Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106814 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dari hasil penelitian tentang lingkungan veqetasi di sekitar kompleks percandian Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara, diketahui bahwa kompleks percandian Padang Lawas berada dalam lingkungan vegetasi hutan hujan tropik dataran rendah dengan tingkat kanekaragaman jenis famili tumbuhan yang tinggi, salah satu di antara famili tumbuhan tersebut adalah Euphorbiaceae dengan salah satu spesiesnya Phylanthus emlica. L (Balaka). Tumbuhan Phylanthus emlica merupakan tumbuhan liar di tempat-tempat terbuka dalam hutan hujan tropik dataran rendah. Mengamati sifat hidup dan habitatnya, maka tumbuhnya Balaka (Phylanthus emlica) pada pekarangan-pekarangan candi di Padang Lawas kemungkinan bukan sengaja ditanam melainkan tumbuh secara alami. Tumbuhan Balaka (Phylanthus emlica) di daerah lain dikenal dengan nama daerahnya masing-masing, di Melayu dikenal dengan malaka, di Minangkabau dikenal dengan balaka, di Sunda dikenal dengan nama malaka dan di Jawa dikenal dengan Kemloko sementara itu di Madura dan Bali disebut dengan mlakah, dan Flores (NTT) dikenal dengan karsinta."
930 ARKEO 31:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Didin Mishbahuddin
"Wilayah Pegunungan Kumbang-Pojoktilu-Subang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Situs arkeologi di wilayah ini secara religi berasal dari masa pra sejarah, masa Hindu-Buddha, dan tradisi penganggungan leluhur masih berlanjut hingga saat ini. Penelitian arkeologi di wilayah ini masih terbatas, terutama dalam memahami distribusi situs-situs arkeologi secara makro. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara situs-situs arkeologi dan lingkungan fisiknya dengan pendekatan determinan ekologi. Teknik Archaeology Predictive Modelling menggunakan MaxEnt digunakan untuk mengidentifikasi pola kecenderungan pemilihan lahan dengan nilai variabel lingkungan fisik tertentu yang mendasari pertimbangan lokasi situs arkeologi di wilayah ini. Hasil permodelan MaxEnt menunjukkan variabel yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi situs meliputi kemiringan lahan 5°, nilai TPI 20-50 (posisi lebih tinggi daripada area sekitarnya), ketinggian lahan 800-1000 mdpl, jarak 0-50 meter dari sungai terdekat, jenis tanah grumosol kelabu, lokasi di Formasi Halang (Tmph), kemiringan menghadap ke arah utara, sistem lahan steep hills on marls with rock outcrops, nilai plan curvature 0-1 (kelengkungan lereng lateral sedikit cembung), dan nilai profile curvature -1-0 (kelengkungan lereng sejajar garis kontur sedikit cekung). Berdasarkan hasil tersebut, masyarakat pembuat situs di wilayah ini terutama mempertimbangkan aksesibilitas yang buruk, tetapi juga memperhatikan stabilitas lahan, ketersediaan air, dan ketersediaan makanan sebagai faktor pendukung.

The Kumbang-Pojoktilu-Subang Mountains region is located on the border of West Java and Central Java provinces. Archaeological sites in this region religiously date back to pre-history, the Hindu-Buddhist period, and the tradition of ancestral worship continues to this day. Archaeological research in this region is still limited, especially in understanding the macro distribution of archaeological sites. This research aims to identify the relationship between archaeological sites and their physical environment using an ecological determinant approach. The Archaeology Predictive Modelling technique using MaxEnt was used to identify patterns of land selection trends with specific physical environment variable values underlying the consideration of archaeological site locations in this region. MaxEnt modelling results show that variables that are considered in the selection of archaeological site locations include land slope of 5°, TPI value of 20-50 (higher position than the surrounding area), land elevation of 800-1000 masl, distance of 0-50 metres from the nearest river, grey grumosol soil type, location in the Halang Formation (Tmph), north-facing slope, land system steep hills on marls with rock outcrops, plan curvature value 0-1 (lateral slope curvature slightly convex), and profile curvature value -1-0 (slope curvature parallel to contour lines slightly concave). Based on these results, archaeological site builders in this region mainly consider poor accessibility, but also consider land stability, water availability, and food availability as supporting factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Berbagai macam jenis tumbuhan yang ada sekarang ini mencerminkan juga bagaimana keanekaragaman jenis tumbuhan yang ada sebelumnya atau di masa lalu, sepanjang keadaan lingkungan daerah tersebut tidak banyak berubah secara signifikan. Komunitas tumbuhan di suatu daerah akan menggambarkan tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan yang toleran terhadap kondisi lingkungan daerah tersebut. Daya toleransi jenis tumbuhan terhadap faktor lingkungan tersebut akan berbeda-beda yang mengakibatkan adanya perbedaan jenis tumbuhan yang hidup di suatu wilayah. Dengan menggunakan metode HF dan Acetolysis, maka hasil identifikasi dari fosil polen (pollen analysis) yang telah dilakukan khususnya pada sampel tanah/sedimen yang berasal dari sekitar temuan gerabah, serta pada kotak-kotak ekskavasi yang telah dibuka di Situs Pemuteran, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali secara acak terutama pada lapisan B pada test pit 4 dan 5, didapatkan jenis fosil pollen dari tumbuhan yang berasal dari tumbuhan yang cukup bermanfaat dari famili Compositae, Poaceae, Malvaceae dan Papilionaceae. Disamping itu terdapat juga butiran pollen yang saat ini tidak terdapat di sekitar situs Pemuteran, seperti famili Pinaceae, Fagaceae, Daphnae, Sequoia, Geraniaceae, Cupressus."
930 ARKEO 31:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chaksana A. H. Said
"ABSTRAK. Skripsi ini membahas artefak umpak-umpak batu yang berada situs Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Penekanan utama penelitian ini adalah pada usaha menggabungkan atau mengklasifikasikan sejumlah umpak-umpak batu yang berada di situs Trowulan. Umpak tersebut selama ini belum pernah diteliti. Sebabnya antara lain adalah karena kondisinya sebagai data arkeologi dianggap kurang dapat memberi informasi tentang masyarakat pemakainya di masa lalu. Hal ini dapat dimengerti mengingat bahwa umpak-umpak batu di Trowulan sebagian besar berada dalam keadaan dimana konteks ruang dan waktunya sudah rancu dan menjadi terlalu global. Dengan menganggap bahwa seperti apapun_kondisi suatu peninggalan, ia tetap merupakan data, maka peneliti.an ini berusaha menghadirkan informasi sabyektif mengenai umpak, sebagai salah satu usaha. 'memeras' pengetahuan lebih lanjut mengenai masyarakat pemakainya. Untuk maksud tersebut pada tahap awal penelitian ini dilakukan pengelompokkan bedasarkan jenis-jenisnya. Jenis-jenis ini di.peroleh berdasarkan penguraian atribut_atribut pilihan pada tiap umpak yang dijadikan sampel, untuk kemudian dikorelasikan satu sama lain melalui Labulasi silang. Dengan Cara demikian diperoleh korelasi atribut-atribut umpak-umpak yang sesungguhnya menjadi pembentuk ciri pada masing-masing umpak. Bedasarkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan ciri itulah ciri-ciri masing-masing umpak diperoleh. Pada tahap berikutnya dicoba untuk meninjau kemungkinan hubungan antara jumlah (frekuensi) jenis-_jenis umpak dengan masyarakat yang memakainya dengan menggunakan asumsi-asumsi empirik tertentu. Hasil penelitian selain menghadirkan pengetahuan awal tentang jenis-jenis umpak yang ada di situs Trowulan, juga membuktikan bahwa mernperoleh intormasi dari suatu data sesungguhnya lebih ditentukan oloh cara mengolah data yang dipilih. Metode-metode yang ada juga sesungguhnya masih bisa dikembangkan sendiri oleh peneliti secara bertanggung jawab, bedasarkan kebutuhan-kebutuhan tujuan penelitannya. Selain itu secara tak langsung, hasil penelitian ini ikut membuka dasar dan kemungkinan untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suprayogo Soemarno
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T40116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Wulandari
"Dalam rangka pemilihan jenis vegetasi yang tepat untuk hutan kota, telah dilakukan pengkajian kemampuan vegetasi dalam menurunkan suhu udara, perbedaan pertumbuhan dan pengaruh jarak tanam dari 3 jenis vegetasi yang terdapat di Padang Golf Halim II, yaitu: Saga (Adenanthera pavonina), Gamal (Glvricidia sepium), dan Ki roda (Hura crepitans).
Metode yang digunakan ialah metode kuarter, yang titik-titik contohnya ditentukan secara acak. Parameter yang diukur adalah: luas kanopi dan suhu udara di bawah kanopi pohon, yang digunakan untuk mengetahui jenis vegetasi mana yang memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menurunkan suhu udara; garis tengah batang pohon; tinggi pohon; dan luas kanopi pohon untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan vegetasi pada kondisi lingkungan Padang Golf Halim II; dan jarak tanam pohon serta garis tengah batang pohon tetangga terdekat, untuk mengetahui pengaruh kerapatan terhadap pertumbuhan vegetasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerimbunan kanopi mempengaruhi suhu udara di bawah kanopi dan Gamal memiliki kemampuan yang lebih besar dalam mempengaruhi kesejukan udara dibanding Ki roda, sedangkan antara Saga dan Gamal, maupun Saga dan Ki roda tidak jauh berbeda. Pertumbuhan antara Saga, Gamal, dan Ki roda berbeda nyata dan Gamal memiliki pertumbuhan yang paling baik di Padang Golf Halim II. Jarak tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan Saga, Gamal, dan Ki roda. Gamal dan Saga merupakan jenis tumbuhan yang berbunga indah, sehingga dapat ditanam sebagai tanaman hias di hutan kota wisata, tetapi Saga sering menggugurkan daunnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Bukti, mengenai hewan khususnya tulang (termasuk gigi) banyak ditemukan pada situs-situs arkeologi baik situs prasejarah, klasik, Islam maupun kolonial. Hal ini dikarenakan hewan merupakan salah satu sumber alam yang dapat dimanfaaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya antara lain sebagai makanan dan keperluan-keperluan ritual. Dalam Skripsi ini dibahas mengenai penelitian tulang hewan yang berasal dari hasil ekskavasi situs Gilimanuk, Bali tahun 1994-1986. Data mengenai tulang diperoleh dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), Balai Arkeologi (Balar) Denpasar dan Laboratorium Paleoekologi-Radiometri (Palrad) Bandung Tujuan dari, pene1itian ini adalah (1) mengetahui jenis hewan yang ditemukan di situs Gilimanuk. (2), keberadaan hewan di Gilimanuk dan (3) fungi hewan.Untuk mengetahui jenis Hewan dilakukan analisis khusus dengan metode perbandingan. Tulang atau gigi yang dianalisis dibandingkan bentuk ukurannya dengan tulang atau gigi yang telah diketahui jenis hewannya. Perbandingan ini dapat dilakukan melalui tulang atau gigi yang berasal dari situs yang sama yang telah dianalisis (kalau ada), gambar-gambar dari kepustakaan atau membuat acuan tulang sendiri. Untuk mengetahui keberadaan hewan di Gilimanuk diadakan studi kepustakaan tentang keadaan flora dan fauna Gilimanuk sekarang, geologi dan zoogeografi. Sedangkan untuk mengetahui fungsi hewan dilakukan analisis kontekstual, yaitu dengan melihat hubungan antara tulang hewan dengan temuan serta hubungan tulang hewan dengan lapisan tanah. Disamping itu untuk mengetahui fungsi ini dilakukan pula studi analogi etnografi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa jenis hewan yang ditemukan dari ekskavasi Gilimanuk ini berasal dari jenis hewan babi, rusa, anjing, ayam, ikan, tikus dan katak. Hewan-hewan tersebut, kecuali tikus dan katak berfungsi sebagai sumber makanan sehari-hari. Hewan babi dan ayam (juga anjing) berfungsi pula sebagai bekal kubur. Melihat keadaan Gilimanuk sekarang dari studi geologi dan zoogeografi diperkirakan hewan-hewan tersebut merupakan hewan setempat."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S11588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Dedy Sulaiman
"Ciri khas dalam tradisi megaiitik adalah upacara yang menyolok pada waktu penguburan. terutama bagi mereka yang dianggap sebagai tokoh masyarakat. Bagi masyarakat seperti ini satu kematian tidak membawa perubahan esensial dalam status, kondisi ataupun sifatnya. Kematian membawa jasad dan jiwanya ikut pulang ke tanah yang dianggap asal. Sebagai wujud budaya matcri, wadah kubur merupakan indikator sistem religi khususnya pada tradisi Megalitik. Penelitian ini membahas persebaran dan orientasi situs kubur di Pulau Samosir. Untuk menjawab penelitian ini maka digunakan pendekatan determinasi lingkungan. Pendekatan ini melihat hubungan antara situs dengan situs serta hubungan antara situs dengan kajian penelitian terhadap situs kubur di Pulau Samosir ini tidak difokuskan pada morfologi wadah kubur, melainkan lebih memperhatikan lingkungan alam di sekitar Pulau Samosir dan variabel-variabel yang mempengaruhi persebaran wadah kubur tersebut.. Variabel-variabel sumber daya alam yang digunakan yaitu ketinggian, kelerengan, tanah, batuan, kemampuan tanah, air dan mata air, dan sungai. Variabel alam tersebut telah menyebabkan derajat persebaran situs megalitik mengelompok di pinggiran Pulau Samosir yaitu di sebelah timur laut dan barat laut. Dilihat dari orientasinya bahwa sebagian besar wadah kubur di Pulau Samosir menghadap ke tempat tinggi di tengah Pulau Samosir (ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut). Dengan uraian di alas dapat dikatakan bahwa penempatan situ-situs di Pulau Samosir tidak dilakukan dengan sembarangan. Penempatan situs tersebut mempertimbangkan, dan memanfaatkan sumber Jaya alam yang tersedia di Pulau Samosir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia pada masa megalitik di Pulau Samosir bersifat pasif dalann memanfaatkan alam. Mereka hanya memanfaatkan sumber daya alam yang sudah tersedia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranggas Dhuha Putra
"Pembentukan ruang terbuka hijau sangat penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan pemanasan global pada ekosistem perkotaan. Ekspansi Kota Bekasi yang cepat dari megapolitan Jakarta memengaruhi Kota Bekasi dan selanjutnya mengarah pada konversi besar-besaran ruang terbuka hijau menjadi kawasan terbangun. Dari adanya perubahan tersebut mempengaruhi kandungan biomassa dan kemampuan penyerapan vegetasi pada ruang terbuka hijau terhadap emisi dari kegiatan antropogenik. Upaya pemantauan melalui estimasi biomassa penting untuk pemahaman yang lebih baik tentang manfaat ruang terbuka hijau. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis distribusi spasial biomassa dan daya serap CO2 serta menganalisis kemampuan vegetasi pada Ruang Terbuka Hijau dalam menyerap emisi CO2 di Kota Bekasi. Penelitian ini melakukan perhitungan biomassa diatas permukaan pohon dengan pengukuran lapangan dan persamaan alometrik yang dikembangkan oleh United States Department of Agriculture (USDA). Serta menggunakan citra satelit Sentinel-2B yang diperoleh pada tahun 2020 dan dilakukan formulasi indeks vegetasi yaitu NDVI, GNDVI, SAVI, dan OSAVI dengan menghubungkan nilai biomassa hasil pengukuran lapangan untuk menghasilkan model estimasi biomassa. Hasil model estimasi biomassa menunjukkan bahwa indeks vegetasi terpilih yaitu OSAVI yang memiliki korelasi sebesar 75,3% dengan akurasi model sebesar 99%. Distribusi spasial biomassa dan daya serap vegetasi RTH Kota Bekasi secara keseluruhan mendominasi kelas rendah, berada di lereng datar dan sangat landai yang mengikuti jaringan jalan arteri, kolektor, dan tol tepatnya pada vegetasi RTH jalur hijau. Adapun juga dijumpai pada vegetasi RTH sempadan jalan kereta dan sempadan situ/danau. Selain itu pada jaringan jalan arteri dan kolektor juga di jumpai lereng yang landai dengan keberadaan distribusi spasial biomassa dan daya serap vegetasi pada RTH yang tinggi tepatnya di vegetasi RTH kota. Distribusi spasial biomassa dan daya serap vegetasi RTH Kota Bekasi yang sedang berada pada lereng sangat landai berada di sekitaran jaringan jalan lokal dan lingkungan Kota Bekasi tepatnya berada pada vegetasi RTH taman kecamatan, kelurahan, sempadan sutet dan rekreasi. Distribusi spasial biomassa dan daya serap sangat tinggi dijumpai lereng agak curam hingga sangat curam yang dijumpai pada sekitaran sungai tepatnya berada pada vegetasi RTH sempadan sungai. Kemampuan vegetasi pada RTH Kota Bekasi seluruhnya mengalami penyerapan sebagian terhadap emisi karbon dioksida. Vegetasi pada RTH Kota Bekasi hanya memiliki kemampuan serapan CO2 sebesar 1,75 % dari keseluruhan emisi karbon dioksida di Kota Bekasi. Dikarenakan emisi karbon dioksida yang menyeluruh begitu tinggi di Kota Bekasi, yang bersumber dari emisi kendaraan bermotor dengan ditujukkan mendominasi sekitar jaringan jalan arteri, kolektor, dan lokal di Kota Bekasi yang melebihi besaran daya serap karbon dioksida vegetasi pada ruang terbuka hijau.

The establishment of green open spaces is critical to reducing the impact of climate change and global warming on urban ecosystems. The rapid expansion of Bekasi City from Jakarta megapolitan affected Bekasi City and subsequently led to the massive conversion of green open space into a built-up area. From these changes affect biomass content and vegetation absorption ability in green open space against emissions from anthropogenic activities. Monitoring efforts through biomass estimation are important for a better understanding of the benefits of green open space. Therefore, the purpose of this study is to analyze the spatial distribution of biomass and CO2 absorption and analyze the ability of vegetation in Green Open Space in absorbing CO2 emissions in Bekasi City. This study performed biomass calculations on the surface of trees with field measurements and alometric equations developed by the United States Department of Agriculture (USDA). As well as using Sentinel-2B satellite imagery obtained in 2020 and carried out vegetation index formulations namely NDVI, GNDVI, SAVI, and OSAVI by connecting the biomass value of field measurement results to produce biomass estimation models. Biomass estimation model results showed that the selected vegetation index is OSAVI which has a correlation of 75.3% with model accuracy of 99%. Spatial distribution of biomass and vegetation absorption of RTH Bekasi City as a whole dominates the low class, being on flat slopes and very sloping that follow the network of arterial roads, collectors, and tolls precisely on the green line RTH vegetation. It is also found on the vegetation of RTH railway road border and situ/lake border. In addition, arterial road networks and collectors are also found slopes that ramp with the presence of spatial distribution of biomass and vegetation absorption in high RTH precisely in the city's RTH vegetation. Spatial distribution of biomass and vegetation absorption RTH Bekasi city that is on a slope is very sloping in the vicinity of the local road network and bekasi city environment precisely located on the vegetation RTH district park, village, border sutet and recreation. Spatial distribution of biomass and absorption is very high found slopes rather steep to very steep found in the surrounding rivers precisely located in the vegetation RTH river border. Vegetation capability in RTH Bekasi city is entirely experiencing partial absorption of carbon dioxide emissions. Vegetation in RTH Bekasi city only has a CO2 absorption capability of 1.75% of the total carbon dioxide emissions in Bekasi City. Because the overall carbon dioxide emissions are so high in Bekasi City, which is sourced from motor vehicle emissions with the aim of dominating around the arterial road network, collectors, and local in Bekasi City that exceeds the amount of vegetation carbon dioxide absorption in green open space."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>