Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207788 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shenia Ananda
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas hipertensi dan faktor risikonya pada pra lansia dan lansia
(45-74 tahun). Penelitiannya bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional dan
jumlah sampel 120 orang. Pengambilan data dilakukan selama empat minggu
pada bulan April 2011. Data karakteristik individu (usia, status kawin, pendidikan,
pekerjaan), pola makan (frekuensi makanan tinggi natrium, frekuensi makanan
tinggi lemak, kebiasaan minum kopi), gaya hidup (aktivitas fisik, kebiasaan
merokok, stres) didapatkan melalui wawancara dengan kuesioner. Sedangkan data
indeks massa tubuh diperoleh dengan pengukuran antropometri dan data tekanan
darah diperoleh dengan pengukuran menggunakan sphygmomanometer dan
stetoskop. Analisa hubungan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian
menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar 72,5%. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan hipertensi yaitu asupan natrium, kebiasaan minum kopi dan
stres. Untuk penelitian selanjutnya, diperlukan penelitian lebih mendalam
mengenai frekuensi minum kopi yang aman, penggunaan food frequency
questionnaire semi kuantitatif untuk pola makan dan kuesioner stres terbaru untuk
mengetahui tingkat stres.

ABSTRACT
The focus of this study is to discuss about the risk factor of hypertension in
pre elderly and elderly (45-74 years old). The research is quantitative with cross
sectional design and 120 samples. Data collection was done in four weeks in April
2011. Data of subject?s characteristics (age, marital, education, job) nutrient
intakes (sodium, fat, coffee), life styles (physical activity, smoking, stress) were
collected through interview. While data of body mass index were collected with
anthropometry measurement and data of blood pressure were measured with
sphygmomanometer and stethoscope. The analysis of relationship used chi square
test. The result shows that prevalence of hypertension are the sodium intake, the
habit of habit drinking coffee, and stress. For the next research, it is suggested to
investigate more deeply about the frequency of drinking coffee, using semi
quantitative food frequency questionnaire for eating habit and using the newest
questionnaire to know the level of stress."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Nella Ria
"Tindakan pertama yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit ringan adalah dengan swamedikasi atau pengobatan sendiri (self medicated).
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan obat dalam swamedikasi pada ibu rumah tangga, mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan swamedikasi dan mendapatkan informasi tentang materi dan metode yang dibutuhkan untuk penyuluhan swamedikasi pada masyarakat di Kelurahan Utan Panjang, Jakarta Pusat.
Desain penelitian ini adalah dengan Cross Sectional study. Data primer didapatkan dari responden dengan wawancara menggunakan pedoman kuesioner. Sampel penelitian adalah 96 orang ibu-ibu rumah tangga yang melakukan swamedikasi dalam tiga bulan terakhir penelitian yang diambil dengan metode sampling random. Ditemukan bahwa responden terbesar berusia 40 ? 49 tahun, berpendidikan tamat SLTA, tidak bekerja, dengan pendapatan rumah tangga antara Rp 1.001.000 ? Rp 2.000.000. Responden terbesar yang melakukan swamedikasi mengeluh sakit kepala dan maag, mengobati sendiri menggunakan obat dengan bentuk sediaan tablet sebagai pilihan terbesar, dosis obat yang digunakan dua kali sehari selama 1 ? 2 hari dengan hasil 93,8 % sembuh (hilang keluhan). Persentase terbesar obat yang digunakan berharga Rp 400 ? Rp 1.000 berasal dari warung yang jaraknya 0?100 meter dari rumah, tanpa mengeluarkan biaya transportasi. Alasan melakukan swamedikasi atau pengobatan sendiri persentase terbesar karena penyakit yang diderita masih dianggap ringan. Secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, pendapatan rumah tangga, pengetahuan, sikap responden dan biaya obat dengan tindakan swamedikasi. Menurut responden penyuluhan swamedikasi yang dibutuhkan masyarakat adalah mengenai efek samping obat dan gejala penyakit yang diberikan oleh dokter puskesmas atau kader, melalui media telivisi atau ceramah. Dengan melihat aspek kebutuhan informasi untuk meningkatkan kualitas pengobatan sendiri, maka diperlukan suatu upaya untuk membekali masyarakat dengan informasi yang benar dalam hal ini apoteker merupakan fasilitator yang ideal bagi kegiatan tersebut.

The first health seeking action undertaken by most people to overcome mild disease is through self medication.
This research aim to describe the use of drug in self medication of housewives, to find out the related factors in self medication and to get information about material and method needed in health education of Utan Panjang community.
This study employed Cross Sectional approach design, primary data are acquired from the respondents through interviews using questionnaire as the guidelines. The samples of this research are 96 respondents consist of housewives who perform self medication in the recent three months which are taken through random sampling method. It is discovered that most respondents aged between 40 ? 49 years old, most with high school educational background, with household incomes around Rp 1.001.000 ? Rp 2.000.000. Most respondents use drugs in self medication if they get headache and digestive problem. They use tablet to treat themselves which dosage two times in a day among 1 ? 2 days latter. 93,8 % of respondents are cured. Cost of drugs between Rp 400 ? Rp 1000. The respondents can get the drug at any small shops, which are near from their house without spending more money for transportation. The reason of doing self medication is the assumption that their illness is mild and they know about the drug itself. Statistically there was no significantly relation between educational levels, household incomes, respondents knowledge, respondents? attitude, and the drugs cost with self medication. The information about drugs in self medication needed by the community of Utan Panjang are drugs side effects and sickness symptoms, the information should be given by physician at health center via television or presentation. Considering the requires of information to improve quality of self medication, we have to contribute the society with right information in this case pharmacist as the ideal facilitator.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dwi Suciaty Purnama
"Hipertensi merupakan penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit degeneratif lainnya. Sebagian besar kasus (90%) penyebab dari hipertensi tidak diketahui, sedangkan 10% lainnya disebabkan oleh penyakit-penyakit yang sudah diketahui seperti aterosklerosis, tumor pada kelenjar adrenal, atau malfungsi ginjal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di posyandu lansia wilayah Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian adalah lansia yang terdaftar di posyandu lansia wilayah Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat tahun 2013 sebanyak 75 orang.
Hasil penelitian ini mendapatkan proporsi lansia yang mengalami hipertensi adalah sebesar 62,7%. Tekanan sistolik tertinggi adalah 240 mmHg, sedangkan tekanan diastolik tertinggi adalah 150 mmHg. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi dalam penelitian ini adalah riwayat hipertensi keluarga (PR: 3,216 dengan 95% CI: 1,587-6,515), dan riwayat penyakit Diabetes Melitus (PR: 2,375 dengan 95% CI: 1,366-4,128). Hubungan yang tidak bermakna secara statistik terdapat pada hubungan antara jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, IMT, asupan natrium, asupan lemak, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, dan stres dengan hipertensi.

Hypertension is the third major cause of death in Indonesia for all ages. Much research has proven that hypertension is the major risk factor for the onset of degenerative disease. Most of the cases (90%) cause of hypertension is unknown, while 10% other caused by diseases already known as atheroschlerosis, tumor on the adrenal glands, or kidney malfunctions.
This research aims to know the prevalence of hypertension and factors that related with the incidencce of hypertension in elderly at elderly posyandu subdistrict Johar Baru, Central Jakarta 2013. This research is quantitative research with cross sectional design study. Sample research is elderly who registered at elderly posyandu subdistrict Johar Baru, Central Jakarta 2013 as many as 75 people.
Result of this research to get the proportions of elderly who suffer hypertension is 62,7%. Highest systolic pressure is 240 mmHg, while the highest diastolic pressure is 150 mmHg. Factors related to the incidence of hypertension in this research is a family history of hypertension (PR: 3,216 with 95% CI: 1,587-6,515), and a history of Diabetes Mellitus (PR: 2,375 with 95% CI: 1,366-4,128). The relation that no statitically significant are on relations between gender, education, occupation, marital status, BMI, sodium intake, fat intake, physical activity, smoking habit, and stress by hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elza Estirina
"Meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia, maka dapat diperkirakan bahwa penyakit degeneratif akan meningkat pula. Salah satu penyakit degeneratif yang mempunyai tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pra lansia dan lansia di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pra lansia dan lansia di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, sampel diambil dengan metode simple random sampling.
Hasil penelitian ini adalah prevalens hipertensi pra lansia dan lansia sebesar 60,2%. Menurut hasil analisis bivariat dari tujuh variabel independen yang diteliti terdapat dua variabel yang terbukti secara statistik memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian hipertensi yaitu umur dengan nilai p = 0,046 (< α) dan nilai OR=2,3 dan status gizi lebih dengan nilai p = 0,015 (< α) dan nilai OR=2,7. Sedangkan lima variabel lainnya tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian hipertensi yaitu jenis kelamin, status perkawinan, riwayat keluarga, pekerjaan, dan pendidikan yang memiliki p > 0,05. Menurut hasil analisis multivariat didapatkan bahwa variabel yang memiliki kontribusi yang paling mempengaruhi kejadian hipertensi adalah status gizi lebih dengan nilai p=0,013 dan OR=2,8.

Increased life expectancy of the population of Indonesia, it can be estimated that the degenerative diseases will increase as well. One of the degenerative diseases that have high rates of morbidity and mortality is hypertension. This study aimed to determine the factors associated with incident hypertension in pre-elderly and elderly in Kramat Jati subdistrict health centers. This research is quantitative research with cross sectional research design. The population in this study were all middle age and elderly in Kramat Jati subdistrict health centers, samples were taken by simple random sampling method.
The results of this study is the prevalence of hypertension pre-elderly and elderly by 60.2%. According to the results of bivariate analysis of seven independent variables studied, there are two variables that are statistically proven to have a meaningful relationship with the incidence of hypertension that is age with the value p = 0.046 (<α) and OR = 2.3 and the value of nutritional status is more to the value p = 0.015 (<α) and the value of OR = 2.7. Meanwhile, five other variables do not have a meaningful relationship with the incidence of hypertension that is sex, marital status, family history, occupation, and education that have p> 0.05. According to the results of multivariate analysis found that variables that have contributed the most affecting nutritional status of the incidence of hypertension is more to the value p = 0.013 and OR = 2.8.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Yetti
"Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang bersifat kronis tidak hanya meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke namun juga dapat menjadi kondisi yang mendahului munculnya gagal jantung kongestif. penyakit pembuluh darah tepi kronis, aneurisma aorta dan gagal ginjal. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang umum diderita para lanjut usia (lansia). Pendekatan promosi kesehatan yang populer untuk menurunkan prevalensi hipertensi salah satunya dengan meningkatkan kepatuhan diit terutama kosumsi rendah garam, Kepatuhan diit lansia sangat dipengaruhi oleh dukungan keluarga, karena 50% lansia di Indonesia tinggal di rumah tangga bersama suami/istri dan anggota keluarga lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik, dukungan keluarga dan hasil pendidikan kesehatan dengan kepatuhan dilt hipertensi lansia di kelurahan Paseban kecamatan Senen Jakarta Pusat setiap faktor dominan yang paling mempengaruhinya Penelitian ini menggunakan metodologi riset keperawatan dengan rancangan studi pOlong Hntang (cross sectional). Sampel penelitian sebanyak 109 responden dengan menggunakan teknik random sampling. Basil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga (p=0,002) dan hasil pendidikan kesehatan (p=0,000) dengan kepatuhan diit hipertensi lansia, serta hasil pendidikan kesehatan merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepatuhan diit hipertensi lansia (OR=6,031), Kesimpulan penelitian ini adalah dukungan keluarga dan pendidikan kesehatan merupakan dua hal penting yang sangat berpengaruh terhadap kepatuhan diit hipertensi lansia. Dan hasil penelitian ini disarankan lansia lebih membuka diri menerima informasi kesehatan yang diberikan terutama mengenal diit hipertensi dan keluarga memberikan dukungan yang lebih optimal kepada lansia untuk mematuhi diit hipertensi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T21856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stany Indira Meir
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S26729
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan
"Proporsi jumlah penduduk usia tua di Indonesia semakin meningkat. Hal ini menggambarkan bahwa usia harapan hidup masyarakat juga meningkat. Salah satu upaya untuk menilai status gizi dari lansia dapat dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu berat badan dan tinggi badan. Namun, pengukuran tinggi badan tegak pada lansia tidak dapat dilakukan karena skoliosis, kifosis, cacat, dan patah tulang. Tujuan studi ini adalah untuk memperoleh model prediksi tinggi badan pada pra lansia (45-59 tahun) dan lansia (60-90 tahun) berdasarkan panjang depa, tinggi lutut, usia, dan jenis kelamin. Studi ini dilakukan pada 202 (90 orang laki-laki dan 112 orang perempuan) pra lansia dan lansia, di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat.
Studi menggunakan desain cross sectional. Kriteria inklusi responden adalah laki-laki maupun perempuan dengan usia 45-90 tahun, memiliki kondisi tubuh yang sehat atau masih mampu berdiri tegak, serta dapat berkomunikasi dengan baik. Kriteria eksklusi responden adalah lansia yang memiliki salah satu tangan tidak dapat direntangkan karena patah tulang atau sebab tertentu, mengalami patah tulang/kaki palsu, dan gangguan komunikasi.
Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa korelasi panjang depa dengan tinggi badan pada laki-laki r = 0,86 perempuan r = 0,71. Korelasi tinggi lutut dengan tinggi badan pada laki-laki r = 0,79 perempuan r = 0,72. Model prediksi tinggi badan dapat dilakukan dengan prediktor panjang depa, tinggi lutut, dan usia. Model prediksi ini dapat diaplikasikan pada pasien yang diamputasi atau gangguan patah tulang.

Proportion of elderly in Indonesia increases. This situation describe that the life expectation have also increased. A tools to assess the nutritional status of the elderly can be seen from the Body Mass Index (BMI) from weight and height. However, measurement of height in elderly can nott be obtained because scholiosis, khifosis, deformity, of fracture. The purpose of this study was to obtain the height prediction model in middle-age (45-59 years) and elderly (60-90 years) based on arm span, knee height, age, and gender. The study was conducted on 202 (90 men and 112 women) middle-age and elderly, in Bojongsari District, Depok, West Java.
This study use cross-sectional design. Inclusion criteria for the respondents were men and women aged 45-90 years, having a healthy body condition or still able to stand upright, and can communicate well. Exclusion criteria were elderly respondents who had one hand can not be stretched because of fracture or a particular cause, suffered a rosthetic limbs, and discommunication.
Results of this study indicate that the correlation arm span to height for men women r = 0.86 r = 0.71. Knee hight correlation with height in men women r = 0.79 r = 0.72. The new height prediction models can formed using arm span, knee height, and age. The predictive models can be applied to patients who amputated or fracture.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Ramadayanti
"ABSTRAK
Hipertensi disebut silent killer karena muncul tanpa gejala yang spesifik. Tinjauan tren saat ini menunjukkan bahwa jumlah orang dewasa dengan hipertensi meningkat dari 594 juta pada tahun 1975 menjadi 1,13 miliar pada tahun 2015, dengan peningkatan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Prevalensi hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia dengan prevalensi tertinggi pada kelompok usia lanjut. Hipertensi yang tidak mendapatkan perawatan dengan baik dapat menjadi hipertensi tidak terkendali, yakni kondisi medis serius yang secara signifikan meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Dari perkiraan 1,13 miliar orang yang memiliki hipertensi, kurang dari 1 dari 5 orang yang hipertensinya terkendali. Meskipun demikian, masih sedikit penelitian yang membahas mengenai faktor risiko dari hipertensi tidak terkendali pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko hipertensi tidak terkendali pada lansia hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan data sekunder dari register kohort dan hasil pemeriksaan kesehatan lansia di Posyandu Lansia Sehat Sejahtera Desa Tales Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri pada periode November 2019-Maret 2020. Peneliti menggunakan analisis bivariat dengan uji Chi Square serta menggunakan nilai Prevalens Rasio (PR) sebagai ukuran asosiasi. Berdasarkan hasil analisis bivariat, ada hubungan yang signifikan secara statistik antara jenis kelamin, tidak minum obat anti hipertensi, kepatuhan pemeriksaan tekanan darah, dan riwayat diabetes mellitus dengan kejadian hipertensi tidak terkendali. Upaya untuk meningkatkan keaktifan lansia melakukan kunjungan ke posyandu lansia perlu dilakukan untuk menurunkan kejadian hipertensi tidak terkendali dan mencegah komplikasi. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
"Populasi lansia meningkat di dunia, di Indonesia pada kurun waktu tahun 1990 - 2025 akan terjadi kenaikan jumlah lanjut usia sebesar 414 %, suatu angka kenaikan tertinggi di seluruh dunia. Adanya peningkatan jumlah lansia, masalah kesehatan yang dihadapi bangsa Indonesia menjadi semakin kompleks, terutama yang berkaitan dengan gejala penuaan. Proses penuaan umumnya terlihat jelas pada saat memasuki usia 40 tahun keatas, khususnya pada pria mulai menampakkan kemunduran perilaku seksual dalam hal sifat dan kemampuan fisik (aktivitas seksual dan frekuensi hubungan seksual mulai menurun).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran aktifitas seksual pra lansia dan lansia yang berkunjung di poliklinik Geriatri RSPAU dr. Esnawan Antariksa Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitaif dengan desain penelitian Cross Sectional. Jumlah Sampel dalam penelitian ini sebanyak 104 orang, dan diambil dari pasien yang berkunjung di poli geriatri, yang berusia diatas 45 tahun dan yang masih mempunyai pasangan hidup.
Hasil dari penelitian ini yaitu dari 104 responden sebanyak 71 responden (68,3%) yang masih aktif melakukan hubungan seksual, variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan aktivitas seksual yaitu umur dengan P value 0,001, nilai OR 0,165, pekerjaan P value 0,014 dengan OR 4,45 dan pengetahuan P value 0,011 dengan OR 0,3.
Penelitian tersebut disarankan kepada pemerintah dan petugas kesehatan lainnya agar dapat memberikan perhatian lebih kepada pra lansia dan lansia dengan memberikan pelayanan konseling dan penyuluhan-penyuluhan kesehatan khususnya yang berhubungan dengan seksualitas pada lansia sehingga para lansia dapat berkonsultasi dan pemperoleh pengetahuan mengenai seksualitas pada lansia. Karena pada dasarnya seksualitas pada lansia adalah suatu kebutuhan dan merupakan hal yang wajar.

Elderly population is increasing in the world, in Indonesia in the period 1990-2025 there will be an increase in the number of seniors by 414%, an increase in the number of the highest in the world. An increase in the number of elderly, health problems facing the peoples of Indonesia is becoming increasingly complex, especially with regard to the symptoms of aging. The aging process are generally clearly visible at the time of entering the age of 40 years and above, particularly in males began exposing the decline of sexual behavior in terms of the nature and physical abilities (sexual activity and the frequency of sexual intercourse begins to decrease).
The purpose of this research to know the picture of sexual activity pre mption of rheumatoid arthritis and of rheumatoid arthritis who is visiting in poliklinik geriatrics rspau dr . esnawan spacecraft halim prime kusuma, jakarta east. The kind of research done is kuantitaif with the design research cross sectional. The amount of a sample of in this research as much as 104 a person, and extracted from a patient who is visiting in poly geriatrics, aged above 45 years and who still have a living spouse.
The results of this research are from 104 the respondent as much as 71 respondents (68.3%) were still active sexual intercourse, the variables that have a significant relationship with the sexual activity that age with a P value is 0.001, OR value, the job value 0,165 P 0.014 with OR 4.45 and P value 0,011 with knowledge OR 0.3.
The study recommended to Governments and other health workers in order to give more attention to the elderly and elderly with pre provides counseling and guidance service-health counselling particularly related to sexuality in the elderly so that the elderly can consult and pemperoleh knowledge on sexuality in the elderly. Because basically his sexuality in the elderly is a necessity and it is only natural.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>