Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6506 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riggs, Ransom
New York: Quink Books, 2014
813.6 RIG h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Riggs, Ransom
Philadelphia: Quirk Books, 2016
813.6 RIG m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Riggs, Ransom
Philadelphia : Quirk Books, 2011
813 RIG m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hazrina Sabila Rifdah
"Translating works of fiction involves a complex task as the translators have to deal with not only the textual transference between two languages but also the mediation between two cultures. The study aims to examine the type of cultural words found in the novel Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children and discuss the kind of translation ideology employed by the translator in translating the novel into Indonesian while also looking at the translation procedures used in translating the cultural words along with the translation method applied by the translator. The method used in conducting this study is a mixed-method between quantitative and descriptive qualitative methods with a focus on Chapters 6 and 7 of the novel. The study finds that cultural equivalent is the most used procedure in translating the identified cultural words. Moreover, the dominant translation method of the novel is the communicative translation method, and the dominant ideology employed by the translator is domestication. It can be concluded that the translator attempted to produce an acceptable and easy to understand translation text for the target readers by translating the source text close to the target language and its culture.

Menerjemahkan karya fiksi melibatkan proses yang kompleks karena penerjemah tidak hanya harus berurusan dengan transferensi tekstual antara dua bahasa tetapi juga dengan mediasi antara dua budaya. Studi ini bertujuan untuk menelaah tipe kata-kata budaya yang ditemukan di dalam novel Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children dan mendiskusikan mengenai ideologi penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan novel ini ke dalam bahasa Indonesia sekaligus melihat prosedur penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan kata-kata budaya tersebut beserta metode penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah. Metode yang digunakan dalam melakukan studi ini adalah metode gabungan antara kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan fokus pada Bab 6 dan 7 dari novel. Berdasarkan studi ini, padanan kultural merupakan prosedur yang paling sering digunakan dalam menerjemahkan kata-kata budaya yang ditemukan. Selain itu, metode penerjemahan dominan dari novel ini adalah metode penerjemahan komunikatif, dan ideologi penerjemahan yang dominan diterapkan oleh penerjemah adalah domestikasi. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa sang penerjemah berusaha untuk menghasilkan teks terjemahan yang dapat diterima dan mudah untuk dipahami oleh pembaca target dengan menerjemahkan teks sumber secara dekat ke bahasa target serta budayanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riggs, Ransom
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama , 2016
813 RIG m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Riggs, Ransom
London: Syndrigast, 2016
813 RIG t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mimi Ayudia Triani
"Kecantikan merupakan hal yang selalu identik dengan perempuan, termasuk perempuan remaja. Tak jarang, bahkan di tengah maraknya sosialisasi kesetaraan gender, “kecantikan” adalah kualitas yang pertama kali dinilai dari seorang perempuan. Novel Call Me Miss J karya Orizuka yang disajikan dengan mitos kecantikan Wolf menguraikan fenomena kecantikan yang dialami tokoh remaja dalam karya sastra tersebut. Pertanyaan penelitian berfokus pada bagaimana mitos kecantikan terjadi dan memengaruhi tokoh remaja perempuan dalam karya sastra tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar kecantikan yang ditampilkan dalam novel mencakup kecantikan fisik berupa wajah maupun tubuh, perilaku “cantik” para tokoh, dan munculnya fenomena beauty privilege yang semakin mempersempit kebebasan berekspresi tokoh dalam karya sastra.

Beauty is always synonymous with women, including teenage girls. Not infrequently, even in the midst of the rampant socialization of gender equality, “beauty” is the first quality that is judged from a woman. Orizuka's novel Call Me Miss J, which is presented with the Wolf beauty myth, describes the beauty phenomenon experienced by teenage characters in the literary work. The research question focuses on how the beauty myth occurs and influences teenage female characters in the literary work. The results of the study show that the beauty standards presented in the novel include physical beauty in the form of face and body, the “beautiful” behavior of the characters, and the emergence of the beauty privilege phenomenon which further limits the freedom of expression of characters in literary works."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mimi Ayudia Triani
"Kecantikan merupakan hal yang selalu identik dengan perempuan, termasuk perempuan remaja. Tak jarang, bahkan di tengah maraknya sosialisasi kesetaraan gender, “kecantikan” adalah kualitas yang pertama kali dinilai dari seorang perempuan. Novel Call Me Miss J karya Orizuka yang disajikan dengan mitos kecantikan Wolf menguraikan fenomena kecantikan yang dialami tokoh remaja dalam karya sastra tersebut. Pertanyaan penelitian berfokus pada bagaimana mitos kecantikan terjadi dan memengaruhi tokoh remaja perempuan dalam karya sastra tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar kecantikan yang ditampilkan dalam novel mencakup kecantikan fisik berupa wajah maupun tubuh, perilaku “cantik” para tokoh, dan munculnya fenomena beauty privilege yang semakin mempersempit kebebasan berekspresi tokoh dalam karya sastra.

Beauty is always synonymous with women, including teenage girls. Not infrequently, even in the midst of the rampant socialization of gender equality, “beauty” is the first quality that is judged from a woman. Orizuka's novel Call Me Miss J, which is presented with the Wolf beauty myth, describes the beauty phenomenon experienced by teenage characters in the literary work. The research question focuses on how the beauty myth occurs and influences teenage female characters in the literary work. The results of the study show that the beauty standards presented in the novel include physical beauty in the form of face and body, the “beautiful” behavior of the characters, and the emergence of the beauty privilege phenomenon which further limits the freedom of expression of characters in literary works."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mimi Ayudia Triani
"Kecantikan merupakan hal yang selalu identik dengan perempuan, termasuk perempuan remaja. Tak jarang, bahkan di tengah maraknya sosialisasi kesetaraan gender, “kecantikan” adalah kualitas yang pertama kali dinilai dari seorang perempuan. Novel Call Me Miss J karya Orizuka yang disajikan dengan mitos kecantikan Wolf menguraikan fenomena kecantikan yang dialami tokoh remaja dalam karya sastra tersebut. Pertanyaan penelitian berfokus pada bagaimana mitos kecantikan terjadi dan memengaruhi tokoh remaja perempuan dalam karya sastra tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar kecantikan yang ditampilkan dalam novel mencakup kecantikan fisik berupa wajah maupun tubuh, perilaku “cantik” para tokoh, dan munculnya fenomena beauty privilege yang semakin mempersempit kebebasan berekspresi tokoh dalam karya sastra.

Beauty is always synonymous with women, including teenage girls. Not infrequently, even in the midst of the rampant socialization of gender equality, “beauty” is the first quality that is judged from a woman. Orizuka's novel Call Me Miss J, which is presented with the Wolf beauty myth, describes the beauty phenomenon experienced by teenage characters in the literary work. The research question focuses on how the beauty myth occurs and influences teenage female characters in the literary work. The results of the study show that the beauty standards presented in the novel include physical beauty in the form of face and body, the “beautiful” behavior of the characters, and the emergence of the beauty privilege phenomenon which further limits the freedom of expression of characters in literary works."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Priebe, Mac
Connecticut: Mindfull Publishing, 2000
R 598.96 PRI w
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>