Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rene Julius Kurnia
"ABSTRAK
Pada dasarnya terdapat dua macam faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dan pasar
modal yaitu faktor ekonomi dan faktor politik. Walaupun tidak memiliki hubungan secara
Iangsung, faktor politik juga mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam menentukan
kinerja dan pasar modal.
Penelitian yang dilakukan kali ini berbentuk event study, dimana peristiwa yang dipilih
adalah peristiwa pencabutan fasilitas mobnas oleh pemerintah pada tanggal 15 Januari 1998
dimana segala hak ekslusif yang dimiliki PT. Timor Putra Nasional dalam hal pembebasan
pajak bea cukai. Strategi umum yang digunakan dalam event study adalah mengihitung
abnormal return yang dihasilkan selama periode peristiwa, dan abnormal return yang
dihasilkan akan diuji apakah memang memiliki pengaruh yang cukup signifikan.
Periode penelitian yang digunakan terdiri dari 2 periode waktu, yaitu periode estimasi
dan periode peristiwa. Periode estimasi adalah periode selama 261 hari bursa sebelum periode
peristiwa. Sedangkan untuk periode peristiwa adalah mulai tanggal 1 Januari 1998 sampai
dengan tanggal 29 Januari 1998 (21 hari bursa). Periode peristiwa terdiri dari 10 hari bursa
sebelum peristiwa (pre event) yaitu mulai tanggal 1 Januari 1998 sampai dengan 14 Januari
1998, dan 10 hari bursa setelah peristiwa (post event) yaitu dan tanggal 16 Januari 1998
sampai dengan tanggal 29 Januari 1998. Pemilihan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah
melihat saham-saham yang tergabung dalam industri otomotif dan komponennya yang terdiri
dari 11 saham yang diperdagangkan pada saat itu.
Untuk penelitian tahap awal dilakukan pencarian bentuk stasioner masing-masing
saham, kemudian dari hasil ini dilakukan penelitian dengan mencari model regresi masing
masing saham dengan menggunakan 2 permodelan yaitu dengan menggunakan model ARIMA
dan model ARCH/GARCH. Hasil akhir yang didapat dari permodelan tersebut menghasilkan
4 saham model regresi yang signifikan (dapat memenuhi a=5%) yaitu saham ADMG. saham
GJTL, saham LPIN dan saham SMSM.
Dari hasil masing-masing permodelan regresi tersebut dilakukan forecast sehingga dari
hasil forecast tersebut didapat saham proyeksi. Selisih saham proyeksi dari saham aktual
dinamakan abnormal return.
Penelitian dilanjutkan dengan melakukan pengolahan data secara matematis terhadap
hasil masing-masing hasil forecast dan kedua permodelan tersebut, dimana kita mencari
bentuk Cummulative Abnormal Return dan Standardized Abnormal Return, dari hasil CAR
masing-masing saham diplot ke dalam gambar untuk mengetahui pergerakan CAR masing
masing saham tersebut selama periode event.
Hasil dari plot kedua permodelan tersebut diketahui bahwa rata-rata saham tersebut
mengalami kebocoran informasi sebelum tanggal event, dimana CAR tertihat bergerak ke sisi
negatif yang berarti reaksi pasar negatif terhadap kebijakan pencabutan mobnas oleh
pemerintah.
Untuk analisa individu masing-masing saham diketahui saham ADMG mulai
melakukan pergerakan pada tn, dimana pergerakan CAR saham ini berbentuk seperti anak
tangga yang mengalami pergerakan ke sisi negatif yang lebih besar.
Saham GJTL mengalami pergerakan CAR pada t9 dirnana saham ini bereaksi negatif
terhadap kebijakan pencabutan fasilitas mobnas baik sebelum maupun sesudahnya.
Untuk saham LPIN megalami pergerakan negatif pada t9 hingga pada 1 hari sebelum
tanggal event, dimana pada t0 saham mengalami kenaikan hingga CAR mencapai positif.
tetapi pada t+4 mengalami penurunan yang besar sehingga CAR mencapai titik negatif
kembali.
Saharn SMSM memiliki kecenderungan berada di sisi negatif baik sebelum
pengumuman maupun setelah pengumuman dimana tampak saham ini mengalami beberapa
kali rebound walaupun pada akhir periode even tampak tidak dapat mencapai titik ekuilibrium
kembali.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kedua hasil permodelan tersebut dapat diketahui dengan mempergunakan perhitungan equality of Mean dari masing-masing permodelan, didapat bahwa probabilitas yang dihasilkan diatas 5% yang berarti menerima hipotesis nol (H0) mengenai adanya kualitas data yang dimiliki antara permodelan ARIMA dengan permodelan ARCH/GARCH adalah sama.
"
2002
T3545
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandji Nadhif Ramadhan
"The primary objective of this study is to investigate the Indonesian LQ45 stock market's reaction to the second US interest rate hike in 2022, as well as the effect of the type of industry (financial or other industries) and the proportion of foreign ownership on the reaction. The event study test revealed that the LQ45 stock market reacted less negatively to the second US interest rate hike in 2022 compared to market expectations, leading to a positive abnormal return during the dates surrounding the event in general, consistent with the findings mentioned and documented in a previous study (Sumantri, A., Mardani, R.M., & Prioyono, R.A., 2022). Furthermore, the regression result shows that the negative returns for the financial sector will be lower than for others, thus leading to a less positive abnormal return for the financial sector, which corresponds to the findings of (Jiayi Kang, 2023) who concluded that higher interest rates could lead to higher interest rates in the interest rate market reducing loan demand, and money would also flow from the stock market to the bond market, dealing a huge blow to banking funds. This demonstrates that the type of industry while controlling for foreign ownership levels and debt to equity ratio has significant impact on stock market reaction and provides evidence regarding the performance of the financial industry. Finally, it has been demonstrated that the proportion of foreign ownership does not have any influence on the stock market reaction for all event windows in the length of observation, which is not consistent with the findings of (Jeongsim Kim, 2023).

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi reaksi pasar saham LQ45 Indonesia terhadap kenaikan suku bunga AS yang kedua di tahun 2022, serta pengaruh jenis industri (industri keuangan atau industri lainnya) dan proporsi kepemilikan asing terhadap reaksi tersebut. Hasil pengujian studi peristiwa menunjukkan bahwa pasar saham LQ45 bereaksi lebih tidak negatif terhadap kenaikan suku bunga AS yang kedua di tahun 2022 dibandingkan dengan ekspektasi pasar, yang mengarah pada abnormal return yang positif pada tanggal-tanggal di sekitar peristiwa tersebut secara umum, konsisten dengan temuan yang disebutkan dan didokumentasikan pada penelitian sebelumnya (Sumantri, A., Mardani, R.M., & Prioyono, R.A., 2022). Lebih lanjut, hasil regresi menunjukkan bahwa return negatif untuk sektor keuangan akan lebih rendah dibandingkan dengan sektor lainnya, sehingga menyebabkan abnormal return yang kurang positif untuk sektor keuangan, yang sesuai dengan temuan (Jiayi Kang, 2023) yang menyimpulkan bahwa suku bunga yang lebih tinggi dapat menyebabkan suku bunga yang lebih tinggi di pasar suku bunga yang mengurangi permintaan kredit, dan uang juga akan mengalir dari pasar saham ke pasar obligasi, yang memberikan pukulan besar pada dana perbankan. Hal ini menunjukkan bahwa jenis industri memiliki dampak yang signifikan terhadap reaksi pasar saham dan memberikan bukti mengenai kinerja industri keuangan. Terakhir, telah telah didemonstrasikan bahwa proporsi kepemilikan asing tidak memiliki pengaruh terhadap reaksi pasar saham LQ45 untuk semua rentang waktu pengamatan, yang berarti tidak konsisten dengan temuan (Jeongsim Kim, 2023)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sally Nurllisa
"Informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang selalu dicari para pelaku pasar modal dalam upaya melakukan pengambilan keputusan investasi. namun tidak semua informasi merupakan informasi yang berharga, bahkan sebagan besar dari informasi yang ada adalah informasi yang tidak relevan dengan aktivitas pasar modal. akibatnya, para pelaku pasar modal harus secara tepat memilah informasi-informasi yang tidak (relevan) dijadikan pertimbangan pengambilan keputusannya.
Dalam penelitiannya, Marston (1996) menemukan dua sebab utama penyebab buruknya informasi, yaitu pertama karena kualitas informasi itu sendiri yang kurang berharga (quality of information), Kedua, karena distribusi informasi kepada investor yang kurang lancar. Kualitas informasi terkait erat dengan muatan yang terkandung dalam formasi tersebut (information content). Dan muatan informasi tersebut dapat dilihat relevan tidaknya suatu informasi terhadap aktivitas pasar modal. Sedangkan distribusi informasi mengandung aspek kemudahan mendapatkan (accessibility) informasi dan bìaya yang murah untuk memperoleh informasi tersebut.
Kecepatan reaksi harga saham tethadap suatu kejadian menggambarkan tingkat efisiensi suatu pasar. Semakin efisien suatu pasar, maka semakin cepat pada informasi tersebut terefleksi dalam harga saham. Dalam konsep Eficient Market Hypothesis (EMH), lalu pasar dikatakan efisien (dalam bentuk setengah kuat) jika harga saham secara cepat menggambarkan sepenuhnya seluruh informasi baru dan relevan yang tersedia (Fama, 1991). Berdasarkan pengertian tersebut, dua unsur pokok yang merupakan ciri utama pasar modal yang efisien dalam bentuk setengah kuat adalah:
1.Tersedianya informasi yang relevan, dan
2.Harga menyesuaikan secara cepat terhadap informasi baru.
Untuk menguji EMI-1 pada bentuk setengah kuat tersebut, berbagai peneliti pada pasar modal lainnya menggunakan suatu metodologi penelitian yang disebut dengan event Pada karya akhir ini akan dilakukan penelitian mengenai event study atas pengumuman dividen kas final (kenaikan maupun penurunan dividen) untuk menguji efisiensi BEJ (dengan melihat kinerja beberapa emiten di BEJ) pada periode tahun 1997, 1998 dan 1999. Dimana metodologi yang digunakan terdiri dari 2 tahap yaitu time-series dan event Study. Hal tersebut dikarenakan dengan menggunakan time-series maka dapat mengidentifikasikan data-data keuangan yang beresiko mengandung autokorelasi , yang dimana akan membuat suatu model menjadi tidak efektif untuk tujuan peramalan. Oleh karena fokus dalam penelitian event study adalah pembentukan model peramalan sebagai dasar pengukur abnormal return, maka tahapan penelitian time-series menjadi proses yang penting sebelum masuk ke dalam penelitian event study. Penelitian event study sendiri digunakan untuk mempero!eh informasi mengenai keberadaan dan besarnya abnormal return selama periode penelitian.
Saham yang dipllih dalam penelitian ini adalah saham dan para emiten yang secara konsisten termasuk dalam LQ45 dan tahun 1997 hingga 1999. Pemilihan saham LQ45 karenakan dalam penelitian event study, terutama untuk periode harian, memerlukan saham-saham yang bersifat likuid atau saham-saham tersebut banyak ditransaksikan karena untuk menghindari kemungkinan tidak adanya reaksi barga pada saat event terjadi, yang disebabkan karena tidak terjadi transaksi pada saat event, sehingga dengan demikian pengaruh suatu event dapat diukur dengan segera dan relatif akurat.
Penode studi dibagi 2 periode, yaltu periode estimasi (estimation window) dan metode event (event window), dimana penulis menetapkan untuk masing-masing periode adalah 250 hari perdagangan (trading days) yang mendahului periode even untuk ke estimasi dari 21 hari perdagangan untuk periode event, dimana 10 hari perdagangan mendahului event dari 10 hari mengikuti event maka hal tersebut dianggap sebagai periode pre dan post event, sedangkan untuk hari even, t=0.
Hasil dari pemodelan dengan menggunakan metodologi time series dengan program menghasilkan 2 bentuk penggolongan model untuk periode tahun 1997, yaitu yang sesuai Single Index Market Model (SiMM) dan model yang tidak sesuai SIMM, yaitu Multifactor Market Model (MNIM), sedangkan untuk periode tahun 1999 hanya menghasilkan 1 bentuk model yaitu MMM.
Sedangkan dari hasil empiris event study diketahui bahwa tidak ada perbedaan efisiensi pada kondisi pasar di BEl untuk setiap periode yang berbeda karena ketiga periode tersebut menunjukkan bentuk efisiensi setengah kuat yang tidak efisien. Dikatakan mempunyai bentuk efisiensi setengah kuat karena kedua golongan model yang dihasilkan sama-sama mengandung informasi publik yang dicerminkan melalui return IHSG serta data historis yang merupakan data yang signiflkan pada golongan model II. Dan bentuk tersebut belum efisien karena golongan model II mengandung unsur lain berupa return kurs dollar terhadap rupiah sebagai regresor selain unsur return pasar (return lHSG), Hal ini tidak sesuai dengan teori efisiensi pasar setengah kuat dimana faktor informasi yang Tersedia di publik telah tercermin seluruhnya dalam vaniabel return pasar, bukan variabel lain. Selain itu juga dikatakan belum efisien, karena seperti yang sudah dijelaskan yaitu adanya kebocoran informasi, informasi asimetris, penundaan reaksi serta overreaction (pada beberapa emiten)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangalila, Fabian
"Pasar modal Indonesia telah mengalami pasang-surut, masa keemasan bullish maupun bearish yang Sampai Saat ini masih berkepanjangan. Meskipun hampir dapat dipastikan tentu saja pasar modal kita akan kembali mengalami era bullish sejalan dengan life cycle suatu pasar yang sifatnya cukup alami. Di samping itu pasar modal merupakan suatu pilihan investasi yang tersedia bagi masyarakat di antara berbagai kemungkinan alternatif investasi lainnya.
Semakin berkembangnya pasar modal suatu negara, maka kebutuhan untuk memperoleh informasi yang akurat dan tepat semakin diperlukan dalam menganalisis suatu harga saham. Fiai ini berkaitan erat dengan tujuan akhir para investor yakni mengharapkan tingkat pengembalian investasinya yang positif.
Semakin besar tingkat pengembalian investasi yang diharapkan para pemilik modal, tentu akan dibarengi oleh semakin tingginya tingkat resiko (no risk no gain) yang dihadapi. Dalam hal investasi saham, satu masalah yang sangat mendasar adalah bagaimana investor mengolah seluruli informasi / data yang didapat untuk kemudian mengolah sena melakukan analisis yang komprehensif dan matang sebelum investor dapat menganibil keputusan membeli, menahan ataupun menjual suatu saham. Adapun informasi mengenai perusahaan PerUSaha publik selain diberikan oleb perusahaan yang bersangkutan, dapat juga diperoleh dan bçrbagai macam sunibcl lainnya. Selain ku, untuk memastikan akurasi dan informasi yang diberikan oleh perusallaan publik, seorang analis saham juga dapat melakukan konfirmasi mengenai suatu informasi dan sumber-sumber di luar perusahaan yang bersangkutan. Bisa disebut di smi antara lain sumber-sumber informasi yang dapat digall dan inedia massa (dalam dan luan negeni); Bloomberg, Reuters dan RTI; Bino Pusat Statistik; Bank indonesia; Internet dun media elektronik lainnya organisasi lndustri sajngan / kompetitor dan perusahaan publik tersebut. Dengan rnemiliki sumber informasi yang lengkap mengenal suatu perusahaan / saham, maka para investor baik individual maupun institusional dapat mengolah data informasi tersebut dan kemudian berangkat dali analisis tersebut seorang anaiis saham, strategist maupun manajer pengelola dana alcan dapat berusaha mengalahkan pasar.
Analisis fundamental dapat dilakukan mulai dan analisis ekonotni makro, analisis industri perusahaan serta analisis perusahaan itu sendiri. Berhubung cukup luasnya cakupan dalam analisis fundamental itu sendiri, maka penulis mencoba mempersemPit coverage analisis fundamental tersebut ke dalani hal analisis penilalan harga wajar sua.tu saham. Jadi analisis yang dilakukan banyak menyangkut kondisi dan kineija perusahaan di masa lalu, sekarang serta memperkirakan prospek perusahaan di masa yang mendatang. Dalam analisis terhadap nilai wajar guata saham dapat digunakan berbagai model penilaìan. Dalam karya tulis ini kami memulih Discounted Cash Flow Mode! serta Economic Value Added Model sebagai model penilaian suatu saham yang digunakan dalam penulisan Karya Akhir ini.
Dalam melakukan suatu analisa maka seorang fundamentalist akan beranggapan dengan menganalisis strategi pengembangangan perusahaan, manajemen, produk, posisi keuangan dan lain-lainnya, maka sudah cukup untuk melakukan analisis suatu saham untuk menentukan apakah saham tersebut undervalued ataupun overvalued. Sehingga kurang signifikan bagi seorang analis saham aliran tersebut untuk mempelajari pergerakan harga sahamnya sebagaimana dilakukan para analis teknikal. Sementara itu para analis teknikal ataupun chartist beranggapan bahwa mereka tidak pertu mengetahui kondisi perusahaan untuk memprediksi harga suatu saham di masa yang mendatang. Mereka yang masuk dalam kelompok ¡ni berasumsi bahwa dengan mempelajari pergerakan harga volume dan pola-pola grafik beserta indikator-indikator teknikalnya maka analisis sudah dapat dilakukan.
Berdasarkan analisis fundamental yang dilakukan, terlihat bahwa harga saham HMSP ini pada akhir X9 lebih tinggi dan tillai wajar (intrinsic value) yang dihitung melalui metode DCF. Sehingga keputusan yang sebaiknya diambil oleh investor adalah SELL / menjual saKam yang dimilikinya dengan catatan jika tujuan investor adalah jangka panjang maka ¡nvestor boleh HOLD ataupun dapat melakukan bargain hunting sahalfl HMSP dalam suatu time frame yang lebih singicat untuk kemudian menahannya dengan tujUafl investasi jangka panjang. Catatan ini diperlukan karena saham consumer goods pada umumnya serta saham HMSP pada khususnya dapat digolongkan saham yang cukup defensif terutama mengingat budaya merokok yang kental pada bangsa Indonesia.
Dari analisis fundamental dan teknikal yang dilakukan dapatlah ditarik kesimpulan bahwa kedua analisis tersebut dapat saling mendukung. Tentu saja dengan time frame yang berbeda juga dengan berjalannya waktu kesimpulan tersebut sewaktu-waktu dapat berubah. Selain ¡tu jika dengan adanya perubahan asumsi yang cukup mendasar maka dengan angica angka proyeksi yang berbeda dapat pula dicapai kesimpulan yang berbeda. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Gladys Ellena
"Alat transportasi menjadi salah satu fasilitator untuk memudahkan manusia berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Hal ini menciptakan terbukanya ladang bisnis produksi alat transportasi, salah satunya mobil. Dari tahun ke tahun, angka penjualan mobil semakin menurun meskipun sempat meningkat dalam beberapa waktu. Kekhawatiran timbul dalam dunia industri otomotif akibat menurunnya angka penjualan mobil sehingga diperlukan strategi yang mampu mempertahankan bisnis untuk tetap terus berdiri. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk sebuah strategi korporasi yang ditinjau berdasarkan hasil analisis internal dan eksternal perusahaan sehingga mampu membantu menstabilkan finansial perusahaan. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini untuk internal dengan Resource-Based View, sementara analisis eksternal menggunakan Porter’s Five Forces dan General Electric (GE). Hasil yang ditunjukkan dari kedua analisis tersebut berupa Strength, Weakness, Opportunity, dan Thread (SWOT). Keputusan mengenai alternatif strategi diambil menggunakan metode FAHP dan telah disetujui oleh petinggi perusahaan. Kesimpulan dari hasil keputusan tersebut yaitu memperluas penetrasi pasar, mengembangkan pasokan produk, dan memperluas protofolio. Metode selanjutnya yaitu Multiple Criteria Decision Analysis (MCDA), FAHP menunjukkan bahwa mengembangkan portofolio dan mendistribusikannya kepada para dealer dapat meningkatkan penjualan.

Transportation is one of the facilitators to make it easier for humans to move from one place to another. This creates a business field for the production of transportation equipment, one of which is a car. From year to year, the number of car sales has declined even though it had increased for some time. Concerns arise in the world of the automotive industry due to the decline in car sales, so a strategy is needed that is able to maintain the business to continue to stand. This research aims to form a corporate strategy that is reviewed based on the results of the company's internal and external analysis so that it can help stabilize the company's finances. The analysis method used in this research is the internal Resource-Based View, while the external analysis uses Porter's Five Forces and General Electric (GE). The results shown from both analyses are in the form of Strength, Weakness, Opportunity, and Thread (SWOT). Decisions regarding alternative strategies were made using the FAHP method and were approved by company officials. The conclusion of the decision is to expand market penetration, develop product supply, and expand the portfolio. The next method is Multiple Criteria Decision Analysis (MCDA), FAHP shows that developing a portfolio and distributing it to dealers can increase sales."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariq Rizki Naufal
"Perdagangan internasional dan kepemilikan asing merupakan fenomena yang umumnya terjadi pada industri berbasis tenaga kerja dalam jumlah besar seperti industri manufaktur dan sub-sektor industri seperti industri otomotif. Kedua hal tersebut merupakan bentuk economic upgrading demi tercapainya peningkatan profitabilitas dan produktivitas, akan tetapi economic upgrading belum tentu diiringi dengan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja industri itu sendiri (social upgrading). Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak perdagangan internasional dan kepemilikan asing terhadap indikator decent work (indikator kelayakan ketenagakerjaan ILO) yang esensial dan produktivitas tenaga kerja industri otomotif Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode regresi fixed effect untuk 7137 data perusahaan dari tahun 2000-2015 yang bersumber dari statistik IBS (Industri Besar dan Sedang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perdagangan internasional dan kepemilikan asing berdampak positif dan signifikan terhadap beberapa indikator decent work dan produktivitas, walaupun terdapat pengecualian antara hubungan perdagangan internasional dan kepemilikan asing dengan variabel proporsi tenaga kerja perempuan dan insentif. Alhasil, peneliti menekankan perlunya industri otomotif Indonesia untuk lebih aktif melakukan aktivitas perdagangan internasional dan menarik berbagai investasi asing dengan catatan perlunya penciptaan regulasi yang mengatur jumlah pemberian insentif yang memadai dan proporsi pekerja perempuan dalam jumlah tertentu di industri.

International trade and ownership of foreign investors are phenomena that generally occurs in large labor-based industries such as the manufacturing industry and industrial sub-sectors such as the automotive industry. Both of these are forms of economic upgrading in order to achieve increased profitability and productivity, but economic upgrading is not necessarily accompanied by an increase in the welfare of the industrial workforce itself (social upgrading). Thus, this study aims to analyze the impact of international trade and foreign ownership on essential decent work indicators and labor productivity of the Indonesian automotive industry. This study uses fixed effect regression method for 7137 company data from 2000-2015 sourced from IBS statistics. The results show that international trade and foreign ownership have a positive and significant impact on several indicators of decent work and productivity, although there are some exceptions on some variables such as share of female workers and incentives. As a result, the researcher emphasizes the need for the Indonesian automotive industry to be more active in carrying out international trade activities and attracting various foreign investments with a note that there is a need to create regulations that regulate adequate incentives and certain proportion of female workers in the industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Bagaskara
"Rusia memiliki sejarah industri otomotif yang sudah berkembang sejak era Uni Soviet dan terus berkembang hingga sekarang. Artikel ini menganalisis perkembangan industri otomotif dan persiapan menghadapi persaingan global pada industri otomotif di Rusia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan menggunakan data laporan dari Boston Consulting Group yang berisi persyaratan penting dalam persaingan industri otomotif di Rusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Rusia menerapkan bea masuk yang lebih tinggi, memperbanyak jumlah pabrik dalam negeri, dan mengoptimalkan biaya untuk setiap pabrik perakitan.

Russia has a history of the automotive industry that has developed since Soviet Union era and continues to develop until Russian Federation era. This article analyzes the development of the automotive industry and preparations for global competition in the automotive industry in Russia. The research method for this article is descriptive analytical method using reports from the Boston Consulting Group which contains important requirements in the competition of the automotive industry in Russia. The results show that the Russian Government applies higher import duties, increasing the number of domestic factories, and optimizes costs for each assembly plant."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aldila Harisanto
"Pemerintah sedang bersemangat mengembangkan industri otomotif nasional sebagai basis produksi industri otomotif global. Bahkan ditargetlam pada tahun 2015 ukan mengrunbil alih pcranan basis produksi otomotif ASEAN yang selama ini dilakukan Thailand. Dalam penelitian ini dilakukan analisis mengenai industri otomotif di Indonesia. Ana1isis yang dilakukan meliputi analisis eksternal industrl, analisis internal industri, analisis persaingan serta perencanaan strategis pengembangan industri otomotif Indonesia.
Dari hasil penelitian diperoleh keslmpulan bahwa Indonesia memang memiliki potensi untuk menjadi basis produksi industri otomotif global. Potensi yang ada perlu disertai regulasi yang menarik bagi prinsipal dan investor industri otomotif untuk: mengcmbangkan industri otomotif nasional. Industri otomotlf menjadi sumber penggerak perekonomian yang cukup potensial untuk: dikembangkan.

The government is eager to develop the national automotive industry as a production base for the global automotive industry. Even targeted in 2015 will take over the role of the ASEAN automotive production base that has been done by Thailand. This study conducted an analysis of the automotive industry in Indonesia. The analysis was conducted on the analysis of industrlar external factor. industrial internal factor analysis, competitivness analysis and strategic planning for the development of Indonesia's automotive industry.
From the research we concluded that Indonesia docs have the potential to become a global automotive industry production base. The potential need to be accompanied by regulations that appeal to principals and investors of automotive industry to develop the national automotive industry. The automotive industry can be considerable as potential economy support."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T31665
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sela Diah Kenanga
"Saat pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia April 2020, industri otomotif menjadi sektor yang mengalami penurunan paling signifikan dibandingkan dengan sektor lainnya. Hal ini terjadi karena lemahnya permintaan mobil dan motor secara domestik dan luar negeri yang menyebabkan pemangkasan produksi. Dari kejadian ini, seluruh industri otomotif harus cepat beradaptasi dari disrupsi yang terjadi untuk mengembalikan keadaan secara normal pasca terjadinya disrupsi. Key Performance Indicator (KPI) dengan konteks Supply Chain Resilience (SCR) yang digunakan organisasi untuk mengontrol dan mengelola rencana target industri dapat menjadi salah satu tindakan preventif bagi industri ketika terjadi disrupsi. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat KPI dengan konteks SCR agar indikator yang berhubungan dengan disrupsi dapat lebih diperhatikan sebagai tindakan jangka panjang. Penelitian ini menggunakan literatur review untuk mengumpulkan indikator, metode Content Validity Index (CVI) untuk validasi indikator yang dinilai oleh ahli, dan Dematel based ANP untuk mengetahui hubungan antar setiap indikator. Hasil dari CVI menunjukkan bahwa dari 11 Indikator dan 46 sub indikator SCR yang dikumpulkan, semua indikator dan 27 sub indikator SCR dinyatakan valid oleh 6 ahli di bidang otomotif dengan rata-rata nilai I-CVI 0.81. Dari keseluruhan indikator, indikator security merupakan indikator yang sangat mempengaruhi indikator lainnya sedangkan indikator risk management merupakan indikator yang paling mudah terpengaruh oleh indikator lainnya

Since the Covid-19 pandemic entered Indonesia in April 2020, the automotive industry experienced the most significant decline compared to the other sectors. The downfall was due to weak demand for cars and motorcycles from the domestic and foreign market, leading to production cuts. This incident forced the entire automotive industry to adjust to returning to normal conditions after the disruption occurred as quickly as possible. There in need for Key Performance Indicators (KPI) for Supply Chain Resilience (SCR) to control and manage the company's target plans when a disruption occurs. This study aims to design KPI to assessing the indicators related to disruption as long-term measures. This study utilized literature review for collect the indicators, Content Validity Index (CVI) for validation of indicators that already assessed by ahli, and Dematel based ANP to know the relation between each indicator. CVI result showed from 11 indicators and 46 sub-indicators of SCR, all indicators and 27 sub-indicators were validated by six ahlis in the sector, with an average I-CVI value of 0.81. Of all the indicators, the security indicator is an indicator that greatly influences other indicators, while the risk management indicator is the indicator that is most easily affected by other indicators."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denise Savia Anindita
"Kontribusi Industri Manufaktur terhadap PDB Indonesia diproyeksikan akan terus mengalami penurunan apabila tidak dilakukan upaya untuk merevitalisasi Industri Manufaktur. Seiringan dengan penurunan kontribusi tersebut, Indonesia beraspirasi untuk menjadi Top 10 PDB Global pada tahun 2030 melalui meningkatkan faktor kontributor ekspor netto. Pemerintah Indonesia memiliki inisiatif Making Indonesia 4.0 yang bertujuan untuk merevitalisasi Industri Manufaktur melalui implementasi teknologi Industri 4.0 pada lima sektor fokus dengan salah satu sektornya adalah sektor otomotif. Melalui inisiatif ini diharapkan ekspor netto negara dapat meningkat. Teknologi yang menjadi lapisan paling dasar implementasi Industri 4.0 adalah internet of things. Namun, penelitian menunjukkan bahwa hanya 26% perusahaan yang mengalami kesuksesan ketika mengimplementasikan IoT. Berdasarkan keadaan tersebut, perusahaan perlu mempertimbangkan key success factors (KSF) ketika mengimplementasikan IoT dimana tujuannya adalah untuk membantu memfokuskan aktivitas perusahaan dan menghindari pemborosan sumber daya pada aktivitas yang kurang penting sehingga mampu mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi KSF, mencari hubungan antar KSF, mendapatkan bobot KSF, dan merancang strategi implementasi IoT di Industri Manufaktur pada sektor otomotif berdasarkan KSF prioritas. Hasil dari penelitian ini mendapatkan delapan dimensi dan dua puluh empat KSF implementasi IoT. Hasil perhitungan menunjukkan tiga KSF yang terpilih, yaitu market requirements, peraturan dan kebijakan pemerintah, dan technology standardization approach dimana masing-masing KSF tersebut dibuat rancangan strategi.

The contribution of the Manufacturing Industry to Indonesia's GDP is projected to continue to decline if no efforts are made to revitalize the Manufacturing Industry. Along with the decline in this contribution, Indonesia aspires to become the Top 10 Global GDP in 2030 by increasing the net export contributor factor. The Indonesian government has the Making Indonesia 4.0 initiative which aims to revitalize the Manufacturing Industry through the implementation of Industry 4.0 technology in five focus sectors, one of which is the automotive sector. Through this initiative, it is hoped that the country's net exports can increase. The technology that is the most basic layer of the implementation of Industry 4.0 is the internet of things. However, research shows that only 26% of companies experience success when implementing IoT. Based on these circumstances, companies need to consider key success factors (KSF) when implementing IoT where the goal is to help focus company activities and avoid wasting resources on activities that are less important so as to support the achievement of company goals. Therefore, this study aims to identify KSF, look for the relationship between KSF, get the weight of KSF, and design an IoT implementation strategy in the Manufacturing Industry in the automotive sector based on priority KSF. The results of this study get eight dimensions and twenty four KSFs of IoT implementation. The results of the calculation show that the three selected KSFs are market requirements, government regulations and policies, and the technology standardization approach where a strategy is designed for each KSF."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>