Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26820 dokumen yang sesuai dengan query
cover
" KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-xTi HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK. Telah dilakukan karakterisasi ingot paduan U-7Mo-xTi dalam rangka mendapatkan paduan yang memenuhi persyaratan kandidat bahan bakar nuklir. Ingot paduan U-7Mo-xTi dibuat dengan teknik peleburan di dalam tungku busur listrik bermedia gas argon, menggunakan arus listrik 150 amper dan setiap paduan dilebur dengan lima kali pengulangan. Pengujian meliputi strukturmikro dengan teknik metalografi, komposisi fasa dengan XRD, berat jenis dengan alat Ultrapyc 1200e Version 4.00, enthalphy menggunakan DTA dan capasitas panas dengan DSC. Strukturmikro ingot U-7Mo-xTi pada bagian tepi terbentuk denrit, sedangkan pada bagian tengah cenderung bulat dan makin tinggi kadar Ti butiran semakin besar. Pola difraksi sinar-x sampel U-7Mo-xTi dengan perbedaan kadar Ti terbentuk puncak-puncak yang mirip sehingga dapat diduga memiliki fasa yang sama yaitu γ-U. Berat jenis ingot menurun seiring kenaikan kadar Ti. Hasil uji dengan DTA teramati reaksi endotermik paduan U-7Mo-1Ti, U-7Mo-2Ti, U-7Mo-3Ti yang terjadi pada rentang temperatur berturut-turut 641,83 oC-655.21 oC, 638,89 oC- 650.95 oC, dan 644,38 oC - 662,20 oC dengan entalpi 0.37 cal/g, 0.4328 cal/g dan 5,1021 cal/g. Entalpi tersebut kemungkinan merupakan panas yang diperlukan untuk perubahan dari fasa α + U2Ti menjadi β + U2Ti. Makin tinggi kadar Ti panas yang diperlukan meningkat, karena pembentukan β + U2Ti juga lebih banyak. Unsur Ti di dalam paduan U-7Mo menurunkan kapasitas panasnya, dan kadar 1%, 2%, dan 3% Ti dalam bentuk paduan U-7Mo-1Ti, U-7Mo-2Ti, dan U-7Mo-3Ti memiliki kapasitas panas berturut-turut 0,06 – 0.14 J/g.K, 0,08 – 0,17 J/g.K dan 0,08 – 0,16 J/g.K. Kapasitas panas tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dan cenderung konstan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian paduan U-7Mo-xTi sebagai kandidat bahan bakar di masa mendatang.
"
620 JTBN 9 (1-4) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abilita Putinagari Imani
"Drama adalah karya seni yang terdiri dari percakapan lisan atau gerak yang dilakukan oleh tokoh serta memiliki subjek, aksi, perkembangan, klimaks, dan kesimpulan. Drama memerlukan alur cerita dan penokohan yang kuat untuk dapat membentuk cerita yang menarik. K-Drama merupakan fase pertama dari hallyu yang menjadi awal globalisasi budaya dan produk hiburan Korea. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penokohan dan konflik pada tokoh utama drama Voice 3 menggunakan pendekatan psikologi sastra. Penelitian ini menggunakan teori psikoanalisis Jacques Lacan untuk menganalisis karakteristik tokoh utama dalam drama Voice 3. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik studi pustaka. Pada hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kedua tokoh utama, Do Kangwoo dan Kang Kwonjoo, adalah tokoh protagonis yang memiliki nilai moral yang berbeda. Kemudian disimpulkan juga bahwa konflik pada penokohan kedua tokoh utama berada pada fokus yang berbeda. Konflik Kwonjoo difokuskan pada konflik antartokoh, sedangkan konflik Kangwoo difokuskan pada konflik batin dengan dirinya sendiri. Kedua konflik ini timbul karena adanya psikopati pada other Kangwoo dan pengaruh tokoh antagonis, Kaneki Masayuki. Kedua elemen tersebut juga menjadi benang merah yang menghubungkan Kangwoo dan Kwonjoo.

Drama is a work of art that consists oral conversations or movements carried out by characters and has a subject, action, development, climax, and conclusion. Drama needs a strong plot and characterization to build an interesting story. K-Drama was the first phase of hallyu which marks the beginning of the globalization of Korean culture and entertainment. The purpose of this research is to analyze the characterization and conflicts of Voice 3 Korean drama’s main characters using literary psychology approach. This research uses Jacques Lacan’s psychoanalysis theory to analyze the characteristic of the main characters. This research uses descriptive method with literature review technic. From the result of this research it is concluded that both main characters, Do Kangwoo and Kang Kwonjoo, are protagonists who have a different moral value. It is also concluded that there was a different focus on the conflict of the main characters. Kwonjoo’s conflict is focused on conflict between character, meanwhile Kangwoo’s conflict is focused on his inner conflict with himself. These conflicts are caused by Kangwoo’s psychopathic other and the influence an antagonist character, Kaneki Masayuki. Those two elements also become a connecting line between the main characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afandi
"Penulis akan menganalisa karakter Ryu dan Ken dalam seri pertama film Street Fighter: Assassin’s Fist untuk memperlihatkan bagaimana Orientalisme dibentuk dan diangkat di dalam seri tersebut. Mengamati kedua karakter tersebut menggunakan konsep Orientalisme dari Said dan Face-threatening Acts (FTAs) dari Brown dan Levinson, penulis akan membahas bagaimana Orientalisme dihadirkan selama sesi pertama film seri tersebut dan bagaimana FTAs berhubungan dengan Orientalisme. Penemuan di dalam penelitian ini membuktikan bahwa ada ambivalensi ketika menentukan manakah dari kedua karakter tersebut yang merupakan representasi dari Barat dan dari Timur.

The author will analyze Ryu and Ken’s characters in the first season of Street Fighter: Assassin’s Fist movie series to show how Orientalism is constructed and brought up in the series. In examining the characters, using Said’s Orientalism and Brown and Levinson’s Face-Threatening Acts (FTAs), the author will discuss how Orientalism is presented throughout the first season of the series and how FTAs are related to Orientalism. The finding of this research is that there is ambivalence in terms of determining which of the two characters is the representation of the West and vice versa.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Lingga Tameswari
"ABSTRAK
Kitinase merupakan enzim yang berguna dalam degradasi kitin dan dapat dimanfaatkan dalam pengolahan limbah perikanan, biokontrol terhadap jamur fitopatogen, biopestisida, dan produksi protein sel tunggal. Penelitian mengenai karakterisasi kitinase kasar dari Trichoderma amazonicum LP3 dilakukan menggunakan substrat koloidal kitin. Penelitian bertujuan untuk mengetahui produksi dan karakterisasi kitinase kasar yang dihasilkan oleh T. amazonicum LP3. Penentuan aktivitas kitinase dilakukan dengan metode kolorimetri dan produk akhir hasil hidrolisis dianalisis berdasarkan metode Reissig.
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas kitinase dari T. amazonicum LP3 tertinggi pada inkubasi hari kedua sebesar 8,22 U/mL. Karakterisasi kitinase kasar menunjukkan aktivitas optimum pada pH 5, suhu 50°C, dan stabil selama 3 jam kondisi pH 5 dan selama 1 jam kondisi suhu 50°C. Ion logam Ca2+, Co2+, Fe2+, Mg2+, Zn2+, dan EDTA 1 mM bersifat sebagai aktivator, sedangkan ion logam Hg2+ dan Cu2+ bersifat sebagai inhibitor.

ABSTRACT
Chitinase enzyme is an effective tool for chitin degradation and can be used in fishery waste management, biocontrol of phytopathogenic fungi, biopesticide, and single cell protein production. A research on the characterization of crude chitinase from Trichoderma amazonicum LP3 has been investigated using colloidal chitin as substrate. This research aims to investigate the production and characterization of crude chitinase from T. amazonicum LP3. Chitinase activity was assayed using the colorimetric method and the end products of the reaction were analyzed by the Reissig method.
The highest activity of chitinase (8,22 U/mL) was observed after 2 days incubation. Characterization of crude chitinase showed optimum activity at pH 5, temperature 50°C, stable for 3 hours at pH 5 and 1 hour at 50°C. The activities were increased when treated by Ca2+, Co2+, Fe2+, Mg2+, Zn2+, and EDTA 1 mM, whereas activities were inhibited when treated by Hg2+ dan Cu2+.
"
Universitas Indonesia, 2016
S61760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safana Julia Maharani Putri
"Film Man In Love (2021) adalah film bergenre romansa Taiwan yang disutradari oleh Yin Chen-hao (殷振豪). Film ini mengisahkan A-Cheng, seorang penagih utang yang baik hati, bertemu dengan Hao Ting yang harus menanggung utang ayahnya. A-Cheng menawarkan pengurangan utang pada Hao Ting sebagai imbalan untuk berkencan dengannya. Meskipun awalnya digambarkan kasar dan menakutkan, A-Cheng sebenarnya adalah orang baik, dan pertemuannya dengan Hao Ting menjadi titik balik transformasi karakternya yang mendalam. Masalah penelitian ini berfokus pada bagaiman prinsip kebajikan Rén tercermin dalam karakter A-Cheng dan penggunaan Tona warna dalam film ini. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana prinsip kebajikan Rén tergambarkan dalam perilaku A-Cheng, meskipun terdapat stigma dan konflik dalam kehidupannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan intrinsik yang berfokus pada unsur penokohan dan warna sinematografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa A-Cheng yang merupakan penagih utang yang kasar mempunyai kualitas-kualitas Rén, dibuktikan dengan cinta kasih yang diberikan kepada orang-orang disekitarnya. Prinsip kebajikan Rén yang terdapat dalam diri ACheng dapat mengubah persepsi orang-orang disekitarnya terhadap dirinya. Hal ini membuktikan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berbuat kebaikan
.Man In Love (2021) is a Taiwanese romantic film directed by Yin Chen-hao (殷振豪). The story revolves around a kind-hearted debt collector named A-Cheng, who meets Hao Ting, a woman burdened with her father's debt. To alleviate her burden, A-Cheng devises a unique repayment scheme: reducing the debt in exchange for dates with him. Initially, A-Cheng is portrayed as a rough and intimidating individual due to his physical appearance, but he is actually a good person. His encounter with Hao Ting becomes a pivotal moment, leading to a profound transformation in his character. This research problem focuses on how the Confucian principle of Rén (仁) is reflected in A-Cheng's character and the use of color tones in the film. The research also aims to reveal how the principle of Rén is depicted in A-Cheng's behavior despite the stigma and conflicts in his life. The method used in this study is qualitative, employing an intrinsic approach that focuses on characterization and cinematographic color elements. The results show that A-Cheng, a seemingly rough debt collector, possesses qualities of Rén, as evidenced by the love and care he shows to those around him. The principle of Rén within A-Cheng can alter the perception of people around him, proving that every individual has the potential to do good."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rudi Purnomoloka Putra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erika Marcelina Kakiay
"Film Shadow (2018) merupakan film bergenre wuxia yang menceritakan tentang kehidupan tokoh Jingzhou yang menjadi pengganti bagi Panglima Ziyu. Jingzhou merupakan seorang anak yang terlantar dan terpisah dari ibunya akibat berpindah tangannya kota Jing, dipelihara oleh Panglima Ziyu. Akan tetapi dengan tugasnya sebagai seorang bayang membuat Jingzhou lelah menjadi seseorang yang bukan dirinya. Dalam film Shadow (2018), Zhang Yimou berusaha untuk menunjukkan konflik yang harus dilalui Jingzhou sebagai bayangan Ziyu. Sehingga rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana kebajikan dan pergulatan batin Jingzhou dalam penokohannya sebagai Ziyu pada film Shadow (Ying) direfleksikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebajikan dan pergulatan batin Jingzhou dalam penokohannya sebagai Ziyu direfleksikan. Selain itu, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan intrinsik yang berfokus pada penokohan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Jingzhou sebagai tokoh yang bergerak sebagai pengganti Panglima Ziyu mengalami konflik batin yang pada akhirnya membuat dia melakukan pemberontakan untuk menjadi dirinya sendiri.

Shadow (2018) is a wuxia film that tells the story of the life of the character Jingzhou who became a substitute for General Ziyu. Jingzhou is a child who was abandoned and separated from his mother due to the transfer of the city of Jing, nurtured by General Ziyu. However, his duties as a shadow made Jingzhou tired of being someone else. In the film Shadow (2018), Zhang Yimou attempts to show the conflict that Jingzhou has to go through as Ziyu's shadow. So the problem formulation of this research is how Jingzhou's virtue and inner struggle in his characterisation as Ziyu in the film Shadow (Ying) are reflected. The purpose of this research is to find out how Jingzhou's virtue and inner struggle in his characterisation as Ziyu are reflected. In addition, this study uses qualitative research methods with an intrinsic approach that focuses on characterisation. The conclusion of this research is that Jingzhou as a character who moves as a substitute for General Ziyu experiences inner conflict that ultimately makes him rebel to become himself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>