Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26148 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Kurnia
"ABSTRAK
Nike Inc. adalah perusahaan multinasional terkemuka yang
berkantor pusat di Amerika Serikat. Nike Inc. bergerak dalam
bidang usaha perlengkapan olah raga yang meliputi sepatu olah
raga, aparel dan aksesoris untuk keperluan olah raga dengan merek
Nike dan Side 1 serta produk sepatu jenis casual dan formal
dengari merek Cole?Haan.
Pokok masalah yang dihadapi adalah sehubungan dengan tujuan
perusahaan yaitu target penjualan sebesar dua kali lipat pada
tahun 1996 relatif terhadap penjualan tahun 1991. Penjualan
perusahaan pada tahun 1991 adalab sebesar USS 3,003,600,000 dan
target penjualan pada tahun 1996 adalah 6 milyar dollar. Dengan
dicapainya target penjualan tersebut diharapkan Nike Inc. dapat
mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dalam produk
sepatu olah raganya yang bermerek Nike. Pada tahun 1992 produk
sepatu olah raga dengan merek Nike menguasai 20,72% pangsa pasar
dunia untuk kategori produk sepatu olah raga dan penjualan produk
jenis ini merupakan 76,80 % dari total penjualan Nike Inc.
Strateji perusahaan yang cukup tepat dapat digunakan bagi
pemecahan permasalahanan tersebut di atas adalah strateji
pengembangan produk.
Proses pemulihan strateji yang digunakan tersebut tidak
terlepas dan strateji perusahaan yang telah dilakukan Nike Inc.
sebelumnya. Nike berawal dari perusahaan yang hanya memproduksi
satu jenis produk yaitu sepatu olah raga untuk cabang lari dan
diperuntukkan bagi satu jenis pasar yaitu para olahragawan
cabang olahraga lari. Selanjutnya meluaskan bidang usahanya
dengan strateji concentric diversification dengan memproduksi
sepatu bagi cabang olah raga jenis lain. Kemudian melakukan
strateji pengembangan pasar dengan memasuki wilayah pemasaran
yang baru dan melayani segmen pasar yang lebih luas. Strateji
inovasi produknya telah berhasil mengangkat merek Nike sebagai
produk olah raga berteknologi tinggi. Untuk mengurangi
ketergantungannya kepada distributornya, Nike menggunakan
strateji integrasi ke hilir dengan memiliki sendiri jaringan
distribusinya. Selanjutnya meluaskan bidang usahanya ke dalam
bidang sepatu casual dan formal dengan mengambil alih perusahaan
Cole-Haan. Dan keberhasilannya menggunakan strateji-strateji
tersebut, saat ini Nike Inc. telah berkembang menjadi perusahaan
multinasionai dengan reputasi atau nama merek yang sangat baik
dan wilayah pemasaran yang sangat luas. Kekuatannya yang lain,
diferensiasi produk dan pemasaran yang dilakukan telah berhasil
menempatkan Nike sebagai perusahaan yang dikenal sebagai
perusahaan terkemuka dalam bidarig ?sportswear & fitness?.
Didukung oleh organisasi perusahaan dalam jaringan internasional
dan kepemilikan atas distributor pada pasar utamanya.
Diversifikasi usaha yang dilakukan saling mendukung produknya
satu sama lain.
Kelemahannya yang menonjol adalah penjualan Nike Inc.
terutama dihasilkan dari beberapa jenis produknya saja.
Ditinjau dari sisi peluang pasar yang ada, pasar utamanya
yaitu Amerika Serikat dan Canada, serta Eropa mempunyai potensi
besar di tahun-tahun mendatang.
Ancaman bagi keberhasilan Nike Inc. adalah persaingan yang
semakin ketat diantara perusahaan sejenis ditunjang oleh sifat
produknya yang mempunyai daur hidup pendek.
Strateji pengembangan produk dapat dilakukan dengan
memanfaatkan reputasi atas nama merek yang telah dikembangkan di
masa sebelumnya dan kekuatannya yang lain yang telah dimilikinya.
Dan diharapkan dapat menanggulangi kelemahannya saat ini yaitu
bertumpu pada beberapa jenis produk saja. Dengan strateji
pengembangan produk ini, peluang yang ada di pasarnya saat ini
dapat lebih dimanfaatkan. Selanjutnya dengan produknya yang
selalu diperbaharui dan ditingkatkan dapat menanggulangi ancaman
yang berasal dari persaingan dan pendeknya daur hidup produk.
Sebagai tindak lanjut dari penggunaan strateji pengembangan
produknya, Nike Inc. dapat melanjutkan stratejinya dengan
melayani segmen pasar bagi golongan konsumen berpendapatan
menengah sampai atas pada pasar global dengan memanfaatkan
diferensiasi produk dan pemasaran serta keunggulan biayanya. Pada
akhirnya pelaksanaan program bauran pemasaran internasionalnya
harus berdasarkan pada segmen pasar yang dilayani.
Prospek bagi keberhasilan Nike Inc. dimasa mendatang sangat
balk. Hal ini ditinjau berdasarkan pada prospek pertumbuhan
ekonomi pada pasar utamanya yang tergabung pada blok-blok
ekonomi Nafta dan Pasar Tunggal Eropa. Hal lain yang mendukung
adalah perubahan pada lingkungan sosial dan budaya, dimana
masyarakat menganggap olah raga menjadi bagian penting dalam
kehidupannya serta meningkatnya komersialisasi arena kejuaran
olahraga menjadi lahan usaha yang menguntungkan.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roi Ramli
"ABSTRAK
PT GM merupakan perusahaan air mium mineral. Perusahaan ini
merupakan pelopor dalam industri air minum mineral. Sejak berdirinya
pada tahun 1973 hingga saat ini, perusahaan telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat.
Sampai saat ini (1992) perusahaan memegang tampuk pimpinan pasar
air minum mineral. Namun demikian memasuki periode usia dua
puluhan, perusahaan dihadapi dengan berbagai tantangan dalam
mempertahankan posisinya sebagai pimpinan pasar.
Melihat perkembangan PT GM selama ini, 15 perusahaan lain mengikuti
PT GM memasuki industri air minum mineral. Ke lima belas perusahaan
ini senantiasa mengancam kedudukan PT GM sebagai pimpinan pasar.
Pangsa pasar perusahaan dalam tiga tahun terakhir mengalami
penurunan.
Dalam menghadapi persaingan ini perlu dilakukan analisis peluang
dan ancaman pasar. Analisis peluang dan ancaman pasar didasarkan
pada lingkungan usaha makro maupun mikro.
Analisis yang dilakukan mengungkapkan peluang usaha PT GM sebagai
berikut :
a. Lingkungan usaha demografi menunjukkan bahwa jumlah , komposisi
usia maupun penyebaran penduduk mendukung perkembangan usaha
PT GM.
b. Lingkungan usaha scsial budaya, dimana kesadaran akan hidup
sehat semakin bertambah dan timbulnya gaya hidup yang lebih
konsumtif, membentuk lingkungan usaha yang juga mendukung
perkembangmn usaha air minum mineral PT GM.
c. Lingkungan usaha ekonomi dimana tingkat pendapatan masyarakat
semakin meningkat dan perkembangan berbagai infrastruktur
perekonomian menunjang perkembangan usaha PT GM.
d. Lingkungan usaha teknologi, ditandai dengan perkembangan teknologi
pengemasan, pengolahan air dan distribusi turut pula menunjang
perkembangan usaha PT GM.
e. Lingkungan politik dengan serangkaian deregulasi utuk inembentuk
perekonomian pasar yang bersaing juga menunjang perkembangan
usaha PT GM.
f. Lingkungan pesaing menunjukkan jumlah pesaing yang meningkat
namun demikian ditinjau dan pangsa pasar, tingkat produksi
niaupun kapasitas produksi, PT GM masih sangat mengungguli
berbagai pesaingnya.
g. Lingkungan konsumen sesuai dengan profilnya ditunjang dengan
analisis demografi, ekonomi dan sosial budaya dalam lingkungan
makro menunjukkan potensi pasar yang sangat tuas.
h. Lingkungan penyalur menunjukkan bahwa ketersediaan penyaur
bagi PT GM sangat banyak dengan tingkat penyebaran yang
luas. hal ini menunjang perkembangan usaha PT GM.
i. Lingkungan pemasok menunjukkan bahwa berkat perkembangan
teknologi, pasokan kemasan secara tuas dapat diperoleh PT GM.
Pasokan tenaga kerja yang merupakan elemen yang sangat penting
dalam usaha PT GM menunjukkan bahwa secara kwantitatif
ketersediaan tenaga kerja bagi PT GM sangat luas.
Berbagal ancaman usaha yang terungkap dari analisis lingkungan
usaha PT GM terdri dari :
a.Lingkungan teknologi yang terus berkembang dengan pesat telah
memungkinkan lahirnya berbagai produk substitusi seperti : berbagai0
minuman sari buah, teh, kopi dan lain-lain yang menggunakan
bahan baku ekstrak kimiawi.
Berkat perkembangan teknologi telah berkembang pula mesin
penyaring air (water purifier) yang praktis dan dapat dipergunakan
oleh perkantoran maupun rumah tangga.
b. Lingkungan pesaing menunjukkan perubahan yang sangat besar
dalam struktur persaingan. Dan semula hanya terdapat PT GM
sebagai satu satunya produsen, hingga pada tahun 1991 terdapat
15 perusahaan pesaing.
c. Lingkungan konsumen sebagai akibat berubahnya struktur persaingan
dalam industri air minum mineral sebagaimana dijelaskan diatas
menghadapi penawaran yang lebih banyak. Hal ini memungkinkan
timbulnya perilaku pembelian mencari pilihan (variety seeking
behaviour). Perilaku pembelian ini juga ditunjang oleh faktor
lain seperti nilai pembeliazi yang rendah, tingkat diferensiasi
yang terbatas, informasi yang terbuka dan tidak adanya biaya
pengalihan bagi konsumen.
Hal ini merupakan perubahan lingkungan yang mengancam
perkembangan usaha PT GM karena beralihnya konsumen dan
PT GM sebagai pimpinan pasar ke pesaing lain dapat terjadi
dengan mudah.
d. Lingkungan penyalur, dimana karakteristik umum yang dimiliki
adalah berskala kecil, bermodal rendah, dengan manajemen
penjualan yang Jemab tidak mendukung perkembangan usaha PT
GM dalam penyaluran produknya untuk konsumen perkantoran
maupun perhotelan yang membutuhkan pelayanan yang tinggi dalam
bentuk kesinambungam pasokan maupun ketaatan pada prosedur
pembelian dan pembayaran.
e. Lingkungan pemasok mengidentifikasikan bahwa dengan perkem
bangan lingkungan demografi, sumber air pegunurigan di pulau
Jawa dan Bali semakin terbatas.
Pasokan kemasan menunjukkan bahwa nilai tambali yang tinggi
yang dibentuk oleh industri kemasan, memberi dampak yang besar
pada harga pokok produk PT GM.
Pasokan tenaga kerja menunjukkan bahwa secara kwalitatif pasokan
tenaga kerja yang ada masih memerlukan peningkatan dalam
ketrampilah untuk dapat memberikan pelayanan yang tinggi pada
konsumen dalam usaba meningkatkan daya saing perusahaan.
Faktor kunci keberhasilan usaha yang dapat disimpulkan dan analisis
yang telah dilakukan adalah :
a. Citra merek yang tinggi untuk mernbentuk loyalitas konsumen
pada produk perusahaan ditengab persaingan yang semakin banyak.
b. Mutu produk yang tinggi untuk mendukung citra dan membentuk
diferensiasi yang sulit diikuti pesaing.
c. Volume penjualan yang tinggi dalam rangka senantiasa memper
tahankan biaya per unit yang rendah dan mendesak produk
pesaing dan pasar.
d. Harga yang bersaing untuk melawan serangan pesaing.
e. Penguasaan surnber pasokan air pegunungan pada tempat terdekat
dan pasar sasaran, penguasaan tcknologi kemasan dan pengetubangan
metode transportasi untuk menjamin kesinambungan pasokan dan
mengendalikan harga pokok yang rendait. Disamping itu peningkatan
ketrampilan tenaga kerja untuk meningkatkan pelayanan meningkatkan
daya saing PT GM.
Dengan mengacu pada peluang, ancaman dan faktor keberhasilan
usaha yang telah diidentifikasi , PT GM sebagai pimpinan pasar
dapat mempertahankan pangsa pasarnya dengan menerapkan strateji
pemasaran yang ineliputi :
a. Segmentasi pasar dan pemilihan pasar sasaran yang secara tajam
untuk dapat melayani lingkungan konsumen yang tuas tersebiit
secara efektif dan mengidentifikasi berbagai pasar yang baru.
b. Penempatan posisi produk pada kedudukan yang paling sulit
diserang pesaing yakni posisi produk dengan kwalitas tertinggi.
c. Strateji produk yang sesuai dengan penempatan posisinya di
pasar yaitu menghasilkan produk dengan mutu tinggi disertal
dengan strateji yang senantiasa memperpanjang dan memperbanyak
¡ini produk untuk menciptakan berbagai fighting product (produk
unggul) dalam menangkal pesaing dan memperluas pasar.
d. Strateji harga premium sesuai dengan penempatan posisi produk
disertai dengan berbagai strateji diskriminasi harga untuk melawan
pesaing.
e. Strateji distribusi yang senantiasa, berorientasi pada pem
bangunan jaringan distribusi yang seluas-luasnya disertai
dengan peningkatan kemampuan pelayanan konsumen untuk
mendukung terciptaflYa volume yang tinggi dan mendesak produk
pesaing dan tempat pemasaran di segala penjuru wilayah
pemasaran.
f. Strateji promosi yang senantiasa diarahkan pada pembentukan
citra produk yang tinggi untuk membentuk loyalitas maupun
untuk menarik pelanggan baru."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Hartono
"Usaha jasa penerbangan berjadwal telah banyak mengalami beberapa perubahan dan dampak peraturan pemerintah maupun perubahan teknologi. Perubahan-perubahan situasi ekonomi, telah membawa peningkatan kesejahteraan dan pendidikan kepada masyarakat. Hal ini mengakibatkan perubahan selera konsumen pemakai jasa penerbangan menjadi meningkat. Perubahan ini mengubah nilai daripada pandangan konsumen terhadap keputusan untuk membeli suatu jasa/produk.
Fungsi pemasaran terus mengatisipasi perubahan nilai yang terjadi pada konsumenya. Untuk mengetahui perubahan nilai yang terjadi, maka diperlukan penelitian pasar, pesaing dan proses rantai nilai perusahaan.
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk memenangkan suatu persaingan usaha. Untuk memenangkan suatu persaingan, maka diterapkannya berbagai strateji yang bertujuan untuk meningkatkan laba perusahaan. Terjadi suatu paradigma strateji pemasaran dari waktu ke waktu yang pada intinya adalah membawa kepuasan kepada konsumen dan karyawan perusahaan.
Persaingan di industri jasa penerbangan berjadwal domestik di Indonesia pada mulanya bersaing melalui harga tiket pesawat. Sehingga terjadi perang tarif yang berkeianjutan yang akan membawa dampak negatif pada perusahaan itu sendiri dan penumpang pesawat. Dengan menurunkan tarif seminimun mungkin, akan berdampak pada penurunan kualitas jasa yang diberikan kepada penumpang.
Kemudian pada tanggal 20 Mei 1994, ditandatangani kesepaktan tarif INACA yang disetujui oleh seluruh perusahaan maskapai penerbangan domestik Indonesia. Terjadi pergeseran bidang persaingan, yang mulai mengarah pada persaingan dalam jasa pelayanan yang diberikan secara profesional.
Perusahaan penerbangan berjadwa! ini juga mendapatkan ancaman dari perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia, sebagai akibat kebijaksanaan open sky yang disetujui oleh pemerintah Indonesia. Sehingga terjadi suatu persaingan yang global yang menuntut semakin tinggi profesional usahawan dalam menjalankan misi usahanya. Dengan demikian maka pelanggan mempunyai banyak pilihan untuk menentukan penerbangan yang dipilihnya, mau tidak mau setiap perusahaan penerbangan harus menyediakan nilai yang diinginkan oleh penumpang pesawat.
Lingkup strategi pemasaran ini melihat lebih jauh analisa industri dan persaingan yang terjadi di dalam industri penerbangan berjadwal. Kemudian melihat suatu analisa kreasi nilai, dilihat dan komponen komponen pendukung jasa pelayanan. Diharapkan terdapat suatu nilai yang diinginkan oleh konsumen, sehingga dapat dilihat suatu celah antara rantai nilai perusahaan dengan nilai konsumen itu sendiri. Rantai nilai proses perusahaan dengan pesaing bandingkan untuk melihat letak kelemahan komponen pendukung untuk mencapai misi yang diinginkan oleh konsumen.
Dengan konsep kreasi nilai, maka diharapkan terjadi suatu triangIe value added yang membawa manfaat pada kepuasan konsumen, karyawan, dan perusahaan. Proses pemberian nilai dan perusahaan kepada karyawan melalui pemasaran internal. Nilai yang diberikan perusahaan kepada konsumen dilakukan melalui pemasaran eksternal. Dan nilai yang sebenarnya terjadi adalah pada saat pemberian pelayanan dan karyawan kepada konsumen, yang biasa dìsebut pemasaran interaktif. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Martawijaya; Rudi Maksetio
"ABSTRAK
Amerika Serikat merupakan pasar potensial untuk produk
produk hasil industri kayu sekunder dunia. Beberapa negara
produsen industri kayu sekunder di dunia berusaha bersaing
memperoleh pangsa pasar untuk setiap produk yang dihasilkan.
Pada saat sekarang, Indonesia merupakan penghasil kedua
terbesar kayu hutan tropis di dunia. Beberapa negara produsen
industri kayu sekunder sangat membutuhkan bahan baku, kayu
gelondongan, yang berasal dari hutan tropis Indonesia. Namun
sejak adanya larangan ekspor kayu gelondongan yang diberlaku
kan oleh pemenintah Indonesia, banyak negara produsen industri
kayu sekunder yang bahan bakunya berasal dan hutan tropis
Indonesia mengalami kesulitan dalam pemenuhan bahan baku
industrinya.
Untuk Indonesia dengan adanya kebijaksanaan pemerintah
yang diberlakukan tersebut dan ketersedian sumber bahan baku
yang dimiliki, maka seharusnya para produsen industri kayu
sekunder Indonesia mampu memanfaatkan peluang ini, sehingga
dapat memberikan keunggulan bersaing terhadap produsen kayu
sekunder dari negera-negara lain. Namun kenyatannya, produsen
industri kayu sekunder Indonesia belum mampu berbuat banyak di
pasar kayu Internasional, khususnya di pasar industri kayu
sekunder Amerika Serikat.
Oleh karena itu, untuk memperoleh pangsa pasar dan mampu
meningkatkan niai ekspor industri kayu sekunder Indonesia di
pasar Amerika Serikat, para produsen industri kayu sekunder
Indonesia hendaknya dapat mengkombinasikan strateji masuk ke
pasar industri kayu sekunder Amerika dengan cara melakukan
ekspor langsung dan atau membuka perwakilan perusahaan.
Pertimbangan ini dapat dipergunakan oleh para produsen kayu
sekunder Indonesia mengingat faktor eksternal dan internal
dalam memproduksl kayu sekunder di Indonesia masih tetap
memiliki kesempatan, peluang dan keunggulan bersaing
dibandingkan dengan memproduksi kayu sekunder di Amerika
Serikat serta didukung dengan infrastruktur marketing dalam
memasarkan hasil industri kayu sekunder di Amerika Serikat."
1990
T4143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achiriyanto rachmad
"ABSTRAK
Carbon black adalah salah satu bahan untuk membuat ban
dan produk karet lainnya. Fungsinya adalah sebagai bahan
pengisi karet untuk memperbaiki sifat-sifatnya, sepertí
ketahanan aus, ketahanan panas dan kelenturannya.
Carbon black dibuat dan feedstock oil, yaitu residu
miriyak bumi. Feed stock oil dipanaskan dalam suatu reaktor,
dan kernudian pernbakarannya dihentikan dengan semprotan quench
water. Jelaga hasil peinbakaran tidak sempUrna tersebut
dikuinpUlkarl dan diperlakukan tertentu supaya memenuhi kriteria
yang sudah ditetapkan.
Sebagai bahan baku untuk pabrik ban dan berbagai industni
lainnya, inaka carbon black dikategorikan sebagai industrial
product, yang permintaaflflYa tergarituflg dan permintaafl produk
akhirnya.
Pada saat ini di Indonesia ada dua pabnik carbon black,
yaitu PT. Continental Carbon Indonesia dan PT. Cabott
Indonesia. PT. CCI nienggunakafl teknologi dan Continental
Carbon Amerika, dan PT. Cabott Indonesia menggunakari teknologi
dan Cabott Amerika.
PT. CCI mulai menghasilkan carbon black sejak tahun 1990,
dan penjualan secara kotnersil dimulai pada tahun 1992.
Sedangkan PT. Cabott Indonesia baru saja mulai inenghasilkafl
carbon black, dan masih harus menanti pengakuan dan pabrik
pabrik ban bahwa produksiflYa sesuai dengan kriteria yang
dibutuhkan.
Produsen carbon black caoniestjk juga inenghadapi pesaing
dan luar negeri, antara lain: Australia, Korea Selatan,
Thailand, Malaysia dan China. Bahkan harga jual produk dan
China sangat murah, walaupun ada bea masuk harganya masih
tetap bersaing.
Pangsa pasar PT. CCI di Indonesia sekitar 50%, sedangkafl
PT. Cabott sekitar 5%, dan lainnya dibagi ke beberapa produsen
dan luar negeri.
Jumlah permintaan yang ada sebetulnya melebihi kapasitaS
inaksimuin PT. CCI. Jadi penarnbahan kapasitaS produksi perlu
dipertimbangkan, supaya peluang untuk iuemperoleh laba yang
lebih besar dapat dimanfaatkan. penauibahan kapasitas dapat
dilakukan dengan perluasan pabrik atau akuisisi pesaingnya.
Sebelum menambah kapasitas produksi perlu dilakukan fokus
pada produk tertentu, yang akan menaikkan tingkat produksi
(mengurangi set?up time) dan fokus pada pelanggan tertentu.
Setelah menarnbah kapasitas produksinya, mungkin PT. CCI
perlu niemperluas pasarnya ke luar negeri, untuk marnanfaatkan
kelebihan kapasitas yang mungkin timbul."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry C. Samuel
"Indonesia merupakan satu-satunya penghasil rokok kretek di dunia. Industri rokok kretek di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik, sehingga pangsa pasarnya di Indonesia dapat mengalahkan pangsa pasar rokok putih. Rokok kretek sekarang sudah di ekspor ke mancanegara.
Pada saat ini industri rokok Indonesia dikuasai oleh beberapa pabrik rokok besar seperti PT Djarum, PT Gudang Garam, PT HM Sampoerna, PT Bentoel. Keempat perusahaan inilah yang memiliki pasar rokok kretek terbesar di Indonesia.
Pertumbuhan industri rokok kretek tidak terlepas dari perubahan baik lingkungan makro ataupun operasional. Faktor lingkungan makro yang paling banyak mempengaruhi industri ini adalah peraturan pemerintah yang dikeluarkan setiap tahun dan agak sulit diantisipasi. Selain itu faktor sosial budaya dan perkembangan teknologi juga turuc. mempengaruhi industri rokok kretek di Indonesia.
Tanggal 1 April 1991, pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan stratifikasi industri rokok kretek. PT Djarum digolongkan sebagai perusahaan besar, bersama PT Gudang Garam. Selain itu juga diatur mengenai isi kemasan rokok dan harga jual perbatang rokok berdasarkan stratifikasi di atas.
Distribusi penduduk di Indonesia tidak rnerata. Keadaan demografis ini akan mempengaruhi pola distribusi produk. Masyarakat semakin sadar akan kehidupan yang lebih sehat, clan kegiatan merokok dianggap salah satu penyebab polusi lingkungan clan merusak kesehatan. Masalah kesehatan ini juga mempengaruhi penjualan rokok kretek.
Faktor lingkungan makro yang juga banyak mempengaruhi industri rokok kretek adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknik pendingin ruangan dapat mengurangi ruang perokok, tetapi sebalik.nya teknik pembuatan filter rokok mendorong perusahaan rokok untuk membuat rokok dengan kadar nikotin clan tar yang semakin rendah.
Faktor persaingan antar perusahaan, konsumen dan pemasok merupakan lingkungan industri yang amat mempengaruhi industri rokok kretek. Konsumen rokok kretek memiliki kekuatan yang besar dalam melakukan tawar menawar. Penasaran produk di atas harga psikologis konsumen mengakibatkan turunnya permintaan akan produk tersebut.
Pemasok juga merupakan faktor yang mempengaruhi perusahaan. Pasokan cengkeh merupakan ancaman bagi industri rokok kretek. BPPC, sebagai satu-satunya badan yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan penyanggahan dan pemasaran cengkeh, menetapkan harga jual cengkeh yang terlalu tinggi. Sedangkan cengkeh merupakan salah satu bahan baku utama pembuat rokok kretek.
Persaingan dalam industri rokok kretek di tahun 1991 pada kelas perusahaan besar terjadi antara PT Djarum dan PT Gudang Garam. PT Djarum memiliki kekuatan pada produk SKM, sedangkan PT Gudang Garam mengandalkan produk SKT. PT - Djarum lebih unggul dalam rasanya produk, yang bukan merupakan pertimbangan pertama konsumen dalam memilih produk rokok kretek, sedangkan PT Gudang Garam lebih unggul dalam bidang yang menonjolkan pada faktor faktor yang merupakan pertimbangan utama dalam pembelian rokok kretek.
Pada tahun 1991 PT Djarum mengalami penurunan penjualan yang cukup besar, sehingga pada tahun 1992 perusahaan Djarum digolongkan sebagai perusahaan menengah besar. Pada kelas ini akan ada tiga perusahaan yang bersaing, yaitu PT Djarum, PT Bentoel, serta PT H~ Sampoerna. Ketiga perusahaan tersebut memiliki karakteristik produk yang berbeda, produk PT HM Sampoerna menggunakan light top flavour, produk PT Djarum menggunakan medium top flavour, sedangkan PT Bentoel menggunakan heavy top flavour.
Ada dua jenis strateji untuk keunggulan bersaing yang dapat diterapkan oleh PT Djarum. Pertama dalam jangka pendek, PT Djarum sebagai pemimpin pasar perusahaan kelas menengah besar dapat menerapkan strateji melindungi pangsa pasar, atau jika mungkin rnelakukan perluasan pasar. Kedua dalam jangka panjang, jika PT Djarum dapat meningkatkan penjualan dan bersaing kembali dengan PT Gudang Garam pada kelas perusahaan besar, maka posisi PT Djarum adalah sebagai penantang pasar. Streteji yang dapat digunakan adalah persaingan langsung.
Pada tahun 1992, diasumsikan PT Djarum berada sebagai pemimpin pasar pada kelas menengah-besar, strateji pemasaran yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut: - Produk SKM dibuat semakin pendek dan ringan sesuai dengan perkembangan teknologi filter rokok, karena rokok ini ditujukan pada orang muda yang cenderung mengikuti perkembangan.
- Harga jual SKT sesuai dengan harga psikologis konsumen, karena produk ini ditujukan pada masyarakat berpenghasilan menengah.
- Promosi kedua produk hendaknya dilakukan dengan lebih selektif.
- Saluran distribusi yang digunakan adalah saluran distribusi yang telah digunakan selama ini, karena saluran distribusi tersebut telah cukup efektif.
Diharapkan dengan implementasi strateji ini maka PT Djarum dapat memperbaiki posisinya pada tahun 1992. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sardjono
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Randy P.
"Penulis memilíh topik ini karena melihat bahwa industri kulit imitasi yang merupakan salah satu industri kimia, memiliki konsumen pada segmen industri yang amat luas dan mempunyai keunggulan-keunggulan kompetitif nasional, ikut mengalami kemerosotan penjualan akibat krisis Pertumbuhan pasar kulit imitasi sejak awal ?90-an terus berkembang pesat sehíngga mencapai puncaknya tahun 1996. Turun sekitar 20% pada akhir 1997; merosot lagi 50% sepanjang tahun 1998 lalu nyaris tidak ada perubahan pada tahun 1999, dan akhimya mulai ada geliat pertumbuhan sekitar 5 ? 10% sampai dengan kuartal III tahun 2000. Yang menarik adalah, segmen industri pengguna kulit imitasi tenis bertumbuh khususnya yang beronentasi ekspor. Hal ini curna dapat berarti bahwa permíntaan luar ne?eri untuk produk yang menggunakan kuLit imitasi sebagai salah satu bahan baku atau sel uruhnva. terbuka lebar dan meningkat.
Sangat disayangkan bahwa akibat krisis tidak sedikit pelaku industri yang tidak mampu bertaban, padahal sebelumnya sehat dan menguntungkan. Hal ini menggelitik keingintahuan penulis untuk meneliti bagaimana sebenamya strategi yang diterapkan pada masa lalu dan bagaimana sebenamya strategi yang tepat untuk ditempuh dalam rnenghadapi krisis yang lambat pemulihannya, kesejahteraan masyarakat memburuk, inflasi, depresíasi rupiah, dan menjelang persaingan global yang dicanangkan oleh pemerintab pada tahun 2003. Satu hal yang pasti, situasi dan kondisi perekonomian Indonesia tidak akan pulih dalam waktu dekat, dan persaingan global cepat atau lambat akan tiba. Menghadapi tangangan yang sudah berat dan semakin berat jadi. Tidak ada kata lain bagi industri kulit imitias di lndonesia selain meninjau kembali kemampuan diri dan mengukunya terhadap persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelaku industri global. Sebab pasar masa depan adalah dunia, bukan hanya wilayah atau negara. Pasar yang tidak lagi dibatasi oleh tempat, budaya dan bahkan waktu juga tidak lagi aktif/pasif melainkan interaktif.
Pada saat pasar interaktif itu terjadi, keunggulan bersaing suatu industri dan bangsa haruslah memenuhi standar global yang berlaku. Industri yang ragu dan tidak siap dalarn pengertian strategi internal dan eksternal, akan mengalanhi kemunduran dan kegagalan dalam persaingan global.
Tujuan penulisan adalah untuk melakukan perumusan sirategi yang sebaiknya diadopsi industri kuilt imitasi Indonesia agar dapat bersaing baik di pasar dalam negeri. ma upun yang lebih luas dan potensial, pasar global. Dalam pembahasan tulisan ini, untuk dapat menganalisis strategi yang dilakukan oleh industri kuht irnitasi di Indonesia, penulis mengambil contoh studi kasus PT. Rasico Industry Corp., Ltd. (Rasico) yang merupakan perintis industn kulit imitasi JCfliS Polyurethar1e dan Polyvinyl Chloride dengan proses coating sejak tahun 1974. Berjuang dan awai dan berhasil menjadi market leader dalam periode sekitar tahun 1986 1996. Sebagai pcrusahaan keluarga yang dikelola secara konservatif dan konvensional, ternyata rapuh kctika diterpa krisis. Namun demikian, dengan keunggulan-keunggulan yang distriktif masih dapat hertahan dan menyadari perlunya dilakukan terobosan strategi yang tcpat agar dapat keíuai dan kaneah permasalahan dan persaingan sebagai pemenang.
Pada analisis yang dilakukan dalam tulisan ini, penulis menempuh sistematika proses manajemen strategik yang dipadukan dengan kaidah seria strategi pemasaran dan persaingan Secara garis besar analisis dibatasi pada identifikasi peluang dan ancaman dan lingkungan eksternal. analisis persanigan dan bauran pmasaran, identifjkasi keunggulan dan kelemahan dan Iir1gkungan internal, analisis posisi dan strategi yang sesuai bagi unit bisnis/perusahaan, serta bentuk-bentuk penerapan dan pengembangannya.
Ditemukan bahwa pemasaran strategik Rasico untuk penode 2001 ?2003 tidak dapat melanjutkan strategi konvensional yang lama. ditemukan peluang yang baik bahkan dalam keadaan sulit sekarang khususnva segmen industri utama dan pasar ekspor, narnun diidentifikasi pula kelemahan yang menghalangi keungguan yang telah dimiliki untuk menangkap pe!uang secara optimal. Langkah pemasaran strategik yang disarankan adalah kornbinasi strategi pertumbuhan dengan pemantapan dan strategi diversifikasi. Strategi pertumbuhan dengan pemantapan adalah perbaikan menyeluruh dan peningkatan produktifitas dengan menerapkan prinsip-prinsip efisiensi yang efektit tokus kepada segmen utama yang dikuasai dan rnenguntungkan. Diferensiasi produk dengan biaya reiatif rendah harus terus menerus diciptakan, baik produk maupun layanan yang berorientasi kepuasan pelanggan. Strategi diversilikasi melipuli produk usaha baru/alternatif yang dapat ditempuh demi mengurangi resiko yang ditimbulkan oleh lingkungan dan persaingan aktititas bisnis ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Martinus; Hani Johanes Juliusandi
"ABSTRAK
Prasarana listrik dan telekomunikasi yang sangat kurang pada
awal pemerintahan orde baru memacu Pemerintah untuk
melakukan pembangunan pada sektor ini agar dapat menarik
minat investor sekaligus meningkatkan kwalitas hidup rakyat.
Prospek pembangunan tenaga listrik dan telekomuriikasi
menarik minat investor dalam dan luar negeri untuk
mendirikan pabrik kabel di Indonesia. Bila pada awal tahun
1970?an hanya 3 pabrik kabel, kini jumlah tersebut telah
meningkat menjadi 33 buah. Dengan semakin bertambahnya
pesaing maka terasa semakin penting peran strateji untuk
bersaing.
Sucaco dengan persentase penjualan tahun 1991 sebesar 33%
kabel listrik dan 39% kabel telepon dan penjualan dan
pabrik kabel publik masih bertahan sebagai market leader.
Strateji pertumbuhan yang dipilih manajemen Sucaco untuk
bersaing terdiri dari integrasi kehulu yang bertujuan untuk
menjaga mutu produk melalui mutu bahan baku yang baik dan
menjamin kontinuitas produksi, dan strateji pertumbuhan
intensive yaitu pengembangan produk (product development)
dan pengembangan pasar (market development).
Kinerja pemasaran sebagai hasil strateji diatas tampak pada
meningkatnya penjualan kabel listrik dan kabel telepon
selania tahuri 1986?].991 masing-niasing sebesar rata?rata 23%
dan 208% per tahun, dan tingkat ROE tumbuh rata?rata
24%/tahun. Akan tetapi tanpa disadani oleh manajemen pangsa
pasar Sucaco menurun dan 25% ditahun 1989 menjadi 23%
ditahun 1991. Turunnya pangsa pasar berdampak pada rendahnya
pertumbuhan ROI selama tahun 1989-1991 yang hanya sebesar
2.1%.
Penyebab dan turunnya pangsa pasar dan ROI tersebut adalah
akibat dan pertentangan kepentingan dalam menetapkan
pnionitas pertumbuhari, dirnaria dana hash exnisi saham ditahun
1989 yang seharusnya untuk penluasan kapasitas produksi
telah digunakan untuk membeli perusahaan pemasak bahan baku
piastik dan menambah penyertaan modal pada anak perusahaan
yang nemperoduksi bahan baku alumunium. Akibatnya adalab
ilangnya kesempatan untuk nemanfaatkan momentum ðari
meningkatnya permìntaan kabel ditahun 1990 dan 1991. Sucaco
baru melakukan investasi perluasan kapasitas setelah kembali
melakukan emisi saham ditahun 1991. Kesempatan ini ternyata
telab dipergunakan dengan baik oleh pesaingnya untuk
meningkatkan pangsa pasar mereka.
Penyebab lain dan tururinya pangsa pasar adalah akibat
kebijaksanaan Tflanajemen yang konservatif didalam bìdang
keuangan, yaitu tidak mau melakukan pinjanan jangka panjang
untuk membiayai investasi. Perhitungan kazni, seandainya
perusahaan neminjam dana jangka panjang sebesar 35% dan
modalnya, maka ini akan mendorong peningkatan penjualan yang
dapat meinpertahankan pangsa pasarnya pada tingkat 25%
Selain itu wewenang seksi pemasaran yang hanya merupakan
satu seksi dan Departemen Komersiel kurang dapat berperan
dalam menentukan strateji perusahaan.
Bila hal-hal ini tidak diperbaiki segera maka dalam jangka
panjang posisi Sucaco sebagai market leader akan terancam.
Dengan demikian saran kami adalah:
1. Manajemen harus menyusun suatu daf tar prionitas yang
dipadukan dengan f aktor kunci sukses dalam mengambil
keputusan yang melibatkan pertentangan kepentingan
strateji.
2. Manajemen harus lebih melonggarkan kebijaksanaannya
dalam bidang keuangan, dengan membolehkan penggunaan
Pinjaman jangka panjang untuk investasi dimana
kesempatan untuk tumbuh memungkinkan.
3. Meningkatlan kedudukan seksi pemasaran menjadi suatu
departemen agar dapat lebih berperan dalam menentukan
strateji perusahaan secara proaktif."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>