Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119997 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulistyowati Irianto
"Etnifikasi atau proses peminggiran penduduk lokal sebagai akibat migrasi di Lampung menyebabkan ulun Lampung
menjadi minoritas di tengah-tengah heterogenitas budaya pendatang. Dalam menghadapi marjinalisasi ini, mereka
membangkitkan tradisi (invensi tradisi) dalam rangka memperkuat kesadaran kolektif melalui pemaknaan piil
pesenggiri (harga diri) yang direproduksi dan diartikulasikan sebagai representasi identitas. Penelitian ini bertujuan
menjelaskan pemaknaan piil pesenggiri sebagai kedayatahanan identitas ulun Lampung yang mereposisi identitasnya,
terkait dengan bagaimana piil pesenggiri diolah sebagai modal budaya dan strategi budaya di dunia sosial mereka.
Sebagai penelitian kualitatif, data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan sejumlah informan untuk
mendapatkan gambaran lengkap tentang piil pesenggiri berdasarkan pengalaman dalam dunia sosial yang dijalaninya.
Temuan penelitian ini, bahwa rekonstruksi identitas ulun Lampung tidak terlepas dari perkembangan dinamika politik
dan budaya dalam ruang dan waktu. Produksi dan reproduksi piil pesenggiri sebagai invensi tradisi, yang diolah
menjadi modal budaya dan strategi identitas merupakan resistensi terhadap pendatang sebagai reteritorialisasi dan
identifikasi diri. Mengubah stigma negatif piil pesenggiri yang selama ini dijadikan "perisai budaya" dalam berbagai
tindakannya adalah konstruksi ulun Lampung dengan citra baru melalui pendidikan, simbol budaya maupun jalur
politik, merupakan proses untuk diakui identitasnya dalam struktur sosial. Reproduksi piil pesenggiri menunjukkan piil
sebagai identitas bukan produk yang statis tetapi kontekstual dan tidak dapat dipisahkan dari habitus ulun Lampung.
Etnifikasi or marginalize the local ethnic as result of migration process in Lampung has caused ulun Lampung?s to
became a minority amidst of the cultural heterogeneity immigrants. In response to this marginalization, they re-invented
tradition in order to strengthen their collective consciousness through the meaning of piil pesenggiri (self esteem) that's
reproduced and articulated as a representation of identity. The study aims to explain how the meaning piil pesenggiri
has been reproduced in the repositioning of ulun lampung's cultural identity, related to how ulun lampung interpret piil
pesenggiri as a cultural capital and strategy cultural. The data were obtained through in-depth interviews from a number
of informants to obtain a comprehensive description of piil pesenggiri based on their experiences in the social world.
The results showed that the reconstruction of Lampung ulun identity is inseparable from the development of the
political and cultural dynamics in space and time. The production and reproduction of piil pesenggiri as an invention is
processed to serve a cultural capital and identity strategy on the social structure vis-a-vis migrants can be viewed as a
reteritorialization of identity. Changing the negative stigma that has piil pesenggiri used as cultural "shields" manifested
in the various actions is the construction of ulun lampung with a new image through field of education, cultural
symbols, or political field, and a process for gaining recognition in terms of their existence identity in the social
structure. The reproduction of piil pesenggiri in social structure Lampung society shows that piil is not a static entity
but an ever-changing one and it is inseparable from the ulun Lampung?s habitus."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyowati Irianto
"Etnifikasi atau proses peminggiran penduduk lokal sebagai akibat migrasi di Lampung menyebabkan ulun Lampung menjadi minoritas di tengah-tengah heterogenitas budaya pendatang. Dalam menghadapi marjinalisasi ini, mereka membangkitkan tradisi (invensi tradisi) dalam rangka memperkuat kesadaran kolektif melalui pemaknaan piil pesenggiri (harga diri) yang direproduksi dan diartikulasikan sebagai representasi identitas. Penelitian ini bertujuan menjelaskan pemaknaan piil pesenggiri sebagai kedayatahanan identitas ulun Lampung yang mereposisi identitasnya, terkait dengan bagaimana piil pesenggiri diolah sebagai modal budaya dan strategi budaya di dunia sosial mereka. Sebagai penelitian kualitatif, data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan sejumlah informan untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang piil pesenggiri berdasarkan pengalaman dalam dunia sosial yang dijalaninya.
Temuan penelitian ini, bahwa rekonstruksi identitas ulun Lampung tidak terlepas dari perkembangan dinamika politik dan budaya dalam ruang dan waktu. Produksi dan reproduksi piil pesenggiri sebagai invensi tradisi, yang diolah menjadi modal budaya dan strategi identitas merupakan resi stensi terhadap pendatang sebagai reteritorialisasi dan identifikasi diri. Mengubah stigma negatif piil pesenggiri yang selama ini dijadikan "perisai budaya" dalam berbagai tindakannya adalah konstruksi ulun Lampung dengan citra baru melalui pendidikan, simbol budaya maupun jalur politik, merupakan proses untuk diakui identitasnya dalam struktur sosial. Reproduksi piil pesenggiri menunjukkan piil sebagai identitas bukan produk yang statis tetapi kontekstual dan tidak dapat dipisahkan dari habitus ulun Lampung.

Etnifikasi or marginalize the local ethnic as result of migration process in Lampung has cause ulun Lampung?s to became a minority amidst of the cultural heterogeneity immigrants. In response to this marginalization, they re-invented tradition in order to strengthen their collective consciousness through the meaning of piil pesenggiri (self esteem) that's reproduced and articulated as a representation of identity. The study aims to explain how the meaning piil pesenggiri has been reproduced in the repositioning of ulun lampung's cultural identity, related to how ulun lampung interpret piil pesenggiri as a cultural capital and strategy cultural. The data were obtained through in-depth interviews from a number of informants to obtain a comprehensive description of piil pesenggiri based on their experiences in the social world.
The results showed that the reconstruction of Lampung ulun identity is inseparable from the development of the political and cultural dynamics in space and time. The production and reproduction of piil pesenggiri as an invention is processed to serve a cultural capital and identity strategy on the social structure vis-a-vis migrants can be viewed as a reteritorialization of identity. Changing the negative stigma that has piil pesenggiri used as cultural "shields" manifested in the various actions is the construction of ulun lampung with a new image through field of education, cultural symbols, or political field, and a process for gaining recognition in terms of their existence identity in the social structure. The reproduction of piil pesenggiri in social structure Lampung society shows that piil is not a static entity but an ever-changing one and it is inseparable from the ulun Lampung?s habitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2002
297.635 TUB
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nadapdap, Amir Syamsu
"Dimanapun suatu kelompok masyarakat berdiam pada seat itu akan terdapat sistem medis khas setempat yang dikembangkan (mungkin) setua komunitas itu sendiri. Salah satu unsur sistem medis itu adalah obat-obatan yang digunakan menanggulangi berbagai kesakitan (illness) seperti yang mereka pahami. Karakteristik sifat dan penggunaan obat-obatan khas lokal atau farmakopea tradisionall senantiasa berbeda menurut perbedaan satuan masyarakat pemiliknya. Secara umum terdapat dua anasir penting dari etnofarmakopea, yakni tumbuhan dan binatang yang digunakan sebagai bahan racikan obat. Dominasi material obatobatan itu lebih ditentukan oleh ciri--ciri lingkungan alam setempat atau ketersediaan sumberdaya di sekitar masyarakat itu sendiri.
Desa yang menjadi lokasi penelitian ini terletak di sekitar hutan, tepatnya di pinggir kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dimana pada gilirannya kondisi objektif itu mengarahkan penduduk lokal untuk secara leluasa mendayagunakan sumberdaya."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biran Affandi
Jakarta: UI-Press, 2000
PGB 0171
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Adik Wibowo
"Penelitian ini bertuiuan mengidentifikasi ciri reproduksi( usia kawin I kali, usia hamil I kali, paritas, jarak kelahiran, gangguan kesehatan selama hamil dan penyulit pada kelahiran lalu) dan pemanfaatan pemeriksaan kehamilan pada 106 ibu hamil trimester ke tiga di kecamatan Ciawi kabupaten Bogor. Penelitian bersifat kros-seksional. Dilakukan pula pengukuran dan pemeriksaan fisik meliputi : penaksiran usia kehamilan melalui pengukuran tinggi fundus uteri,penimbangan badan, pengukuran tinggi,tekanan darah sewaktu, kadar Hemoglobin darah dan Hematokrit.
Hasi1 penting yang diperoleh adalah : 91.5% responden ber suku Sunda, 26.4% mempunyai tinggi kurang dari 145 cm, 23% menikah sebelum berusia 16 tahun, nilai rerata melahirkan : 3.64 kali, jarak kelahiran terpanjang 13 bulan, keluhan terbanyak yang dirasakan adalah Anemia, 44.3% dengan kadar Hemoglobin dibawah 11 gr%.
Dalam memanfaatkan pelayanan periksa hamil yang ada di kecamatan Ciawi ,paling banyak berkunjung ke puskesmas 35% ibu pernah perga ke dukun untuk periksa hamil; dengan distribusi murni ke dukun saja = 7.6%, melakukan pemeriksaan kombinasi: dukun-pusyandu (30.8%) dan dukun-bidan (61.6%).
Mutu pelayanan periksa hamil digambarkan melalui jumlah pemeriksaan yang diperoleh hampir separuh ibu mandapat 5 macam pemeriksaan yaitu pemeriksaan perut/janin,pengukuran tekanan darah, timbang badan, suntikan imunisasi Tetanus roxoid, dan pembagian pil besi (pil tambah darah). mendapatkan pemeriksaan lengkap berupa 10 macam pemeriksaan hanya 1.8% ihu. Hanya 6% diukur tinggi nya.
Saran untuk mongelola kesehatan setempat adalah meningkatkan perhatian terhadap pembagian pil besi terutama memantau bahwa besi yang dibagikan betu1-betul ditelan oleh ibu. Peningkatan mutu pelayanan periksa hamil di puskesmas dengen memberikan macam pemeriksaan yang seharusnya, sesuai dengan wewenang dan kemampuan puskesmas.
Saran bagi peneliti adalah melakukan analisis lanjutan hasil temuan untuk mencari hubungen ciri demografi dengan pemanfaatan periksa hamil; nengembangkan penelitian ini menjadi penelit1an jangka panjang ( hamil sampai dengan buyi lahir) untuk melihat fenomena hamil-bersalin dan dampaknya terhadap kesehatan,ibu-bayi, melakukan penelitian serupa di tempat lain untuk telaah bandingan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Depictions of human reproduction is found in many megalithic buildings. The magical reproductive function is often equated between the phallus and the vulva. It tends to occur in communities that no longer has a cultural context that is consistent with the idea of megalithics. for it is very important to do a review of reproductive function approach to the concept of the symbols and the binary opposition. This is done considering means of reproduction Aas a symbol that has a different function with each other. Moreover, the concept of binary opposition developed until now."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raina Safitri
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh faktor sosial, personal, dan sikap konsumen terhadap keinginan melakukan pembelian tas mewah tiruan di Jabodetabek. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan teknik statistik SEM untuk menganalisis data. Hasil penelitian menyarankan bahwa manajemen tas mewah asli harus berinovasi dan mengeluarkan produk-produk baru yang memiliki nilai keunikan yang tinggi serta melakukan usaha yang lebih besar dalam menekankan kualitas superior dari segi fungsi maupun keandalan tas mewah asli. Hasil penelitian juga menyarankan pemerintah untuk mengedukasi konsumen mengenai akibat negatif dari pembelian barang tiruan, terkait standar etika moral, maupun akibatnya dari segi ekonomi dalam skala mikro maupun makro.

This thesis discusses the influence of social & personality factors, and consumer attitudes toward desire to make a purchase counterfeit luxury handbags in Jabodetabek. This research is descriptive research and using SEM statistical techniques to analyze the data. The results of the study suggest that the management of original luxury bags must innovate and release new products that have high value, uniqueness, and also emphasize more in the superior quality of original luxury bags in terms of functionality and reliability. The results also suggested the government to educate consumers about the negative consequences of purchasing counterfeit goods, and relate it to moral, ethical standards, and its consequences in terms of the microeconomics and macroeconomics scale.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muzajjanah
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Telah diketahui keseluruhan tanaman pare (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji) dilaporkan berkhasiat sebagai obat tradisional. Hasil penyarian, ekstrak biji pare mengandung banyak komponen yang belum teridentifikasi dengan baik. Komponen tersebut antara lain Momordikosid yang tergolong dalam glikosida triterpen, cucurbitasin glikosida, dan momorcharin serta MAP 30 yang termasuk kelompok protein tanaman. Komponen dalam tanaman pare mempunyai aktivitas biologis yaitu antifertilitas, antidiabetik, antivirus, antitumor dan mempunyai efek sitostatik dan sitotoksik.
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa momorcharin yang diekstrak dari biji pare, yang diberikan secara intraperitonium dapat menghampat implantasi zigot. Demikian juga ekstrak buah pare dapat menurunkan kesuburan individu jantan. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji dan ekstrak daging buah pare terhadap kesuburan mencit betina. Dilakukan penelitian pemberian ekstrak biji dan daging buah pare secara oral selama 40 hari pada dosis 500 mg/kg bb, 750 mg/kg bb dan 1000 mg/kg bb terhadap kesuburan mencit betina. Setelah selesai perlakuan dilakukan pengambilan data berat badan mencit dan parameter kesuburan yaitu lama sikius estrus, jumlah folikel ovarium, berat ovarium dan jumlah anak yang dilahirkan.
Hasil dan Kesimpulan: Ekstrak biji dan daging buah pare yang diberikan secara oral pada semua dosis perlakuan tidak berpengaruh terhadap berat badan dan jumlah folikel primer (p>0.05). Akan tetapi dapat menyebabkan sikius estrus menjadi lebih panjang, penurunan jumlah folikel sekunder/tersier dan folikel de Graaf, menaikkan jumlah folikel atresia dan berat ovarium. Mulai dosis 750 mg/kg bb beberapa mencit tidak beranak (p<0.01)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T4648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramamurti Makarao
"Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi serta faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Rancangan yang digunakan untuk penelitian ini adalah cross sectional. Sampling dilakukan pada populasi remaja yang duduk di bangku kelas 3 SLTP Negeri di Cianjur Kota, sebanyak 4 buah SLTP Negeri. Sampel yang diambil sebanyak 399 responden dengan cara simpel random sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup dan terbuka (data primer), sedangkan untuk data, pendidikan dan pekerjaan orangtua responden didapat data di sekolah (data sekunder). Waktu pengambilan data diadakan serentak pada hari-hari yang telah ditetapkan yaitu tanggal 13 Januari 1997 sampai tanggal 18 Januari 1997. Entry data dan pengolahan data dilakukan dengan program komputer EPI INFO Versi 6.0 dan SPSS For Windows.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini didapat ada yang mendukung hipotesis dan ada yang menolak hipotesis. Dengan analisis bivariat didapatkan hasil penelitian yang mendukung hipotesis yaitu ada hubungan antara; jenis kelamin, jumlah anggota dalam keluarga, pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu kelompok sebaya organisasi dan komunikasi dengan pengetahuan remaja tentang reproduksi dan antara jenis kelamin, jumlah anggota dalam keluarga, kelompok sebaya dan organisasi dengan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi. Hasil yang menolak hipotesis yaitu yang menyatakan tidak adanya hubungan antara jenjang urutan anak dan organisasi dengan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan antara jenjang urutan anak, pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, komunikasi dengan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi.
Disarankan agar diadakan gerakan dari tingkat daerah sampai dengan tingkat pusat tentang penyebarluasan kesehatan reproduksi. Disamping itu, perlu diadakannya kajian dan penelitian lebih lanjut secara ilmiah supaya didapat konsep yang tepat untuk implementasi di masyarakat luas.

The Knowledge And Attitude Analysis Of Reproduction Health Of Teenagers Of The Third Grade Of Junior High School Students In Cianjur In 1996.The aim of this research is to find out the teenagers knowledge and attitude of reproduction health and some other factors that dealt with it. The method that is used in this research in cross sectional method. Sample is taken on the youth population of the third grade students of Junior High School in the center of Cianjur, 4 government school around Cianjur. The total samples are 399 respondents using simple random sampling.
Data collecting used a questionnaire with opened questions and closed questions (primary data), mean while educations background and parents jobs, are gained from the school (secondary data). All data are gained at the same time from January 13, 1997 to January 18, 1997. Data entry and the data processing are done by EPI INFO 6.0 Version and SPSS for windows.
The conclusion of this research in that there are some conclusion that support the hypothesis, and some are reject it. Using bivariat analysis; some of the results support the hypothesis and analysis the tell us that there are some relationship between set, the number of the family, father and mother educational background, father and mother's jobs and teenagers' knowledge about reproduction, and sex, the number of the family, peer group and organization and teenagers attitude about reproduction health.
The results that reject hypothesis states that there are no relationship between numbers in the family and organization and teenagers knowledge about reproduction health, and the numbers in the family, father and mother's educational background, communication teenagers attitude about reproduction healthy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>