Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111510 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saharudin
"Artikel ini menjelaskan kohesivitas sosial masyarakat Sasak tradisional yang tercermin dalam kategori dan ekspresi
linguistiknya, khususnya pada domain modal sosial. Selanjutnya, bagaimana nilai-nilai kohesivitas sosial itu
bertransformasi dalam modal sosial masyarakat Sasak sekarang. Kategori dan ekspresi linguistik dimaknai sebagai
bentuk kategorisasi lingual dan ungkapan verbal dalam domain modal sosial, yang mana di dalamnya tersimpan berbagai
sistem pengetahuan masyarakat Sasak mengenai kohesivitas sosial. Sementara itu, transformsi dalam kajian ini
dimaknai sebagai bentuk pergeseran atau perubahan pada struktur permukaan (transformasi lingual) dan juga pada
struktur dalam (perubahan prilaku) masyarakat Sasak. Untuk tujuan tersebut, digunakanlah pendekatan etnosemantik,
yakni memeriksa kosakata-kosakata tertentu dalam bahasa yang mereka gunakan pada ranah sosial dan memiliki kaitan
dengan konsep modal sosial. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan paling tidak ada tiga macam modal sosial masyarakat
Sasak yang menjadi landasan nilai-nilai kohesivitas sosialnya: (1) modal sosial yang merujuk kepada bentuk interaksiinteraksi,
(2) modal sosial yang merujuk kepada bentuk institusi, dan (3) modal sosial yang menunjuk kepada normanorma.
Adapun kecenderungan transformasi sosial yang terjadi lebih dikarenakan oleh adanya (i) tuntutan kualifikasi
baru, (ii) bergesernya peran profesi, (iii) munculnya stratifikasi kompleks dalam masyarakat Sasak dewasa ini, dan (iv)
adanya berbagai kelembagaan baru yang diterapkan oleh negara dan lebih didukung oleh sistem kekuasaan formal.
This article presents the social cohesiveness of traditional Sasak reflected and expressed in their linguistics, particularly
at social capital domain, and to transform it to the current social capital of Sasak people. The category and linguistic
expressions are considered to be the lingual category forms and the verbal expressions in the social capital domain, in
which it is kept various knowledge systems of the social cohesiveness of Sasak people. Transformation in this study is
defined as a shift at the surface structure (the lingual transformation) and deep structure (the behaviour transformation)
of Sasak people, it is used the ethnosemantic approach, by investigating certain vocabularies in the language they use in
the social domain having relationship with the social capital. This study reveals three social capitals of Sasak people
becoming the base of values: (1) the social capital referring to the interactional forms, (2) to the institutional forms, and
(3) to the norms. Furthermore, the social transformation tendency is caused by (i) the new qualification needs, (ii) the
shift of professional role, and (iii) the existence of the complexity stratification, and (iv) the existence of new various
institutions formed by the governments and the formal system power."
STKIP Qamarul Huda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Saharudin
"Artikel ini menjelaskan kohesivitas sosial masyarakat Sasak tradisional yang tercermin dalam kategori dan ekspresi linguistiknya, khususnya pada domain modal sosial. Selanjutnya, bagaimana nilai-nilai kohesivitas sosial itu bertransformasi dalam modal sosial masyarakat Sasak sekarang. Kategori dan ekspresi linguistik dimaknai sebagai bentuk kategorisasi lingual dan ungkapan verbal dalam domain modal sosial, yang mana di dalamnya tersimpan berbagai sistem pengetahuan masyarakat Sasak mengenai kohesivitas sosial. Sementara itu, transformsi dalam kajian ini dimaknai sebagai bentuk pergeseran atau perubahan pada struktur permukaan (transformasi lingual) dan juga pada struktur dalam (perubahan prilaku) masyarakat Sasak. Untuk tujuan tersebut, digunakanlah pendekatan etnosemantik, yakni memeriksa kosakata-kosakata tertentu dalam bahasa yang mereka gunakan pada ranah sosial dan memiliki kaitan dengan konsep modal sosial. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan paling tidak ada tiga macam modal sosial masyarakat Sasak yang menjadi landasan nilai-nilai kohesivitas sosialnya: (1) modal sosial yang merujuk kepada bentuk interaksi- interaksi, (2) modal sosial yang merujuk kepada bentuk institusi, dan (3) modal sosial yang menunjuk kepada norma- norma. Adapun kecenderungan transformasi sosial yang terjadi lebih dikarenakan oleh adanya (i) tuntutan kualifikasi baru, (ii) bergesernya peran profesi, (iii) munculnya stratifikasi kompleks dalam masyarakat Sasak dewasa ini, dan (iv) adanya berbagai kelembagaan baru yang diterapkan oleh negara dan lebih didukung oleh sistem kekuasaan formal.

This article presents the social cohesiveness of traditional Sasak reflected and expressed in their linguistics, particularly at social capital domain, and to transform it to the current social capital of Sasak people. The category and linguistic expressions are considered to be the lingual category forms and the verbal expressions in the social capital domain, in which it is kept various knowledge systems of the social cohesiveness of Sasak people. Transformation in this study is defined as a shift at the surface structure (the lingual transformation) and deep structure (the behaviour transformation) of Sasak people, it is used the ethnosemantic approach, by investigating certain vocabularies in the language they use in the social domain having relationship with the social capital. This study reveals three social capitals of Sasak people becoming the base of values: (1) the social capital referring to the interactional forms, (2) to the institutional forms, and (3) to the norms. Furthermore, the social transformation tendency is caused by (i) the new qualification needs, (ii) the shift of professional role, and (iii) the existence of the complexity stratification, and (iv) the existence of new various institutions formed by the governments and the formal system power."
STKIP Qamarul Huda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ziemek, Manfred
Jakarta: P3M, 1986
297.7 ZIE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Erni Farida
"Penelitian ini bertujuan mencari tahu kaitan antara perilaku sosial warga guyub Bugis di Jakarta Utara dan bahasa daerahnya, yang difokuskan. pada usaha untuk mendeskripsikan serta mengeksplanasikan tingkat pemertahanan dan penggeseran bahasa daerah guyub yang bersangkutan. Teori yang dijadikan kerangka acuan dalam tesis ini adalah teori yang dikemukakan oleh Dorian (19B1). Kajian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data-data kebahasaan yang dimanfaatkan dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner.
Di dalam penelitian ini dibicarakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemertahanan dan penggeseran bahasa daerah guyub Bugis. Secara khusus, dalam telaah ini dipaparkan kecenderungan pemakaian bahasa Bugis yang ditinjau dan variabel-variabel seperti situasi dan topik pembicaraan, Dalam uraian tesis ini dijabarkan pula kecenderungan sikap guyub Bugis terhadap bahasa daerahnya maupun bahasa daerah yang lain. Masalah status diglosik guyub ini turut pula dipersoalkan di dalamnya.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa telah terjadi proses pemertahanan dan penggeseran bahasa di kalangan guyub Bugis di Jakarta Utara. Pemertahanan bahasa terjadi di kalangan responden usia dewasa, sementara penggeseran bahasa dialami oleh responden usia muda. Pemertahanan bahasa dan penggeseran bahasa di kalangan guyub Bugis ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tempat lahir, kawin campur, situasi, dan faktor subjektif. Melalui penelitian ini diketahui pula bahwa terdapat dua sikap yang berbeda di antara guyub Bugis terhadap bahasa daerahnya. Kelompok pria merupakan kelompok yang bersikap positif terhadap bahasa Bugis, sedangkan kelompok wanita cenderung bersikap negatif terhadap bahasa daerahnya. Sikap mereka terhadap bahasa daerah lain beragam, sebagian bersikap positif dan sebagian lagi sebaliknya. Dari penelitian ini pula terungkap bahwa guyub Bugis di Jakarta Utara berada dalam situasi diglosik versi Fishman, yakni masyarakat bilingual dengan diglosia.

The aim of this research is to find out the relation between the social behaviour of Bugis people domiciling in North Jakarta and their traditional language, which is focused on the effort to describe and to explain the level of their traditional language maintenance and language shift. The theoretical frame work offered by Dorian (1981) has been employed in this study. The study has been conducted by employing both quantitative and qualitative methods. The data used in this research comes from the questionnaires.
I have discussed the factors that influence the level of the Bugis traditional language maintenance and shift. As of previous, mainly I talked about the preference of most Bugis in using their language, viewed from some variables such as situation and topic of conversation. I also tried to explain the attitudinal tendency of Bugis about their own language and other traditional languages. Moreover, the level of diglossia of Bugis also counts here.
The result of this research has found that Bugis people in North Jakarta are in the process of both maintaining the language as well as shifting it. Those who maintain the language are mostly member of the older generation, and those who tend to shift it are of the younger generation. The factors that influence the language maintenance and language shift are place of birth, cross-cultural marriage, situation, and subjective factors. I also noticed that there are two different language attitudes among Bugis regarding their tradtional language. Male group can be assumed as those who have a positive attitude to the language, but in contrast female group are those who have a negative attitude to their traditional language. About the attitude of other languages, it seems that both groups show various preferences, some are quite positive while others are negative. Another result of this research also shows that the Bugis are in the Fishman's type of diglossic situation, namely bilingual society with diglossia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suadi Zainal
"Tulisan ini menganalisis penyelesaian konflik berkepanjangan antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia melalui nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) Helsinki yang berimplikasi terhadap pergantian undang-undang bagi Aceh. Beberapa studi yang telah ada, menyatakan MoU Helsinki sebagai win-win solution telah berjalan dengan baik dan memberi peluang lebih baik bagi mengakhiri konflik separatis di Aceh. Akan tetapi, tulisan ini menunjukkan bahwa MoU Helsinki hanya membawa perdamaian negatif kepada Aceh, karena pelaksanaanya melalui undang-undang Pemerintahan Aceh (UUPA) telah mereduksi otoritas pemerintah daerah Aceh untuk mengatur dirinya dan tidak mentranformasikan struktur dan hubungan pemerintah daerah Aceh dan Pemerintah Indonesia menjadi hubungan yang seimbang, walaupun UUPA telah memberi peluang bagi pembangunan ekonomi dan sosial politik di Aceh. Perjanjian damai (MoU Helsinki) dan UUPA telah dijalankan dan menghasilkan kompromi serta konsensus dalam sosio-politik di Aceh. Tulisan ini didasarkan pada kajian dengan menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh dari sumber primer dan sumber sekunder.
This article aims to analyze the settlement of a prolonged conflict between the Free Aceh Movement (Gerakan Aceh Merdeka/GAM) and the Indonesian Government through a Memorandum of Understanding (MoU) of Helsinki that had implications on changing the law for Aceh. Some previous studies stated that Memorandum of Understanding (MoU) as a win-win solution has been working well and give a better chance to end the separatist conflict in Aceh. However, This article shows that MoU Helsinki is only bring negative peace to Aceh, because its implementation through Law on Governing Aceh (LoGA) has reduced authorities of Aceh to govern itself and it does not transform the structure and relationship between Aceh and the Government of Indonesia to the balanced ones, although LoGA has provided opportunities for economic, social and political development in Aceh. The Peace agreement (MoU Helsinki) and LoGA were carried out and resulted in a compromise and consensus in the socio-political in Aceh. This article based on research using qualitative methods. The data collect from primary sources and secondary sources.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Pusat Kajian Sosiologi, LabSosio, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yurika Permanasari
"Teknologi hyperspectral adalah pengembangan yang terbaru sistem remote sensing lebih canggih yang memungkinkan pengukuran radiasi dalam lebih banyak lagi interval spektral dibanding sistem-sistem sebelumnya. Kenyataan bahwa ruang berdimensi tinggi sebenarnya sebagian besarnya adalah kosong dan diasumsikan bahwa banyak sekali data yang redundant. Dengan demikian, walaupun dimensi data dari citra hiperspektral lebih besar, tetapi belum tentu menghasilkan klasiftkasi pengenalan pola yang lebih akurat.Untuk mengatasi maka perlu diadakan reduksi [ dimensi data dari citra hiperspektral.
IPCT adalah metode reduksi data yang seringkali digunakan para peneliti dalam menganalisis data hyperspectral dengan basil cukup memuaskan. Untuk objek yang relatif kecil dibandingkan dengan latar belakangnya, PCT kerapkali gagal mengenali objek tersebut. Projection Pursuit dipropose untuk menyelesaikan permasalahan ini.
PP menggunakan matriks sphering dan data translasi invariant dalam transformasinya, dimana hanya data-data yang dianggap "interesting" yang akan ditransformasikan. Optimasi pemilihan data tereduksi berdasarkan nilai maksimum projection indeks yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan skewness dan kurtosis sebagai Projection Indeksnya. Berdasarkan basil klasiftkasi untuk objek air, jalan, pohon, rumput, daD rumah, reduksi data dengan PP memberikan basil yang lebih baik dari PCT. Dalam penelitian ini nilai akurasi klasifikasi PP adalah diatas 80% sedangkan .akurasi klasifikasi PCT masih terdapat nilai dibawah 50%."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masitha Achmad Syukri
"Studi kasus ini bertujuan untuk memerikan dan menjelaskan karakteristik bahasa sang ibu (BSI) kepada anak usia satu, tiga, dan lima tahun dalam pemerolehan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dalam penelitian untuk bahasa Indonesia data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan merekam percakapan diadik antara orang dewasa dan anak selama 60 menit dan data sekunder untuk bahasa Inggris.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa BSI penutur bahasa Indonesia, baik dari keluarga batih maupun dari keluarga luas banyak menggunakan kalimat yang panjang-panjang, tidak tertata apik, dan tidak gramatikal. Hasil tersebut sesuai dengan pandangan Chomsky (1965) mengenai sifat masukan bahasa yang diterima anak. Jadi, hasil tersebut tidak mendukung motherese hypothesis yang diasumsikan sebagai karakteristik tuturan orang dewasa penutur bahasa Inggris. Akan tetapi, dalam hal dominasi nomina dan keberlewahan dalam BSI, data yang ada mendukung motherese hypothesis. Terjadinya penyelarasan kompleksitas kalimat sesuai dengan usia anak juga mendukung fine-tuning hypothesis tetapi hal itu semata-mata untuk tujuan berkomunikasi, bukan untuk mengajarkan bahasa kepada anak.
Sementara itu, ayah dan saudara kandung penutur BSI bahasa Indonesia tampak sangat responsif terhadap anak. Hasil tersebut berbeda dengan temuan berbagai studi yang dilakukan pada penutur bahasa Inggris. Jadi, studi ini juga dapat dikatakan tidak mendukung father bridge hypothesis dan sibling bridge hypothesis. Hal itu terkait erat dengan faktor budaya dalam masyarakat timur dan masyarakat barat serta konteks percakapan. Kesamaan karakteristik dalam beberapa aspek tertentu yang diperoleh dalam BSI dari ibu, BSI dari ayah, dan BSI dari saudara kandung pada kedua bahasa menunjukkan keuniversalan karakteristik BSI.

This case study aimed at describing and explaining the characteristics of speech directed to the children at the ages of one, three, and five years old in Indonesian and English acquisition. This research used primary data for Indonesian language collected by recording dyadic conversation between adult and child for 60 minutes and secondary data for English.
The result showed that Indonesian speakers from both nuclear family and extended family frequently used long, degenerate, and ungrammatical sentences. This finding led to support to Chomsky's views (1965) on the nature of the language input that children receive. It did not, however, support the motherese hypothesis assumed to be the characteristics of English adult's speech addressed to child, except with regard to the dominant use of nouns and the redundancy. This study also found that adults adjusted the sentence complexity in their speech directed to child. This supported fine-tuning hypothesis. It was highly likely that this was done in the natural course of communication and not in order to give language teaching to the child. Indonesian fathers and siblings also appeared to be very responsive to the child. This finding differed from studies done with English speaking people and so did not support either the father bridge or sibling bridge hypothesis.
It was concluded that it was dependent on the cultural aspects of both eastern and western society and the context of conversation. The universality of CDS was revealed by the same characteristics in the certain aspects found in mother, father, and sibling's speech in both languages."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Rongga is Austronesian language spoken by a minority group of 5.000 speakers in the Regency of East Manggarai at the border with Ngadha, Flores, East Nusa Tenggara Province. In the sociolinguistic context of diglossia in Indonesia, Rongga is highly disadvantaged. This Paper report the finding on loan words in Rongga showing a one-way influence and presure from Indonesian to Rongga. Two prominent linguistic features of Ronnga relevant for the feature of open syllable with certain unique phonemes characterising Rongga phonology. The discussion on the theoretical and practical implications of this preliminary study in terms of processes of language contact, multilingualism and endangerment is also given."
LIND 27:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari
"Penelitian ini mempelajari mengenai bagaimana karakteristik ragam bahasa yang terdapat dalam diskusi di tiga thread forum online "Das Kinder- und Jugendforum" berdasarkan teori ragam bahasa lisan dan tulis, bahasa komunikasi di internet, dan koherensi teks. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan dengan teknik deskriptif-analitis. Hasil dari penelitian menunjukkan penemuan tiga karakteristik yang ada pada ragam bahasa lisan, tulis, laras bahasa dalam komunikasi di internet, serta menunjukkan bahwa teks berupa percakapan diskusi dalam forum online ini memenuhi syarat koherensi teks. Meskipun ditemukan penyimpangan koherensi tematik, namun komunikasi masih dapat berjalan lancar.
This research analyzes the characteristics of language variation found in three threads of the online forum discussion "Das Kinder- und Jugendforum" based on the three theories, which are: spoken and written language, The chatting‟s language in the internet, and text coherence. The research is conducted by using qualitative method combined with analytical descriptive technique. The result of this research shows that there are combinations of language variations used in spoken, written, and internet chatting. It also shows that the text, in form of discussion conversation in this online forum, fulfil the requirement of text coherence. Moreover, even though divergence of thematic coherence are found, communication still works well because the divergence is a form of theme expansion."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42746
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Masyarakat Linguistik Indonesia, 1993
410 MAS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>