Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59813 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mundardjito
Jakarta: UI-Press, 2003
PGB Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Mundardjito
Jakarta: UI-Press, 1995
PGB 0473
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Hamzah Ali Baswedan
"Perubahan keadaan Perang Pasifik bagi Jepang menjadi pihak yang bertahan pada tahun 1943 memaksa Jepang untuk mendirikan pertahanan di wilayah-wilayah yang telah dikuasainya untuk mencegah serangan-serangan tidak terduga dari Sekutu. Salah satu pertahanan tersebut dibuat di kawasan pantai selatan Yogyakarta yang terdiri dari 20 bangunan pertahanan. Bentuk dan pola penempatan bangunan ini tentunya berkaitan dengan strategi Jepang dalam mempertahankan kawasan pantai selatan Yogyakarta dalam Perang Pasifik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dan pola persebaran bangunan pertahanan dalam kaitannya dengan strategi pertahanan Jepang. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode observasi lapangan yang didukung dengan studi pustaka. Hasil analisis morfologi dan kontekstual KOCOA menunjukan bahwa bangunan pertahanan di kawasan pantai selatan Yogyakarta terdiri dari tiga tipe bangunan pertahanan dengan pola mengelompok dan acak serta penempatan yang menunjukan jika bangunan-bangunan tersebut dibuat untuk saling mendukung satu sama lain sambil memanfaatkan keadaan geografis dengan maksimal dalam upaya Jepang untuk mempertahankan kawasan pantai selatan Yogyakarta.

The changing conditions of the Pacific War for Japanese Empire to defensive action in 1943 forced the Japanenese to establish a series of fortifications in the territories it had controlled to prevent surprise attacks from the Allies. One of these was built in the southern coastal of Yogyakarta which consisted of 20 fortifications structures. The shape and placement pattern of these structures are related to the Japanese strategy in defending the southern coastal area of Yogyakarta during the Pacific War. This study aims to determine the shape and distribution  pattern of the Japanese fortifications structures. This article used field observation method supported by literature study. The results of the morphological analysis and contextual analysis of KOCOA show that the fortifications in the south coast of Yogyakarta consist of three types of structures with clustered and random placements patterns indicating that these structures were built to support each other while making the maximum use of geographical conditions of the southern coastal region of Yogyakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sulistiono
"Pendahuluan
Da'wah dan penyebaran doktrin Islam di Pulau Jawa telah berlangsung untuk masa yang lama. Proses tersebut antara lain merupakan hasil usaha perorangan maupun kelompok para pedagang. Di Pulau Jawa tidak ada kekuatan Islam yang terpusat untuk melancarkan pengaruhnya atau memaksakan perkembangannya dengan jalan perang (Arnold, 1985:326).
Pertumbuhan masyarakat Islam di Pulau Jawa dapat dibuktikan antara lain melalui kehadiran peninggalan tua di Leran, (Gresik). Di tempat itu ditemukan batu nisan yang bertulis Arab Kufi, yang memiliki angka tahun tertua di Indonesia. Nama yang terbaca pada batu nisan tersebut adalah Fatimah binti Maimun bin Hibat Allah, yang wafat pada tahun 495 H/1102 Masehi (Moquette, 1921:391-399 ; Tjandrasasmita, 1977: 111). Di Gresik terdapat pula kuburan tua, di Gapura yang terletak bersebelahan dengan Taman Makam Pahlawan Gresik. Pada batu nisannya tertulis nama asSyahid Burhanuddin wa Quwwatuddin alMalik Ibrahim alMa'ruf, wafat pada Rabi'ul Awwal 1419 M (Juynboll, 1911: 605), sedangkan J.P.Moquette tidak menyebut Rabi'ul Awwal, melainkan Rabi'ul Akhir (1912 :208-210). Satin nisan itu penuh dengan ukiran huruf Arab, di antaranya berupa ayat-ayat alaur'an. Batu nisan itu didatangkan dari Cambay, dan tampak mempunyai persamaan dengan yang terdapat di Pasai dan India (Moquette, 1912 : 536-548). Bukti-bukti arkeologi yang menunjukkan adanya perkembangan masyarakat muslim di Jawa Timur juga dijumpai pada pemakaman muslim daerah Troloyo yang berangka tahun 1203-1533 Saka atau tahun 1281-1611 M (Damais, 1957:353 ; Ambary, 1984:353-354). Dengan demikian, maka dapat diidentifikasi adanya kantung pemukiman komunitas muslim di Trowulan, setidaknya pada jangka waktu tersebut (Ambary, 1991b:10).
Pada zaman Majapahit, perdagangan di sekitar perairan Nusantara telah dikuasai oleh saudagar-saudagar dari Jawa. Pada waktu itu mereka telah menjadi saudagar yang kaya raya, bahkan sekitar tahun 1416 Masehi sudah banyak Adipati Majapahit yang memeluk agama Islam (Sehrieke, 1916:30). Posisi tersebut semakin mantap ketika di pusat kerajaan terjadi perebutan 'mahkota' antara Keluarga raja, terkenal dengan Peristiwa Paregreg (1401-1406 M), yang menyebutkan para adipati di pesisir utara Jawa semakin memegang kekuatan ekonomi dan maritime? "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Triwurjani
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samidi
"ABSTRAK
Dalam usianya yang lebih kurang 1200 tahun. candi Borobudur sebelum dipugar pada tahun 1975 sampai dengan 1982, mengalami kerusakan berupa kemelesakan dan kemiringan dinding-dinding candi berikut pagar langkannya. Kerusakan tersebut juga sekaligus menyebabkan kehilangan sebagian besar batu-batu pagar langkan. Untuk penyelamatan sementara. sejak awal abad ini sampai menjelang pemugarannya yang kedua pada tahun 1975 sebagian besar pagar langkan yang telah tidak utuh lagi tersebut diturunkan demi penyelamatannya. Ketidakutuhan 'batu pagar langkan tersebut diperparah lagi ketika candi Borobudur menjadi obyek kunjungan. khususnya ketika Indonesia masih menjadi jajahan Belanda. Banyak batu candi Borobudur yang dibawa ke negeri Belanda serta diberikan kepada tamu. misalnya raja Siam yang berkunjung ke candi Borobudur pada tahun 1896. Selain itu penduduk di sekitar candi Borobudur juga ikut mengambil batu-batu candi untuk kepentingan mereka. Jumlah batu pagar langkan yang hilang mencapai ± 30% atau sekitar 27.530 balok; sementara batu lepas yang ditemukan kembali berjumlah 12.762 balok. Upaya pencocokan batu lepas tersebut telah dilakukan sejak 1969 sampai sekarang. namun keherhasilannya kecil. karena baru dapat mengembalikan 299 balok.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalimunthe, Rizky
"Masjid-masjid kuno di Provinsi Banten memiliki sejumlah ornamen yang menarik untuk dikaji secara mendalam. Kajian tersebut ditinjau secara arkeologis dan objek kajiannya adalah ornamen yang ada pada masjid-masjid kuno di Provinsi Banten yang berjumlah 13 masjid. Tujuan kajian adalah untuk menguraikan motif ornamen yang muncul, keletakkannya pada bangunan masjid, dan kecenderungan persebaran dan perkembangannya. Metode yang digunakan berupa klasifikasi dan analogi sejarah. Hasil yang didapat adalah bahwa motif-motif hias yang muncul sebagian besar merupakan motif yang telah dikenal pada masa sebelum Islam datang, yaitu masa Hindu-Buda dan prasejarah. Selain itu, terdapat pula motif hias yang berasal dari Timur Tengah berupa kaligrafi Arab. Motif-motif hiasan tersebut, ada yang berfungsi sebagai hiasan, juga ada yang memiliki makna simbolis. Berdasarkan keletakan masjid, terlihat kecenderungan berlanjutnya gaya ornamentasi masjid dari daerah pusat kesultanan ke masjid-masjid yang letaknya menjauhi pusat kesultanan ke arah selatan dan barat yaitu ke arah wilayah Serang, Pandeglang, Lebak, dan Cilegon.

This research is a study about the style of ornamentation on ancient mosques in Banten province, in terms of the shape, figurative meaning and distribution of ornaments. The research data is all kinds of ornament on the ancient mosques in the province of Banten, whether the architectural or the ornamental. The study was conducted with the aim to elaborate on any ornamental motifs that appear and where it?s placed on the building on the ancient mosques in Banten as well as the tendency of its distribution. Methods used are classification and historical analogy. In conclusion, decorative motifs that appear mostly a motif that has been recognized in the period before Islam came, the prehistoric period and the Hindu- Buddhism. Among those ornate motifs, in addition to there being only to beautify, may also have symbolic meaning. In terms of the style of ornamentation based on mosques location, it appears that the continuing style of ornamentation tendency is visible from the mosques located in central area of the Sultanate, to the mosques away from the center of the empire, to the south and west toward the region of Serang, Pandeglang, Lebak, and Cilegon."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ahmad Ginanjar Purnawibawa
"Skripsi ini membahas tentang teknologi senjata logam pada masa lampau. Penelitian ini menggunakan metode analisis kandungan unsur (x-ray fluroscence) dan tingkat kekerasan (skala Mohs) pada 11 senjata logam dari Museum Tosan Aji. Senjatasenjata tersebut berupa keris, pedang, dan mata tombak. Hasil analisis unsur memperlihatkan bahwa dari 11 senjata yang dianalisis tidak terdapat senjata dengan kandungan unsur dan trace element yang sama, selain itu tidak ditemukan hubungan antara hiasan pamor pada senjata dengan kandungan unsur. Sementara pengukuran tingkat kekerasan menunjukkan adanya perbedaan tingkat kekerasan pada jenis dan tipe senjata tertentu, serta adanya hubungan antara tingkat kekerasan dengan proses pembuatan pada senjata keris.

The focus of this study is about ancient technology of metal weapons. This research use element analysis (x-ray fluroscence) and hardness test (Mohs scale) method to analyze 11 weapons from Tosan Aji Museum. Those weapons are kerises, sword, and spear tips. Based on element analysis result, there is no similar element composition and trace element in 11 metal weapons. Furthermore, element analysis proof that weapon’s pamor and it’s element composition is unrelated. Other method, hardness test result shows there is hardness level difference in various kind and type of weapons. Hardness test result also shows there is relation between hardness level and forging processes in keris."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S57844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffry Rizki Mohammad
"Cagar budaya adalah saksi sejarah yang kaya akan nilai, baik nilai sejarah, kebudayaan, ilmu pengetahuan, ataupun nilai yang menyangkut fungsional dan estetika. Cagar budaya perlu untuk dilestarikan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh generasi penerus. Cagar budaya yang menarik untuk dibahas adalah Keraton Kaibon yang terletak di Situs Banten Lama. Perlindungan dan pemanfaatan yang berjalan di Keraton Kaibon berjalan kurang maksimal, ditambah lagi penelitian mengenai Keraton Kaibon yang masih sangat sedikit memicu penulis untuk meneliti cagar budaya tersebut. Analisis khusus, analisis kontekstual, serta metode komparatif dilakukan dalam menganalisa bentuk, arah hadap, penataan ruang, serta nilai yang masih terlihat di Keraton Kaibon. Keraton Kaibon kini hanya berupa sisa runtuhan dengan dinding yang masih utuh di beberapa bagian serta susunan halaman yang masih jelas dapat dilihat. Kondisi yang seperti ini tidak berarti bahwa Keraton Kaibon tidak memiliki nilai. Setidaknya, perlindungan dan pemanfaatan yang berjalan kurang maksimal disana perlu untuk di evaluasi dalam pelaksanaannya.

Cultural heritage is a rich history witness in values, either value of history, culture, knowledge, or other value related to functional and aesthetic. Cultural Heritage needs to be preserved, therefore the benefit from the preservation could be experienced by next generation. Cultural heritage which interesting to be studied is Keraton Kaibon that located in Old Banten Site. Conservation and Exploitation which take place in Keraton Kaibon is less than maximum. Furthermore, the study of Keraton Kaibon which remain only very few encourage the writer to study the Keraton. Specific analysis, contextual analysis, as well as comparative method were conducted in studying form, direction, spatial planning along with visible value within Keraton Kaibon. Keraton Kaibon is now only in a form of remnant with intact wall in some parts as well as courtyard arrangement which clearly could be seen. The condition of the existing Keraton Kaibon doesn`t mean that Keraton Kaibon has no value. At least, the conservation and exploitation which run less than maximum in Keraton Kaibon need to be evaluated within the implementation."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S58384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rahmawan
"Tulisan ini membahas bagaimana awal mula pemukiman di Situs Kutai Lama, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Penelusuran Ppemukiman tersebut dilihat dari tinggalan arkeologis yang diperoleh dari hasil penggalian yang dilakukan oleh Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada tahun 2007 dan 2009. Setiap situs pemukiman yang ada pada Situs Kutai Lama kemudian dilihat karakteristik temuan dan karakteristik keletakannya.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah merekonstruksi kebudayaan masa lalu pada Situs Kutai Lama. Penelitian ini membahas pemukiman tingkat makro dan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa sisa-sisa pemukiman yang ada menunjukan perbedaan sosial dan menunjukan situs mana yang ramai didatangi oleh para pedagang dan kemudian tinggal untuk bermukim.

This article discuss about the beginning of the settlement in the Kutai Lama Site in which the settlement can be seen and observed by the artifacts, obtained from an excavation by the team of National Archaeological Research Center in 2007 and continued in 2009. Each settlement is characterized by its artifacts and locations.
The purpose of this research is to reconstruct the ancient culture in Kutai Lama Site. This settlement, in which from the excavation processes shows the difference of social or state of well-being in each site, is a macro settlement where it shows which part of it was often visited by merchants and then became a settlement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>