Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115223 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adiati Hardjanti
"ABSTRAK
Perusahaan komputer Amerika menunjuk suatu perusahaan jasa
komputer nasional sebagai agen untuk menangani pemasaran produk serta
jasa sistem informasinya di Indonesia, sesuai dengan peraturan pemerintah
pada tahun 1968 yaitu UU no.6/1968 yang mengharuskan semua
perusahaan asing yang bergerak dibidang perdagangan barang dan jasa
untuk mengalihkan usaha mereka kepada perusahaan nasional menjelang
akhir 1977.
Hasil penjualan selama empat tahun berturut-turut mulai tahun 1991
sampai dengan tahun 1994 berkisar antara Rp.170 - Rp.185 milyar dan
prosentasi persediaan dibandingkan dengan total asset secara
keseluruhan berkisar antara 18 % -22 %.
Untuk menjamin kelangsungan pemasaran produk dan jasa-jasanya,
perusahaan berusaha menjalankan pengendalian terhadap persediaan sebaik
mungkin dengan didukung oleh sistem informasi yang terintegrasi dan
melakukan pengawasan secara kontinue (berkesinambungan). Meskipun
ada perbaikan, nilai persediaan dalam neraca untuk empat tahun ini masih
belum menunjukkan angka yang menggembirakan. Hal ini dapat dilihat
dari pengamatan secara langsung digudang-gudang perusahaan dan
laporan yang ada mengenai persediaan. Produk-produk yang seharusnya
tidak menjadi persediaan, ternyata berada digudang dalam waktu yang
cukup lama, yang berarti bahwa pengelolaan persediaan dalam perusahaan
ini masih perlu ditingkatican kualitasnya.
Produk yang dijual oleh perusahaan ini disimpan dalam dua gudang
yang terpisah dan terdiri dari:
-. persediaan komputer berdasarkan pesanan (built to order)
-. persediaan komputer berdasarkan perencanaan (built to plan)
-. persediaan suku cadang.
Dalam karya akhir ini akan dianalisa permasalahan yang dihadapi
perusahaan dalam pengelolaan persediaan dan diakhir karya tulis ini
akan diberikan saran-saran perbaikan daripada sistem persediaan,
sehingga dapat meningkatkan kineija dan sistem manajemen persediaan,
tanpa mengganggu proses penjualan maupun pemeliharaan inesin-mesin
komputer ditempat pelanggan.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Amani Yapono
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan persediaan di UMKM X dan menjabarkan fakta-fakta terkait fungsi pengelolaan pada proses perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pencatatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode penelitian berupa studi literatur, obervasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat kelemahan dalam pengelolaan persediaan di UMKM X. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan perbaikan pengelolaan persediaan pada tahap perencanaan berupa analisis klasifikasi ABC. Analisis klasifikasi ABC (Always, Better, Control) merupakan metode Pareto yang dapat digunakan untuk menentukan prioritas penanganan tanaman hias sehingga UMKM X dapat berfokus pada jenis tanaman yang kritis. Penelitian ini juga merekomendasikan pengelolaan persediaan pada proses selanjutnya dengan menggunakan metode peramalan Moving-Average, SKU, safety stock dan reorder point. Hasil penelitian belum tentu dapat diterapkan pada perusahaan lain dengan pola permintaan maupun pada perusahaan dengan industri berbeda. Selain itu, keterbatasan penelitian ini adalah sampel yang digunakan hanya persediaan tanaman hias sebagai barang dagang.

This thesis aimed to analyze inventory management in MSME X and describe facts related to inventory management in the planning, receiving, storage, distribution and recording processes. This research uses a case study approach with research methods in the form of literature studies, observations and interviews. The results show that there are still weaknesses in inventory management in MSME X. Therefore, this study recommends improving inventory management at the planning stage in the form of ABC classification analysis. ABC (Always, Better, Control) classification analysis is a Pareto method that can be used to determine priorities for handling ornamental plants so that MSME X can focus on critical plant species. This study also recommends inventory management in the next process using the Moving-Average, SKU, safety stock and reorder point forecasting methods. The research results may not necessarily be applied to other companies with demand patterns or to companies with different industries. In addition, the limitation of this study is that the sample used is only supplies of ornamental plants as merchandise."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sobarsa
"Inventory should always be found almost in every walks of life, like in a household or within a company. In the household, inventory is held for fulfilling its needs, while in the company, inventory is held for a large amount of pupose. Thai is : (1) custober service, (2) Protect againts supply errors, (3) protect of core technology, (4) decouple succesive stages in operation. For Achieving the purpose, a firm must decide on how much to order and when an inventory is required. Adequate inventories facilitate operation activities and held assure cutomers of good service. on the other hand, carrying inventories ties up working capital on goods that sit idle. So that a function of costs and forecast or requirements is a problem to solve. There are many items of inventory, but for accounting purpose, firms classify it in three categories as (1) raw materials, (2) work-in-process, or (3) finished goods. As one of the elements or working capital, inventory is an unique item, because of its variance from time to time, inventory also need the space for protecting it. Sometimes the space needed is greater than the space for production processes. So, there are many costs to pay for holding an inventory as long as activity chain pay for holding an inventory as long as activity chain from ordering it to supplier until shipping it to the customer. In that condition, in fact, those activitites do not create value added. Expert have been trying to develop some models to manage inventory for reducing the costs, that is EOQ,P order system, Q order System, pareto system, MRP and jus in time. The last model gives raise to a question: "why inventory should exist?". Could inventory eliminated? Answering those question that is, inventory should exit because the company depends on many factor especially distance and quality. all The factors come from outside that's always fluctuate. If company has the ability to make shorter of distance between supllier and the company, as well as to increase quality to zero defect, inventory could be reduced. This research is aimed at knowing how the firms of synthetic fiber industry manage their inventories. Does the industry use one of the models of inventory management?"
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hadi Harsongko
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Omar Armandiego Soeharto
"Dalam industri ritel, sifat kompetitif mengharuskan perusahaan untuk memiliki sistem manajemen persediaan yang efisien untuk menciptakan keunggulan kompetitif terhadap pesaing mereka. Dengan demikian pengelolaan inventori memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya, meningkatkan pergerakan inventori, mengurangi inefisiensi, dan pada akhirnya meningkatkan laba perusahaan. Salah satu cara untuk mengendalikan dan menyusun strategi ini adalah melalui sistem manajemen rantai pasokan, di mana manajemen rantai pasokan digunakan sebagai strategi keseluruhan bagi perusahaan untuk mengendalikan dan memantau tingkat persediaan mereka. Ini dapat menimbulkan beberapa tantangan dan hambatan di perusahaan yang mungkin baru dalam hal penerapan sistem manajemen ini. Makalah ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis efek dan tantangan yang terjadi di perusahaan ritel dalam hal menerapkan sistem manajemen rantai pasokan baru di perusahaan mereka dan untuk mengetahui apakah bermanfaat atau tidak bagi perusahaan untuk melakukannya. Untuk menghitung ini, makalah ini akan membandingkan kinerja aktual perusahaan yang menggunakan sistem manajemen rantai pasokan e-baru terhadap kinerja perusahaan sebelum mereka menerapkan system tersebut. Perbandingan ini akan menggunakan indikator kinerja utama (KPI) yang dievaluasi melalui laporan keuangan perusahaan. Hasil dari studi kasus ini menemukan bahwas setelah menggunakan e-SCM tersebut selama 2 tahun, perusahaan yang diteliti telah meningkatkan performa perusahaan tersebut yakni meyakinkan peneliti akan manfaat dari siste tersebut.

In the retail industry, the competitive nature requires companies to have an efficient inventory management system in order to create a competitive advantage against their competitors. The management of inventory thus allows companies to reduce costs, improve inventory movement, decrease inefficiency and ultimately improve a company’s bottom line. One way to control and strategize this is through a supply chain management system, where the supply chain management is used as an overall strategy for companies to control and monitor their inventory levels. This may pose some challenges and obstacles in companies that may be new in regards to implementing this management system. This paper aims to illustrate and analyse the effects and challenges that happen in a retail company in regards to implementing a new supply chain management system in their company, and to find out whether or not it is beneficial for the company to do so. In order to calculate this, this paper will compare the company’s actual performances with the new e-supply chain management system to the company’s performance before they implemented the system. This comparison will use the key performance indicators (KPIs) that is evaluated through the company’s financial statements. The results of the study showed that after using the system for almost 2 years, the company is able to increase their financial performances and thus showed that the use of the e-SCM system is actually beneficial for the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Yudhistira
"Penelitian ini membahas pengelolaan persediaan yang ada di PT. Foseco Indonesia, sebuah perusahaan global yang memiliki kantor pusat di London, Inggris. Ada tiga jenis barang yang dimiliki oleh PT. Foseco Indonesia yaitu raw material, finished goods dan trading goods, dimana trading goods berkontribusi sebesar 50% dari total nilai barang. Dalam pengelolaan persediaan trading goods belum tersedia klasifikasi sehingga pengelolaan persediaan belum dilakukan dengan optimal. Selain itu tidak tercapainya target perusahaan untuk OTIF, NSMI, trade working capital serta inventory days menjadikan pengelolaan trading goods menjadi krusial. Tujuan penelitian adalah untuk melakukan klasifikasi terhadap persediaan trading goods dengan pendekatan ABC-XYZ analysis. Kemudian menyusun kebijakan persediaan sesuai klasifikasi dari setiap trading goods, dan melakukan simulasi terkait hasil ABC-XYZ analysis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja persediaan trading goods. Metode yang digunakan adalah integrated ABC-XYZ Analysis dengan menggunakan data primer berupa hasil wawancara dengan pihak yang terlibat dalam pengelolaan persediaan serta data sekunder perusahaan pada tahun 2019 terhadap 160 jenis trading goods. Hasil pengelompokan menunjukkan ada 22 barang termasuk kelompok AX, 10 barang termasuk kelompok AY, 5 barang termasuk kelompok AZ, 8 barang termasuk kelompok BX, 27 barang termasuk kelompok BY, 15 barang termasuk kelompok BZ, 6 barang termasuk kelompok CY dan 66 barang termasuk kelompok CZ. Pengelompokan tersebut kemudian digunakan sebagai panduan dalam menentukan periode review dalam pembelian di masa depan. Dan hasil simulasi menunjukkan bahwa pengelolaan persediaan di PT.Foseco Indonesia masih belum efektif dan diperlukan perbaikan kebijakan persediaan dan kerjasama pihak yang terlibat.

This study discusses inventory management at PT. Foseco Indonesia, a global company headquartered in London, England. There are three types of goods owned by PT. Foseco Indonesia, namely raw materials, finished goods and trading goods, where trading goods contribute 50% of the total value of goods. There is no classification for trading goods inventory so that inventory management cannot be carried out optimally. In addition, the company's failure to achieve its targets for OTIF, NSMI, trade working capital and inventory days makes the management of trading goods crucial. The purpose of this research is to classify the inventory of trading goods with the ABC-XYZ analysis approach. Then formulate an inventory policy according to the classification of each trading goods, and perform simulations related to the results of ABC-XYZ analysis to determine its effect on the performance of the trading goods inventory. The method used is the integrated ABC-XYZ Analysis using primary data in the form of interviews with parties involved in inventory management as well as company secondary data in 2019 on 160 types of trading goods. The grouping results show that there are 22 items including group AX, 10 items including group AY, 5 items including group AZ, 8 items including group BX, 27 items including group BY, 15 items including group BZ, 6 items including group CY and 66 items including CZ group. The grouping is then used as a guide in determining the review period for future purchases of goods. And the simulation results show that inventory management at PT. Foseco Indonesia is still not effective, so improvements are needed on inventory policies and cooperation from the parties involved."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Rahayu Putri
"ABSTRAK
Pengelolaan material, khususnya suku cadang, bertujuan untuk mengatur seluruh aliran material agar dapat digunakan pada kegiatan pemeliharaan untuk meminimalkan waktu downtime mesin dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu, pengendalian persediaan suku cadang diperlukan agar kuantitas suku cadang yang disimpan dan dipesan mempunyai jumlah yang tepat, ada pada waktu yang tepat, dengan kondisi yang tepat, dan pengeluaran biaya yang ekonomis. Metode pengendalian persediaan yang digunakan adalah metode exponential smoothing dan economic order quantity. Hasil dari penelitian ini adalah total biaya persediaan hasil perhitungan menunjukkan pengurangan nilai sejumlah $1.204,94 dari biaya perusahaan. Sedangkan hasil perhitungan total biaya persediaan menunjukkan biaya stock out meningkat 6,45% dari biaya tanpa stock out.

ABSTRACT
Material management, especially spare part, aims to control the entire flow of material in ordered to be used in maintenance activities to minimize downtime and optimize resources utility. Therefore, spare part inventory control is required to count the order quantities which are stored and have to be ordered in right amount, at the right time, with the right condition, and economical cost. Inventory control methods are exponential smoothing and economic order quantity. The result of this research is total inventory cost which shows a reduction value of $1.204,94 from actual inventory cost. Moreover, calculation of inventory show the inventory cost with stock out increases 6,45% from the cost without stock out."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S763
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Gunawan
"ABSTRAK
Pada dasarnya persediaan atau inventory dimaksudkan untuk menghindari terhentinya proses produksi atau penjualan dari suatu perusahaan.
Yang menjadi masalah disini adalah bagaimana perusahaan mengelola persediaannya sedemikian rupa sehingga bisa diperoleh suatu keadaan dimana kelangsungan produksi atau penjualan tetap terjamin sementara biaya persediannyapun cukup rendah. Untuk mendapatkan situasi tersebut diatas perlu ditetapkan suatu kebijaksanaan persediaan yang tertuang didalam suatu sistem inventory yang berisi beberapa kebijaksanaan persediaan.
Secara garis besar persediaan yang dimiliki oleh PT. Dira Paratama terdiri dari dua kelompok besar yaitu :
- Peralatan utama (Main Equipment) : yaitu berupa alat-alat kedokteran yang bentuk fisiknya cukup besar atau harganya cukup mahal.
- X-Ray Film : yaitu film yang dipergunakan untuk memotret bagian tubuh manusia, X-Ray film ini kuantitas dan kualitasnya cukup besar.
Karakteristik demand untuk kedua jenis persediaan tersebut berbeda satu sama lain. Karakteristik untuk main equipment adalah berbeda satu sama lain. Karakteristik untuk main equipment adalah b ukan independent demand karena penjualannya tergantung dari ada tidaknya pembangunan atau perluasan fasilitas rumah sakit.
Sedangkan karakteristik dari X-Ray Film adalah independent demand karena memang disediakan untuk memenuhi rumah sakit yang sudah mempunyai X-Ray Equipment (Peralatan Rontgen). Hampir semua rumah sakit besar mempunyai peralatan Rontgen ini.
Karena mempunyai demand yang independent ini maka untuk menganalisanya bisa dipergunakan model inventory.
Tujuan dari pembahasan persediaan ini adalah untuk mengetahui :
Kapan kita harus membeli barang.
Berapa banyak barang yang harus kita beli.
Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut diperlukan suatu kebijaksanaan yang tertuang didalam sistem inventory yang berisi anatara lain : safety Stocl, Economical Order Quantity, Reorder Point dan sebagainya yang diperoleh dari perhitungan model inventory yang dipilih.
Dengan adanya Sistem Inventory tersebut diharapkan perusahaan bisa mengelola persediaannya dengan efektif dan efisien.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martunus Haris
"ABSTRAK
Pada dasarnya persediaan atau inventory dimaksudkan untuk
menghindari kemacetan operasi baik produksi ataupun penjualan,
Pentingnya persedjaan bila ditinjau dan Segi operasional.
merupakan hal yang mutlak bagi hampir semua jenis industri
terutama dalam operasi yang mementingkan kontinunitas.
Operasi perminyakan di Indonesia dilaksanakan dengan
menggunakan bentuk Kontrak Production Sharing (KPS) yang
sesuai dengan Undang?undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
(Pertamina) Pasal 12 yaitu mengadakan kerjasama dengan pihak
lain dalam rangka pencarian, pengeboran dan produksi minyak dan
gas bumi.
Manajemen persediaan untuk KPS Pertamina ini tidak dapat
lepas dari karakteristik barang untuk keperluan operasional
yaitu :
- Barang-barang untuk operasi pengeboran (drilling).
- Barang-barang untuk operasi produksi.
Barang-barang untuk keperluan operasi produksi umumnya
berupa suku cadang mesin-mesin serta barang-barang penunjang
kelancaran operasi seperti bahan kimia. Barang?barang ini tidak
secara langsung mempunyai korelasi dengan output (crude oil)
tapi dapat mempengaruhi jalannya operasi.
Pola penyediaan barang dapat dianggap ?independent demand?
sehingga dapat dianalisa dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan model-model persediaan yang ada.
Model model untuk Dynamic-Certain merupakan model dasar
untuk pengelolaan persediaan yang dibuat berdasarkan keadaan
untuk mengatasi masalah-masalah :
- Kapan kita harus membuat atau membelj suatu barang ?
- Berapa banyak yang harus kita beli atau dlbuat ?
liga model dasar yang dapat digunakan adalah :
- Economic lot size model
- Fixed time replenishment model
- Optional replenishment model
Model?model serta formula pengelolaan persediaan yang
digunakan oleh beberapa KPS Pertamina hampir semua KPS
Pertamina tidak menggunakan model EOQ (Economic Lot Size)
karena berbagai alasan Paling tidak ada tiga alasan mengapa
model EOQ tidak digunakan oleh kebanyakan KPS Pertamina yaitu
alasan teoritis, finansil dan operasionil.
Penerapan model Fixed Time Replenishment? merupakan
alternatif optimal untuk KPS-KPS Pertamina. Dengan periode
pemeriksaan satu bulan sekali. model ini mempunyai keuntungan
yang sarna dengan model optional replenishment yaìtu tidak
diperlukan parameter biaya-biaya.
Untuk dapat mendukung terlaksananya manajemen persediaan
yang effektif diperlukan perangkat lunak yang mempunyai
karakteristik :
1. Mampu melayani seketika keperluan barang untuk operasi
produksi pada tingkat pelayanan yang ditetapkan oleh manejemen.
2 Mampu menekan biaya Operasional pengelolaan persediaan
dengan cara menekan biaya-biaya :
- pembelian barang untuk persediaan.
- Biaya pergudangan baik untuk barang-barang aktif maupun
barang?barang yang tak hergerak (slow moving & dead stock).
3. Mampu memberikan informasi yang akurat baik pada tingkat
operasjional maupun tingkat manajemen mengenai keadaan barang
yang ada dalam persediaan.
Alternatif pilihan model & formula dipengaruhi oleh
kondisi operasional perusahaan dan kebijaksanaan yang
digariskan oleh perusahaan mengenai manajemen persediaan.
Aspek finansil operasi perminyakan rnenyebabkan manajemen
KPS melihat biaya pembelian barang-barang persediaan sebagai
bagian dan biaya operasional yang akan segera dimintakan
kembali (cost?recovery), karena itu diusahakan agar biaya
tersebut tidak mempengaruhi biaya produksi minyak (per barrel)
dengan cara biaya tersebut harus dibebankan secara merata.
Dalam proses pemllihan formula dan model untuk KPS
Pertamina (khususnya ARII) perhatian lebib diarahkan kepada
pemenuhan persyaratan-persyaratan diatas, yaitu dengan
menghindari biaya pembelian yang fluktuatif. memperbaiki
tingkat pelayanan (service level), memperpendek lead time serta
menekan biaya?biaya operasional."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusia Lilik Budhi S.
"Tugas akhir ini membahas tentang salah satu teori tentang pengadaan safety stock dan pengalokasiannya sesuai dengan biaya safety stock yang telah di tetapkan oleh perusahaan dengan tujuan meminimumkan total jumlah unit short (unit-unit yang tidak tersedia pada saat deman datang ) per tahun. Dan penerapannya pada perusahaan pembuatan kain ban (tyre cord) di PT Andayani Megah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>