Ditemukan 104090 dokumen yang sesuai dengan query
"Salah satu daerah yang dijadikan sasaran rencana infansi Jepang adalah Pulau Irian. Pada tahun I 933, ini berarti delapan tahun sebelum perang Pasifik meletus, penduduk di kawasan teluk-teluk yang ada di kota Jayapura telah melihat adanya orang-orang Jepang. Mereka mendirikan perusahaan produksi dan penangkapan ikan, tetapi dalam kenyataannya merupakan pusat organisasi mata-mata yang mengadakan penelitian mengenai sumber-sumber pertambangan, dan mencari daerah yang subur dengan penelitian botani sebagai alasan. Mata-mata ini mengumpulkan berbagai informasi mengenai sumber bahan kebutuhan bagi kesatuan angkatan perang yang akan bereaksi di Irian Jaya.Irian Jaya menjadi suatu hal yang menarik bagi Jepang karena Holandia adalah satu-satunya pusat perbekalan yang terbesar dan terkayadi seluruh wilayah Pasifik untuk keperluan perang Jepang nanti."
2014
902 JPSNT 21:2 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Jakarta: The Japan Foundation, 2005
952 IMA
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Natalia Adriani
"Sejak tahun I991 menjelang peringatan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II terjadi banyak aksi protes yang dilakukan oleh para korban kekejaman Jepang pada saat Perang Dunia II. Salah satu aksi yang paling gencar dilakukan hingga saat ini adalah aksi protes terhadap Jepang oleh para mantan Jugun Ianfu. Gerakan protes tersebut pertama kali dilakukan oleh para wanita mantan Jugun lanfu yang berasal dari Korea. Keadaan ini terus menjalar sampai ke Indonesia.Jugun lanfu merupakan salah satu bentuk kekejaman yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Pendudukan Jepang di wilayah pendudukannya sejak tahun 1932. Kekejaman tersebut dilakukan dalam bentuk pemaksaan terhadap kaum wanita untuk menjadi pelacur guna melayani para tentara dan masyarakat sipil Jepang yang ada di wilayah pendudukan. Salah satu bangsa yang pernah mengalami Pendudukan Jepang adalah bangsa Indonesia. Pada tahun 1942, Jepang mulai mengambil alih puncak kekuasaan di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Pemerintahan Kolonial Belanda. Setelah mengambil alih wilayah Indonesia, Jepang mengganti sistem Pemerintahan Kolonial yang ada di Indonesia dengan sistem Pernerintah Pendudukan Jepang. Bahkan, Pemerintah Pendudukan Jepang pun menerapkan sistem pelacuran Jugun lanfu hampir di seluruh wilayah Indonesia yang berhasil diduduki oleh Jepang, salah satunya adalah wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.Para wanita yang dijadikan Jugun Ianfu harus menjalani hidup dengan penuh ketakutan dan ketidaknyamanan. Para Jugun lanfu dipaksa untuk melayani para tentara dan masyarakat sipil Jepang tanpa memiliki waktu untuk beristirahat. Pekerjaan tersebut harus mereka lakukan secara terus menerus selama Pemerintah Pendudukan Jepang masih berkuasa di Indonesia. Kehidupan para wanita menjadi Jugun Ianfu berlangsung sampai dengan tahun 1945, yaitu ketika Jepang menyerah tanpa syarat kepada pihak Sekutu.Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai perekrutan para wanita yang tinggal di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta menjadi seorang Jugun dan perlakuan yang harus mereka terima dari para tamu selama mereka menjadi seorang Jugun Ianfu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12738
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nakane, Chie, 1926-
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1981
952 Nak m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Wasmi Alhaziri
"Skripsi ini membahas gerakan bawah tanah yang berkem_bang di Jawa pada masa pendudukan Jepang. Titik perhatian utamanya adalah hubungan gerakan bawah tanah dan konteks politik yang lebih luas. Ketika pemerintah militer Jepang melakukan penekanan terhadap kehidupan sosial politik masyarakat Jawa, muncul kelompok-kelompok perlawanan yang kemudian dikenal dengan sebutan gerakan bawah tanah. Gagasan yang diangkai oleh gerakan ini bukan sesuatu yang baru, melainkan merupakan kelanjutan dari perkembang_an politik masa pergerakan. Hal yang sama berlaku bagi jaringan yang dibangun berdasarkan ikatan-ikatan yang sudah ada sebelumnya. Dengan melihat gerakan bawah tanah sebagai kelanjutan zaman pergerakan, bukan berarti tidak ada keunikan atau ciri yang khas sehingga membuatnya ber_beda dalam perjalanan sejarah Indonesia. Munculnya gerakan-gerakan seperti itu dikarenakan ada berbagai faktor yang mendukungnya. Munculnya keinginan untuk merdeka dan realitas politik yang tidak sesuai dengan harapan kelompok-kelompok gerakan bawah tanah melahirkan aksi-aksi yang berbeda yang sangat tergantung pada kondisi-kondisi lokal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S12600
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Beasley, W.G.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004
952.01 BEA p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Faizal
"Karayuki-san adalah sebutan bagi wanita Jepang yang bekerja di luar Jepang, yaitu di Siberia, Manchuria, Cina, Amerika, dan terutama di Asia Tenggara, sebutan ini mulai popular pada sekitar zaman Meiji (1868-1912) sampai Zaman Taisho (1312-1926)'. Mereka hampir berasal dari seluruh Jepang. Beberapa dari mereka berasal dari Hokkaido , Kanto, Tohoku, Shikoku, Hokuriku, dan juga Kyushu, namun yang terbanyak berasal dari Kyushu bagian barat daya, yaitu dari semenanjung Shimabara dan kepulauan miskin yang bernama Aniakusa, tempat istilah karayuki -san itu berasal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13605
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
M. Mossadeq Bahri
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Sakamoto, Taro
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1982
952 SAK j
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Susanto Zuhdi
Depok: Komunitas Bambu, 2017
959.824 SUS b
Buku Teks Universitas Indonesia Library