Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144500 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farida Edhi Kusumaningtias
"ABSTRAK
Karya Akhir ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana penerapan dan P/E
ratio dalam menilai harga dari suatu saham di bursa dan untuk melihat seberapa besar
pengaruh dan signifikansi dari variabel-variabel pembentuk nilai P/E ratio yaitu :
dividend payout ratio, earnings growth, serta standar deviasi dan tingkat pertumbuhan
rata-rata. Jumlah sampel diambil dari populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta terdiri dari 42 perusahaan dan dapat dikelompokkan berdasarkan
3 sub industri, yaitu : consumer goods industry, basic & chemical industry dan
miscellaneous industry. Periode pengambilan data dan tahun 1991 sampai tahun 1996
digunakan untuk membentuk persamaan regresi linier berganda P/E ratio tahun 1995.
Hasil penelitian dari ketiga kelompok industri secara umum menunjukkan
bahwa variabel bebas (dividend payout ratio, tingkat pertumbuhan EPS, dan standar
deviasi) dalam persamaan regresi berganda memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap nilai P/E ratio. Ditemukan pula bahwa dari hasil persamaan regresi tanda
minus maupun plus dari masing-masing variabel bebas yang menunjukkan hubungan
linier antara variabel tersebut dengan nilai P/E ratio tidak sesuai dengan dugaan awal,
kecuali untuk miscellaneous industry.
Dengan menggunakan persamaan P/E ratio basil regresi dapat diketahui apakah
suatu saham dalam kondisi undervalued ataupun overvalued. Kemudian dilakukan
pembuktian melalui analisis return yaitu dengan membandingkan return tahun 1995
dengan return tahun 1996. Hasil yang diperoleh dan analisis di atas secara
keseluruhan menunjukkan bahwa return saham undervalue lebih besar dibandingkan
dengan return saham yang overvalue.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Rinaldi Jan Darmawan
"Penelitian ini membahas kinerja portofolio yang dibentuk berdasarkan Model Investasi Warren Buffet dan penerapannya pada Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengambil sampel 45 saham yang terdaftar pada Indeks KOMPAS100 periode tahun 2008 ndash; 2015. Betting Againt Beta dan Quality Minus Junk memberikan kriteria pemilihan saham yang murah, risiko rendah, dan berkualitas sesuai dengan Model Investasi Warren Buffet. Portofolio yag dibentuk berdasarkan kriteria investasi Warren Buffet mampu menciptakan alpha yang lebih baik apabila dibandingan dengan return pasar atau Indeks Harga Saham Gabungan. Portofolio yang dibentuk berdasarkan Quality Minus Junk mampu memperoleh Sharpe ratio sebesar 0,65. Portofolio yang dibentuk berdasarkan kriteria Investasi Warren Buffet mampu memperoleh Sharpe ratio sebesar 0,59. Dari hasil penelitian ini, faktor Betting Against Beta dan Quality Minus Junk mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap beberapa saham individual maupun terhadap portofolio yang dibentuk sehingga Model Investasi Warren Buffet ini dapat diterapkan di Bursa Efek Indonesia.

The focus of this strudy is to understand the stock portfolio based on Warren Buffet Investment Model and its application in Bursa Efek Indonesia. The data sampled from 45 stocks which are selected in KOMPAS100 index for the period 2008 ndash 2015. Betting Againts Beta and Quality Minus Junk Factor give the criteria of cheap, low risk, and high quality stocks. Portfolio which are selected based on Warren Buffet Investment Model criteria could create positive alpha compared to market return. Quality Minus Junk portfolio could reach Sharpe ratio of 0.65 and Warren Buffet portfolio could reach 0.59. From this study Betting Againts Beta and Quality Minus Junk Factor could effect the individual stocks return and the portfolio return which could be applied in Bursa Efek Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Astri Yunus
"Skripsi ini menganalisis pengaruh historical market-to-book terhadap leverage. Dengan variabel independen dalam penelitian ini adalah historical market-to-book yang diukur menggunakan rasio market-to-book sedangkan variabel dependen dari penelitian ini ialah leverage yang diukur menggunakan factor-faktor yang mempengaruhi leverage, diantaranya penerbitan saham, penerbitan hutang, dan laba ditahan baru. Penelitian menggunakan metode OLS. Selain, rasio market-to-book terdapat juga beberapa variable kontrol yang digunakan untuk mengukur perubahan leverage. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negative antara rasio market-to-book dengan perubahan leverage, penerbitan saham dan laba ditahan baru. Dimana, hasil penelitian ini konstisten dengan teori market timing

This research examines the analysis of the relationship between historical market-to-book to leverage. With the independent variable in this research is historical market-to-book which is scaled with market-to-book ratio and the dependent variable is the leverage change which is scaled with net equity issue, net debt Issue, and retained earnings. The in-depth research uses OLS method. This research findings show a significant negative correlation between market-to-book ratio and leverage changes, net equity issues and retained earnings. Which, this result of the test is consistent with the market timing theory."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S63826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramel Yanuarta R.E.
"Dalam penelitian ini, penulis menguji kinerja return jangka panjang dari 39 perusahaan yang melakukan lnitiai Public Offering (IPO) dari tahun 1999-2001. Pengujian bettujuan untuk melihat apakah kinmja saham-saham IPO tersebut Iebih rendah dibandingkan dengan kinerja pasar (imderperform) seperti yang ditemukan peneliti lain di mancanegara scbagai "new issues puzzle". Penulis juga menguji konsistensi beberapa metode pengukuran kinerja terhadap hipotesa underperform, serta melihat teori mana yang dapat menjelaskan fenomena underperform tersebut diantara tiga teori ; the divergence of opinion, the impresario dan the windows of oppotunity hypothesis.
Pengujian dilakukan Secara event study dan cross section. Event study digunakan untuk melihat pergerakan harga saham-saham IPO dengan parameter abnormal rerun: secara kumulatif dan stratcgi buy-and-hold dengan pembobotan seimbang dan berdasarkan value. Sedangkan analisa cross section digunakan untuk melihat teori yang mempengaruhi return dengan strategi buy-and-hold.
Dalam analisa ini digunakan model regresi berganda dengan variabel bebas initial return hari pertama saham-saham IPO, size perusahaan dan return pasar enarn (6) bulan sebelum IPO juga dimasukan variabel variabel dummy selector keuangan. Secara keseluruhan diperoleh kesimpulan bahwa kinerja yang underperjorm hanya terjadi pada emiten non keuangan dalam penode satu, dua maupun tiga tahun.
Dari metode pengukuran yang digunakan, diperoleh hasil dan kekuatan pengujian yang berbeda Penulis juga menemukan dalam analisa cross section bahwa hanya variabel initial return hari pertama saham-saham IPO dan dummy sektor keuangan yang mempunyai pengaruh signifikan dengan I1 5-10% terhadap kinerja jangka panjang saham-saham IPO.
Hasil ini sesuai dengan teori The impressario hypothesis dari Shiller (1990) dan Debont &. Thaler (l985,I98'?) yang menjelaskan bahwa IPO merupakan subyek yang bisa diatur untuk menciptakan excess demand. Penulis melihat dipacunya perkembangan BEJ dengan pesat melalui proses IPO yang relatif mudah dan orientasi trading investor yang jangka pendek, membuka peluang pengaturan dalam IPO. Sehingga dalam jangka panjang kinerja return saham-saham IPO tersebut akan jelek. Namun hal ini sulit teljadi pada emiten-emiten hesar yang mempunyai fundamental yang kuat. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Bahagio
"ABSTRAK
Seperti investasi yang dilakukan pada jenis asset yang lain, tujuan dan investasi saham adalah untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diharapkan diperoleh dari investasi saham yaitu dalam bentak kenaikan harga saham yang sering disebut sebagai capital gain dan dalam bentuk pembayaran deviden yang diperoleh dari perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Dalam usahanya untuk memperoleh keuntungan dan investasi saham tersebut, seorang investor harus melakukan pemilihan pada saham-saham yang diperkirakan akan memberikan deviden dan capital gain yang besar selama periode investasi tertentu. Dalam proses pemilihan saham tersebut diperlukan adanya suatu alat yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penilaian saham. Terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan sebagal acuan dalam peniililian saham tersebut. Dalam karya tulis ini akan dilakukan pengujian terhadap penggunaan analisis Price Earning Ratio (FER) sebagai alat untuk melakukan pemilihan saham tersebut.
Strategi yang digunakan dalam investasi saham adalah dengan melakulcan pembelian pada saham-saham yang harga pasarnya lebih rendah dari harga wajar menurut persepsi investor. Saham-saham yang dikategorikan undervalued tersebut diperkirakan akan mengalami koreksi kenaikan harga dimasa mendatang sehingga dengan melakukan investasi pada saham-saham yang undervalued tersebut, diharapkan akan menghasilkan tingkat keuntungan (return) yang abnormal.
Model yang digunakan dalam analisis P/E ratio ini diderivasikan dan dividend discount model yang dinyatakan sebagai berikut:
P/Eratio = 1-b/ k-ROExb,
dimana:
b = Plow back ratio, yaitu besarnya bagian dan laba yang direinvestasikan untuk tambahan modal perusahaan
k = Tmgkat biaya modal (cost of equity),
ROE = Besarnya prosentase laba yang dihasilkan terhadap modal perusahaan.
Berdasarkan model tersebut dilakukan analisa regresi dengan menggunakan data historis tahunan untuk saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1993 dan 1994. Analisa regresi dilakukan dengan menjadikan variabel PER sebagai variabel terikat dan variabel plowback ratio, tingkat biaya modal dan ROE sebagai vaniabel bebas. Hasil dan analisa regresi yang diperoleh menunjukkan hasil yang tidak seperti yang diharapkan yaitu terdapat adanya korelasi negatif yang kuat antara variabel PER dengan ROE, sedangkan untuk variabel-variabel yang lain menunjukkan korelasi yang lemah.
Dari hasil persamaan regresi tersebut, dilakukan penilaian saham yaitu menentukan dari saham-saham yang diniai apakah termasuk kategori undervalued, fair atau overvalued. Untuk memastikan keakuratan hasil penilaian saham tersebut, dilakukan pengujian atas besarnya return yang dihasilkan pada periode 1 tahun berikutnya dan masing-masing kelompok yaitu kelompok saham undervalued dan overvalued. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan model tersebut dalani analisis P/E ratio yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan strategi investasi saham di Bursa Efek Jakarta ternyata kurang akurat, karena ternyata besarnya return dan kelompok saham overvalued tidak lebih rendah dan return yang dihasilkan oleh kelompok undervalued.
Sebagai perbandingan dalam analisis ini juga digunakan alat analisis lain yaitu rasio PER/ROE yang ternyata memberikan hasil yang lebih akurat sebagai acuan dalam pelaksanaan strategi investasi saham. Kegagalan model regresi tersebut kemungkinan disebabkan oleh ketidaktepatan model dalam menjelaskan hubungan antara variabel PER dengan ROE. Dalam model tersebut ditunjukkan bahwa hubungan antara dua variabel tersebut adalah negatif padahal yang seharusnya adalah bersifat positif.
Bertolak dali basil pengiijian tersebut, maka disarankan bahwa dalam melakukan analisis P/E ratio perlu dipertimbangkan hal-hal berikut agar basil yang diperoleh lebih akurat, yaitu:
- Agar suatu model dapat menggambarkan kondisi fundamental yang sifatnya spesifik dimiliki oleh penrusahaan secara individual, maka disarankan untak melakukan analisa regresi berdasarkan data time series secara individual dañ masing-masing saham yang akan di observasi.
- Agar dapat dihasilkan suatu hasil regresi yang meimiliki nilai R2 yang lebih tinggi, disarankan untuk mempertimbangkan beberapa faktor faktor lain ke dalam model yang diperkirakan memiliki korelasi yang kuat terhadap besarnya nilai P/E ratio yaitu seperti: stabilitas (standar deviasi) dan earning yang diperoleh perusahaan, tingkat pertumbuhan dari earning selama beberapa tahun terakhir dan lain sebagainya.
- Perlu dilakukan penyesuaian terhadap besarnya current earning sebagai prediksi besarnya future earning, antara lain dengan mempertimbangkan tingkat persaingan usaha, prospek industrL kondisi ekonorni secara makro dimasa yang akan datang, siklus usaha untuk perusahaan yang bersifat musiman dan Iain lain. Dengan dilakukan penyesuaian, prediksi future earning diharapkan dapat meuggambarkan keadaan sebenarnya.
- Untuk menghindari kemungkinan kesalahan yang ditimbuikan dari penggunaan data harga saham per akhir tahun, sebaiknya digunakan data harga saham pada tanggal setelah diumumkannya laporan keuangan perusahaan emiten."
Depok: 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremiah Oscar Kirana Indra
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba per lembar saham dan risiko finansial terhadap imbal hasil saham pada perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 ndash; 2015. Penelitian ini menggunakan 39 perusahaan sektor keuangan dengan total 289 observasi. Laba per lembar saham sebagai salah satu variabel bebas di dalam penelitian ini diproksikan dengan unexpected earnings, sedangkan risiko finansial menggunakan 7 proksi, yaitu risiko suku bunga, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko solvabilitas, risiko harga saham, risiko pasar dan risiko nilai tukar. Sementara itu imbal hasil saham sebagai variabel terikat di dalam penelitian ini menggunakan proksi cumulative abnormal retun. Hasil dari penelitian ini adalah: 1 Laba per lembar saham berpengaruh secara positif signifikan terhadap imbal hasil saham; 2 Risiko harga saham berpengaruh secara positif signifikan terhadap imbal hasil saham, sedangkan pengaruh 6 risiko finansial lainnya terhadap imbal hasil saham tidak signifikan.

The purpose of this research is to examine the effect of earnings per share and financial risks on stock returns from financial companies listed at Indonesia Stock Exchange period 2006 2015. This research use 39 financial firms as samples with 289 total observations. Earnings per share as one of the independent variable is proxied by unexpected earnings, meanwhile financial risks are proxied by 7 different type of financial risks which are interest rate risk, liquidity risk, credit risk, solvability risk, stock price risk, market risk and exchange risk. Stock returns as dependent variable is proxied by cumulative abnormal return. The results of this research are 1 Earnings per share has a positive significant effect on stock returns 2 Stock price risk has a positive significant effect on stock returns while the other 6 financial risks effect on stock returns aren rsquo t significant.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S65784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nivi Hendwiyani
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis literasi pasar modal, preferensi risiko, dan perilaku keuangan terhadap probabilitas keputusan investasi saham. Model penelitian menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian dengan sampel warga negara Indonesia yang tinggal di Indonesia dengan minimal usia 18 tahun. Selanjutnya, regresi logistik biner diterapkan untuk mengetahui apakah literasi pasar modal, preferensi risiko, dan perilaku keuangan mempengaruhi probabilitas keputusan investasi saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi pasar modal, dan preferensi risiko mempengaruhi probabilitas keputusan investasi secara signifikan. Penelitian ini juga menganalisis apakah jenis kelamin mempengaruhi literasi pasar modal dan preferensi risiko. Hasil uji crosstabulation menunjukkan bahwa pria cenderung berinvestasi saham dibandingkan dengan wanita. Pria juga memiliki tingkat literasi pasar modal dan preferensi risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.

This research was conducted to analyze capital market literacy, risk preferences, and financial behavior towards the probability of investment decisions in the stock market. The research model uses a questionnaire as a research instrument with a sample of Indonesian citizens living in Indonesia with a minimum age of 18 years. Furthermore, binary logistic regression is applied to find out whether capital market literacy, risk preferences, and financial behavior affect the probability of investors investment decisions in the stock market. The results showed that capital market literacy and risk preferences significantly influenced the probability of investment decisions. This research is also analyzes whether gender affects capital market literacy and risk preferences. Crosstabulation test results showed that men tend to invest in shares and have higher level of capital market literacy and risk preferences compared to women."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dindin Kusdinar
"Salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan yang akan menawarkan sahamnya kepada masyarakat adalah penentuan harga saham perdana. Berdasarkan keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-01/PM/1988 tanggal 22 Pebruari 1988 pasal 11, disebutkan bahwa harga saham perdana ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama antara emiten dan penjamin emisi. Harga saham tersebut haruslah merupakan harga yang wajar, artinya bahwa harga saham tersebut sesuai dengan kondisi keuangan dan prospek usaha yang dimiliki perusahaan dan dapat diterima oleh para calon penanam modal.
Pembicaraan mengenai harga sebuah saham juga menyangkut perkiraan prestasi perusahaan di masa mendatang yang dinilai dari kinerja keuangan selama waktu tak terhingga, yang dapat diamati dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik. Dalam penulisan karya akhir ini, penulis rnencoba menganalisis kinerja keuangan dan menghitung harga wajar saham perdana PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk dengan menggunakan Iaporan keuangan selama periode tahun 1999-2003. Dalam melakukan penilaian fair price dari PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. penulis menggunakan metode Free Cash Flow to Equity Model dan P/E Multiple Model.
Dalam Penawaran Umum Perdana Saham, PT. Pembangunan Jaya Ancal, Tbk. perkiraan harga saham perusahaan dilakukan dengan analisis internal perusahaan yang meliputi kinerja yang telah dicapai perusahaan, strategi yang akan dikembangkan perusahaan di masa mendatang.
Hasil perhitungan yang diperoleh dari metode Free Cash Flow to Equity constant growth model memperlihatkan harga wajarnya sebesar Rp. 913,00, sedangkan two stage model memperlihatkan harga wajarnya sebesar Rp. 991,00.
Hasil perhitungan metode P/E Multiple Model yang berdasarkan acuan PT. Ciputra Development memperlihatkan harga wajamya sebesar Rp. 637, 00. P/E Multiple model yang menggunakan acuan PIE Industri menghasilkan harga wajar sebesar Rp. 1070,00.
Dengan menghitung rata-rata harga saham berdasarkan keempat perhitungan diatas maka harga wajarnya adalah sebesar Rp. 903,00: Dengan membandingkan harga saham perdana yang ditawarkan sebesar Rp. 1.025 dengan harga rata-rata tersebut, maka harga saham perdana yang ditawarkan PT. Pembangunan Jaya AncoI, Tbk dapat dikatakan over
valued.

One of the important factors that must be considered by a company when offering its share to public is determining the initial price. According to Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-01IPM/1988 February 22, 1988 pasal 11 (government regulation), the initial price should be based on the agreement between the company and Effect Guaranteed Company. The share price must be a fair price. This suggests that it must be based on financial conditions, the company's ability to grow in the future and accepted by the investor.
Share price also involves a prediction on the company's performance in the future. The performance counted till infinite time and could be kept track from financial report periodically. In this thesis, the writer attempts to analyze the financial performance of PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk and calculate the fair price for its initial public offering using its financial report from 1999 to 2003. Two methods were used to valuate the fair price for PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk, i.e. free Cash Flow to Equity Model and PIE Multiple Model.
In the Initial Public Offering stage, PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk estimated their share price using an Internal Analysis which includes the company's performance and the strategy applied for the future.
Free Cash Flow to Equity Constant Growth model indicated a fair price of Rp. 913,00 per share. Meanwhile two stage model indicated a fair price Rp. 991 00.
PIE Multiple Model with reference from PT. Ciputra Development indicated a fair price of Rp. 637, 00. Whereas the result from PIE Multiple Model with reference Property and Real Estate Industry indicated a fair price of Rp. 1.070, 00.
By using the average share price based on the above calculations, the fair price is Rp 903.00. If we compare the initial public offering, that is Rp 1.025 with the average price, we can conclude that PT. Pembangunan Jaya Ancol, Thk's IPO stock price is over valued."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hammetje Hartoko Kawanto
"Dalam rangka memenuhi target pembangunan PELITA IV yaitu tingkat pertumbuhan 5 persen per tahun, Indonesia akan membutuhkan dana sebesar 240 triliun rupiah untuk membangun. Jumlah ini relatif besar bila hanya menadi beban Pemerintah sendiri. Dalam hal ini pemerintah hanya mampu menyediakan 45 persen dari jumlah dana tersebut dan sisanya diharapkan akan disediakan oleh sektor swasta.
Dalam perekonomian Indonesia, kelapa sawit memegang peranan yang cukup penting. Produk ini merupakan salah satu bahan dasar dan salah satu kebutuhan pokok masyarakat yaitu minyak goreng. Peranannya dalam ekspor di sektor non?migas sangat penting dan memberikan perolehan devisa yang tidak sedikit. Karena pentingnya industri ini maka pengembangan industri kelapa sawit sangatlah strategis bagi perekonomian Indonesia.
Industri perkebunan dan pengolahan kelapa sawit adalah jenis industri yang padat modal dan padat karya. Kebutuhan modal yang sangat besar untuk investasi di industri ini hanya mungkin bisa terpenuhi bila ditunjang oleh peranan sektor keuangan seperti perbankan, lembaga keuangan bukan bank, lembaga multi finance yang menyediakan fasilitas leasing, modal ventura, asuransi, lembaga dana pensiun, dan pasar modal.
Terdapat banyak hal yang masih dapat ditingkatkan di industri minyak sawit, diantaranya adalah sistem pembiayaan, yang akan dibahas dalam penulisan karya akhir ini. Sistem pembiayaan yang kuat diharapkan mampu menghadapi masalah fluktuasi harga minyak sawit di pasaran internasional yang merugikan baik pihak negara dalam hal penerimaan devisa maupun pihak perusahaan produsen minyak sawit sendiri. Apabila kebutuhan dana sudah demikian meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan dan dana dari sumber internal sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain, selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik dari hutang (debt financing) maupun dengan mengeluarkan saham baru (external equity financing) dalam memenuhi kebutuhan akan dananya.
Jika dalam pemenuhan kebutuhan dana dan sumber eksternal tersebut kita lebih mengutamakan pada hutang saja, maka ketergantungan kita pada pihak luar akan makin besar dan resiko finansialnya pun makin besar. Sebaliknya jika kita hanya mendasarkan pada saham saja, biayanya akan sangat mahal. Biaya penggunaan dana yang berasal dari saham baru (cost or new common stock) adalah yang paling mahal dibandingkan dengan sumber dana lainnya.
Oleh karena itu perlu diusahakan adanya keseimbangan yang optimal antara kedua sumber dana tersebut. Jika kita menggunakan prinsip hati-hati, maka kita mendasarkan pada aturan struktur finansial konservatif dalam mencari struktur modal yang optimal.
Di pasar modal tersedia dana jangka panjang jenis hutang maupun modal sendiri. Perusahaan dapat menarik pinjaman jangka panjang dengan mengeluarkan obligasi, dan menarik dana untuk modal sendiri dengan menjual saham. Hal ini dilakukan dalam rangka mengatasi peraturan pembatasan leverage, diinana suatu perusahaan tidak dapat melakukan pinjaman lebih banyak lagi. Dengan adanya pasar modal, perusahaan tidak terlalu sulit mengatasi keterbatasan ini karena pengumpulan dana dapat dilakukan melalui pasar modal dengan penjualan saham.
Bertitik tolak dan masalah tersebut diatas, maka penulisan karya akhir ini bertujuan untuk mencoba membahas peranan pasar modal sebagai alternatif pembiayaan bagi perusahaan yang bergerak dalam industri minyak sawit.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sentosa Limena
"ABSTRAK
Krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia pada pertengahan 1997, khususnya di Asia Tenggara banyak berpengaruh pada pola investasi yang terjadi pada pasar modal
dan deposito. hal ¡ni disebabkan hampir semua indikator ekonomi pada saat krisis
ekonomi terjadi berubah secara drastis. Indeks-indeks saham, nilai tukar mata uang dan
suku bunga bebas resiko di negara-negara yang terkena krisis ekonomi cenderung
menampilkan performa negatif. Namun seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi
yang dialami negara-negara itu selama periode dua tahun, investor perlu
mempertimbangkan kembali kemungkinan untuk berinvestasi di negara-negara itu.
Penelitian ¡ni melibatkan sebelas negara di mana dua negara di antaranya yaitu
Amerika dan Inggris, yang bukan termasuk negara Asia, diikutsertakan dalam
perhitungan tingkat pengembalian dan resiko dengan tujuan sebagai pernbanding bagi
negara Asia lainnya. Pada umumnya negara yang tidak termasuk negara-negara Asia
akan memiliki resiko yang lebih kecil pada pasar modal maupun fluktuasi nilai tukar
mata uang dibandingkan dengan negara-negara Asia. Namun dalam hal tingkat
pengembalian, negara-negara Asia juga mampu melebihi negara-negara lainnya dengan
catatan telah terjadi perubahan indikator ekonomi yang cenderung positif pada saat
membaiknya situasi ekonomi di sejumlah negara Asia.
Perbandingan tingkat pengembalian pada pasar modal maupun tingkat deposito
diperhitungkan tiap minggu baik dihitung tanpa memperhitungkan faktor nilai tukar mata
uang suatu negara dengan US Dollar maupun dengan memperhitungkan faktor nilai tukar
mata uang suatu negara dengan US Dollar. Investor diharapkan dapat beradaptasi dengan
dua keadaan seperti di atas dan mampu bermain sebagai investor domestik maupun
investor yang bisa melakukan investasi di berbagai negara.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>