend payout ratio, tingkat pertumbuhan EPS, dan standar
deviasi) dalam persamaan regresi berganda memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap nilai P/E ratio. Ditemukan pula bahwa dari hasil persamaan regresi tanda
minus maupun plus dari masing-masing variabel bebas yang menunjukkan hubungan
linier antara variabel tersebut dengan nilai P/E ratio tidak sesuai dengan dugaan awal,
kecuali untuk miscellaneous industry.
Dengan menggunakan persamaan P/E ratio basil regresi dapat diketahui apakah
suatu saham dalam kondisi undervalued ataupun overvalued. Kemudian dilakukan
pembuktian melalui analisis return yaitu dengan membandingkan return tahun 1995
dengan return tahun 1996. Hasil yang diperoleh dan analisis di atas secara
keseluruhan menunjukkan bahwa return saham undervalue lebih besar dibandingkan
dengan return saham yang overvalue.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Resiko merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan investasi, karena besar kecilnya resiko yang terkandung dalam suatu alternatif investasi akan mempengaruhi pendapatan yang diharapkan dari investasi tersebut. Penilaian investor atau calon investor terhadap resiko investasi saham juga akan mempengaruhi harga saham yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena resiko merupakan salah satu unsur dalam penetapan tingkat "discount" untuk menentukan nilai saham. Ada beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap resiko investasi saham di pasar modal."
Hukum dan Pembangunan Vol. 26 No. 4 Agustus 1996 : 313-324, 1996
HUPE-26-4-Agt1996-313
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Jakarta: Bursa Efek Jakarta, 1998
R 332.0415 PER
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jason Hendra
"Investasi saham di bursa efek Indonesia menjadi kian populer. Mengacu pada pertumbuhan secara kuantitas, peningkatan jumlah investor Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Namun secara kualitas, jumlah investor aktif di bursa efek Indonesia hanya sekitar 40.000 ribu dari total 850.000 ribu investor saham (Laporan Tahunan BEI 2018) .Beberapa studi sebelumnya menunjukkan perilaku investasi dipengaruhi faktor internal investor seperti emosi investor, dan karakteristik demografi, juga faktor eksternal investor seperti faktor cuaca/lingkungan, perilaku herd, jaringan sosial, dan informasi pada jaringan sosial. Tujuan penelitian ini melihat pertumbuhan kuantitas tidak dibarengi dengan pertumbuhan kualitas investor dijelaskan dengan konteks di dalam organisasi investasi yaitu galeri investasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengumpulan data secara daring dengan metode sampling haphazard. Hasil survei yang didapat setelah proses clean data, adalah 111 data responden yang merupakan anggota 31 galeri investasi di Pulau Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan rendah terkait tingkat perilaku investasi anggota, juga pada tingkat keterlekatan pada organisasi, dan personal mastery mereka. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang lemah antara tingkat keterlekatan pada organisasi dengan tingkat perilaku investasi sementara, variabel bebas personal mastery menunjukkan kekuatan hubungan yang sangat lemah. Dengan terdapatnya hubungan, penelitian ini mendukung teori dari Mark Granovetter terkait keterlekatan sosial dilihat dari bentuk-bentuk relasi sosial dalam organisasi Galeri Investasi.

Stock investment in the Indonesian stock exchange is becoming more popular. Referring to the growth in quantity, an increase number of Indonesian investors has increased significantly every year. But in quality, the number of active investors in the Indonesian stock exchange is only around 40,000 thousand from a total of 850,000 thousand stock investors (BEI 2018 Annual Report). Some previous studies show investment behavior is influenced by investors' internal factors such as investor emotions, and demographic characteristics, besides there are investor external factors such as weather / environmental factors, herd behavior, social networks, and information on social networks. The purpose of this study looks at quantity growth not accompanied by growth in investor quality explained by the context within the investment organization, namely Galeri Investasi. This research uses a quantitative approach by collecting data online with the haphazard sampling method. The survey results obtained after the clean data process, are 111 respondents who are members of 31 investment galleries in Java. The results showed that there was a low tendency related to the level of investment behavior of members, the level of organizational embeddedness , and their personal mastery too. The results showed that there was a weak relationship between the level of organizational embeddedness and the level of investment behavior while the independent variables of personal mastery showed a very weak relationship. With the existence of a relationship, this research supports the theory of Mark Granovetter related to social embeddedness seen from the forms of social relations in Galeri Investasi"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lambey, David
"ABSTRAK
Pasar modal di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat walaupun relatif
Iebih lambat dibandingkan dengan negara - negara di Asia Tenggara lainnya, seperti
Singapura dan Malaysia. Tetapi perkembangan yang pesat ¡ni tidak didukung pengetahuan
masyarakat yang baik tentang pasar modal dan teknik - teknik analisa investasi khususnya
Dalam kondisi kinerja Bursa Efek Jakarta yang semakin terpuruk saat ¡ni, pengetahuan akan
teknik -teknik analisis investasi semakin dibutuhkan masyarakat karena terbuka suatu
kesempatan untuk memperoleh saham suatu perusahaan yang baik kinerjanya dengan harga
yang jauh lebih rendah daripada harga intrinsiknya.
Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis implementasi teknik Warren Buffett
dalam keputusan investasi saham di Indonesia. Teknik Warren Buffett menggabungkan antara
analisis kuantitatif yang dikembangkan Benjamin Graham dengan analisis kualitatif yang
díkembangkan Philip Fisher. Analisis implementasi teknik Warren Buffett pada keputusan
investasi di Bursa Efek Jakarta dibagi menjadi dua tahapan besar, yaitu:
1. Tahapan pertama adalah membentuk portfolio berdasarkan teknik Warren Buffett.
Portfolio yang terbentuk pada tahapan pertama terdiri dan lima perusahaan (Daya Guna
Samudera, Indosat, Jaya Real Property, Surya Toto dan Tambang Timah).
2. Tahapan Kedua adalah mengukur kinerja dan resiko portfolio yang terbentuk dan
membandingkannya dengan pasar. Pengukuran kinerja portfolio dan pasar menggunakan
dua metode, yaitu metode holding period return dan return - Tisk adjusted. Resiko yang
diperhitungkan meliputi resiko sistematik dan non-sistematik. Selain itu, periode yang
digunakan dibagi dua, yaitu periode sebelum pemerintah (Bank indonesia) inencabut band
intervensi terhadap nilai tukar mata uang Rupaih dan periode sepanjang tahun 1997.
Dari analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa portfolio yang dibentuk mempunyai
tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan tingkat pengembalian pasar baik untuk
metode holding period return dan retrun - risk adjusted maupun untuk periode sebelum
pemerintah mencabut kurs intervensi (kondisi normal) maupun sepanjang tahun 1997.
Portofolio juga memiliki tingkat resiko yang lebih rendah dibandingkan pasar untuk dua
periode berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik Warren Buffett dapat
diimplementasikan pada Bursa Efek Jakarta. Walaupun demikian ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi analisis, yaitu kondisi fundamental masing - masing perusahaan, penggunaan
metode akuntansi yang berbeda, penggunaan data historis, krisis keuangan dan kondisi pasar
modal yang relatif masih muda. Untuk itu ada pula saran - saran untuk mengoptimalkan
implementasi teknik Warren Buffett, yaitu: analisis prinsip usaha dan manajemen,
penyesuaian current earning untuk memberikan prediksi pertumbuhan dan owner?s earning di
masa depan dan memasukkan hutang dalam mata uang asing sebagal salah satu faktor
pertimbangan.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parmon Hardson
2001
T2386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>