Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82219 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Fajar Kirani
"ABSTRAK
Perkembangan yang terjadi pada masyarakat menuntut kaum wanita
untuk ikut berpatisipasi tampil dalam berbagai kesempatan yang memerlukan
kepercayaan diri yang kuat yang didukung oleh penggunaan kosmetika yang
tepat bagi pemakainya. Salah satu pilihan yang aman digunakan adalah produk
kosmetika tradisional. Namun pada saat ini persaingan antara produsen
penghasil kosmetika tradisional tersebut juga makin marak dan ketat. Untuk itu
dibutuhkan strategi yang tepat agar produk mereka dipilih untuk dibeli dan
digunakan oleh masyarakat. PT . Mustika Ratu yang menjadi market leader
dalam upayanya mempertahankan posisi tersebut memilih menggunakan strategi
differensiasi dengan inovasi produk dalam memasarkan produknya. Pemilihan
strategi bersaing tersebut didasarkan pada kemampuan yang telah dimiliki
sebelumnya yang mampu menghasilkan produk kosmetika tradisional dengan segmen
pasar yang baru, dari hasil penelitian yang telah dilakukan, PT Mustika Ratu
telah memilih dan menjalankan strategi bersaing dengan bentuk inovasi dalam
menghasikan produk baru yang kemudian dipasarkan di masyarakat. Keberhasilan
dalam penerapan strategi bersaing dengan inovasi produk ini dapat dilihat dari
kenaikan pada volume hasil penjualan yang terjadi pada perusahaan yang secara
otomatis akan menambah jumlah keuntungan bagi perusahaan dan membantu
mengukuhkan posisi PT.Mustika Ratu sebagai pemimpin pasar. Adapun produk
inovasi yang dihasilkan berbeda dan menyentuh segmen pasar yang belum
dipikirkan atau belum pernah dihasilkan sebelumnya oleh produsen lain
penghasil produk sejenis di pasaran. Dilihat dari analisa yang dilakukan dapat
terlihat perusahaan menjalankan strategi bersaing diferensiasi dengan titik fokus
produk inovasi yang didukung oleh tenaga kerja (terutama bagian R&D) dan bahan
baku terbaik yang dimiliki perusahaan. Namun dari analisa dapat dilihat juga bahwa
perusahaan baru menjalankan strategi inovasi saja dan belum menjalankan konsep
inovasi bisnis secara utuh sehingga dikhawatirkan strategi yang mereka jalankan
selama ini belum tentu dapat mempertahankan posisi mereka sabagai market leader
secara pasti karena terlihat adanya imitasi produk oleh pesaing yang ternyata dapat
menurunkan volume penjualan produk mereka.
"
2001
T3833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harjanti
"ABSTRAK
Sebagai salah satu merek yang dipasarkan oleh perusahaan kosmetika PT
Bunga, Kosmetika Lily menunjukkan kinerja yang terus menurunn, bahkan sudah
mulai merugi.
Untuk mengatasinya, strategi pemasaran yang disarankan adalah berdasarkan
strategi pemasaran terpadu, yang dimulai dengan identifikasí kesempatan
pemasaran yang dipunyai kosmetika Lily, melalui serangkaian analisis terhadap
sumber daya perusahaan, pesaing, pasar, dan pelanggan. Kemudian hal itu
dikembangkan secara sinergis menjadi serangkaian strategi yang membentuk suatu
sistem pemasaran yang berkesinambungan.
Berdasarkan identifikasi kesempatan pemasaran, diketahui bahwa kosmetika
Lily masih mempunyal kesempatan untuk lebih berkembang lagi, sekalipun
persaingan cukup ketat dan perkembangan permintaan terhadap kosmetika di
Indonesia hanya 4,16%, bahkan untuk sediaan yang dijual kosmetika Lily ha.mpir
tídak berkembang.
Untuk itu, sesuai dengan struktur industrinya yang cenderung bersifat
persaingan monopolistik, kosmetika Lily mesti menggunakan kunci sukses
pemasaran kosmetika, yaitu diferensiasi dengan positioning jelas dan tepat serta
promosi atau komunikasi tentang positioning yang dipilih dengan jitu dan agresif
Strategi pengembangan produk merupakan langkah pertama yang mutlak
dilakukan oleh kosmetika Lily, termasuk repositioning produk, terutama mengingat
bahwa produk-produknya bersifat me too.
Adapun repositioning kosmetika Lily harus bersifat unik dan menunjukkan
diferensiasi yang jelas ketimbang para pesaingnya. Sedangkan diferensiasi yang
dipilih adalah diferensiasi produk. Dalam hal ini disarankan agar kosmetika Lily
mengambil ceruk pasar kosmetika modern yang masih kosong, yaitu segmen
kosmetika antialergi, sehingga positioning baru kosmetika Lily adalah kosmetika
yang aman bagi setiap jenis kulit. Di samping itu, Iangkah tersebut juga untuk
menghindarkan pertarungan langsung dengan para pesaing utama, mengingat
perbedaan posisi dan pangsa pasar yang sangat jauh.
Langkah kunci sukses berikutnya adalah promosi yang agresif dan terpadu
antara above dan below the line, yaitu berupa pemasangan iklan di televisi dan
consumer beauty class & demo, publikasi melalui para pakar (dokter kulit), untuk
mengkomunikasikan diferensiasi tersebut di atas.
Melihat posisi harga dan kekuatan distributor kosmetika Lily, maka untuk
strategi pertumbuhan intensif selanjutnya diarahkan kepada penjualan massal (tidak
eksklusif di counter BA saja seperti sekarang), yaitu berupa penetrasi pasar ke toko
toko kosmetika dan kelontong. Langkah ini kemudian dilanjutkan dengan perluasan
pasar ke manca negara, dengan mulai melakukan langkah-langkah berorientasi
ekspor.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrina Dewani
"Penulisan karya akhir ini dilatarbelakangi penghapusan tata niaga tepung terigu yang menjadi akhir monopoli Bulog dalam industri ini. Implikasi Iebih lanjut dan keputusan pemerintah tersebut adalah pembebasan impor terigu dan gandum bagi Importir Umum, penghapusan subsidi pembelian gandum serta meningkatnya persaingan di dalam industri. Perubahan dalam lingkungan industri tersebut tentunya berpengarub terhadap strategi pemasaran yang diterapkan oleh para pelaku usaha. Dan studi kasus yang dipilih dalam pembahasan karya akhir ini difokuskan pada strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT. ISM Bogasari Flour Mills.
Melalui analisa lingkungan internal dan eksternal, serta lingkungan industri untuk mengidentifikasi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan disusun Matriks TOWS untuk memunculkan strategi yang sesuai. Identifikasi terhadap ancaman, peluang, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Bogasari memberikan hasil bahwa ancaman yang dihadapi mencakup foreign currency impact & raw material supply; peluang yang dimiliki Bogasari bersumber dari captive market, degress of concentration, degrees of integration, types of competitors, barrier to entry/exit, ecological impact, consumer protection; kelemahan utama terletak pada price competitiveness-, kekuatan bersumber dari size of plants, number of equzment owned, number of specialists, procurement, capacity utilization, market share, company image, planning & control systems.
Ancaman, peluang, kekuatan dan kelemahan yang telah diidentilikasi dimasukkan ke dalam Matriks TOWS. Kombinasi strategi yang dihasilkan berupa strategi TOWS yaitu Strategi SO (optimalisasi kapasitas, memperbesar market share, dan meningkatkan sales melalui ekspor); Strategi WO (memanfatkan economies of scale, meningkatkan etisiensi., dan memberi miai tambah pada produk); Strategi ST (mencari alternatif bahan baku selain gandum, memanfaatkan kapasitas untuk produk tepung-tepungan lainnya); Strategi WT (mendorong pengembangan teknologi budidaya gandum di dalam negeri).
Selain itu, berdasarkan hasil analisa dan evaluasi yang dilakukan melalui in-depth interview dengan perwakilan manajemen Bogasari, maka ditentukan posisi Bogasari dalam matriks Industiy Attractiveness - Business Strengths. Posisi tersebut akan berimplikasi terbadap strategi yang sebaiknya diterapkan oleh Bogasari. Selain itu, berdasarkan hasil analisa juga ditentukan target market, positioning serta implementasi strategi yang diperoleh dati Matrik TOWS & Matriks Industry Attractiveness-Business Strengths yang dijabarkan melalui strategi bauran pemasaran / marketing mix (product, price, place & promotion). Penjelasan strategi bauran pemasaran dikaitkan dan dibandingkan dengan strategi yang telah diterapkan oleh Bogasari sebelum dan setelah dihapuskannya tata niaga tepung tetigu. Data yang digunakan untuk melakukan analisa diperoleh dari berbagal sumber literatur dan juga wawancara dengan pihak PT. Bogasari Flour Mills.
Hasil analisa menunjukkan bahwa posisi Bogasari di dalam matriks Industry Attractiveness Business Strengths adalah pada kuadran "Selective Growth" (high business strengths dan medium industry attractiveness) Implikasi strategi yang ditimbulkan adalah: investasi pada segmen yang atraktif untuk dikembangkan; membangun kemampuan untuk menghadapi persaingan dan mengutamakan pencapaian profitabihtas.
Target market yang disarankan adalab segmen mie (noodle) yang pada tahun 2000 menyerap konsumsi tepung terigu nasional hingga rnencapai 50% dari total konsumsi. Selain itu, pergeseran pola makan masyarakat juga berdampak pada meningkatnya konsurnsi mie instant yang rata-rata mencapai 12% per tahun. Bogasari telah memiliki keuntungan tersendiri dengan memilih segmen ini karena integrasi dengan produsen mie instant terbesar di Indonesia yaitu PT. Indofood Sukses Makmur telah menjamin penyerapan sebesar 17% total produksi Bogasari.
Positioning pemisahaan sebagai pelaku bisnis yang memperhatikan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui slogan ?Turut Membangun Gizi Bangsa? dinilai telah cukup baik. Demikian pula positioning produk terigunya secara umum sebagai ?Terigu Istimewa Hasil Sempurna?. Namun, satu hal yang perlu diperhatikan Bogasari dalam penerapan positioning produk-produknya adalah pembedaan jenis terigu berdasarkan fungsinya. Banyak sekali produk Bogasari yang memuiki positioning yang tumpang tindih (Lencana Merah, Segitiga Merah dan Kunci Biru), terutama pada produk-produk baru yang diluncurkan setelah penghapusan tata niaga.
Menimbang kondisi tersebut maka disarankan agar Bogasari menerapkan marketing relationship strategy, untuk mendekatkan hubungan dengan konsumen melalui pelayanan yang diberikan serta mengkomunikasikan fungsì/kegunaan produk yang dihasilkan. Saran lain adalah penetapan orientasi yang jelas untuk pengembangan produk baru melalui new product strategy dimana pengembangan produk baru diarahkan pada segmen yang telah dipilih.
Stratregi bauran pemasaran yang telah diterapkan Bogasari digambarkan dalam dua masa yaitu sebelum dan setelah deregulasi (penghapusan tata niaga terigu). Perubahan drastis yang dilakukan Bogasan memberikan hasil yang cukup baik dengan mulai meningkatnya penjualan produk pada tahun 2000 (2.010 juta ton) setelah mengalami titik terendah pada tahun 1999 (1.700 juta ton). Namun belum cukup baik jika dibandingkan dengan performa sebelum deregulasi.
Strategi produk diterapkan melalui implementasi product design strategy, new product design dan value marketing strategy; mengutamakan pengembangan produk untuk industri mie dan perbaikan positioning produk. Strategi harga melaiui penerapan pricing strategies for established produclls serta price flexibility strategy. Penerapan strategi distribusi yang telah cukup baik perlu diperkuat dengan pertimbangan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh seperti adaptabiitas, perubahan teknologì dan nilai-nilai sosial budaya. Sedangkan strategi promosi diterapkan melalui gabungan promotion mix dan pemilihan media (media selection strategy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, J. F. Thomas
"ABSTRAK
Menyongsong diberlakukannya AFTA tahu 2003 dan perdagangan
bebas tahun 2010 akan memberikan kesempatan dan tantangan bagi dunia
bisnis pada umumnya, khususnya dunia penerbangan berjadwal. Beberapa
negara dalam menyongsong era tersebut telah mutai menerapkan open sky
policy yang akan meningkatkan persaingan antaroperator penerbangan. tetapi di
sisi lain, membuka peluang urduk mengembangkan sayap ke mancanegara.
Kondisa poltik ekonomi dan sosìal lndonesa yang kurang
menguntungkan saat ini sangat berpengaruh terhadap bisnis penerbangan
secara keseluruhani dan merupakan kendala yang saigat besar dalam bisnis
penerbangan.
Merpati sebagai perusahaan penerbangan melihat adanya peluang untuk
memperluas jangkauan pasamya ke pasar intemasional. khususnya pasar Perth.
Australia Untuk hat tersebut perlu dilakukan analisis dalam menetapkan suatu
strategi yang paling sesuai dengan kondisi Merpati.
Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan penulis, diperoleh posisi yang
kurang menguntungkan bagi Merpati, yaitu adanya kendala faktor ekstemal yang
besar dan kelemahan dalam bidang internal yang dihadapi. Berdasarkan analisis
Boston Consulting Group didapati posisi Merpati pada kuadran Question Marks.
diindikasikan adanya kesulitan cash flow untuk memperluas market share
dengan pertumbuhan pasar yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan Iebih
lanjut, sehingga memerlukan investasi baru (penambahan modal), tetapi di sisi
lain, hal ini tidak memungkinkan dengan kondisi keuangan Merpati saat ini.
Berdasarkan analisis tersebut, Merpati harus menetapkan strategi untuk
memasuki pasar Perth, Australia dan bertahan pada pasar tersebut Adapun
strategi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
? Strategi korporasi dilakukan dengan cara kerja sama aliansi untuk
menghindari beban keuangan yang ada;
? Strategi Generik unit bisnis dilakukan dengan pola persaingan
menurunkan harga jual produk. Hal ini menyebabkan Merpati harus
melakukan efisiensi yang tinggi, agar dapat menghasilkan low-cost.
? Penentuan posisi pada strategi pemasaran dilakukan dengan
penekanan yang berbeda, yaitu : untuk pasar domestik lebih
ditekankan pada posisi fungsional dan untuk pasar internasional pada
posisi pengalaman.
? Pemilihan program strategi pemasaran (bauran pemasaran), yaitu:
? strategi produk/jasa dilakukan dengan meningkatkan pelayanan
dalam preflight, in flight dan postflight, yaitu dengan menerapkan
suatu standarisasi serta melakukan adaptasi terhadap Iingkungan
lokal;
? strategi harga dilakukan dengan menekankan pada strategi harga
penetrasi, yaitu dengan menetapkan harga yang lebih murah
dibandíngkan dan pesaing;
? strategi untuk saluran distribusi dan promosi dilakukan dengan
menggunakan jasa agen perjalanan yang ada, Serta mengambil
alih agen perjalanan yang ditinggal operator sebeumnya
(Sempati), sehingga dapat memanfaatkan jalur distnbusi yang telah
ada khususnya di Perth, Australia.
Berdasarkan analisis yang dilakukan dan penerapan strategi di atas
diharapkan Merpati dapat memasuki pasar intemasional dan bertahan pada
pasar tersebut khususnya pasar Perth, Australia, bahkan secara perlahan-lahan
dapat meningkatkan posisinya ke arah yang lebih baik.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Ardjuna Ganesa
"ABSTRAK
Industri Pesawat Terbang sudah lama ditandai oleh kerjasama yang erat an tara swasta
dengan pemerintah. Pemerintah dari negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropah dimasa
yang lalu dan bahkan juga sekarang memberikan subsidi kepada industri pesawat terbangnya
serta terlibat langsung dalam kegiatan penjualan antara lain melalui kedutaan besarnya di luar
negeri.
Pemerintah dari berbagai negara di dunia menyadari manfaat melakukan investasi dalam
industri pesawat terbang karena limpahan ekonomi dan teknologinya menciptakan puluhan
industri baru dan ribuan peke1jaan baru. (Bartlett, Ghoshal 1995, 256).
Negara di Asia belakangan ini tidak mau ketinggalan dengan Amerika Serikat dan
Eropah dalam pengembangan industri pesawat terbang, yakni disamping IPTN negara sepe11i
Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Cina dan bahkan Malaysia juga ingin memiliki industri pesawat
terbang.
Seiring dengan . berjalannya waktu para produsen pesawat terbang tidak dapat lagi
mengandalkan pesawat terbang yang diproduksinya selama ini karena sudah mulai ketinggalan
zaman, dimana kebutuhan pesawat terbang dimasa mendatang menuntut pesawat terbang yang
lebih besar dan dengan kinerja yang lebih baik.
Pengembangan pesawat terbang baru membutuhkan biaya yang sangat besar yang
diperkirakan mencapai $ 20 juta per tempat duduk, yakni berdasarkan estimasi investasi
AIRBUS A-330 sebesar $ 2.5 miliar. Kebutuhan dana yang sangat besar ini membuat banyak
produsen pesawat terbang yang ragu-ragu mengembangkan pesawat terbang baru, dimana
beberapa diantaranya yang sudah memulai kegiatan rancang bangunnya ternyata akhirnya
membatalkan rencananya.
IPTN pada tanggal 10 Agustus 1995 telah berhasil melaksanakan terbang perdana
pesawat terbang N-250 yang merupakan pesawat terbang regional pertama di dunia yang
menggunakan kendali operasi _fly-by-wire, menggunakan mesin turboprop modern dengan
kecepatan high subsonic, menggunakan konsep pesawat terbang berbadan Iebar dan memiliki
konfigurasi sayap tinggi sehingga dapat beroperasi pada Iandasan pendek.
Masalah yang kami teliti adalah strategi yang perlu ditempuh oleh IPTN untuk merebut
pangsa pasar internasional maupun untuk memproteksi pasar dalam negeri agar dapat berupa
captive market dalam waktu cukup lama.
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, yakni menggunakan data sekunder yang
berasal dari berbagai majalah terbitan luar negeri dan berbagai buku baik yang diterbitkan di
dalam maupun luar negeri, kami menemukan akhir-akhir ini telah terjadi kolaborasi dari
beberapa industri pesawat terbang dari berbagai negara dengan tujuan untuk meningkatkan daya
saing (AIR), dilain pihak terdapat industri pesawat terbang yang mengalami kebangkrutan
(FOKKER) atau yang menghentikan produksi pesawat terbangnya (SAAB), sehingga dimasa
mendatang kami perkirakan produsen pesawat terbang regional yang semula jumlahnya sangat
banyak akan mengalami penciutan secara drastis, dimana kami perkirakan pesaing IPTN di pasar
internasional adalah AIR dan BOMBARDIER.
Dalam persaingan di pasar internasional kami menyimpulkan IPTN jauh Iebih lemah
dibandingkan pesaingnya terutama sekali dari segi posisi keuangan dan pangsa pasar. Posisi
keuangan sangat penting dalam industri pesawat terbang karena titik impas umumnya dicapai
karena menyangkut kurva belajar dan skala ekonomi serta efek berantai. dimana tidak heran hila
AIRBUS dalam menghadapi BOEING menggunakan strategi untuk memenangkan pangsa pasar
walaupun dengan resiko harus menjual dengan merugi.
Dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix kami memilih strategi
IPTN berupa memasuki pasar internasional yang secara geografis dekat dengan Indonesia seperti
negara-negara Asean dan Australia dengan mengandalkan keunggulan teknis dan harga dari N-
250, dimana untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional IPTN harus memproteksi
pasar dalam negeri sehingga menjadi captive market sambil mengembangkan pasar dalam negeri
agar lebih banyak menggunakan pesawat terbang regional seperti N-250 karena lebih ekonomis
dibandingkan pesawat terbang besar dan dapat beroperasi pada landasan yang relatif pendek,
segera melaksanakan restrukturisasi IPTN, menghindari persaingan frontal dengan pimpinan
pasar, menjajagi aliansi strategik dengan pemilik modal berlimpah dan aliansi strategik dengan
satu atau lebih pabrik pesawat terbang luar negeri, mengusahakan mendapatkan peke1jaan
subkontrak dengan nilai signifikan dari BOEING dan AIRBUS.
Dalam melayani captive market Indonesia, IPTN harus berusaha secara terus menerus
berorientasi kepuasan pelanggan; antara lain, memperbaiki kwalitas, waktu penyerahan dan
harga dari produk dan jasanya sehingga dalam waktu relatif tidak lama sudah siap bersaing
tangguh dengan produk luar negeri dipasar Indonesia tanpa perlindungan seperti hambatan tarif
maupun non tarif.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Rachman
"PT."X" adalah parusahaan yang bergerak di bidang instalasi, importir & distributor peralatan mekanikal, elektrikal, & telekomunikasi. Untuk perdagangan produk peralatan telekomunikasi, PT.?X? termasuk pendatang baru yang hendak meraih peluang-peluang yang cukup banyak sebagai akibat pesatnya pembangunan di Indonesia. Untuk itu PT."x" mendapat kepercayaan dari salah satu produsen peralatan telekomunikasi yang canggih dari PT."Y", sebuah perusahaan peralatan telekomunikasi yang terbesar di dunia, untuk menjadi partner mereka di Indonesia.
Di dalam era globalisasi, PT "X" sebagai kontraktor M & E & Telekomunikasi terpacu untuk berfikir global dan strategis untuk memenangkan bukan hanya managing the business, tetapi juga managing the competition. Hal ini perlu dilakukan mengingat remote environment yang berubah sangat cepat. Untuk mengantisipasi perkembangan bisnis di masa mendatang PT."X" telah mengageni produk telekomunikasi canggih dan PT."Y". Keputusan untuk mengambil keagenan produk telekomunikasi ini sangat tepat mengingat telekomunikasi adalah produk vital dan menjanjikan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi.
Dalam melakukan pemasaran produk telekomunikasi PT "Y" , PT "X" mendapat saingan berat dan produk Asia ( Jepang khususnya ), dan juga dan produk Eropa Barat ( diwakili terutama dan Jerman ) yang telah menguasai pasar di Indonesia dengan cukup mantap. Masalah yang dihadapi oleh PT."X" adalah bagaimana dapat meraih pangsa pasar yang besar dalam memasarkan peralatan telekoinunikasi, sehingga pada masa yang alcan datang dapat merijadi market leader untuk peralatan telekomunjkasj yang canggih.
Berarti PT."X" harus meniiliki strategi bersaing yang unggul untuk znenghadapi pesaing-pesaingnya yang sudah lebih dahulu inenguasai pasar. Untuk itu digunakan beberapa metode analisa guna pengambilan keputusan untuk membentuk strategi bersaing yang paling tepat. Metode analisa yang digunakan dalain tulisan ini adalah analisa industri, analisa internal perusahaan, analisa SWOT. Kemudian dilakukan formulasi strategi bersaing berdasarkan SWOT analysis diagram, grand strategy selection matrix, grand strategy clusters. Untuk iuenentukan strategi yang tepat bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan industri, niaka sebelumnya harus diketahui posisi perusahaan saat ini dengan segala kekuatan dan keleinahan yang dimulikinya, juga bentuk peluang dan ancaman yang ada.
Dari hasil analisa ditemukan bahwasanya perusahaan pada saat ini berada pada posisi kuadran I dan SWOT Analysis Diagram,sehingga yang dapat dipakai adalah strategi agresif. Sedangkan dan analisa grand strategy matrix maka ternyata perusahaan berada pada posisi kuadran III, sehingga strategi yang dapat dilakukan adalah concentrated growth, market development & product development, dengan iuenitik-beratkan pada market development.
Berdasarkan formulasi grand strategy clusters, iaaka posisi perusahaan ada pada kuadran I, dan strategi yang disarankan adalah concentratjc growth."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariana Setjokusumo
"PT Emdeki Utama adalah satu-satunya produsen karbit di Indonesia. Jaraknya yang dekat dengan konsumen lebih memungkinkan PT Emdeki Utama untuk melayani konsumen dengan sebaik-baiknya. Tujuan skripsi adalah untuk mengkaji strategi dan program pemasaran PT Emdeki Utama dalam memanfaatkan keungggulan jarak dekat tersebut. Salah satu caranya adalah membuat produk baru yaitu karbit dalam kemasan plastik yang dapat memberikan kemudahan- kemudahan bagi konsumen. Faktor-faktor yang mendorong PT Emdeki Utama membuat karbit dalam kemasan plastik adalah Persaingan yang ketat. Agar dapat lebih bersaing dengan karbit impor PT Emdeki Utama harus dapat menekan harga pokok produksi karbitnya Salah satu unsur yang membuat tingginya harga pokok produksi karbit HDQ adalah tingginya harga baja. Selain itu PT Krakatau Stesl sebagsi sstu-satunya produssn baja di Indonesia kurang memperhatikan pelayanannya dalam hal menjaga kesinambungan pasokan bajanya ke PT Emdeki Utama. Sehingga PT Emdeki Utama terpaksa mencari pengganti drum sebagai kemasannya. Keadaan diatas mendesak PT Emdeki Utama untuk secepat mungkin dapat merealisasikan ide-ide yang ada menjadi produk baru. Jadi bagi PT Emdeki Utama waktu yang terbaik untuk melempar produk baru adalah secepatnya. Keberhasilan PT Emdeki Utama dalam mengembangkan karbit dalam kemasan plastik banyak dibantu oleh posisi PT Emdeki Utama sebagai satu-satunya produsen karbit di Indonesia serta sebagai market leader dalam industrinya. Hal ini membuat PT Emdeki Utama memiliki posisi yang lebih kuat dari pesaingnya, sehingga dalam usaha mengembangkan produk barunya, reaksi pesaing relative dapat diabaikan. Produk baru memegang peranan yang semakin penting, karena itu PT Emdeki Utama harus lebih tanggap dalam pencarian ide-ide baru. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan seluruh jajaran personnel PT Emdeki Utama untuk lebih peka dalam mencari peluang-peluang yang ada."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Martanto
"Perkembangan dunia telekomunikasi yang cepat membawa dunia pada keadaan yang saling berkaitan, tanpa dapat dihindarkan mana batasan negara. Dunia telekomuni kasi dimulai dengan penemuan oleh Graham Bell pada pera latan komunikasi yaitu telepon, yang terbilang cukup sederhana hingga telepon bergerak (mobile telephone) yang di Indonesia dipopulerkan dengan sebutan STKB (Sistem Telepon Kenderaan Bergerak) dan sekarang lebih dikenal dengan telepon selular.
Untuk pengelolaan sarana telepon selular, PT Telkom sebagai pemegang hak pengelolaan memberikan andil kepada pihak swasta untuk ikut menangani telepon selular dengan pola kerjasama Bagi Hasil. Dan ini telah menarik beberapa investor swasta untuk menyukseskan program pemerintah ini bagi pemenuhan target 5 Juta sambungan telepon pada Pelita VI.
Dalam perkenibangannya, PT Rajasah Hazanah Perkasa (RHP) merupakan pelopor bagi perkembangan sistem telepon ini di Indonesia. Namun timbulnya kesulitan dalam pema saran hingga mampu disaingi oleh PT Elektrindo Nusantara, salah satu anak perusahaan Bimantara. Keberadaan PT. Elektrindo Nusantara semakin mendapat porsi tersendiri bagi konsumen pemakaj jasa telepon selular.
Produk yang ditawarkan PT Elektrindo Nusantara walau masih sama menggunakan teknologi analog seperti yang diiniliki oleh pesaingnya, misalnya RHP, namun terda pat perbedaan dalam teknologi yang digunakan, yaitu menggunakan teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System). Teknologi ini diadopsi dari Amenika Serikat. Keunggulan yang dimiliki teknologi ini adalah keandalan terhadap hubungan arak jauh, dimana kualitas suara lebih baik.
Pemasaran yang dilakukan PT Elektrindo Nusantara cukup efektif sehingga mampu meraih pangsa pasar yang dapat dikatakan sebagai market leader untuk produk telepon selular. Usaha yang dilakukan terus memberikan layanan yang terhadap keluhan seperti ada kerusakan dan memberikan kepada konsumen pesawat pengganti selama masa perbaikan merupakan tindakan yang cukup memberikan kepua san pada konsumen. Namun masuknya teknologi digital dalam struktur persaingan telepon selular perlu diperhatikan sebagai masuknya pesaing baru yang cukup mengganggu di kemudian hari terutama dari segi teknologi. Untuk itu peningkatan pada semua aspek pemasaran yang tepat perlu disadari untuk menghindari serangan dari pesaing.
Untuk mempertahankan posisi market leader, PT. elektrindo harus mengadakan evaluasi terhadap perkemban gan terakhir teknologi telepon selular, evaluasi pesaing utama dan potensial, mengantisipasi kebijakan telekomuni kasi yang diterapkan oleh pemerintah, mengadakan survey mendalam tentang permintaan dan karateristik konsumen telepon selular Indonesia, yang pada akhirnya dapat dijadikan pedoman bagi perencanaan kebijaksanaan strategi pemasaran telepon selular.
Menghadapi hal seperti ini, PT Elektrindo Nusantara harus cepat melakukan langkah yang tepat untuk dapat mempertahankan posisinya dengan meningkatkan teknologi yang dipakai menjadi digital, seperti AMPS-D (AMPS yang berbasis teknologi digital) Strategi pemasaran akan lebih mudah melakukan penetrasi pasar dengan penggunaan teknologi yang cukup unggul dibanding GSM (Global System for Mobile Communication)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Rudi Hotman Suryadi
"ABSTRAK
Krisis ekonorni yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan Juli 1997 memberikan
dampak yang luar biasa pada pelaksanaan pembangunan di seluruh sektor perekonomian,
termasuk sektor properti, sehingga mengakibatkan banyak proyek-proyek properti seperti
perumahan, gedung perkantoran, kondominium, apartemen, pusat perbelanjaan, hotel dijadwal
ulang kembali atau terpaksa berhenti. Dampak lain adalah melemahnya daya beli masyarakat
dan menurunnya kinerja operasional perusahaan-perusahaan di sektor rill.
Penulisan karya akhir ini antara lain akan membahas dampak krisis ekonomi terhadap
kinerja operasional perusahaan. Penelitian yang dilakukan adalah pada perusahaan yang
bergerak dalam bisnis elevator dan eskalator yang segmen pasarnya adalah di sektor properti.
PT Mitsubishi Saya Elevator & Escalator sebagai salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang pabrikan, penjualan, jasa pemasangan, dan jasa pemeliharaan elevator dan eskalator
merek Mitsubishi juga merasakan dampak dari perubahan yang bergejolak dan sangat cepat
ini. Perusahaan mengalami penurunan kinerja opeasional, antara lain: (1) turunnya penjualan
path tahun 1998 sebesar minus 86.63% dibanding penjualan tahun 1997; (2) turunnya pangsa
pasar dan 38% pada tahun 1997 menjadi sebesar 28% pada tahun 1998; (3) turunnya
pendapatan perusahaan pada tahun 1999 sebesar minus 53.47% dibanding pendapatan tahun
1998. Kinerja perusahaan mengalanú kecenderungan membaik mulai tahun 1999, yaitu
peningkatan penjualan sebesar 47.83% dibanding penjualan tahun 1998.
Kecenderungan lain yang berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan, antara
lain : perkembangan dalam skala regional dan globalisasi yang memaksa Indonesia untuk
menerima kehadiran perusahaan asing dalarn memasuki era pasar bebas, kemajuan teknologi,
social unrest, situasi politik, dll. Oleh karena itu, diperlukan strategi perusahaan agar mampu
bertahan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi maupun dalam persaingan.
Tujuan penulisan karya akhir ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui strategi
bersaing PT. Mitsubishi Jaya Elevator & Escalator dalam menghadapi peluang dan ancaman
sebagai dampak dan krisis ekonomi, mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan
menentukan posisi perusahaan terhadap pesaingnya, agar perusahaan dapat mempertahankan
usahanya atau survive dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan, serta memberikan
kontribusi bagi tercapainya visi global Mitsubishi agar produknya menjadi No. 1 di dunia.
Metode penelitian yang dilakukan antara lain melalui metode analisa yang terdiri dari
analisa persaingan dalam lingkungan eksternal yang mencakup lingkungan umum dan
lingkungan industri, termasuk analisa pelanggan, analisa pesaing, analisa pasar; analisa
lingkungan internal perusahaan yang mencakup analisa rantai nilai, analisa kinerja perusahaan,
analisa tuntutan faktor kunci keberhasilan (key success factors) yang harus diciptakan, analisa
SWOT, sebingga dapat memformulasikan strategi bersaing perusahaan untuk menghadapi
persaingan yang terjadi saat ini maupun pada masa mendatang.
Dari analisa lingkungan ekstemal, faktor ekonomi dan politik/hukum mempunyai
pengaruh yang sangat besar bagi lingkungan strategis perusahaan. Dari analisa terhadap tiga
pesaing, yaitu PT Saya Kencana, PT Citas Otis Engineering, dan PT Berca Indonesia, yang
menjadi pesaing utama perusahaan adalah PT. Saya Kencana dengan pangsa pasar penjualan
sebesar 45% dari tahun 1995 sampai tahun 1999. Salah satu keunggulannya adalah harga yang
murah PT Mitsubishi Jaya Elevator & Escalator memperoleh pangsa pasar penjualan sebesar
30%, dan unggul dalam perolehan contract base dan pangsa nilai pasar sebesar 41%.
Beberapa peluang bagi perusahaan yaitu: kebijakan pemerintah melalui Skema CEPT
memberikan peluang ekspor ke luar negeri, kecanggihan teknologi produk, peningkatan
permintaan pelanggan terhadap produk dengan kualitas lebih baik, kebutuhan pelanggan akan
produk sehubungan dengan prospek pembangunan-pembangunan di sektor properti.
Terdapat beberapa ancaman di dalam Iingkungan eksternal, yaitu : turunnya daya beli
masyarakat, lemahnya sektor properti dalam negeri menimbulkan ketidakpercayaan pihak luar
negeri terhadap iklim dunia usaha, situasi politik yang kurang kondusif, adanya social unrest,
tingginya tingkat kompetìsì dengan pesaing, dan meningkatnya iklim persaingan.
Melaluì analisa Iingkungan internal, diperoleh gambaran bahwa salah satu kekuatan
perusahaan adalah: pengalaman dan reputasi perusahaan dalam memasarkan produk dengan
citra dan brand name Mitsubishi yang berkualitas, inovatif, serta didukung oleh jasa
pemeliharaan dan tenaga mekanik yang siap 24 jam dan ketersediaan suku cadang berkualitas.
Perusahaan memiliki faktor kunci keberhasilan yang merupakan keunggulan perusahaan
dibanding pesaing, antara lain : teknologi produk yang tinggi dibanding pesaing, reputasi baik
dari pengalaman perusahaan yang tinggi, kesetiaan pelanggan (customer loyality), ketersediaan
subi cadang, dan sumber daya manusia yang handal dan berpengalaman.
Disamping itu, perusahaan memiliki kelemahan, antara lain : harga produk yang cukup
tinggi dibanding pesaing, ketergantungan kepada prinsipal dalam menentukan harga, dan
budaya perusahaan seperti moral/disiplin pegawai yang belum baik.
Dari hasil analisa lingkungan eksternal dan internal, strategi yang dapat diambil adalah
strategi yang beronientasi pada pasar untuk kondisi pasar yang menurun dan strategi
turnaround untuk memperoleh arus kas jangka pendek dan melakukan penghematan biaya
operasional perusahaan. Salah satu strategi yang dilakukan untuk tetap dapat bertahan pada
saat krisis agar mampu tetap bersaing dalam industri ini, antara lain: konsolidasi internal
perusahaan, reposisi profit centre pada bisnis Jasa pemelíharaan dengan dukungan dan pihak
pninsipal untuk mensupplai pasokan suku cadang (spare parts) dengan harga yang kompetitif.
Strategi fungsional yang dapat dilakukan antara lain : Strategi Bidang Pemasaran.
yaitu : strategi bauran pemasaran, strategi pemasaran jangka pendek dengan fokus pada
segmen pasar low-end market, dan meningkatkan pemasaran pada segmen pasar high-end
market; Strategi Bidang Manufakturing, yaitu : merencanakan penambahan kapasitas produksi
dan mengurangi biaya produksi; Strategi Bidang Pemeliharaan, yaitu: berorientasi kepada
kepuasan pelanggan dan meningkatkan respons atas keluhan pelanggan Strategi Bídang
Sumber Daya Manusia, yaitu : melakukan pelatihan mendatangkan ahli dari Mitsubishi
Jepang untuk ?transfer knowledge & technology?; Strategi Bidang Keuangan, yaitu :
meningkatkan aktivitas penagihan dengan tepat waktu, melakukan penghematan biaya
operasional seperti : biaya entertainment, biaya insentif kunjungan ke pabrik di Jepang dan
Thailand, alternatif transportasi yang lebih murah untuk perjalanan dinas ke luar kota.
Berdasarkan analisa strategi bersaing perusahaan, secara garis besar dapat dikatakan
bahwa PT Mitsubishi Jaya Elevator & Escalator sudah berhasil memenuhi parameter indikator
keberhasilan melalui strategi jangka pendek dan jangka panjang, yaitu memberikan kontribusi
tercapainya visi global prinsipal agar elevator dan eskalator Mitsubishi menjadi No. 1 di dunia.
Beberapa saran antara lain : perusahaan agar lebih memonitor aktivitas dan strategi
pesaing; lebih proaktif dalam bisnis jasa pemeliharaan khususnya modernisasi; melakukan
survey kepuasan pelanggan perhatian yang lebih khusus untuk pengembangan sumberdaya
manusia, seperti : training, kejelasan peningkatan karir dan slams salary dan fringe benefits;
dan penetapan standar dan kualitas mutu produk melalui perolehan sertifikat ISO-9000 dalam
hal disain, produksi pemasangan sampai pemeliharaan.
Untuk pengembangan studi selanjutnya, saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk
melengkapi penulisan ini adalah memperoleh infomiasi lebih detail mengenai pesaing, antara
lain: aktivitas pesaing, strategi pesaing serta kekuatan dan kelemahan pesaing.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T4761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudung Mulianto
"Pada saat sekarang, industri persurat?kabaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Persaingan yang terjadi dalam industri ini menunjukkan intensitas yang meningkat. Berbagai macam surat kabar mencoba untuk bertahan atau memperbesar pasar. Sebagian berhasil, namun sebagian lagi gagal.
Perubahan juga terjadi dalam industri persuratkabaran itu sendiri. Adanya kemajuan teknologi percetakan menyebabkan, berhasilnya dicetak surat kabar dengan mutu yang lebih bagus. Saat mendatang, kemungkinan digunakan teknologi cetak jarak jauh di Indonesia bukan suatu hal yang tidak mungkin.
Sifat surat kabar itu juga mengalami perubahan. Surat kabar yang tadinya merupakan juru bicara kelompok tertentu atau terkait erat dengan kelompok tertentu, kini mulai melepas ke terkaitan itu paling tidak secara formal. Sebaliknya surat kabar yang tegas-tegas menyatakan diri sebagai mewakili suara kelornpok tertentu, ternyata menghadapi pangsa pasar yang relatif statis, bahkan cenderung menurun.
Ada lagi ciri yang menonjol dan industri persurat - kabaran, yakni keterkaitannya dengan iklan. Kemampuan untuk merebut iklan adalah merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup surat kabar. Tanpa persentase iklan yang cukup, maka sukar bagi surat kabar untuk bertahan pada tingkat harga penjualan yang ada saat ini. Sementara kemungkinan untuk menaikkan harga penjualan adalah sangat tipis sekali.
Situasi persaingan yang demikian ketat, mengharuskan adanya suatu strategi bersaing yang terencana dan sistematis bagi setiap surat?kabar. Untuk itu perusahaan surat-kabar harus melakukan analisa mendalam mengenai lingkungan yang mempengaruhi serta mengenai struktur industri persurat?kabaran itu sendirì. Berdasarkan analisa tersebut, perusahaan menyusun su atu strategi bersaing yang akan dipakai.
Adanya perencanaan strategi bersaing secara eksplisit ini, akan memberikan arah pada pelaksanaan bauran pemasaran yang dipilih oleh perusahaan. Dengan demikian diharapkan bahwa perusahaan akan dapat membangun "keunggulan kompetitif" (competiive advantage) dalam jangka panjang. Juga diharapkan bahwa sumber daya terbatas yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan secara maksimal.
Kedua surat kabar SURKA dan SINPA berusaha menempatkan produknya pada suatu posisi tertentu di pasar. Mereka mencoba untuk mengadakan segmentasi pasar. Namun belum terlihat adanya kesesuaian antara produk yang disajikan dengan segmen pasar yang dituju. Hal ini menyebabkan usaha menempatkan produk dalam pasar belum lagi tepat seperti yang diinginkan.
Dalam melaksanakan strategi pemasaran kedua perusahaan tersebut telah mencoba menggunakan instrumen bauran pemasaran seperti produk, promosi, harga dan distribusi. Tetapi dalam peng gunaan instrumen tersebut kurang terlihat kesadaran bahwa keempat instrumen adalah saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Sehingga tidak jarang dalam pelaksanaan penggunaan satu instrumen bertentangan dengan instrumen lainnya.
Secara keseluruhan masih banyak terdapat titik lemah pada kedua perusahaan itu yang perlu diperbaiki untuk dapat terus bersaing pada industri surat kabar. Tanpa adanya perbaikan maka ada kecenderungan kedua perusahaan akan dalam posisi yang semakin melemah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>