Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112817 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudarsono
Jakarta: Rineka Cipta, 1994
346.086 SUD o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Titi Nova
"Skripsi ini membahas mengenai produk kemas ulang informasi bernama Paket Informasi yang dihasilkan oleh Perpustakaan Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Pembatasan permasalahan penelitian adalah proses penyusunan, analisis bentuk fisik dan isinya. Merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menggunakan metode analisis wacana untuk isi Paket Informasi. Hasil penelitian menyarankan Perpustakaan perlu untuk melakukan kajian pengguna dan melakukan kaderisasi dalam penyusunan Paket Informasi.

The focus of this study is information repackaging product, named _Information Package_ made by Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Library in Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. The scope of the research is the repackaging process, physical and content analysis. This research is a qualitative descriptive interpretive. The researcher suggests the library needs to make a research about user studies, about their information needs, Information Package user category target, and prepares the next librarian who does repackaging information."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S15117
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Widodo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasta Pradana
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas bagaimana Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 memandang kepemilikan saham silang PT. IPC di PT. JICT dan KSO TPK Koja dan bagaimana dampak kepemilikan saham silang tersebut bagi Industri Jasa Bongkar Muat Peti Kemas Internasional di Pelabuhan Tanjung Priok. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif menggunakan data primer dan sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham silang PT. IPC di PT. JICT dan KSO TPK Koja berpotensi melanggar Pasal 27 Hukum Persaingan Usaha dikarenakan terdapatnya persamaan tarif jasa bongkar muat yang disepakati oleh kedua perusahaan tersebut. Namun tindakan tersebut termasuk kedalam tindakan yang dikecualikan oleh Undang-Undang No. 5 Tahun 1999.

ABSTRACT
This bachelor thesis discusses how the Law No. 5 Year 1999 reviews the cross-share ownership of PT. IPC under PT. JICT and KSO TPK Koja, also how the impact of the cross-ownership for Internasional Container Services Industry in Port of Tanjung Priok. The study is normative-juridicial research using primary and secondary data. The result of the research indicates that cross-ownership of PT. IPC under PT. JICT and KSO TPK Koja potentially violate Article 27 of the Competition Law equation due to the presence of loading service rates agreed by the both companies. However, the actions are include into the exception of Law No. 5 Year 1999."
2016
S64348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leo Tri Utomo
"Terminal Operasi 3 Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan tempat pengiriman ekspor dan impor peti kemas yang berada tepat di Ibukota Jakarta dengan panjang dermaga sepanjang 1030 m terdiri dari 5 dermaga dengan luas lapangan penumpukan 122922 m2 dan waktu kerja selama 365 hari/tahun dengan waktu operasi 24 jam/hari.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kelayakan dermaga pada Terminal Operasi 3 Ocean Going Division Pelabuhan Tanjung Priok dengan menggunakan metode Berth Occupancy Ratio BOR atau tingkat pemakaian dermaga berdasarkan data arus kunjungan kapal dan peti kemas disetiap bulan pada tahun 2014, 2015, dan 2016. Evaluasi dilakukan untuk memproyeksikan pertumbuhan arus kapal dan peti kemas pada tahun 2017 sampai 2034 dengan menggunakan metode regresi linier.
Hasil analisis menunjukan bahwa pada tahun 2014 sampai pada tahun 2031 nilai BOR masih dibawah 65 seperti yang disarankan oleh UNCTAD berarti bahwa penggunaan dermaga masih layak. Namun pada bulan April tahun 2032 nilai BOR sudah melebihi 65, yang berarti penggunaan dermaga sudah cukup padat. Untuk mengurangi kepadatan tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan produktifitas bongkar muat dari 20 TEU rsquo;s/jam ke tingkat yang lebih tinggi.

Operation Terminal 3 is a container port which is dedicated for export and import shipping. Located in Jakarta the capital city of Indonesia, the port now stretches over a distance of 1.030 meters. It consists of 5 docks with stacking area 122.922 square meters, the port operation hours is 24 hours aday, 7 days per week.
The purpose of this research to analyze the feasibility of length dock at Operation Terminal 3 ndash Ocean Going Division, Tanjung Priok Port, using Berth Occupancy Ratio BOR method and the rate of pier usage based on the container shipping growth data in 2014, 2015 and 2016. This evaluation is to project the growth of ship and container flow in 2017 until 2034 by using Linier Regression method.
The results of the analysis shows that in the year of 2014 until 2031 the BOR value is still under 65 as recommended by the UNCTAD means that the use of the dock is still feasible. However, in April 2032 the BOR value has exceeded 65 , which means the usage of the pier has already exceed its capacity. Berth utility Reducing the trafic can be done by increasing the productivity of loading unloading from 20 TEU's hour to a higher level.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Felicia Kusumaningtyas
"Sebagai negara maritim, Indonesia kerap memanfaatkan transportasi laut dalam jaringan distribusi barang untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Seiring dengan pertumbuhan arus barang dalam peti kemas, pemerintah perlu mengetahui arus peti kemas untuk beberapa tahun mendatang, khususnya di Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan laut utama di Indonesia. Dengan demikian, pemerintah dapat menyesuaikan fasilitas dermaga yang optimal untuk menghindari banyaknya penumpukan peti kemas maupun antrian kapal di dermaga, ditambah lagi dengan adanya rencana untuk membangun Terminal Peti Kemas Kalibaru (New Tanjung Priok Port) untuk menunjang kinerja Pelabuhan Tanjung Priok.
Metode regresi merupakan salah satu solusi untuk memodelkan estimasi arus peti kemas dengan melihat faktor waktu. Selanjutnya, dilakukan optimasi terhadap dimensi dermaga dan jumlah fasilitas dermaga agar mampu melayani arus peti kemas yang telah diestimasi tersebut, dengan mempertimbangkan faktor kapasitas pelayanan dermaga dan biaya pengadaan fasilitas.

As a maritime country, most domestic and international commodities are distributed through sea transportation in Indonesia. In accordance with the common trends of container-packed products, government should predict container flow that will enter each port for the upcoming years, especially in Tanjung Priok Port, as the main port in Indonesia. By doing so, government could build and expand sea port facilities to anticipate container accummulation and ship queue, in case of the building of New Tanjung Priok Port (Terminal Peti Kemas Kalibaru) that would serve the exceeded container flow from Tanjung Priok.
Regression is a solution for estimation modelling of container flows, by considering time series factor. Then, optimization will be done to find an optimal number for sea port dimension and facilities, by figuring out capacity, productivity, and procurement costs of of terminal facilities.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Muakbar
"Pelayanan jasa kontenerisasi semakin menjanjikan seiring dengan berjalannya waktu. Setiap terminal peti kemas sudah seharusnya menggunakan rancangan sistem yang paling efektif dan menguntungkan walaupun dengan keterbatasan lahan maupun fasilitas yang dimiliki. Perancangan alur barang dan kendaraan yang baik sangat mempengaruhi kinerja kerja semua pihak yang terkait di bidang ini dimana tentu saja hal ini akan memicu produktivitas suatu terminal peti kemas. Alur barang dan kendaraan di terminal petikemas tidak boleh terganggu dengan jumlah kendaraan yang berlebihan karena hanya akan menyebabkan kemacetan di dalam terminal dan menbuat produktivitas barang terhenti.

Containerization seems to be promising from day to day. Each container terminal should use the most effective and beneficial system design even with its limited land and facilities. A good material flow, in this case container, and land transport’s route affects the working performance of all who are involved in the business. This can lead to an increased productivity. The material’s flow and land transport’s route must never encounter problem with the over capacity of the number of the transport itself which could lead to low productivity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Harisuddin
"Peningkatan arus lalu lintas peti kemas internasional semakin meningkat setiap tahun di Indonesia seiring pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh setiap taunnya. Oleh karena itu diperlukan peningkatan produktivitas terminal peti kemas dalam melayani arus lalu lintas peti kemas.
Penelitian ini akan merancang model dan simulasi penumpukan peti kemas di stacking yard (area penumpukan) sebagai upaya peningkatan produktivitas terminal peti kemas. Metode penumpukan peti kemas (stacking rules) yang baik akan mengurangi terjadinya reshuffling yang merupakan waste dalam operasional peti kemas.
Hasil dari penelitian ini adalah model berbasis discrete event simulation sebagai alat evaluasi metode penumpukan peti kemas berdasarkan pada produktivitas terminal peti kemas. Sehingga diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai hubungan antara produktivitas dan metode penumpukan peti kemas di stacking yard.

The enhancement of traffic flow of international container is increasing every year along with the economic growth that continues to grow as the same way. Therefore, the increase on the productivity of container terminals in serving the flow of container traffic is needed.
This study will design models and simulate containers stacking in stacking yard as an attempt to increase container terminals productivity. A good container stacking rules will reduce the reshuffling, which is a waste in container operational.
The result of this study based on discrete event simulation model as an evaluation tool of container stacking method based on the productivity of container terminals. Thus, this study is expected to provide a comprehension of the relationship between productivity and methods of stacking containers in stacking yard.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47120
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichyar Musa
"ABSTRAK
Transportasi laut merupakan sarana yang penting didalam
pengangkutan barang dan penumpang antar negara maupun dalam
satu negara, khususnya Indonesia yang secara geographis
merupakan negara kepulauan.
Biaya operasi dan biaya angkut tnenggunakan kapal peti kemas
yang lebih murah dibandingkan kapal konvensional dan manfaat
ekonomi peti kemas yang lain, mendorong peningkatan penggunaan
peti kemas untuk pengiriman barang. Meskipun demikian
keuntungan penggunaan peti kemas ini akan kurang bermanfaat
jika pelayanan Pelabuhan Peti Remas kurang efisien dan
efektif.
Untuk memberikan pelayanan yang baik, Pelabuhan Tanjung Priok,
khususnya Divisi Usaha Terminal Peti Kemas (DUTPK), telah
menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Adapun
salah satu diantaranya adalah Sistem Informasi Peti Kemas atau
Sistem Informasi Manajemen Divisi Usaha Terminal Peti Kemas
(SIM DUTPK).
SIM DUTPK yang seperti halnya struktur organisasi DUTPK,
merupakan bagian dari SIM Perum Pelabuhan II. 3ika dilaniut
kan ke tingkat yang lebih atas, SIM Perum Pelabuhan II tidak
dapat dilepaskan dari SIM subsektor perhubungan Laut dan SIM
Sektor Perhubungan. Oleh karena itu pengembangan SIM DUTPK
selain ditujukan untuk mendukung pengoperasian dan pengusahaan
pelabuhan Peti Kemas, juga untuk mendukung kebutuhan /
permintaan data dan SIM tingkat yang lebih atas.
SIM DUTPK pada dasarnya digunakan untuk menjejaki peti
kemas selama berada di pelabuhan, yang pada gilirannya kan
digunakan sebagai data untuk menghitung biaya jasa peti kemas
selama di Pelabuhan. Pembayaran jasa oleh pemilik Peti Kernas
merupakan pendapatan utama Pelabuhan disamping pernbayaran jasa
kapal selama di Pelabuhan.
Selain dari pada itu, SIM DUTPK juge diperlukan untuk membantu
perencanaan operasi seperti perencanaan lapangan penumpukan,
perencanaan kapal, perencanaan penggunaan alat, perencanaan
penggunaan tenaga manusia dan lain?lainnnya. Dengan adanya
perencanaan operasi yang baik, dapat diharapkan pelayanan jasa
pelabuhan akan lebih efisien dan efektif.
Meskipun SIM - DUTPK dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas operasi pelabuhan, bukan berarti bahwa SIM DUTPK
dapat memecahkan seluruh permasalahan operasional.
Hasil temuan menunjukkan beberapa masalah operasional yang
terjadi dan perlu diatasi dengan cara operasional. Demikian
juga ditemukannya masalah keuangan yang berkaitan dengan
masalah operasi perlu diatasi dengan alternatif prosedur
keuangan.
Adapun masalah yang berkaitan dengan SIM - DUTPK pada umumnya
berkaitan dengan perancangan sistem yang perlu ditingkatkan
dan perlu dibuatnya beberapa aplikasi sistem tambahan.
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa masalah operasional yang
berkaitan dengan tingginya jumlah peti kernas yang ditumpuk dan
lamanya rata?rata waktu penurnpukan telah diatasi dengan adanya
Surat Keputusan Direksi Perum Pelabuhan II dan pemindahan ke
lokasi penumpukan di luar area Pelabuhan.
Masalah keuangan yang berkaitan dengan keharusan untuk
membayar secara tunai, sehingga diperkirakan merupakan salah
satu penghambat kelancaran pelayanan, telah diusulkan
alternatif kemungkinan penggunaan mekanisme piutang (account
receivable) terutama untuk perusahaan besar dan bonafid.
Ada 3 alternatif usulan yang diberikan dalam rangka mengatasi
permasalahan SIM-DUTPK, dimana setelah dilakukan pembahasan
dipilih satu alternatif usulan.
Alternatif usulan yang dipilih ialah Perancangan kembali
sietem yang ada dengan menggunakan teknologi yang baru, dan
tetap memanfaatkan peralatan yang ada.
Sebagai tindak lanjut dan usulan tersebut telah
diberikan beberapa saran yang diharapkan dapet mempercepat dan
mengamankan pengembangan SIM-DUTPK.
Saran-saran tersebut antara lain meliputi aspek legalitas yang
mendorong keberhasilan operasi DUTPK, penataan struktur
pengelola SIM, penyetaraan keperangkatan pelaksana SIM dengan
pejabat fungsional Pranata Komputer, dan pembuatan rencana
investasi jangka pendek dan jangka panjang yang berkaitan
dengan pembangunan SIM-DUTPK.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hanzalah Huzaifi
"

Sektor terminal peti kemas menjadi salah satu peranan penting dalam arus perdagangan global. Sebagaimana terminal peti kemas memiliki peranan yang penting sebagai salah satu rantai transportasi dalam membentuk kinerja social dan lingkungan sebagaimana transportasi yang semakin meluas ke seluruh dunia. Bermula dari Kyoto Protocol untuk kapal, trend ramah lingkungan turut juga menarik sector keterminal peti kemasan. Namun, terminal peti kemas sulit menemukan sebuah model, yang serupa dengan karakteristik yang dimilikinya, yang dapat digunakan sebagai pembanding akan kinerja operasional mereka dari aspek produksi emisi CO2. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi emisi CO2 di terminal peti kemas peti kemas sehingga memberi gambaran bagaimana sebuah terminal peti kemas melakukan operasionalnya menggunakan model sesuai dengan kondisi ideal berdasarkan peralatan yang ada. Model perhitungan ini menggunakan perhitungan bottom-up dari jumlah aktivitas kerja yang dilakukan oleh terminal peti kemas, jumlah konsumsi bahan bakar sebagai bukan menjadi variable input, melainkan sebagai hasil dari perhitungan model. Adapun yang menjadi variable input adalah throughput, transshipment proses, modalitas transportasi, dan layout terminal. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa beberapa aktivitas operasional alat dapat dioptimalkan lagi dengan membandingkan hasil perhitungan emisi CO2 aktual. Pada penelitian ini ditemukan bahwa per TEU-nya menghasilkan emisi CO2 sebesar 11,27 kg di BICT, 8,31 kg di JICT, dan 15,66 kg di TTL dengan perhitungan estimasi emisi yang bersumber energikan diesel dan listrik. Kemudian dengan perhitungan estimasi emisi CO2 hanya pada yang berdampak secara langsung pada terminal peti kemas, yaitu emisi tanpa alat yang bersumber listrik, maka hasilnya adalah 11,27 kg di BICT, 4,23 kg di JICT, dan 7,77 kg di TTL. Penelitian ini dapat berguna bagi terminal peti kemas, sebagaimana penelitian ini dapat menghitung emisi CO2 di terminal peti kemas dengan estimasi kondisi ideal, karena model yang digunakan dapat menyesuaikan dengan karakteristik terminal peti kemas manapun, dan data yang digunakan sebagai variable input tidak sulit untuk didapatkan.

 


The port sector has been playing one of the important roles in global trade as ports are one of the transportational chain-rings in building environmental-social performance. As we all know, the usage of means of transportation are spreading further across the world. Starting with the Kyoto Protocol for ships, the environmentally friendly trend has also drawn in the port sector. However, it is difficult to find a model with the same characteristics as those of the ports as the models. The models can be used to compare the operational performances in the aspect of CO2 emission production. On that basis, this research aimed at estimating the CO2 emissions in peti kemas ports in order to portray how a port deals with its operational matters using models suitable for ideal circumstances based on the available equipment. This calculative system applies the bottom-up calculation of the work activities done in the ports, of the amount of fuel consumption, not as an input variable, but as the result of the calculation of the calculation itself. As for the input variables, they are the throughput, transshipment process, transportational modality and terminal layout. The result shows that several equipment operational activities can be optimized by comparing the results of the calculation of the CO2 actual emissions. In this research, it was found that each TEU produced CO2 emissions as many as 11,27 kg in BICT, 8,31 kg in JICT, and 15,66 kg in TTL, after calculating the emissions which had either diesel or electric power supply. Then, the result of the calculation of only the CO2 emissions which had direct effects on the ports, i.e. the emissions of non-electrically operated equipment, was each TEU produced as many as 11,27 kg in BICT, 4,23 kg in JICT, and 7,77 kg in TTL. This research is potentially of considerable use to ports since it shows how to calculate CO2 emissions in a port under ideal circumstances, the used models can adapt to the characteristics of any port, and the data serving as the input variables are not difficult to get.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>