Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emha Ainun Nadjib, 1953-
Bandung: Mizan, 2015
899.24 EMH m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Emha Ainun Nadjib, 1953-
Bandung: Mizan , 1994
899.24 EMH m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Emha Ainun Nadjib, 1953-
Bandung: Mizan, 2012
899.24 EMH m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Budie Santi
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2005
305.4 San p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Astar
Jakarta : Tulodong, 2008
899.212 SIR b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan utama kajian ini adalah untuk melihat tahap kemahiran bertutur : (1) antara pelajar lakik-laki dan perempuan (2) antara pelajar-pelajar yang mempunyai keluarga yang booleh berbahasa arab dan keluarga yang tidak boleh berbahasa arab."
370 JPUKM 24 (1999)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farhanah Amaliah
"Skripsi ini menganalisis strategi kesantunan dan prinsip kerja sama antara pemandu acara dan narasumber. Tujuannya adalah mengetahui strategi bertutur apa sajakah yang digunakan keduanya yang berimplikasi untuk menjaga dan melindungi ‘muka’ yang bersangkutan dari keterancaman. Dari penelitian ini diperoleh beberapa penggunaan strategi kesantunan dan pelanggaran yang terjadi dalam sebuah percakapan antara pemandu acara dan narasumber. Kesimpulan dari analisis tersebut adalah strategi kesantunan yang lebih sering digunakan baik oleh pemandu acara maupun narasumber adalah strategi kesantunan positif sub strategi menghindari pertentangan dengan cara membatasi pendapat. Membatasi pendapat dengan menggunakan pemagar dilakukan keduanya sebagai penanda kehati-hatian atas tuturannya dan berimplikasi terbangunnya citra positif keduanya. Penggunaan strategi bertutur oleh narasumber berdampak terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama Grice. Pelanggaran yang sering dilakukan adalah pelanggaran maksim kualitas, namun pelanggaran maksim yang terjadi bukan berarti bahwa narasumber tidak mau bekerja sama dengan pemandu acara, melainkan untuk keperluan kesantunan dan menjaga hubungan sosial antara keduanya.

This thesis analyzes politeness strategies and principles of cooperation between the host and informant. The goal is to figure out a strategy tells what are the implications that they use to guard and protect 'face' in question from threat. From this study obtained some use of politeness strategies and the violations that occurred in a conversation between host and informant. The conclusion of the analysis is politeness strategy is more often used by both the host and the informant is a positive politeness strategy sub-strategies to avoid disagreement by hedging the opinion. Hedging opinion used by both as tools to protect their face and implies a positive image of the establishment of both. The use of a strategy tells the informant affects the occurrence of violations of the principles of cooperation Grice. Violations are often performed is a violation of maxims of quality, but violations of maxims that happens does not mean that the informant does not cooperate with the host of the show, but for the purposes of maintaining politeness and social relations between both."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S117
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hardianti Ningsih
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh situasi dimana dalam gelar wicara
memiliki sebuah tuntutan utama yang harus dicapai yaitu bagaimana informasi bisa
diperoleh sebanyak-banyaknya dari bintang tamu.Untuk itu, pembawa acara dituntut
untuk memiliki keahlian yang terkait dengan bagaimana memilih strategi bertanya,
menyesuaikan topik, serta memilih kata yang mampu memicu respons dari bintang
tamu.Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi bertutur yang
menghasilkan respons jawaban yang relevan. Penelitianinimerupakan penelitian
kualitatif. Data diperoleh dengan menggunakan teknik simak melalui perekaman dan
transkripsi data.Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik
padan. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan memerhatikan tindak tutur langsung
dan tidak langsung, memerhatikan penggunaan strategi kesantunan, memerhatikan
relevansi jawaban dengan pertanyaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan
TTTL dan TTL sama-sama efektif digunakan dalam memeroleh jawaban yang
relevan, namun harus disertai dengan penggunaan strategi kesantunan.Sementara itu,
faktor topik pembicaraan serta bintang tamu sangat memengaruhi pemilihan strategi
kesantunan.Oleh karena itu, penggunaan strategi kesantunan menjadi titik tolak
paling utama yang menentukan berhasil atau tidaknya pemerolehan jawaban yang
relevan.

ABSTRACT
This research is based on the situation where talk show has the main aim to be
aicheved; it is to require the information as much as possible from the guess stars.
Combining to this aim, the host is expected to have an ability in which how they
choose speech strategies to give the question, mathching the strategies used with the
topic, and how they choose the words which has the ilocusionary force. The aim of
this research is to formulate the speech strategy which is successful achieve more
information and relevant with question given. This research is qualitative research.
The data obtained by refer technique through recording and transcriptions data. The
data analyze by coherent technique. The qualitative approach is done by pay attention
to the direct and indirect speech act, the relevancy of the respons and question, and
politeness strategies. The data finding shows that both of direct and indirect speech
act are effective to use to acquire the relevant response. However, both of them
should be accompanied by politeness strategies. Meanwhile, the topic and guests are
the factors which influence the politeness strategies used. Therefore, politeness
strategies used is the main point which determines the relevancy of guest's responses."
2017
T47979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Anggraini
"

Penelitian ini membahas strategi bertutur Kanselir Helmut Kohl dalam pidato proses penyatuan Jerman tahun 1989. Tahun 1989 merupakan tahun yang sangat bersejarah bagi warga Jerman Barat dan Timur karena Jerman berhasil dipersatukan. Sebagai Kanselir, Helmut Kohl tentunya dalam pidatonya menggunakan bahasa yang santun untuk menarik perhatian para warga terutama warga Jerman Timur. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu pertama untuk menemukan jenis dan fungsi tindak tutur yang digunakan oleh Kanselir Helmut Kohl dalam pidato penyatuan Jerman tahun 1989; kedua, untuk melihat strategi kesantunan yang digunakan oleh Kanselir Helmut Kohl dalam pidato proses penyatuan Jerman tahun 1989. Dalam tesis ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan data teks tuturan pidato tahun 1989. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam keempat teks tuturan terdapat tindak tutur asertif, deklaratif, direktif, ekspresif, dan komisif. Dalam keempat teks tuturan, Kanselir Helmut Kohl menuturkan keinginannya dengan strategi bertutur kesantunan positif yang ditandai kata wir ‘kita’ untuk menunjukkan bahwa Kanselir Helmut Kohl memiliki rasa solidaritas serta ia tidak membedakan status warga Jerman. Lalu, pada keempat teks tuturannya, Kanselir Helmut Kohl menggunakan strategi bertutur terus terang dengan tanpa basa-basi, strategi bertutur secara samar-samar, dan strategi bertutur dengan kesantunan negatif karena dalam tuturannya terdapat makna yang ambigu serta ia jarang menunjukkan jati diri sebagai Kanselir dan mengangkat suatu partai di Jerman.


This study discusses Chancellor Helmut Kohl's speaking strategy in the speech of processing german unification. In 1989 was a very important year for residents of West and East Germany because it was successfully united. As Chancellor, Helmut Kohl is likely in his speech to use polite language to attract the attention of residents, especially East German citizens. Therefore, this study has two objectives, namely the first to discover speech act was used by Chancellor Helmut Kohl in the German unification speech in 1989; second, to look at the politeness strategy that Chancellor Helmut Kohl in speech of processing German unification in 1989. In this thesis, the method is descriptive qualitative method by using text speeches in 1989. Using descriptive qualitative methods, the results of this study indicate that there are assertive, declarative, directive, expressive, and commissive speech acts in his speech. In the speech text, Chancellor Helmut Kohl shows his desire by using positive politeness strategy is marked by words wir ‘we’ to provide information that Chancellor Helmut Kohl has a sense of solidarity the same position as German citizens. Then, based on speech text, Chancellor Helmut Kohl uses a strategy of speaking straightforwardly without further ado, speak strategies vaguely, and negative politeness strategy because in his speech there are ambiguous meanings and also rarely show identity as Chancellor and party in Germany.

"
2018
T51883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ziyaul Haq
"Disertasi ini mengkaji etika kesantunan bertutur negative judgement pada akun fan page Facebook. Etika kesantunan bertutur diidentifikasi melalui realisasi bahasa yang terdapat di dalam tuturan-tuturan negative judgement tersebut. Terdapat beberapa konsep yang digunakan dalam analisis data dalam penelitian ini, yaitu konsep appraisal, konsep etika dasar, dan etika komunikasi. Konsep appraisal digunakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tuturan negative judgement pada status akun fan page Facebook empat media massa, yaitu Kata Kita (KK), Media Oposisi (MO), Mak Lambe Turah (LT), dan Rakyat Oposisi (RO). Keempat media massa tersebut dipilih karena menyediakan data tuturan negative judgment yang melimpah yang menjadi objek kajian dalam disertasi ini. Analisis appraisal meliputi tiga tahap, yaitu analisis attitude, analisis engagement, dan analisis graduasi. Analisis attitude berfungsi untuk mengidentifikasi jenis-jenis tuturan negative judgement yang terdapat di dalam data penelitian. Analisis engagement berfungsi untuk mengidentifikasi sumber tuturan penilaian. Analisis graduasi berfungsi mengidentifikasi derajat makna penilaian yang terdapat di dalam tuturan-tuturan tersebut. Adapun analisis etika berbahasa pada tuturan-tuturan negative judgement dilakukan berdasarkan maksim-maksim kesantunan berbahasa yang dirumuskan berdasarkan konsep etika dasar dan etika komunikasi. Dalam analisis kesantunan berbahasa, data dibagi dalam dua kategori, yaitu kepatuhan terhadap maksim kesantunan berbahasa dan pelanggaran terhadap kesantunan berbahasa. Berdasarkan hasil analisis appraisal atas data penelitian, jenis tuturan propriety (moralitas) dan tuturan capacity (kemampuan) sebagai dua jenis data terbanyak. Hal tersebut menandakan bahwa pengguna Facebook cenderung menilai moralitas dan kemampuan objek yang dinilai. Dari segi kesantunan berbahasa, data menunjukkan bahwa rata-rata pengguna Facebook lebih banyak melanggar maksim kesantunan berbahasa daripada mematuhi maksim kesantunan berbahasa. Untuk mencapai simpulan akhir penelitian ini, data dari hasil analisis appraisal dan data dari hasil analisis kesantunan berbahasa dikorelasikan dengan menggunakan analisis korelasi untuk melihat korelasi antara tuturan berdasarkan jenis negative judgement dan tuturan berdasarkan kesantunan berbahasa. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap maksim kesantunan berbahasa tidak berkorelasi dengan tuturan negative judgement tersebut, sedangkan pelanggaran terhadap maksim kesantunan berbahasa berkorelasi dengan tuturan negative judgement tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tuturan-tuturan negative judgement yang disampaikan cenderung dipengaruhi oleh sikap tidak patuh terhadap nilai etika berbahasa di Facebook.

This dissertation examines the ethics of politeness of negative judgement texts on Facebook fan page accounts. Language ethics of politeness are identified through the realization of the language contained in the speeches of negative judgement assessment. There are several concepts used in data analysis in this study, namely appraisal system, basic ethical concept, and communication ethics. The concept of appraisal is used to identify the types of negative judgement text on the facebook status from four fan page Facebook accounts mass media, namely Kata Kita (KK), Media Oposisi (MO), Mak Lambe Turah (LT), and Rakyat Oposisi (RO). The four mass media were chosen because they provide abundant negative judgment text data that became the object of study in this dissertation. Appraisal analysis consists of three stages, namely attitude analysis, engagement analysis, and graduation analysis. Attitude analysis serves to identify the types of negative judgement texts in the research data. Engagement analysis serves to identify facebook users' stance in the texts. Graduation analysis serves to identify the degree of meaning of evaluation contained in the texts. The analysis of language ethics on the negative judgement texts is conducted based on maxims of language ethics formulated based on the concept of basic ethics and communication ethics. In the process of this analysis, data is clasified into two categories, namely observances of maxims of language politeness and violations of maxims of language politeness. As the results of the study, in appraisal analysis, the result shows that the type of propriety judgement and capacity judgement are the two most types of data used in facebook accounts. This indicates that users are more likely to judge the morality and competence of the evaluated targets. In analysis of language ethics of politeness, the result shows that the average Facebook users violated maxims of language politeness rather than observed the maxims. This dissertation also used correlation analysis to see the correlation between data based on the negative judgement texts and data based on language politeness in those texts. The results shows that observance of the language politeness maxsims is not correlated with the negative judgement texts, while violations of the language politeness maxsims correlated with the negative judgement texts. This shows that negative judgement texts are more likely to be influenced by disobedience to the ethical values in communication act on Facebook. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>