Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30040 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"tersendiri. Namun selama ini lumpur tersebut hanya dibuang ke TPA (Tempa! Pembuangan Akhir). Penelitian Pemanfaatan Limbah lumpurproses activated sludgeindustri karet remah sebagai adsoben bertujuan untuk memanfaatkan limbah lumpur tersebut guna meminimalisir logam Cr yang ada dalam air limbah. Hasil penelitian menunjukkan bahwalimbah lumpur proses activated sludge industri kare! remah dapat dijadikan adsorben dengan daya serap yang tinggi, bahkan sampai 100% dalam menyerap Iogam Cryang terdapat dalam air limbah analisa COD laboratorium pada adsorben yang dipirolisis dengan dosis 10gr. Hal ini memungkinkan bahwa hasil penelitian ini dapat diterapkan pad a industri atau laboratorium yang air limbahnya mengandung logam berat Cr. Proses penjerapannya lebih mengikuti model persamaan kese!imbangan adsorbsi Langmuir."
620 JSI 6:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian digestasi anaerobik telah dilakukan selama 3 tahun dalam 3 sistem percobaan yaitu digestasi
anaerobik satu tahap sistem batch; digestasi anaerobik dua tahap sistem batch dan sistem kontinyu. Hasil percobaan menunjukkan bahwa teknologi digestasi anaerobik dua tahap lebih efektif untuk mengolah lumpur biologi IPAL industri kertas. Hasil yang diperoleh dari proses digestasi lumpur biologi adalah dapat mereduksi jumlah lumpur sampai 88% dengan kadar padatan meningkat dari 2% ke 6% serta sisa efluen yang lebih mudah diolah. Berdasarkan kajian teknoekonomi pengolahan lumpur dengan digestasi anaerobik dua tahap, dapat
menghemat biaya operasional sebesar 18% dan diperoleh keuntungan lain dari produk samping biogas
sebanyak 1,75 L/g VS.hari dan pupuk organik sebanyak 25 kg/g VS.hari."
620 JSI 6:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Sconardo
"Lumpur merah adalah limbah padat yang banyak mengandung besi oksida yang dihasilkan dalam produksi industri alumina (Aluminium Oksida, bahan baku utama dalam pembuatan logam aluminium dan banyak digunakan dalam pembuatan keramik). Aluminium berasal dari batu bauksit yang diolah sedemikian rupa, sehingga menjadi produk aluminium yang banyak digunakan. Lebih dari 95% dari alumina yang diproduksi secara global merupakan hasil dari olahan proses bayer, dimana untuk setiap ton alumina yang diproduksi, menghasilkan sekitar 1 sampai 2 ton Lumpur merah. Produksi alumina pada tahun 2020 berjumlah sekitar 130 juta ton, yang artinya, lebih dari 200 juta ton lumpur merah dihasilkan. Mortar merupakan campuran dari semen, pasir dan air yang umumnya digunakan untuk pelapisan struktur dasar suatu bangunan. Pada umumnya, mortar berbentuk plesteran atau acian yang berfungsi untuk merapikan dinding atau lapisan beton yang biasanya sudah ada dan berwarna abu-abu. Pada penelitian ini lumpur akan dikeringkan, kemudian dihancurkan menjadi butiran halus. Butiran halus lumpur merah akan dicampurkan dengan semen putih untuk dijadikan mortar dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm. Perbandingan yang digunakan adalah subtitusi red mud sebanyak 0%, 10% hingga 50% (berlaku kelipatan sepuluh). Hasil dari pengujian kekuatan tekan mortar dengan substitusi red mud sebanyak 20% memiliki daya kekuatan tekan yang lebih tinggi hampir 15% dari mortar semen putih. Substitusi lumpur merah ini juga memberikan estetika warna, dimana semakin banyak kandungan lumpur merah dalam substitusi ini, menyebabkan semakin merahnya mortar yang dihasilkan. Hasil XRF menunjukkan bahwa unsur Fe, Al, Si, dan Na merupakan unsur yang paling dominan. Pada Blaine test dan uji piknometer, hasil menunjukkan bahwa ukuran butiran lumpur merah adalah lebih kecil dan lebih halus dibandingkan semen pada umumnya.

Red mud is a solid waste which contains a lot of iron oxide that are produced in the industrial production of alumina (Aluminum Oxide, the main raw material in the manufacture of Aluminium and is widely used in the manufacture of ceramics). Aluminum comes from bauxite stone which is processed in a way that becomes a widely used end product. More than 95% of the alumina produced globally is the result of Bayer process, in which for every tonne of alumina produced, about 1 to 2 tons of red mud are made. Alumina production in 2020 amounted to around 130 million tons, which means, more than 200 million tons of red mud have been produced. Mortar is a mixture of cement, sand, and water which is generally used for coating of the basic structure of a building. In general, mortar is in the form of stucco or plaster that serves to smooth out walls or layers of concrete that are usually gray in color. In this study red mud will be dehydrated, then crushed into fine granules. Fine granules of red mud will be mixed with white cement to make a mortar with a size of 5 x 5 x 5 cm. The comparison used is red mud substitution of 0%, 10% to 50% (multiples of ten). The results of the compressive strength of mortar with 20% red mud substitution had a higher compressive strength of almost 15% than white cement mortar. This red mud substitution also provides color aesthetics, where the more red mud content in this substitution, the redder the mortar becomes. XRF results show that Fe, Al, Si, and Na are the most dominant elements. In the Blaine test and the pycnometer test, the results showed that the grain size of the red mud was smaller and finer than cement in general."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Ayu Ashari
"Peningkatan jumlah lumpur limbah industri pertahunnya, mendorong untuk adanya inovasi dalam pengelolaan lumpur. Penelitian ini dilakukan dalam upaya menstabilisasikan kadungan karbon pada lumpur melalui proses termal sehingga didapatkan produk akhir yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben. Karbonisasi dilakukan pada suhu 500oC selama 70 menit dan aktivasi dengan gas N2 dengan laju aliran 200 mL/menit pada suhu 800oC selama 1.5 jam. Pencucian logam dilakukan setelah karbonisasi dengan HCl 3M rasio padatan per larutan 0.2 . Hasil karbonisasi didapatkan arang sebesar 23,68 1,288 dan hasil aktivasi didapatkan karbon aktif sebesar 48,51 0,619.
Hasil pengujian karakteristik karbon aktif lumpur diperoleh nilai kadar air 11,42 0,006 , abu 8,16 0,012 , dan bagian mudah menguap 23,71 0,006 memenuhi baku mutu arang aktif, kecuali kadar karbon murni 56,71 dan daya serap iodin 230,78 mg/g . Luas permukaan yang didapat sebesar 89,08 m2/g dan diamter pori yang terlihat pada uji SEM lebih dari 10 ?m. Kapasitas adsorpsi hasil uji batch dari karbon aktif lumpur terhadap zat warna metilen biru dengan uji sistem batch adalah 4.6 mg/g, cocok dengan model isotherm Freundlich.
Kapasitas adsorpsi hasil uji kolom untuk Karbon Aktif Lumpur KAL 7.52 mg/g dan Karbon Aktif Komersial KAK 9.36 mg/g. Kurva Breakthrough menujukan karbon aktif komersial menejukan adsorpsi yang lebih baik dari karbon aktif lumpur. Saat volume larutan MB yang diolah telah mencapai 275 mL dalam waktu 99 menit, hasil penyisihan dari KAL 62 dan KAK 67 . Hasil TCLP menujukan bahwa KAL masih dikategorikan limbah B3.

The increasing number of industrial sludge annually, encourages innovation in sludge management. This research was conducted to stabilize the carbon content of sludge through the thermal process so that the final product can be used as an adsorbent. The carbonization was carried out at a temperature of 500oC for 70 minutes and activation with gas N2 200mL min at a temperature of 800oC for 1.5 hours. Metal washing was performed after carbonization with 3M HCl solids per solution ratio 0.2 . Carbonization results obtained charcoal of 23.68 1.288 and activation results obtained activated carbon of 48.51 0.619.
The results of testing the characteristics of the sludge activated carbon obtained by the value of water content 11,42 0,006 , ash 8,16 0,012 , and the volatile part 23,71 0,006 and appropriate with the standard, except pure carbon content 56.71 and number of iodine 230.78 mg g . The surface area obtained is 89.08 m2 g and the pore diameter seen in the SEM test is more than 10 m. The adsorption capacity of the batch test results from the slurry activated carbon to uptake methylene blue by batch system test is 4.6 mg g, suitable with Freundlich isotherm model.
Adsorption capacity of column test for Sludge Activated Carbon SAC 7.52 mg g and Commercial Activated Carbon CAC 9.36 mg g. The Breakthrough curve of commercial activated carbon activates better adsorption of the activated carbon of the sludge. When the volume of MB processed solution has reached 275 mL within 99 minutes, the elimination from initial conecentration methylene blue results from SAC 62 and CAC 67 . The TCLP results indicate that KAL is still categorized as B3 waste.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budy Septriyono
"ABSTRAK
Tujuan Penelitian adalah untuk mengkaji kemampuan mineral zeolit alam dalam mengolah limbah detergen. Penelitian dilakukan dalam skala Iaboratorium dengan menggunakan sistim kolom unggun diam (Fbced Bed). Zeolit yang digunakan adalah Zeolit Bayah dan limbah yang diolah adalah limbah buatan.
Parameter yang diukur untuk mengetahui kapasitas adsorpsi dari zeolit adalah COD, BOD dan MBAS.
Hasil analisa menunjukkan bahwa zeolil alam mampu menurunkan parameter-parameter COD, BOD dan MBAS dari Iimbah detergen. Penyerapan COD sebesar 69.90 %, penyerapan BOD sebesar 61.88 % dan MBAS 67.27 %.
Zeolit yang telah diaktifasi dengan pemanasan mampu menaikkan kapasitas adsorpsi dari zeolit, yaitu sebesar 73.76 % untuk penyerapan COD.
Waktu yang dibutuhkan oleh zeolit untuk mengadsorpsi parameter-parameter limbah detergen adalah 45 menit.

"
1996
S34595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jacki Firdaus
"Lumpur sludge hasil sisa instalasi pengolahan air limbah industri pasta gigi termasuk dalam kategori limbah B3 bahan berbahaya dan beracun sumber spesifik khusus, maka perlu dilakukan pengolahan limbah B3 ini, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Salah satu teknik pengolahan limbah B3 adalah dengan menggunakan metode solidifikasi-stabiliasi, agar limbah B3 terikat dengan suatu bahan sehingga tidak terlepas ke lingkungan. Limbah B3 dicampur dengan bahan penyusun beton seperti semen, pasir, kerikil, dan air. Beton ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Dalam penelitian ini dilakukan uji pencampuran sludge sebagai limbah B3 sebagai pengganti pasir sebagai dalam pembuatan beton. Komposisi sludge sebagai pengganti pasir mulai dari 10 , 20 , 30 , 40 , dan 50. Pretreatment sludge dengan pengeringan dan tanpa pengeringan. Dari hasil uji tekan terhadap beton yang dihasilkan tiap campuran, didapat bahwa pada pemakaian sludge sebesar 10 pengganti pasir, menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi daripada beton kontrol beton tanpa campuran sludge sebesar 226,1 kg/cm2 dibanding kuat tekan beton tanpa campuran sebesar 224,3 kg/cm2. Beton hasil campuran ini dapat dimanfaatkan sebagai paving block pada mutu B sesuai SNI 03-0691-1996. Beton hasil solidifikasi-stabilisasi diuji dengan TCLP ndash; toxicology characteristic leaching procedure dengan hasil uji semua parameter anorganik di bawah baku mutu TCLP-A dan TCLP-B sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI no.101 tahun 2014. Dilakukan juga uji karakteristik limbah B3, dengan memberikan hasil beton: tidak mudah meledak, tidak mudah terbakar, tidak reaktif terhadap air, H2S, CN-, tidak korosif.

The sludge from the wastewater treatment plant in toothpaste industry is included in hazardous waste category. So, it is necessary to do process of this hazardous waste, in accordance with Government Regulation PP No.101 of 2014 on the Management of Hazardous and Toxic Waste. One of hazardous waste method treatment is solidification stabilization. The result of this is concrete materials, that bound the hazardous waste. This concrete can be utilized as a building material. In this research, sludge is mixing with concrete material, as a substitute for fine aggregate with percentage 10 , 20 , 30 , 40 , and 50. Sludge is also given pretreatment process, drying and without drying. From the result of compressive test to the concrete produced by each mixture, it was found that at 10 sludge usage of sand substitute, yielded higher compressive strength than the control concrete concrete without sludge mixture of 226,1 kg cm2 compared to concrete compressive strength without mixture of 224.3 kg cm2. This mixed concrete can be utilized as a concrete paving block of B quality according to SNI 03 0691 1996. The solidified stabilization concrete was tested by TCLP toxicology characteristic leaching procedure with the test results of all inorganic parameters under the TCLP A and TCLP B standards in accordance with the Government Regulation No. 101 of 2014. Also performed the characteristic test of B3 waste, by providing concrete results non explosive, non flammable, non reactive to water, H2S, CN , and non corrosive."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyansyah
"Universitas sebagai tempat belajar dan riset memiliki potensi sebagai penghasil limbah. Fakultas Teknik menghasilkan limbah kimia yang barasal dan aktivitas praktikum dan riset di Jurusan Gas dan Petrokimia, Jurusan Metallurgi serta Jurusan lain. Salah satu Iaboratorium di Jurusan Gas dan Petrokimia adalah Laboratorium Dasar Proses Kimia (Lab DPK). Kegiatan praktikum pada Lab DPK terdiri dari praktikum Kimia Dasar, praktikum Kimia Fisika dan praktikum Kimia AnaIitik. Kegiatan praktilkum di Lab DPK menghasilkan berbagai jenis limbah yang tergolong Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Limbah ini ditampung selama satu semester dalam container penampung Iimbah.
Upaya pengelolaan Iimbah Lab DPK terdiri dari beberapa bagian yaitu segregasi limbah, pemanfaatan limbah, pengolahan limbah, dan pembuangan limbah. Segregasi limbah dilakukan dengan mengelompokkan limbah herdasarkan wujud dan jenisnya yaitu limbah logam berat, limbah korosif limbah organik, limbah cucian, dan limbah padatan. Upaya pemanfaatan limbah dilakukan terhadap limbah padalan. Sedangkan untuk kelornpok limbah lainnya dilakukan pengolahan Iimbah yaitu Iimbah logam berat dengan presipitasi hidroksida, limbah korosif dengan netralisasi, limbah organik dengan distilasi, dan Iimbah cucian dapal langsung dibuang.
Tahapan proses pengolahan limbah logam berat dan limbah korosifadalah mereduksi Cr(VI) menggunakan Sodium metabisulfit, mengolah limbah logam berat lainnya dan hasil reduksi Cr(VI) dengan koagulasi/flokulasi menggunakan Poly Aluminium Chloride dan presipitasi menggunakan NaOH, kemudian memisahkan cairan dan endapan hasil presipitasi. Cairan dari presipitasi digabung dengan Iimbah korosif agar saling menetralkan, kemudian ditambahkan basa NaOH agar diperoleh pH netral. Sedangkan sludge hasil presipitasi dipadatkan dengan menggunakan centrifuge, dikeringkan dalam oven, dikumpulkan dalam bunker, dan dibuang ke instansi pengolah limbah. Kemudian cairan hasil netralisasi dapat dibuang ke badan air.
Alat pengolahan limbah yang utama digunakan untuk mengolah limbah Iogam berat dan limbah korosif. Proses pengolahannya dilakukan secara batch setiap satu semester. Alat ini terdiri dari 3 tanki pengolahan dengan kapasitas tanki reduksi Cr(VI) sebesar 5 liter, tanki presipitasi 20 liter, dan tanki netralisasi 30 liter.
Material alat pengolahan limbah Lab DPK ini adalah acrylik resin. Biaya pengelolaan limbah terdiri dari biaya pembelian container penampung limbah, pembuatan alat pengolahan limbah, pembelian bahan pengolah Iimbah, pembuatan bunker penampungan akhir, analisa limbah, honor karyawan, biaya listrik dan lain-Iain, mencapai Rp 4.500.000,- (ratus ribu rupiah)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Putri Mulya
"Limbah domestik yang berasal dari air mencuci pakaian mengandung COD dan fosfat yang tinggi. Air yang tercemar ditandai dengan COD yang tinggi. Sedangkan fosfat yang tinggi dapat menyebabkan eutrofikasi. Untuk mengurangi konsentrasi COD dan fosfat dapat dilakukan dengan menggunakan karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan konsentrasi COD dan fosfat dilihat dari waktu tinggalnya. Dari hasil uji sampel diketahui bahwa konsentrasi COD dan fosfat akan berkurang dengan bertambahnya waktu tinggal. Jika dilihat dari garis trendline, penurunan konsentrasi COD berlangsung dengan cukup cepat. hal tersebut dilihat dari bentuk trendline yang sedikit landai. Nilai korelasi (r) untuk COD rata-rata berada diatas 0,8. Hal tersebut menandakan hubungan yang sangat kuat antara waku tinggal dengan penurunan konsentrasi COD. Untuk fosfat, penurunannya cukup cepat. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk trendline yang cukup curam. Sedangkan nilai korelasi fosfat rata-rata berada diatas 0,8. Hal tersebut menandakan hubungan yang sangat kuat antara waku tinggal dengan penurunan konsentrasi fosfat. Dari hasil pengukuran persentase removal didapatkan waktu tinggal optimum untuk COD adalah 95 - 110 detik. Pada penelitian ini belum diketahui waktu tinggal optimumnya, karena membutuhkan waktu yang lebih dari 2 jam.

Domestic wastewater from clothes washing water contains high COD and phosphate. Contaminated water is characterized by high COD. While high phosphate can cause eutrophication. To reduce the concentration of COD and phosphate can be done by using activated carbon. This study aims to determine the decrease in the concentration of COD and phosphate seen from retention time. From the results of the sample test is known that the concentration of COD and phosphate will decrease with increasing residence time. If seen from the trendline, a decrease in the concentration of COD runs quite fast. It is seen from the slightly sloping trendline. Average correlation values (r) for COD is above 0,8. This indicates a very strong relationship between retention time and decreased concentration of COD. For phosphate, the decreased concentration is quite rapid. This can be seen from the form of a fairly steep trendline. While the average correlation value of phosphate is above 0.8. This indicates a very strong relationship between retention time and decreased concentration of phosphate. From the measurement results obtained optimum residence time, percentage removal of COD is optimum for 95-110 seconds. In this study the optimum residence time for phosphate is not known, because it takes more than 2 hours."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burhanuddin As-Siraj
"Terak feronikel merupakan limbah hasil proses produksi feronikel. Kandungan dari terak feronikel terdiri dari logam berat yang berbahaya bagi lingkungan sehingga dikategorikan sebagai limbah B3. Karena terak feronikel masih mengandung logam berat, maka terak feronikel masih dapat dimanfaatkan dengan cara daur ulang dengan melakukan proses reduksi ulang. Proses reduksi umumnya dilakukan dengan menggunakan reduktor batu bara. Namun, pada penelitian kali ini menggunakan reduktor cangkang kelapa sawit sebagai alternatif pengganti batu bara. Reduktor cangkang kelapa sawit dipilih karena ketersediannya di Indonesia memadai, mengingat Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di Dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh reduktor cangkang kelapa sawit dan konsentrasinya (wt.%) terhadap proses reduksi terak feronikel. Sampel awal merupakan terak feronikel yang telah dilakukan proses roasting dengan penambahan 20 wt.% aditif natrium karbonat (Na2CO3). Sampel tersebut kemudian dicampurkan dengan reduktor batu bara atau cangkang kelapa sawit dengan perbandingan (sampel : reduktor) yaitu 15:85, 20:80, dan 25:75. Sampel yang telah dicampur kemudian dilakukan kompaksi menggunakan mesin kompaksi. Lalu dilakukan proses reduksi menggunakan tube furnace pada temperatur 1100°C selama 60 menit dengan laju pemanasan 10°C/menit. Produk hasil reduksi kemudian dilakukan pengujian SEM-EDS dan XRD untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Berdasarkan hasil karakterisasi, didapatkan bahwa proses reduksi menggunakan reduktor batu bara dan cangkang kelapa sawit menghasilkan produk berupa logam besi, magnetit, hematit, dan natrium silikat. Pada penelitian ini, penggunaan reduktor cangkang kelapa sawit menghasilkan hasil reduksi yang lebih baik daripada reduktor batu bara. Konsentrasi reduktor optimum adalah dengan penambahan 15 wt.% reduktor.

Ferronickel slag is a waste that produced by ferronickel production process. Ferronickel slag consists of heavy metals which are harmful to the environment, so its categorized as B3 waste. Because ferronickel slag still contains heavy metals, ferronickel slag can still be utilized by recycling with reduction process. Reduction process usually use coal as reducing agents. However, this study will use palm kernel shell as an alternative reducing agents to substitute coal. Palm kernel shell was chosen as an alternative reducing agents because of their availability in Indonesia, because Indonesia is the worlds largest palm oil producer. The purpose of this study is to determine the effect of palm kernel shell as reducing agents and its concentration (wt.%) to the ferronickel slag reduction process. The initial sample is ferronickel slag which had been roasted by adding 20 wt.% sodium carbonate Na2CO3 as an additive. The roasted product is then mixed with coal or palm kernel shell reductant by ratio (sample : reductant), which are 15:85, 20:80, and 25:75. Samples that have been mixed are then compacted using compacting machine. Then the reduction process is carried out using a tube furnace at a temperature of 1100°C for 60 minutes with a heating rate of 10°C/minute. The reduced product is then characterized by SEM EDS and XRD for further analysis. Based on the results of the characterization, it was found that the reduction process using coal and palm kernel shell produces products in the form of iron metal, magnetite, hematite, and sodium silicate. In this research, the use of palm kernel shell reducing agents results is better than coal. The optimum reducing agents concentration is by adding 15 wt.% reducing agents.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>