Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188956 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pahmi Leni
"Penyakit gigi yang banyak diderita oleh masyarakat adalah karies dan penyakit periodontal. Pemeriksaan gigi yang dilakukan di SD Negeri 04 Jati Asih Kota Bekasi menunjukkan bahwa dari 405 siswa yang diperiksa ditemukan sebesar 352 (86,9 % ) menderita penyakit gigi dan mulut, dan karies gigi ditemukan sebanyak 164. Karies gigi merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan menanamkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi sejak usia dini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pencegahan karies dan faktorfaktor yang berhubungan pada siswa SD Negeri 04 Jati Asih Kota Bekasi tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan disain cross sectional dimana variabel dependen (Perilaku pencegahan karies) dan variabel independen (Jenis kelamin, pengetahuan, ketersediaan sarana, dukungan orang tua dan dukungan guru) diteliti pada waktu yang bersamaan. Pengambilan sampel dengan cara Purposive yaitu berdasarkan pertimbangan bahwa penilaian perilaku benar menyikat gigi dinilai pada penduduk usia 10 tahun keatas, target yang ditetapkan oleh Depkes RI untuk penilaian DMF-T pada anak yaitu usia 12 tahun, dan pada usia 10-12 tahun seorang anak sudah mempunyai minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit, realistik, ingin tahu dan ingin belajar, dan setelah usia 11 tahun anak sudah dapat menyelesaikan tugasnya tanpa tergantung orang lain. Sampel yang diambil adalah seluruh siswa kelas IV,V dan VI berjumlah 175 orang. Pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden.
Hasil penelitian menemukan bahwa siswa yang berperilaku buruk dalam pencegahan karies gigi sebesar 57,1 %. Variabel yang secara statistik berhubungan dengan perilaku pencegahan karies yaitu variabel pengetahuan dan dukungan orang tua. Sedangkan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap perilaku pencegahan karies adalah dukungan orang tua.

Dental disease which most suffered by community were caries and periodontal disease. Dental investigation which performed in public Primary School 04 Jati Asih Bekasi City found that as much as 352 students (86,9%) suffer from dental disease and mouth one, and 164 students for caries of overall 405 students who were investigated. Caries was a disease which could be prevented by maintaining good behavior of dental health caring since the early age.
This study aims to find out about behavior of caries prevention and related factors to students of State Primary School 04 Jati Asih Bekasi City year 2011. It is a descriptive study using cross sectional design, which of dependent variable (caries prevention behavior) and independent variables (sex, knowledge, availability of facility, parent and teacher support) were inspected at the same time. Samples were obtained by purposive way, that is, based on consideration that good behavior of brushing teeth evaluated at people at age above 10 years old, and a child at age 10-12 years has had interest to concrete daily practical life, realistic, curious and study interest, after they are 11 years old, they have been able to do their own tasks by themselves without depend on other people. Taken samples are all of students of fourth, fifth and sixth class amount 175 students. Data were collected by giving a questionnaire to be filled by students.
Result study find that students which have bad behavior in preventing of caries as much as 57.1%. Statistically variables related to caries prevention behavior are knowledge and parent support. While the most influenced dominant variable to caries prevention behavior is parent support.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pahrur Razi
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan karies gigi pada murid SD di Kota Jambi Tahun 2014. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Hasil penelitian diperoleh 59,3% responden karies gigi. Susunan gigi dan derajat keasaman saliva merupakan faktor yang berhubungan dengan karies gigi, dimana responden dengan derajat keasaman saliva yang tidak normal berisiko terjadi karies gigi 2,6 kali dibanding yang normal setelah dikontrol oleh susunan gigi dan kebersihan gigi dan mulut. Susunan gigi tidak teratur berisiko terjadi karies gigi 2,6 kali dibanding yang teratur, setelah dikontrol oleh derajat keasaman saliva dan kebersihan gigi dan mulut. Disarankan untuk meningkatkan upaya promotif dan preventif pada murid SD di Kota Jambi.

The purpose of this study to determine the factors associated with dental caries in primary school students in the city of Jambi 2014. The study used a cross-sectional design. The results were obtained 59.3 % of respondents dental caries. Arrangement of the teeth and saliva acidity is a factor associated with dental caries, where respondents with the degree of acidity abnormal salivary caries risk occurs 2.6 times compared to normal after controlled by the arrangement of teeth and oral hygiene. The composition of irregular teeth caries risk occurs 2.6 times compared to regular, once controlled by the acidity of saliva and oral hygiene. It is recommended to increase the promotive and preventive primary school students in the city of Jambi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenni Haristia
"Pencegahan obesitas perlu dilakukan sejak remaja karena berpotensi menjadi obesitas saat dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor predisposisi yaitu umur; jenis kelarnin; status gizi siswa; pengetahuan; sikap; status gizi ibu, faktor pemungkin yaitu status pekerjaan ibu; tingkat pendidikan ibu; dan pola makan, dan faktor penguat yaitu pengaruh teman sebaya dengan perilaku pencegahan obesitas. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain crosssectional. Pengambilan data dilakukan di SMP Negeri 1 Depok dengan instrumen kuesioner.
Penelitian menemukan bahwa 69,1% siswa melakukan pencegahan obesitas. Analisis lebih lanjut menemukan bahwa status gizi siswa, asupan lemak harian, kebiasaan sarapan, konsumsi sayur, serta konsumsi susu dan hasil olahannya berhubungan dengan perilaku pencegahan obesitas pada siswa SMP di Kota Depok tahun 2012.
Prevention of obesity needs to be done as adolescent because of the potential of becoming obese as adults. This study aims to determine the relationship between predisposing factors are age; sex; nutritional status of students; knowledge, attitude; maternal nutritional status, enabling factors, namely maternal employment status; level of maternal education, and diet, and reinforcing factors namely the influence of peer groups with obesity prevention behaviors. This study is quantitative with crosssectional design. Data is collected in state junior high school 1 Depok (SMP Negeri 1 Depok) with a questionnaire instrument.
The study found that 69.1% of students do prevention of obesity. Further analysis found that the nutritional status of students, the daily fat intake, breakfast habits, consumption of vegetables, as Well as the consumption of milk and processed products, was related to obesity prevention behaviors in students of state junior high school in Depok.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ovy Olivia Dewi
"Peranan orang tua terutama ibu sangat penting untuk memotivasi dan membawa anaknya berkunjung ke pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara rutin agar dapat mendeteksi lebih dini kerusakan atau kelainan pada gigi anak sehingga dapat mencegah kerusakan lebih lanjut pada gigi anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di SD/MI Kelurahan Margajaya Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, pengumpulan data melalui pengisian kuesioner pada 150 responden ibu siswa di SD/MI kelurahan Margajaya, diambil dengan acak sederhana secara proporsional sesuai dengan jumlah SD di kelurahan Margajaya.
Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan perawatan gigi dan mulut anak merupakan variabel yang signifikan dengan p value < 0.05, dengan nilai OR=2.771, ibu yang membutuhkan perawatan pada gigi anaknya berpeluang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi 2.771 kali lebih tinggi daripada ibu yang tidak membutuhkan perawatan gigi anaknya.

The role of parents, especially the mother is essential to motivate and bring her child visit to dental and oral health services on a regular basis in order to detect early damage or abnormalities in the child's teeth so as to prevent further damage to the teeth of children.
This study aims to determine the factors associated with mother's behavior in the utilization of dental and oral health services in SD / MI Margajaya Village Bekasi City. This study used cross sectional design, data collection through questionnaires on 150 respondents mothers of students in SD / MI Margajaya Village, taken with simple random proportionally according to the number of elementary schools in Margajaya Village.
The results showed dental and oral care needs of children are significant variables with p value < 0.05, with OR = 2,771, mothers who need dental care in children potentially take advantage of dental health services 2,771 times higher than women who do not need their children dental care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Suryani
"Karies merupakan penyakit gigi yang banyak dijumpai pada anak-anak usia sekolah dasar di Indonesia. Walaupun tidak menimbulkan kematian, sebagai akibat dari kerusakan gigi dan jaringan pendukung gigi, dapat mennurunkan tingkat produktivitas seseorang, karena dari aspek biologis akan dirasakan sakit, sehingga aktivitas belajar, makan dan tidur terganggu.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri kelas 1 yang ada di Wilayah Kerja puskesmas Walantaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fakor prilaku yang mempengaruhi status karies gigi pada siswa sekolah dasar dengan desain cross sectional dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa kuesioner.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 238 (69,4%) dari 343 anak yang menderita karies gigi, jenis kelamin terbanyak adalah perempuan 114 (74%). Dari penelitian ini faktor yang paling beresiko terhadap status karies gigi siswa adalah Cara anak menyikat gigi (PR = 2,557), Frekuensi sering mengkonsumsi jajanan manis (PR = 2,197), Pekerjaan ibu (PR = 2,051) dan Frekuensi sikat gigi (PR = 1,782).
Usaha untuk menurunkan angka karies gigi pada anak yaitu dengan meningkatkan kegiatan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, melalui promotif dan preventif tentang kesehatan gigi dan mulut, melalui pemeriksaan gigi dan mulut secara rutin ke sekolah-sekolah sehingga dapat diambil tindakan untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah.

Dental caries is a disease that is common in children of primary school age in Indonesia. Although no cause of death, as a result of tooth decay and tooth supporting tissues, may lower a person's level of productivity, because of the biological aspects will be felt sick, so the learning activities, eat and sleep undisturbed.
The research was conducted at the State Primary School Grade 1st in the Work Area Walantaka clinic. This study aims to determine the behavior factor affect the status of dental caries in primary school students with the cross- sectional design and the tools used to collect data in the form of a questionnaire.
Research results showed that 238 (69.4%) of 343 children who suffer from dental caries, is the most sex women 114 (74%). From this study the risk factors for dental caries status of students is the way children brushing their teeth (PR = 2.557), frequency often consume sugary snacks (PR = 2.197), maternal work (PR = 2.051) and frequency toothbrush (PR = 1.782).
Efforts to reduce the number of dental caries in children by increasing activity UKGS program, through promotion and prevention of oral health through oral examination regularly to schools so that they can take action to prevent and addressthe problem of oral health on school children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Handayani
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor (karakteristik, keterjangkauan, pengetahuan, sikap, dan keterpaparan terhadap iklan rokok) yang berhubungan dengan perilaku merokok remaja di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel berjumlah 166 siswa yang diambil dengan metode stratified random sampling dan kuesioner sebagai alat ukur penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 30,1% responden merokok, 48,8% berjenis kelamin laki-laki dan 12,8% perempuan. Sejumlah 33,3% responden yang merokok berumur 14-15 tahun dan 25,4% berumur 12-13 tahun. Berdasarkan hasil uji khai kuadrat terdapat 4 variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku merokok pada siswa-siswi MTs Negeri 1 Kota Bekasi: jenis kelamin, keterjangkauan terhadap rokok, sikap terhadap rokok, dan keterpaparan terhadap iklan rokok di media massa dan point of sales.

The purpose of this research is to determine factors (characteristics, affordability of cigarettes, knowledge of cigarettes impact, attitudes to cigarettes, and cigarette advertising exposure) that associated with adolescent smoking behavior in Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Kota Bekasi. This research used cross sectional design with 166 samples collected by stratified random sampling method and questioner as research instrument.
The result of this research showed that 30,1% respondents smoking, 48,8% are male and 12,8% are female. About 33,3% respondents who smoke are 14-15 years old and 25,4% are 12-13 years old. According to chi square test, there are 4 variables which have significant related with smoking behavior of students in Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Kota Bekasi: gender, affordability of cigarettes, attitudes to cigarettes, and exposure to cigarette advertising in mass media and point of sales.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muksonah
"Remaja (usia 10-19 tahun) yang pemah/aktif melakukan hubungan seksual pranikah dapat berisiko tenular HIV dan AIDS atau penyakit menular seksual lainnya. Bagi Remaja puteri selain penyakit menular seksual, dapat terjadi kehamilan tidak diingikan. Remga dapat berkemungldnan melakukan upaya aborsi ilegal. Akibat buruk aborsi teljadi perdarahan, kerusakan alat reproduksi remaja dan infeksi yang dapat rnemnyebabkan kematian atau infeksi menahun dan iruertililas.
Tujuan pcnelitian ini adalah dikdzhuinya faktor-faktor yang bcrhubungan dengan perilaku seksual siswa SMA Negeri di kota Prabumulih tahun 2008. Manfaat penelitian merupakan bahan infomnasi tcntang perilaku seksual remaja bagi dinas pendidikan, dinas kesehatan dan instansi tcrkait Iainnya unruk bekerjasama dalam Pelayanan Kcschatan Peduli Remaja (PKPR).
Menggunakan variabel independen yaitu: faktor intemal (jenis kclamin, pengetalmuan, sikap, kepatuhan beragama) dan faktor ekstemal (peran orang tua, peran guru, peran tenaga kesehatan, keterpaparan dengan teman sebaya, dan ketepaparan dengan media massa) dengan variabel dependen yaitur perilaku scksual remaja. Penelitian ini dilakukan di SMA Ncgcri yang berada di kota Prabumulih, dilaksanakan pada buian April-Mei 2008, sampcl siswa/siswi kcias XI. Besaran sampel mengunakan estimasi proporsi, metode pengambilan sampcl dengan cara multi stage sampling, desain penelitian deskriptif dengan rancangan Cross Sectional (potong lintang).
Hasil penelitian dari 326 siswa kelas XI di SMA Negeri Kota Prabumulih tahun 2008 dapat disimpulkan gambaran perilaku seksual berisiko berai 14,l%. Remaja yang pemah melakukan hubungan seksual ada 2,5 %, semuanya dari remaja laki-laki. Faktor yang berhubzmgan dengan perilaku seksual yaitu jenis kelamin, sikap remaja, kepatuhan bemgama, keterpaparan dengan teman sebaya terhadap pexilaku scksual. Sehingga penelitian ini menyatakan bahwa 1) Remaja laki-laki mempunyai peluang 6 kali belperilaku seksual berisiko berat dibanding perempuan. 2) Remaja yang bersikap negatif berpeluang 3 kali memplmyai perilaku seksual beresiko berat dibanding remaja yang bcrsikap positif. 3) Remaja yang tidak taat agama rnempunyai peluang 3 kali berpcrilaku seksual berisiko berat dibanding ciengan remaja yang taat agama. 4) Remaja yang terpapar dengan teman sebaya berpeluang 6 kali berperilaku seksual berisiko berat dibanding yang tidak terpapar dengan teman sebaya, keterpapaxan dengan tcman sebaya merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku scksual SMA Negeri Kota Prabumulih tahun 2008, serelah dikontrcl jenis kelamin dan kcpatuhan beragama. Dalam penelitian ini faktor yang tidak signifikan berhubungan dengan perilaku seksual yaitu pengetahuan tentang keschatan reproduksi, peran orang tua, peran guru, peran tenaga kesehatan, dan keterpaparan dengan media massa.
Dari hasil Penelitian ini, disarankan untuk melaksankan Pelatihan Peer Education dan Peer Educator di lingklmgan sekolah melalui Pclayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang bekerjasama dengan lintas scktoral dan lintas program. Topik-topik daiam pelatihan misalnya kesehatan rcmaja, pomograti, NAFZA, HIV dan AIDS akan penyakit menular seksual lainnya

Adolescent (10-19 years old) who have ever or active committed sexual intercourse intercourse before married have high risk of HIV and AIDS infected and other contagious diseases. For young girls, in addition to have sexual contagious diseases, unwanted pregnancy could also lead to illegal abortion. The had conflicts of abortion are bleeding, damage of reproductive organs, and infection that could lead to death or chronic infection and infertility.
The objective of this research is to know the related factors with sexual behavior of senior high school students at Kota Prabumuli in 2008. The benefits or the results of this research can become an important information about adolescent sexual behavior for educational institution, health institution, and other related institutions to cooperate in Health Service for Younger Care (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja or PKPR).
This research uses independent variables: internal factors (sex, knowledge, attitude, faithful to religion) and external factors ( parent?s roles, teachers? roles, medical roles, association with the same age and with mass media) and dependent variables: adolescent Sexual behavior. This research is done in SMA Negeri at Kota Prabumuli, in April - May 2008, and the samples are the students of XI grade. The size of samples uses proportional estimates, and the wmpling method is multi-stage sampling, research design is descriptive with cross sectional design.
The research results of 326 students of XI grade in SMA Negeri at Kota Prabumuli, in zoos can be concluded mat the high risk of sexual behavior is l4.1%, adolescent who have ever committed sexual intercourse is 25%, all of them are males. Related factors with sexual behavior are sex, attitude, faithful to religion, association with the same age. That?s why, this research concludes that 1) young males have six times probabilities of having high risk of sexual behavior compared with young females. 2) Adolescent with negative attitude have three times probabilities of having high risk of sexual behavior compared with those who have positive attitude. 3) Adolescent who are not faithful to religion have three times probabilities of having high risk of sexual behavior compared with those faithful to religion. 4) Adolescent who associate with the same age have six times probabilities of having high risk of sexual behavior compared with those who don?t associate with the same age. Association factor with the same age are the dominant factor in relation to sexual behavior toward the students of SMA Negeri at Kota Prabumulih in 2008, controlled by sex and faithful. to religion. Knowledge about reproductive health, parent?s roles, teachers? roles, medical roles, and association with mass media toward behavior are not significant factors.
Based on this research results, it is recommended to exected training peer education and peer educator from the same age group at schools through Health Service for Younger Care (PKPR). It is Working along passed by cross sectorally and by cross sectional program. Topics in training for example adolescent health, pornographic, NAPZA, HIV and AIDS, and other sexual diseases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T29199
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma S.
"Remaja merupakan generasi penerus bangsa sejak dini harus disiapkan secara utuh baik( fisik maupun psikologisnya. Kesehatan reproduksi remaja merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan dibidang usaha kesehatan sekolah dan remaja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dwiprahasto (1993) diketahui 3,6% kelompok umur 13-15 tahun dan (5,4%) kelompok umur 16-20 tahun telah melakukan hubungan seksual, begitu juga beberapa peneliti lain, yang melakukan penelitian tentang remaja diberbagai kota di Indonesia menemukan tingginya angka perilaku berisiko bagi remaja. Sedangkan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam khususnya kota Banda Aceh belum ada dilakukan penelitian tentang perilaku remaja.
Penelitian ini dilaksanakan di kota Banda Aceh, bertujuan untuk mendapatkan informasi faktor- faktor yang berhubungan dengan perilaku kesehatan reproduksi remaja diantara siswa SMUN di kota Banda Aceh, dengan menggunakan desain cross sectional, populasi terdiri dari siswa SMUN dengan status marital belum menikah, serta jumlah sampel 180 responden. Analisis yang digunakan adalah univariat, bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan uji regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 180 responden ditemukan 12,8% responden termasuk kategori perilaku berisiko ringan seperti berciuman pipi 1,1% dan berpelukan, 0,5% dengan lawan jenisnya, meskipun tahapan ini bila ditinjau dari teori (Kinsey) belum tergolong perilaku berisiko. Namun karena kondisi dan budaya daerah/lokasi penelitian yang berpenduduk mayoritas beragama Islam, dan juga mempunyai keistimewaan dalam penyelenggaraan kehidupan adat, sehingga segala aktifitas sehari hari juga dijiwai dan sesuai dengan syariat Islam. Maka dengan alasan tersebut, perilaku demikian tergolong pada kategori berisiko ringan, dan perlu diwaspadai agar tidak berlanjut ketahap perilaku berisiko berat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, pendidikan tambahan, dan pendidikan ayah, berhubungan dan bermakna secara statistik. Adapun faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku siswa SMUN tentang kesehatan reproduksi adalah pendidikan ayah, dimana ayah dengan pendidikan tinggi (minimal SMU) cenderung anak berperilaku 9,4 kali lebih baik, jika dibanding ayah berpendidikan rendah.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perilaku siswa SMUN di kota Banda Aceh tentang kesehatan reproduksi termasuk kategori perilaku berisiko ringan. Untuk mencegah perilaku ini meningkat menjadi perilaku berisiko berat disarankan, penambahan materi kesehatan reproduksi disekolah, agar meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi khususnya. Pada orang tua juga diharapkan dapat memberikan bimbingan kesehatan reproduksi sedini mungkin. Bagi remaja sendiri agar selalu berperilaku positif sesuai ajaran agama, menjaga budaya dan adat serta mencari informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi.

Teenagers are the future generation of the Nations since they have to be prepared early physically and psychologically. Teenage health reproduction is one of The Health Department Program that held for teenagers and school health. Based on pwiprahasto (1993), research known that 3,6% of 13 -15 age group and 5,4% of 16-20 age group have done sexual relationship so did by other researchers who studied about teenagers on every kind of city in Indonesia which found risk value of teenage behavior. While in Province of Nanggroe Aceh Darussalam especially on Banda Aceh City there haven't been studied about Health Reproduction behavior teenagers.
This study was conducted in Banda Aceh City, aims to get the information about some factors which related with teenager health reproduction among High School students which used cross sectional design, population consist of High School students whom unmarried status, and take 180 respondent, The analysis use univarite, bivariate with chi-square, and multivariate analysis with logistic regression test.
The result of this study shows that of 180 respondent, there are 12,8% of them found low risk of behavior category i.e. kissing 1,1% and holding each other 0,5%, although this stage has not been the criteria of risk behavior based on Kinsey theory. Because of the whole activities of Nanggroe Aceh Darussalam people was based on Islamic rules. Ttherefore teenagers behavior was classified as low risk category and it should be awared to anticipate them becoming the severe risker. Because of the whole activities of Nanggroe Aceh Darussalam people was based on Islamic rules. Therefore teenagers behavior was classifified as low risk catergory and it should be awared to anticipate them becoming the severe risker.
This study shows that statistically, knowledge, additional education, and father's education variables were related significantly. The most dominant factor was High School student behavior about health reproduction which were father's education, father with high education prefer to have good behavior children 9,4 times than father with low education.
It is concluded that High School students behavior about health reproduction on Banda Aceh City was low risk behavior category. To prevent this behavior increase to high risk it is recommended to add health reproduction mater at school especially to increase the student's knowledge. To the parents it is hoped that they could teach health reproduction as early as possible. To the teenagers itself, it is hoped to keep culture and religion based on religion line.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Ikob
"Data kumulatif kasus HIV/AIDS di Indonesia hingga akhir 2001 sebanyak 2.575 kasus. Jumlah ini merupakan kasus yang dicatat dan dilaporkan oleh Ditjen PPM&PL. Sementara itu, masih banyak lagi kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi atau tidak terlaporkan oleh petugas kesehatan sehingga kasus HIV/AIDS ini merupakan fenomena gunung es di Indonesia.
Kasus tersebut diatas diperparah oleh terjangkitnya remaja oleh HIV/AIDS akibat pergaulan bebas, seperti narkoba, minuman keras dan seks pra nikah. Dari 2.575 kasus, sebanyak 861 kasus diantaranya dialami oleh remaja berusia 15-29 tahun yang sebagian diantaranya masih merupakan pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa siswa SLTA sangat rentan terkena penyakit HIV/AIDS. Dalam kaitan inilah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deksripsi sejumlah faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS siswa SMUN 13 Palembang 2002.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampelnya adalah siswa-siswi kelas satu dan dua sebanyak 110 orang. Penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner, yang dilaksanakan pada bulan Mei 2002.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa siswa yang berperilaku baik dalam usaha pencegahan HIV/AIDS sebesar 64,5%. Sedangkan dari hasil analisis bivariat didapat bahwa ada dua variabel yang berhubungan secara bermakna dengan perilaku pencegahan terhadap HIV/AIDS siswa SMUN 13 Palembang 2002 yaitu ekstra kurikuler dan peran guru. Dari hasil analisis multivariat regresi logistik ternyata variabel ekstra kurikuler merupakan variabel yang paling dominan secara statistik terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS siswa SMUN 13 Palembang 2002.
Dari hasil penelitian ini ada berbagai saran yang perlu ditindak lanjuti. Pertama, hendaknya pihak penyelenggara program kesehatan memanfatkan kelompok potensial di sekolah seperti OSIS, guru bimbingan konseling, maupun guru olahraga dan agama untuk mempromosikan program pencegahan HIV/AIDS serta dilakukan penyuluhan secara berkala dan berkesinambungan. Kedua, tim perencanaan kurikulum sekolah hendaknya memasukkan materi HIV/AIDS sebagai muatan lokal sesegera mungkin. Ketiga, pihak sekolah hendaknya lebih menggalakkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja. Keempat, pihak sekolah hendaknya lebih banyak memberikan kesempatan dan dukungan kepada OSIS dalam mengadakan seminar, diskusi maupun lomba karya ilmiah tentang HIV/AIDS. Aktivitas ekstra kurikuler seperti drama, bermain peran, kunjungan ke Rumah Sakit serta Palang Merah Remaja dapat meningkatkan perilaku pencegahan terhadap HIV/AIDS dapat lebih baik.

Factors Related to HIV/AIDS Prevention Behavior by Students of Senior High School 13 in Palembang 2002The cumulative data of HIV/AIDS cases in Indonesia up to the end of 2001 are 2,575. This fiture shows only recorded and reported cases by Ditjen PPM&PL. On the other hand, there still remain a lot of cases which are not detected and reported which form an iceberg phenomenon.
The situation is also affected worsened by youth who are infected by HIV/AIDS through the use of drug (narkoba), alcohol and premarital sexual intercourse. From 2,575 cases, there are 861 cases suffered by youth aged 15-29 years old in which some of them are senior high school students.
The above mentioned fact shows that senior high school students are proned to HIV/AIDS. In this respect, there should be research conducted to describe factors related to the behavior of preventing HIV/AIDS by students of Senior High School 13 Palembang in 2002.
This study used cross sectional design. The samples are 110 senior high school students from first and second year. Data was collected using questioner in May 2002. Three types of analiysis were used in this research. Univariat analysis result shows that students with good behavior on preventing H1V/AIDS are 64,5%. Bivariate analysis results found two variables related to the Behavior of Preventing HIV/AIDS by Students of Senior High School 13 in Palembang in 2002, i.e. extra curricular activities and teachers role. Multivariat analysis using logostic regression shows that extra curricular is the dominant variable related to the behavior of preventing HIVIAIDS by students of Senior High School 13 in Palembang in 2002.
From the above result, some recommendations are suggested. First, health program provider should make use potential groups at school such as OSIS, counseling, sport and religion teacher in order to promote the prevention of HIV/AIDS and to provide routine and continuous counseling. Second, school curriculum planner should include HIV/AIDS topic as local material reproductive as soon as possible. Third, school should promote the educated of youth. School should give more chance and support OS1S to hold seminar, discussion and competition and popular scientific writing on HIV/AIDS. Extra curricular activities such as drama, role play, youth red cross club and visiting to hospital can improve the behavior of preventing HIV/AIDS."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nichita Marsha Deviana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi mie instan dan faktor yang paling berhubungan dengan perilaku konsumsi mie instan pada siswa kelas 4 & 5 SDN Pondok Kelapa 04 Pagi. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan total sampel adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 (n=134). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 60,7% responden memiliki perilaku konsumsi mie instan sering dan ada hubungan antara pengetahuan gizi &mie instan, preferensi terhadap mie instan, dan pengaruh teman sebaya dengan perilaku konsumsi mie instan. Preferensi terhadap mie instan merupakan faktor yang paling berhubungan dengan perilaku konsumsi mie instan. Pihak sekolah perlu melakukan upaya untuk memberikan informasi dan intervensi mengenai perilaku konsumsi mie instan yang sehat dan aman pada siswa dan orang tua murid melalui penyuluhan yang bekerja sama dengan puskesmas.

The purpose of this study was to determine the factors associated with instant noodles consumption behavior and factor that dominant associated with instant noodles consumption behavior in student grades 4 & 5 in SDN Pondok Kelapa 04 Pagi. Research design in this study was a cross sectional and total sample was all students grades 4 & 5 (n=134). Result in this study showed that 60,7% respondent had instant noodles consumption behavior often and there was a relationship between knowledge of nutrition and instant noodles, instant noodles preferences, and peer influence with instant noodles consumption behavior. Suggest from researcher is school should give information and intervention about instant noodles consumption behavior that healthy and safety to students and parents by way of counseling in collaboration with the relevant agencies clinic.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>