Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33715 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugeng Trisna Handaka
"ABSTRAK
Reksa Dana yang merupakan mesin penggerak pertumbuhan pasar modal di banyak negara
maju merupakan suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal dan selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek. Kendala dalam
pertumbuhan pasar modal indonesia selain hanya memiliki jumlah dana dan waktu yang
terbatas adalah keterbatasan pengetahuan dan kemampuan untuk mengakses informasi tentang
pasar modal itu sendiri. Sehingga diharapkan perkembangan Reksa Dana di Indonesia dapat
mengatasi kendala tersebut.
Reksa Dana Syariah adalah salah satu jenis dari Reksa Dana yaitu Reksa Dana Saham. Karya
Akhìr ini meneliti tentang kinerja dan ukuran resiko dari Reksa Dana Syariah dibandingkan
dengan Reksa Dana Konvensional dengan menggunakan pemodelan Arch/Garch. Reksa Dana
yang dijadikan objek penelitian adalah Reksa Dana Danareksa Syariah dan pembandingnya
adalah Reksa Dana Danareksa Mawar. Kedua Reksa Dana tersebut merupakan produk Reksa
Dana dari PT. Danareksa dan termasuk dalam kategori Reksa Dana Saham. Perbandingan
kinerja kedua Reksa Dana tersebut menggunakan dua model yaltu model Perfomance single
Index, dimana IHSG merupakan benchmark dan kedua Reksa Dana, dari Multiple Index
dengan Ill sebagai bénchmark dan Reksa Dana Syaniah dan IHSG sebagal benchmark Reksa
Dana Mawar.
Metodologi penelitian dan karya akhir ini diawali dengan pengambilan data. Langkah
selanjutnya adalab mengkonversikan data NAB dan IHSG serta Jll kedalam bentuk return.
Kemudian data return tersebut di uji kestationerannya dengan menggunakan pengujian unit
root-Augment Dickey Fueller (ADF). Langkah berikutnya adalah melakukan pemodelan
dengan metode Arch/Garch Persamaan regresi yang dihasilkan adalah Persamaan regresi
antara NAB Reksa Dana Syariah dengan IHSG, NAB Reksa Dana Syariah dengan Jll dan
NAB Reksa Dana Mawar dengan IHSG. Kemudian persamaan-persamaan tersebut diuji
kembali dengan menggunakan pengujian ADF dan Correlogram Setelah melewati kedua
pengujian tersebut maka hasiInya dapat dipergunakan untuk menganalisa ukuran resiko dan
kinerja dari kedua Reksa Dana tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Reksa Dana Mawar mempunyai tingkat volatilitas
yang cukup tinggi. Sedangkan Reksa Dana Syariah dengan mengunakan JII sebagai
benchmark menduduki peringkat ketiga setelah Reksa Dana Syariah dengan benchmark
IHSG. Hasil perbandingan kinerja dengan menggunakan perfomance single index dan
multiple index memperlihatkan keunggulan dari Reksa Dana Syariah dibandingkan Reksa
Dana Mawar.
Terjadinya Variance clustering pada kedua Reksa Dana tersebut mengindikasikan bahwa
penggunaan pemodelan Arch/Garch pada penelitian ini cukup tepat. Sehingga diharapkan
apabila Variance Clustering yang sama teijadi dimasa datang, pengalokasian asset investasi
oleb investor dapat disesualkan dengan jangka waktu investasi tersebut.
Sebagai saran bagi investor, balk yang sangat memperhatikan kaidah syaniah maupun tidak,
kinerja Reksa Dana Syaniah dimasa lalu ini dapat dijadikan acuan untuk dijadikan asset
dimasa datang Kami mengharapkan bahwa dimasa datang penelitian ini dapat dijadikan
referensi dalam penelitian lanjutan profil resiko Reksa dana Syariah. Mengingat bahwa
investasi Reksa Dana termasuk dalam kategori investasi jangka menengah dan panjang, maka
penelitian lanjutan mengenai profil resiko Reksa Dana dengan jangka waktu periode
pengamatan sepanjang 5 tahun atau lebih akan sangat berguna bag investor untuk melihat
bagaimana profil resiko dan Reksa dana Syaniah dibandingkan Reksa dana konvensional
lainnya.
"
2002
T2384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Susanto Muridan
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tentang kinerja dari reksa dana syariah dengan reksa dana konvensional. Dengan menggunakan Nilai Aktiva Bersih sebagai acuan dalam pengukurannya. Dalam skripsi ini menggunakan juga risiko dari reksa dana portofolio dalam pengukuran kinerjanya. Risiko dalam hal ini adalah risiko sistematik dan risiko tidak sistematik, dan juga pengukuran kinerja skripsi ini untuk mengetahui seberapa besar nilai excess return yang dapat diperoleh dari portofolio reksa dana. Pengukuran kinerja yang digunakan adalah dengan indeks Sharpe, Treynor dan indek Jensen. Hasil yang diperoleh didapati bahwa kinerja secara keseluruhan dari reksa dana yang lebih unggul adalah reksa dana syariah. Dalam penelitian ini juga ditemukan, pergerakan dari return IHSG dan ISSI tidak sejalan, maka proxy return market dalam penilaian kinerja reksa dana gunakan salah satu indeks saja.

ABSTRACT
The porpose of this reasearch is to analyze performance of syariah mutual fund and konventional mutual fund. Using Net Asset Value NAV as Proxy to analyze. In this reasearch, using risk form the mutual fund as a proxy to analyze performance too. The risk are systematic risk and unsystematic risk, and also the analyze of performance of this reasearch is to measure the excess return of the mutual fund. By using Sharpe, Treynor, and Jensen to analyze performance of the mutual fund the syariah mutual fund has upper performance than konventional mutual fund. In this reasearch also found, the movement of the return of JCI and ISSI are not in line, so proxy return the market in the mutual fund performance use one index only."
2017
S65888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Agastya Winmarhalim
"Salah satu impikasi dari prinsip syariah dalam investasi adalah kemampuan instrumen keuangan syariah dalam pasar keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan dari kinerja antara reksa dana syariah dan reksa dana konvensional pada pasar modal di Indonesia. Sebuah penilaian kinerja reksa dana dikembangkan dan dua hipotesis diajukan untuk menjawab masalah penelitian melalui pengujian menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM) pada program Eviews 6.
Objek yang dipilih adalah reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana saham. Peneitian ini menggunakan metode standard dalam melakukan evaluasi kinerja dari reksa dana, seperti Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen Alpha. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksa dana syariah dan reksa dana konvensional.

One of the implications of Islamic investment principles is the capability of Islamic financial instruments in the financial market. The main aim of this research is to observe the differences of performance between Islamic and conventional mutual fund in the context of Indonesian capital market. A performance asessment of mutual fund is developed and two hypothesis a proposed to answer the problem of this research through the examination using Capital Assets Pricing Model (CAPM) in Eviews 6 program.
The object selected for this research are balanced mutual fund, fixed income mutual fund, and equity mutual fund. This research used standard methods in evaluating the performances of various mutual funds, such as the sharpe Index, Treynor Index, and Jensen Alpha Index. The basic finding of this paper is that conventional mutual fund performed better than Islamic Mutual fund.The findings suggest that Iggi Achsien research does not apply to Islamic mutual fund in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vini Astriani
"Perkembangan pasar modal menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk menanamkan modalnya di bursa. Namun untuk dapat berinvestasi secara langsung, ada beberapa kendala yang dihadapi para investor. Kendala tersebut biasanya meliputi keterbatasan pengetahuan, informasi dan waktu. Salah satu alternatif instrumen keuangan yang dapat menjadi solusi atas kendala tersebut adalah reksa dana. Reksa dana merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang kemudian diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Belakangan ini, reksa dana mulai menerapkan prinsip syariah dalam sistem operasionalnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kinerja reksa dana syariah dengan reksa dana konvensional periode 2009-2011 dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Serta menggunakan metode baru yaitu DEA dan RAR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kinerja reksa dana syariah lebih baik dibandingkan reksa dana konvensional. Lalu, jika dibandingkan berdasarkan masing-masing manajer investasi, dari 3 manajer investasi yang diteliti 2 diantaranya menunjukkan bahwa kinerja reksa dana konvensionalnya lebih baik dibandingkan reksa dana syariahnya. Namun setelah dilakukan pengujian secara statistik dengan mengunakan pengujian independent sample t-test diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Reksa Dana syariah dengan konvensional.

The development of the capital market sucessfully attracted many investors to invest. But to invest directly, there are several obstacles faced by investors. These constraints include a limited knowledge, information and time. An alternative of financial instruments that could be a solution is Mutual Funds. Mutual funds is an instrument used to collect funds from investor and then invested in a portfolio of securities by investment managers. Lately, mutual funds began to apply the principles of sharia.
The purpose of this research is to analyze the comparison between the performance of sharia mutual funds and conventional from 2009 to 2011 measures by Sharpe, Treynor and Jensen. Then by new method, there are Data Envelopment Analysis and Risk Adjusted Return.
The result showed that overall, islamic mutual fund performance is better than conventional. And then, when compared by each investment managers, from 3 investment managers, 2 of them showed that conventional mutual funds performance was higher than sharia mutual funds. However, proved by independent sample t-test, the result showed that there was no significant difference between the performance of islamic mutual funds and conventional.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RR Grace Nurhandayani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah besaran dana cleansing serta kondisi makro ekonomi yang direpresentasikan oleh IHSG, SWBI dan KURS berdampak pada return Reksa Dana Syariah secara signifikan. Pengumpulan data dilakukan dengan Metode data primer berupa data time series Dana Cleansing, Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari Bank Kustodian yang menjadi tempat penitipan harta Reksa Dana PNM Syariah serta imbal hasil SWBI, Nilai Tukar USD terhadap Rupiah yang merupakan Kurs Tengah Bank Indonesia serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari Bank Indonesia. Metode analisis Structural Equation Modelling (SEM) dipergunakan untuk melihat hubungan Dana Cleansing, IHSG, SWBI dan KURS secara individu maupun bersama-sama terhadap return Reksa Dana Syariah.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa secara individu besaran Dana Cleansing, SWBI dan KURS tidak terbukti mempengaruhi return secara signifikan namun IHSG terbukti mempengaruhi return Reksa Dana PNM Syariah secara signifikan. Secara bersama-sama, Dana Cleansing, IHSG, SWBI dan KURS terbukti mempengaruhi return Reksa Dana PNM Syariah. Hal ini memberikan indikasi bahwa Reksa Dana Syariah dapat memiliki kinerja yang sama dengan Reksa Dana Konvensional yang memiliki portofolio sama. Dengan demikian Dana Cleansing bukanlah suatu kendala yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi.

The objective of the research is to find out the effects of cleansing fund and Macroeconomics condition represent by IHSG, SWBI and KURS on Shariah Mutual Fund return. Case study on Reksa Dana PNM Syariah by using primary time series data of its Cleansing Fund, Net Asset Value (NAV) which was taken from custodian bank while macroeconomic condition represent by SWBI, USD Exchange Rate (KURS) and Jakarta Composite Indices (IHSG) taken from Bank Indonesia.
Structural Equation Modelling (SEM) is used to find the correlation among cleansing fund, IHSG, SWBI, KURS and Reksa Dana PNM Syariah return. It is not proven that cleansing fund, SWBI and KURS give the significant effect to Reksa Dana PNM Syariah return however IHSG is proven significantly influence on Reksa Dana PNM Syariah return. Cleansing fund, IHSG, SWBI and KURS simultaneously have influence on the return. The result gives clue that shariah mutual funds performance will have the same performance as conventional one assuming they are managed in the same portfolio. Therefore Cleansing Fund is not a barrier to achieve outstanding performance to attract investor."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tanellia Soraya Nursyafitrie
"Reksa dana syariah muncul di Indonesia pada tahun 1997 dan menjadi instrumen investasi favorit bagi investor. Reksa dana syariah memiliki pertumbuhan yang cepat dalam TNA sebesar 285,40% dari 2013 hingga 2018 yang lebih unggul dari reksa dana konvensional dengan pertumbuhan hanya 157,17% di dalam periode yang sama. Reksa dana syariah juga berkembang pesat di negara dengan mayoritas penduduk Muslim serta negara yang memiliki sistem keuangan syariah yang maju, bahkan mampu mengungguli kinerja dari reksa dana konvensional dan benchmark. Meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim, reksa dana syariah tidak memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan reksa dana konvensional di pasar Indonesia. Penelitian ini juga membahas terkait asosiasi antara fund-flow dengan kinerja untuk reksa dana kovensional dan syariah berjenis saham dan campuran. Penelitian membuktikan bahwa di pasar Indonesia, fund-flow dan kinerja berhubungan negatif dan convex positif.

Islamic mutual funds emerge in Indonesia since 1997 and become a favourite investment instruments for investors. Islamic mutual funds have a rapid growth in TNA of 285.40% from 2013 to 2018 which is superior to conventional mutual funds with growth of only 157.17% in the same period. Islamic mutual funds are also growing rapidly in countries with Muslim populations and countries that have advanced Islamic financial systems, also able to outperform conventional mutual funds and its benchmarks. Despite the majority of populations are Muslims, Islamic mutual funds do not have a better performance than conventional mutual funds in Indonesian market. This study also discusses the associations between the fund-flow and the performance of conventional and Islamic stocks and mixed funds. Evidence suggests that in the Indonesian market, the fund-flow and performance are negative and convex positive."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Vaji Vitrada
"Reksa Dana Terproteksi merupakan turunan produk baru dari Reksa Dana yang merupakan bagian dari Capital Structured Fund yang sedang berkembang di Indonesia. Jumlah Reksa Dana Terproteksi aktif yang tercatat di Bapepam hingga Juni 2006 adalah 31 Reksa Dana.
Dalam perkembangan Reksa Dana Terproteksi yang masih relatif baru di Indonesia, penulis merasa perlu untuk melakukan analisis mengenai kinerja Reksa Dana tersebut untuk menilai apakah investasi dalam instrumen tersebut dapat memberikan hasil (return) yang lebih baik dibandingkan Reksa Dana Pendapatan Tetap.
Analisis mengenai kinerja Reksa Dana Terproteksi merupakan tahapan yang harus diperhatikan investor sebelum menanamkan modalnya. Salah satu indikator untuk menganalis kinerja Reksa Dana Terproteksi adalah keberhasilan strategi manajer investasi dalam mengelola portfolio Reksa Dana-nya, yang tercermin dari Nilai Aktiva Bersih (NAB).
DaIam penulisan ini penulis menganalisis kinerja Reksa Dana Terproteksi dengan membandingkan return NAB dan return dari Reksa Dana Pendapatan Tetap, indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap, deposito berjangka 1 bulan yang dikeluarkan Bank Swasta sebagai perbandingan.
Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan informasi bagi para investor mengenai kinerja Reksa Dana Terproteksi yang selanjutnya dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi jangka panjang. Diharapkan penulisan ini dapat memberi masukan kepada para investor Reksa Dana mana yang memberikan hasil paling baik dan sebaliknya.
Hasil kinerja Reksa Dana Terproteksi dibandingkan Reksa Dana Pendapatan Tetap periode Oktober 2005 sampai dengan 30 Juni 2006 secara umum belum bisa menunjukkan kinerjanya secara utuh tetapi penulis tetap berusaha apa yang menggambarkan secara akurat dan tepat. Hal ini ditunjukkan dengan kinerja yang menjadi sample dalam penulisan ini cukup performed, baik dengan metode time-weighted maupun dengan pengukuran kinerja Sharpe, Treynor, dan Jensen. Dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa hasil Reksa Dana Terproteksi yang diteliti dapat dikatakan menguntungkan untuk investasi jangka panjang dengan risiko yang relatif kecil karena dana pokok yang disetor dijamin dengan metode proteksi. Meskipun begini total NAB yang ada belum mencapai masa keemasan pada saat Reksa Dana beberapa waktu Ialu yang mencapai 103 trilyun rupiah.
Dalam penulisan ini terdapat hambatan dengan periode yang relatif pendek karena terbitnya Reksa Dana terproteksi yang barn dimulai Oktober 2005. Kiranya untuk penelitian lebih lanjut dapat dilakukan kondisi dengan periode yang lebih panjang dan menggunakan parameter-parameter lain yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja Reksa Dana Terproteksi di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagaol, Frans A.
"Perkembangan Reksa Dana dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mendapat perhatian dari berbagai pihak seiring dengan pertumbuhannya yang sangat pesat dengan total dana kelolaan melebihi Rp. 110 triliun hingga akhir bulan Januari 2005 di Indonesia. Beberapa pemicu pertumbuhan Reksa Dana diantaranya adalah pembebasan pajak atas investasi pada Reksa Dana, penurunan bunga deposito, potensi pengembalian kembali dari produk Reksa Dana dan kemungkinan dicabutnya program penjaminan deposito oleh pemerintah.
Faktor pembebasan pajak terhadap pendapatan Reksa Dana lebih ditujukan untuk mendukung pertumbuhan Reksa Dana sebagai salah intrumen investasi dan pembelajaran kepada masyarakat agar menjadi investor yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di masa depan. Karena karakteristik masyarakat yang masih cenderung untuk menabung kurang dapat membantu pertumbuhan ekonomi, khususnya pertumbuhan sektor.
Perlakuan dispensasi pajak atas Reksa Dana sangat memberikan keuntungan yang cukup signifikan dari segi tingkat pengembalian, khususnya pada Reksa Dana Pendapatan Tetap.
Setelah beberapa tahun melihat pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia, pemerintah berencana untuk mengenakan pajak terhadap Reksa Dana. Rencana pemerintah tersebut pun mendapat tanggapan dari beberapa pihak. Beberapa anggapan yang berkembangpun menjadi pusat perhatian sebagai pertimbangan untuk melihat seberapa besar potensial pajak yang dapat diperoleh dari pengenaan pajak atas Reksa Dana, seberapa besar pengenaan pajak tersebut dapat mempengaruhi perkembangan Reksa Dana.
Setelah melakukan penelitian menggunakan data-data yang tersedia dengan melihat perkembangan Reksa Dana dan asumsi-asumsi yang digunakan, rencana pemerintah untuk mengenakan pajak atas return Reksa Dana belum tentu mengganggu perkembangan Reksa Dana yang telah menjadi salah satu raksasa kecil di setor keuangan. Tetapi memang dalam mengenakan pajak atas Reksa Dana harus ditetapkan berdasarkan pergerakan pasar dengan mempertimbangkan tingkat return yang sesuai dengan risiko yang hadapi.
Penerimaan pajak atas Reksa Dana Pendapatan Tetap tidak terlalu signifikan dalam memberikan kontribusi terhadap penerimaan pajak dari PPh pajak atas Bunga Depositol Tabungan, yaitu sebesar 10,97% setelah memperhitungkan kelebihan return yang diterima investor atas risiko investasi. Tetapi sebagai tahap pembelajaran masyarakan yang masih didominasi oleh penabung (deposan) untuk menjadi investor, rencana pengenaan pajak atas Reksa Dana tidak akan terlalu mengganggu pertumbuhan Reksa Dana ke depannya dengan terus mengedukasi masyarakat dalam memilih instrumen investasi yang ada."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buyung Deniansyah
"Kendati kondisi pasar modal Indonesia belum sepenuhnya pulih, industri reksa dana terus menunjukkan perkembangan, baik dari sisi jumlah reksa dana, nilai aktiva bersih, unit penyertaan yang terjual. Namun dari 88 reksa dana yang tercatat di Bapepam hingga akhir Agustus 2000, hanya terdapat 2 Reksa Dana Syariah, yaitu Danareksa Syariah dan PNM Syaniah. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam, maka 2 reksa dana tersebut masih dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan investasi umat muslimin.
Masih terbuka lebamya peluang dalam menjual Reksa Dana Syariah saat ini, membuat para Manajer Investasi berlomba-lomba untuk menawarkan reksa dana islam tersebut. Pengevaluasian karakteristik instrumen investasi syaniah merupakan tahapan penting yang harus diperhatikan para Manajer Investasi. Dengan mengetahui berbagai karakteristìk investasi syariah para Manajer Investasi dapat menginvestasikan dananya ke berbagai instrumen investasi syariah yang menurutnya menguntungkan.
Dalam mencari portfolio investasi syariah yang optimal, dilakukan analisis rasio keuangan dari 30 saham anggota Jakarta Islamic Index (JIl), yang kemudian dilakukan model penilaian saham dengan menggunakan dividen discounted model. Dari hasil penilaian saham ini diperoleh dua kelompok besar saham, yaitu kelompok overvalue dan kelompok undervalue. Kelompok undervalue adalah kelompok saham dimana harga teoritisnya lebih besar dibandingkan dengan harga penutupannya. Sedangkan kelompok overvalue merupakan kelompok saham yang harga teoritisnya lebih kecil dibandingkan harga penutupannya. Saham-saham yang termasuk kelompok undervalue adalah Astra Graphia, Astra Otoparts, Astra International, Berlian Laju Tanker, Charoen Pokpand, Dankos Lab., Fajar Wisesa, Indofood SM, Kalbe Fauna, Komatsu, Medco Energi, Metrodata, Tambang Timah, Tempo Scan, United Tractor.
Langkah selanjutnya melakukan analisis diskriminan berdasarkan dita kelompok tersebut terhadap 24 raslo keuangan perusahaan. Dari 24 variabel tersebut, temyata hanya 4 variabel saja yang dapat digunakan sebagai variabel pembeda, yaitu Return on Total Asset, Sales to Inventory, Sales to Account Variable, dan Return to Total Asset. Setelah dipero!eh dua kelompok dengan empat variabel pembeda, maka diperoleh klasifikasi Fisher. Fungsi diskriminan Fisher ini masing-masing kelompok tersebut adalah:
Kelompok Overvalued: z = -4,781 + 19,210 (Dividend Payout Ratio) + 0,506 (Sales to Inventory) + 0.002139 (Sales to Account Receivable)? 22,498 (Return to Total Asset).
Kelompok Undervalue: Z = -3,877 ?4,618 (Dividend Payout Ratio) + 0,236 (Sales to Inventory) ? 0,00212 (Sales to Account Receivable) +43,421 (Return on Total Asset).
Kedua fungsi diskriminan Fisher ini dapat digunakan untuk mengalokasikan obyek baru berdasarkan nilai diskriminan terbesar. Dalam menentukan proporsi dari 15 saham syariah pilihan tersebut dalam membentuk suatu portfolio saham syariah yang optimal, digunakan optimasi portfolio Markowitz. Dengan mengambil weekly return tahun 1997 hingga 2000, serta menggunakan Lagrangian Multipliers (pengganda Lagrangian) diperoleh rangkaian portfolio dengan varians yang minimum. Rangkaian portfolio yang efisien tersebut menghasilkan minimum variance portfolio sebesar 5,2307%, pada tingkat pengembalian portfolio sebesar 0.3%. Adapun alokasinya adalah Bailan Laju Tanker 54,534%, Tarnbang Timah 19,418%, Metrodata 9,763%, Tempo Scan Pasific 5,743%, Medco Energi 4,103%, Astra Graphia 4,009%, dan Fajar Surya Wisesa 2,429%.
Dengan mengambil tingkat SWBI (Sertifikat Wadiab Batik Indonesia) sebesar 11% per tahun atau 0.21154% per minggunya, diperoleh portfolio saham syariah yang optimal, yaitu pada tingkat risiko portfolio 9.2264% dan tingkat pengembalian sebesar 1.60%. Sedanglcan alokasinya Astra Otoparts 44,017%, Fajar Surya Wisesa 23,739%, Medco Energi 20,033%, Metrodata 7,374%, Astra Graphia 2,873%, dan Indofood SM 1,9611%. Langkah terakhir adalah pembentukan portfolio investasi syariah yang optimal. Dengan menggunakan koefisien risk aversion, A?4, diperoleb portfolio investasi syariah yang optimal sebagai berikut:
Instrumen investasi berisiko 40.774%, dengan perincian Astra Graphia 1.171%, Astra Autopart 17.947%, Fajar Surya Wisesa 9.679%, Indofood SM 0.7996%, Medco Energi 8.168%, Metrodata Electronic 3.007% Instrumen investasi bebas risiko 5 9.226%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T1344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Arsiyanti, Author
"Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), perkembangan reksa dana di Indonesia sangat pesat yang dibuktikan dari pertumbuhan jumlah reksa dana dan investomya serta total Nilai Aktiva Bersih (NAB). Oleh karena itu, penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa dengan semakin banyaknya reksa dana maka diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi investor dalam memilih reksa dana. Paling tidak investor dapat mengetahui kinerja reksa dana yang diukur dengan menggunakan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen.
Reksa dana yang diteliti adalah reksa dana saham, hal ini dilakukan untuk memudahkan perbandingan imbal hasil reksa dana dengan imbal hasil pasar yang direpresentasikan oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sedangkan, periode penelitian adalah dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Periode ini dipilih karena walaupun reksa dana pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1996 tetapi baru mengalami perkembangan yang signiflkan sejak tahun 2000.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2000 kinerja reksa dana di Indonesia menunjukkan angka yang negatif jika diukur dengan menggunakan metode Sharpe dan Treynor. Setelah diuji dengan menggunakan tes Anova menunjukkan hasil bahwa rata-rata return dari reksa dana saham tersebut tidak berbeda secara signiflkan, oleh karena itu tidak dapat dikatakan bahwa kinerja reksa ana yang satu lebih baik dari reksa dana yang lainnya. Untuk Sharpe Measure, kisaran nilai imbal hasilnya antara -0.8164 sampai dengan -0.5152. Untuk Treynor Measure, kisaran nilai nisbahnya antara -0.0398 dan -0.0665 (Dana Megah Kapital). Akan tetapi jika diukur menggunakan Jensen Measure, temyata hasi tesnya menunjukkan bahwa kinerja reksa dana saham menunjukkan hasil yang signiflkan berbeda, yang artinya dapat diperbandingkan tiap tahunnya. Pada tahun ini terdapat enam reksa dana yang mempunyai nilai alpha positif dengan kisaran o.oo78 (BNI Reksa Dana Berkembang) sampai dengan 0.0005 (Bahana Dana Prima). Pada tahun ini, average return-nya menunjukkan nilai -0.0354.
Pada tahun 2001, average return-nya mencapai nilai -0.0024. Selain itu pengukuran kinerja dengan menggunakan Sharpe Measure, menunjukkan kisaran nilai nisbah Sharpe -0.0334, sampai dengan -0.7345. Begitu juga pengukuran dengan Treynor Measure, kisaran nilai nisbah Treynor - 0.0024 sampai -0.0573. Untuk Jensen Measure, terdapat tujuh reksa dana yang mempunyai nilai alpha positi£ Nilai alpha positif ini berkisar antara 0.0154 (Rencana Cerdas) dan 0.0013 (Master Dinamis). Walaupun secara angka penilaian kinerja reksa dana saham ini berlainan, akan tetapi sesungguhnya nilai tersebut sama karena dari hasil tes Anova menunjukkan bahwa sesungguhnya nilai rata-rata return dari reksa dana ini tidak berbeda secara signiftkan, dengan pebgecualian kinerja reksa dana dengan menggunakan metode Jensen yang dapat diperbandingkan karena hasil tes anova menunjukkan bahwa nilainya berbeda secara signiftkan.
Pada tahun 2002 kinerja reksa dana bisa dikatakan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, karena tes Anova pada metode Jensen menunjukkan hasil bahwa kinerja reksa dana saham tidak sama dengan nol atau adanya perbedaan secara signiftkan. Perbaikan ini dapat dilihat dengan adanya sembilan reksa dana saham yang mempunyai nilai nisbah Jensen yang positif. Pada tahun ini nilai rata-rata imbal hasil dari semua reksa dana saham di tahun ini juga mengalami peningkatan dengan nilai 0.0125. Dengan menggunakan metode Sharpe, kisaran nilai nisbahnya antara 0.0759 sampai -0.1763. Pada Treynor Measure nilai nisbahnya berkisar antara 0.0857 sampai dengan -0.0128. Untuk metode Jensen, nilai alpha positifuya berkisar antara 0.0222 (BIG Nusantara) sampai 0.0020 (BNI Reksa Dana Berkembang).
Pada tahun 2003 hasil pengukuran dengan metode Sharpe dan Treynor semuanya bernilai positif Selain itu dapat dilihat bahwa average return-nya yang mengalami peningkatan yang cukup signiftkan yaitu 0.0340, walaupun sekali lagi hasil tes Anova menunjukkan bahwa kinerja reksa dana saham ini tidak dapat diperingkatkan karena rata-rata return reksa dana adalah sama dengan nol. Dengan metode Sharpe, kisaran nilai imbal hasilnya antara 0.6160 sampai 0.1881. Untuk metode Treynor, kisaran nilai imbal hasilnya antara 0.0459 sampai 0.0161. Pengukuran dengan metode Jensen yang menunjukkan hasil tea Anova yang menyatakan bahwa nilai kinerja sahamnya berbeda secara signiftkan, hanya ada tujuh reksa dana yang memiliki nilai alpha positif. Nilai alpha positif pada metode ini berkisar antara 0.0086 sampai 0.0014."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>