Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137784 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Pratiwi
"Biskuit fortifikasi dapat memberikan tambahan asupan energi dan protein, serta menambah asupan zat gizi mikro. Komponen yang terkandung dalam biskuit fortifikasi diharapkan mempunyai manfaat maksimal untuk mengatasi masalah gizi kurang. Tempe dipilih sebagai formula utama dalam penelitian ini, karena tempe memiliki banyak manfaat dan merupakan makanan yang mudah diterima oleh banyak orang.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh biskuit tempe terhadap perubahan status gizi balita di Kelurahan terpilih, Depok tahun 2010. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimental. Penelitian dilakukan selama 4 minggu. Pemilihan sampel menggunakan non-random sampling. Sampel terdiri dari 18 balita pada kelompok perlakuan dan 15 balita pada kelompok kontrol. Kedua kelompok penelitian masing-masing diberi biskuit 50 gram/hari. Berat badan balita diamati selama 4 minggu melalui penimbangan yang dilakukan seminggu sekali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara berat badan balita sebelum dan setelah intervensi pada dua kelompok penelitian. Saran yang dapat diberikan adalah biskuit tempe dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan alternatif makanan tambahan PMT-P pada balita gizi kurang di Depok.

Fortification biscuit can give more additional energy, protein, and micro nutrition supply. It components are expected to solve under nutrition. Tempe is as a main formula in this study because tempe has a lot of benefits and acceptable food for everyone.
This research is aimed to see the effect of feeding tempe biscuit towards the changing of nutritional status for children in district of Depok, 2010. The researcher uses quasi experimental as the research design, and conducts the study for about four weeks. A method which to choose sample is non-random sampling. It consists of 18 children as the intervention group and 15 children as the control group. Each group was gave 50 gram/day of biscuit. The researcher was observed the children weight gain for four weeks and they are measured by the scales once a week.
The result of the research shows the significant differences of children weight before and after intervention treatment in both research group. The suggestion of the research is that tempe biscuit can be considered as one of alternative additional food PMT-P for under nutrition children in Depok."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Famitalia
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi biskuit tempe kurma terhadap perubahan status gizi balita umur 12 ? 59 bulan. Penelitian ini merupakan penelitian single blind dengan desain kuasi ekperimental. Pemilihan sampel dengan cara non-random sampling, dimana 13 orang balita sebagai kelompok perlakuan dan 16 orang balita lainnya sebagai kelompok kontrol. Kelompok perlakuan adalah balita yang menerima
50 gr biskuit tempe kurma, sedangkan kelompok kontrol menerima 50 gr biskuit plain selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukan perubahan status gizi dan berat badan kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Untuk selanjutnya, biskuit tempe kurma dapat dipertimbangkan sebagai alternatif makanan dalam PMT-P.

ABSTRAK
The objective of this study was to understand the effect of tempe-dates biscuit consumption on the nutritional status change of 12 ? 59 months children. This study was a single blind study with quasy eksperimental design. Samples were chose by non random sampling, which 13 children as intervention group and 16 children as control group. Intervention group received 50 gr of tempe-date biscuits while control group received 50 gr plain biscuits for 4 weeks. The result of this study showed that the change of nutritional status and body weight status in intervention group were higher than the control group. In the future, the tempe-date biscuits can be considered as an alternative in PMT-P."
Lengkap +
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inka Alvira Pradhita
"Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian biskuit tempe terhadap status gizi balita tuberkulosis. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental. Kelompok perlakuan (n=12) diberikan biskuit tempe sebanyak 50 gram setiap hari selama satu bulan, sedangkan kelompok kontrol (n=5)adalah balita yang diberikan biskuit plasebo 50 gram.
Hasil penelitian menunjukkan ada perubahan yang signifikan pada berat badan dan status gizi sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan (p<0,05), tetapi tidak pada kelompok kontrol (p>0,05). Tidak ada perbedaan perubahan berat badan dan status gizi balita antara kelompok perlakuan dan kontrol (p>0,05).

The purpose of this study was to see the effect of giving tempeh biscuit nutritional status of under five children with tuberculosis. This research uses quasi-experimental design. Treatment groups (n=12) were given 50 grams tempeh crackers every day for a month, whereas the control group (n=5)infants given placebo biscuits 50 grams.
The results showed significant changes in body weight and nutritional status before and after intervention in the treatment group (p <0.05), but not in the control group (p> 0.05). There was no difference in weight change and nutritional status of children between the treatment and control group (p>0,05).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ruthy
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari pemberian biskuit tempe kurma terhadap status gizi balita penderita TBC di kecamatan terpilih, Jakarta Timur. Sasaran penelitian ini adalah balita penderita TBC dan berstatus gizi kurang dengan usia 12-59 bulan. Penelitian dengan disain kuasi eksperimental ini berlangsung selama 1 bulan. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling dan didapatkan junlah balita pada kelompok perlakuan sebanyak 11 balita dan pada kelompok kontrol 5 balita. Kelompok perlakuan diberikan biskuit tempe kurma dan kelompok kontrol diberikan biskuit plasebo setiap hari sebanyak 50 gram.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan balita di kelompok perlakuan meningkat sebesar 0.29 kg dan tinggi badan meningkat signifikan secara statistik sebesar 1.8 cm. Selain itu, status gizi pada kelompok perlakuan meningkat sebesar 0.144 SD pada indikator BB/U dan mengalami penurunan pada indikator BB/TB sebesar 0.06 SD. Tidak ada perbedaan status gizi yang signifikan sebelum dan setelah intervensi pada kelompok perlakuan. Status gizi pada kelompok kontrol meningkat lebih besar dibandingkan dengan kelompok perlakuan pada indikator BB/U 0.644 SD dan BB/TB 0.474 SD. Namun, peningkatan status gizi pada kelompok kontrol ini tidak bermakna secara statistik.

The aim of this study was to see the effect of Tempe-Date Palm biscuit intervention to nutritional status of under five children with tuberculosis in East Jakarta. The object of this study was children 12-59 months who are under nutrition and have tuberculosis (TBC). This study was designed as quasi experimental in 1 month. The children were chosen by purposive sampling. There were 11 children in intervenstion group and 5 children in control group. The intervention group was given tempe-date palm biscuit and the control group was given plain biscuit 50 gr per days for 4 weeks.
The result was children in intervention group gain weight 0.29 kg and gain height significantly about 1.8 cm. Moreover, nutritional status of the intervention group gain 0.144 SD for BB/U and decline 0.06 SD for BB/TB. There was no significantly difference between before and after the intervention on intervention group. The control groups?s nutritional status was higher than intervention group on BB/U 0.644 SD and BB/TB 0.474 SD. But, there was no significantly difference between before and after on control group.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Himawati
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian biskuit tepung singkong terhadap status gizi balita gizi kurang. Penelitian ini menggunakan desain studi kuasi eksperimental. Kelompok perlakuan (n=23) diberikan biskuit tepung singkong sebanyak 50 gram setiap hari selama 4 minggu, sedangkan kelompok plasebo (n=29) diberikan biskuit plasebo sebanyak 50 gram setiap hari selama 4 minggu.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan berat badan yang signifikan (p<0,05) antara sebelum dan setelah intervensi pada kedua kelompok, tetapi tidak pada status gizi akhir. Tidak ada perbedaan perubahan berat badan dan status gizi balita antara kelompok perlakuan dan plasebo (p>0,05).

The purpose of this study was to know effect of giving cassava flour biscuit to nutritional status of under five children with undernourished. This research use quasi-experimental design. Treatment groups (n=23) were given 50 grams cassava flour biscuit every day for 4 weeks, whereas the control group (n=29) were given 50 grams placebo biscuit every day for 4 weeks.
The result showed significant changes in body weight before and after intervention in both groups (p<0,05), but not in the last nutritional status. There was no difference in weight and nutritional status change of children between the treatment and control group (p>0,05).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
M.I. Tri Hadiah Herawati
"ABSTRAK
Pemberian makanan tambahan (PMT) merupakan suatu bentuk intervensi gizi
untuk mengatasi masalah Kurang Energi Protein (KEP) pada balita. Sejak tahun
1997 Departemen Kesehatan RI telah menyusun Buku Pedoman Penanggulangan
KEP dan Petunjuk Pelaksanaan PMT pada balita, namun sampai sekarang belum
pernah dilakukan penelitian pengaruh PMT tersebut terhadap status gizi. Penelitian
ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh PMT terhadap perubahan status
balita KEP.
Penelitian dilakukan pada masyarakat yang tinggal di empat puskesmas
kabupaten Sidoarjo propinsi Jawa Timur pada bulan September sampai dengan
Nopember 1999. Disain penelitian ini adalah trial klinik, dengan PMT (frekuensi
makanan lengkap, jumlah energi, jumlah protein, Iama pemberian) sebagai variabel
perlakuan, penambahan status gizi sebagai variabel tercoba dan sebagai variabel non
perlakuan adalah umur, jenis kelamin, konsumsi energi, konsumsi protein,
pendidikan ibu, dan pengeluaran makanan. Subyek penelitian (perlakuan dan
kontrol) adalah balita KEP tingkat sedang dan berat (indeks persentase median .BBU
rujukan WI-10-NCI-IS <70%) yang berumur 12-36 bulan. Subyek perlakuan sebanyak
36 diberi PMT setiap hari selama 90 hari, bentuk makanan bergantian antara
makanan jajanan (300 kkal dan 5 gram protein) dan makanan lengkap (400 kkal dan
S gram). Subyek kontrol sebanyak 37 berasal dari puskesmas lain yang tidak diberi
PMT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis hanya dapat dilakukan terhadap
pelaksanaan PMT sampai hari ke-60. Pengamatan pada hari ke-60 menunjukkan
bahwa subyek perlakuan yang telah diberi PMT selama 60 hari (rata-rata: 9.0 kali
makanan lengkap, energi 275 kkal, protein 4.3 gram , 58 hari) status gizinya rata-rata
meningkat sebesar 3.55 i 3.46 % indeks persentase median BBU rujukan WHO-
NCHS, sedangkan subyek kontrol rata-rata meningkat sebesar 2.01 2.73 % indeks
persentase median BBU rujukan WHO-NCHS. Terdapat perbedaan yang bermakna
antara subyek perlakuan dan subyek kontrol (p
Lengkap +
adanya pengaruh variabel jumlah energi dan jumlah protein teghadap perubahan
status gizi.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa PMT selama 60 hari dapat
menurunkan tingkat KEP balita dari KEP tingkat sedang dan berat (indeks persentase
median BBU rujukan WHO-NCHS <70%) menjadi KEP ringan sebanyak 44.4%.
Namun demikian tidak diketemukan satupun subyek penelitian yang sembuh dari
KEP (indeks persentase median BBU menunjukkan WHO-NCI-IS >80%).
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa PMT selama 60 hari bagi balita
KEP tingkat sedang dan berat dapat meningkatkan indeks persentase median BBU
rujukan WHO-NCHS balita KEP tetapi tidak bisa menyembuhkan KEP balita.
Disarankan agar program PMT bagi balita KEP tingkat sedang dan berat di masa
mendatang diberikan lebih dad 60 hari. Perlu dilakukan penelitian lain untuk
mengetahui dampak PMT tersebut setelah diberikan selama 90 hari.

Abstract
Supplementary feeding (Pemberian Makanan Tambahan = PMT) is a kind of
nutrition intervention to overcome the problem of protein-energy-malnutrition
(PEM), in children under five years. Since 1997, Ministry of Health in Indonesia
published the manual book of controlling PEM and the standard operational
procedures for supplementary feeding in children under five years, but until now
there has not any reaserch been done on the effect of supplementary feeding to the
nutrition status. This research was done to know the effect of the supplementary
feeding on nutrition status changes.
The research was done in the community based, who five in the regency of
four health centers in Sidoarjo-East Java from September until Nopember 1998. This
research design was a clinical trial with PMT (complete meals frequency, energy
amount, protein amount, the given sequence) as the experimental variabel, the
nutrition status changes as the non-experimental variabel, and the ages, sex, energy
consumption, protein consumption, mother education, and food outcomes as the
intervening variabel. The research subjects was the moderate and the severe level of
PEM (<70% of the median weight for age ofthe WHO-NCHS reference) children
under five whose age between 12-36 months, The 36 six experimental subjects were
given PMT every day for 90 days, the food werw varied between snack (300 kcal and 5 grams protein) and meals (400 kcal and S grams protein). The 37 controlled
subjects who came from other regency of health centers were not given PMT.
The research results showed that we could not analyzed the research more
than day-60. The 60 day of the observation showed that the nutrition status of the
experimental subject which had been given PMT for 60 days (approx-= 9.0 times
complete meals, 2.75 kcal energy, 4.8 grams protein, 58 days) had an increase
approx as big as 3.55 3.46 % of the median weight for age of the WHO-NCHS
reference, while the controlled subject increased approx as big as 2.01 5 2.73 % of
the median weight for age of the WHO-NCHS reference. There was significantly a
difference between experimental subject and controlled subject (p< 0.05). The linier
regression test showed that there was an effect of the energy amount variabel and the
protein amount to the nutrition status changes.
There are 44.4% moderate and severely PEM children (<70% of the median
weight for age of the WHO-NCHS reference) who received PMT during 60 days
became mild PEM (70-79% of the median weight for age of the WHO-NCHS
reference). However, there was none of the subject released from PEM (>=80% of
the median weight for age ofthe WHO-NCHS reference).
PMT during 60 days increased the WAM-index of those who were moderate
and severely PEM at base line, but not released from PEM. These Findings suggest
that PMT-program on the next time should be held more than 60 days."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Elvia Amelia
"Permasalahan gizi masih menjadi persoalan serius bagi berbagai negara berkembang salah satunya adalah Indonesia. Masalah gizi anak perlu diatasi karena dapat menimbulkan permasalahan bagi pertumbuhan anak hingga berdampak pada kualitas sumber daya manusia unggul bagi bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak dapat berasal dari karakteristik individu anak itu sendiri maupun dari pihak eksternal seperti ibu yang memiliki peran utama dalam pemenuhan gizi anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dan praktik pemberian makan anak dengan status gizi balita usia 2-5 tahun di Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Desain penelitian ini adalah cross sectional yang melibatkan 100 ibu dan balita di Kelurahan Tugu. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu, kuesioner FPSQ-28 untuk mengetahui praktik pemberian makan, dan tabel z-score standar antropometri PMK No.2 Tahun 2020 untuk mengukur status gizi anak. Uji statistik bivariat yang dilakukan adalah Mann-Whitney dan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dan status gizi balita (p=0,034) dan tidak ada hubungan yang signifikan antara praktik pemberian makan ibu dan status gizi balita (p=0.877 ; r=0,16). Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa penting untuk meningkatkan pengetahuan ibu sebagai bekal dalam pemberian makan sehingga status gizi anak baik. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan variabel lain yang mempengaruhi status gizi balita sehingga muncul inovasi baru untuk mengatasi Malnutrisi anak.

Nutritional problems are still a serious problem for many developing countries, for example Indonesia. The problem of child nutrition needs to be addressed because it can cause problems for children's growth and thus have an impact on the quality of superior human resources for the Indonesian nation in the future. Several factors that can affect the nutritional status of children can come from the individual characteristics of the child itself or from external parties such as mothers who have a major role in fulfilling child nutrition. The purpose of this study was to determine the relationship between mother's knowledge and child feeding practices with the nutritional status of toddlers aged 2-5 years in Tugu Village, Cimanggis District, Depok City. The design of this study was cross-sectional involving 100 mothers and toddlers in the Tugu Village. The instruments used were a knowledge questionnaire to measure the mother's level of knowledge, the FPSQ-28 questionnaire to determine feeding practices, and the anthropometric standard z-score table PMK No.2 of 2020 to measure children's nutritional status. The bivariate statistical tests performed were the Mann-Whitney and the Spearman's rho correlation test. The results of this study showed that there was a significant relationship between mother's knowledge and toddler's nutritional status (p=0.034) and there was no significant relationship between mother's feeding practices and toddler's nutritional status (p=0,877: r=0,16). Based on the results of this study it is important to increase the mother's knowledge as a provision in feeding so that the child's nutritional status is good. Future research is expected to find other variabels that affect the nutritional status of toddlers so that new innovations emerge to overcome child malnutrition."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Girsang, Vierto Irennius
"Tuberkulosis pada balita merupakan bayangan dari tuberkulosis pada orang dewasa hal ini termasuk masalah kesehatan yang sangat berarti bagi balita. Prevalensi TB pada balita masih cukup tinggi demikian pula status gizi kurang dan buruk masih cukup tinggi. Status gizi memiliki peran yang penting dalam hal etiologi dan komplikasi tuberkulosis balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh status gizi terhadap kejadian TB paru pada balita di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Depok tahun 2013-2014. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Kasus dalam penelitian ini adalah balita yang menderita TB paru sesuai yang tercatat pada register TB-03 dan TB-01 PKM. Kontrol adalah balita yang tidak menderita TB atau tidak mengalami gejala TB serta tidak pernah menderita TB paru yang merupakan tetangga balita penderita TB yang diambil jadi kasus di wilayah kerja Dinkes Depok tahun Januari 2013 sampai Mei 2014. Jumlah kasus sebanyak 74 balita dan kontrol 148 balita. Analisa data menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita yang mengalami status gizi pendek memiliki berisiko 2,92 kali untuk sakit TB paru dan balita yang mengalami status gizi sangat pendek memiliki berisiko 4,22 kali untuk sakit TB paru setelah dikontrol dengan variabel perancu. Balita yang mengalami status gizi sangat pendek lebih berisiko untuk sakit TB paru dibandingkan dengan balita yang berstatus gizi pendek. Disarankan untuk Dinas kesehatan dan Puskesmas untuk lebih memperbaiki pencatatan TB dan peningkatan pendidikan kesehatan tentang pencegahan TB dan peningkatan gizi pada balita.

Tuberculosis on baby under five years is a reflection of tuberculosis for adults and it includes a very significant health problem for them. The prevalence of TB in children is still high likewise the malnutrition status is still high. Nutritional Status has an important role in the etiology and complications of tuberculosis in baby under five years. This study aims to determine the effect of nutritional status on the tuberculosis (TB) in baby under five years in the work area of Health Department, Depok in 2013-2014. The design of this study is a case control. The cases are baby under five years who suffered from pulmonary tuberculosis as appropriate in the register of TB-03 and TB-01 PKM. The control are babies under five years who does not suffer from TB or the babies who never suffer from TB who are as neighbor of the babies under five years who suffer from pulmonary tuberculosis and become cases at work area of Health Department Depok. The number of cases are 74 babies under five years and the number of controls are 148 babies under five years. Analysis of data use multiple logistical regression. The results show that babies under five years who have stunted nutritional status are get 2.92 times to be a risk for pulmonary TB and babies under five years who have a very short get 4.22 times to be a risk for pulmonary tuberculosis after controlling with confounding variable. The babies under five years who have very short nutritional status are more risky for pulmonary TB compared with babies under five years who have stunted nutritional status. This study recommended for Health Department and Community Health Center to further improve the recording of TB and the increased of health education about prevention of tuberculosis (TB) and improvement the nutrition in babies under five years."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>