Ditemukan 115672 dokumen yang sesuai dengan query
"Rumah adal suku Lamaholot korke merupakan salah satu jenis rumah adat yang terdapat di wilayah Indonesia, dengan keunikan dan kekhasannya yang dapat dilihat dari bentuk dan fungsinya. Penelitian yang dilakukan secara deskriplif rumah adat tersebut agar dapat melestarikan apa yang telah dimiliki sebagai warisan leluhur yang sangat sarat dengan kandungan nilai-nilai luhur dan adiluhung serta dapat mewariskan kepada generasi berikutnya. Penelitian ini mempergunakan teori fungsionalisme untuk membahas tentang rumah adal tersebut. Hasil penelilian ini menunjukkan bahwa rumah adat tersebut memiliki bentuk yang unik yaitu berbentuk rumah panggung dengan 6 (enam) liang induk, 6 (enam) liang penyangga kerangka atap, liangliang alas lantai, lantai dari bambu, atapnya dari daun lontar dan tidak berdinding. Mempunyai beberapa fungsi yailu : fungsi religius, fungsi sosial, fungsi kspresi dan fungsi simbolis."
902 JPSNT 21(1-2) 2014
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Arsitektur rumah adat Lipo Kirek bagi masyarakat di desa Hewokloang dirancang bukan saja sebagai satu konstruksi fisik, tempat berdiam atau tempat tinggal, tetapi bermakna sebagai sosio cultural yang merangkum pelbagai dimensi hidup manusia, sebagai mahluk sosio religious yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan social dan kepercayaan masyarakat yang bersangkutan. Dalam kehidupan masyarakat arsitektur rumah adat memiliki fungsi dan peran ganda selain berfungsi sebagai tempat pertemuan untuk bermusyawarah, sebagai tempat untuk berkomunikasi dengan wujud tertinggi yang bersifat misteri dan tidak dapat dijangkau oleh manusia. Rumah adat dibangun berdasarkan norma-norma tertentu yang dilandasi oleh kondisi lingkungan, pengetahuan, kepercayaan dan tradisi. Penelitian arsitektur rumah adat Lipokirck meliputi struktur, teknik pembangunan, persiapan serta pelaksanaan upacara yang menyertainya."
902 JPSNT 21(1-2) 2014
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
R. H. M. Akib
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980
392.5 AKI s I (3)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rosanti
"Uma Lengge merupakan rumah adat masyarakat Bima yang memiliki karakteristik tersendiri dengan bentuk rumah panggung dan atap limas. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui bentuk adaptasi masyarakat suku Mbojo yang mendiami wilayah Bima, Nusa Tenggara Barat, terhadap lingkungan tempat tinggalnya lewat tinggalan kebudayaan materi berupa rumah adat Uma Lengge yang kini telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat bentuk-bentuk adaptasi masyarakat suku Mbojo terhadap lingkungan tempat tinggal mereka di Desa Maria yang terepresentasikan lewat Uma Lengge. Bahan-bahan utama yang digunakan untuk membangun Uma Lengge adalah bahan-bahan yang mereka peroleh dari alam sekitar, seperti kayu, bambu, alang-alang dan pengikat dari kayu yang dibentuk menyerupai tali. Bentuk rumah yang merupakan rumah panggung disesuaikan dengan kondisi alam di Bima yang memiliki curah hujan tinggi sehingga seringkali terkena banjir. Selain itu, penggunaan batu sebagai pondasi tiang bangunan merupakan sebuah bentuk upaya preventif dari kondisi lingkungan Bima yang memiliki gunung api aktif, dan pada sejarahnya seringkali terjadi gempa di daerah ini.
Uma Lengge is a traditional house of Mbojo people which has its own characteristics with the shape of a house on stilts and a pyramid roof. This study aims to determine the adaptation of the Mbojo people to the environment where they live through the material cultural remains in the form of the Uma Lengge traditional house which now has been designated as a cultural heritage. The method used in this study is a qualitative method through the stages of data collection, data processing, and interpretation. The results of this study shows that Uma Lengge is a form of adaptation of the Mbojo people to their living environment in Desa Maria. The main materials used to build Uma Lengge are materials that they get from the environment, such as wood, bamboo, reeds and wooden binders shaped like ropes. Stilt house shape is adapted to the natural conditions in Bima which has high rainfall so that it is often flooded. Furthermore, the use of stone as the foundation for building pillars is a preventive measure from the environmental conditions of Bima which has an active volcano, and historically earthquakes have often occurred in this area."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Shella Dwiastu Hasnawati
"Bentuk pemanfaatan Cagar Budaya sangat beragam antara lain untuk kepentingan agama, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan dan pariwisata. Pemanfaatan situs untuk kepentingan sosial yang melibatkan pembangunan seringkali menimbulkan berbagai masalah. Salah satunya pemanfaatan situs untuk pembangunan rumah susun di Kawasan Kotatua Jakarta (Situs Pelabuhan Tua Jakarta, Tembok Kota Batavia dan Sisa Struktur Kastil Batavia). Penelitian ini membahas mengenai proses dan alur pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di dalam memanfaatkan situs untuk pembangunan rumah susun. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Pihak yang diwawancara adalah stakeholder yang terlibat di dalam pembangunan rusun, seperti pemerintah, akademisi/peneliti, swasta dan masyarakat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa pemanfaatan situs di Kawasan Kotatua Jakarta untuk rumah susun merupakan suatu tantangan kompleks yang memerlukan pendekatan khusus di dalam pengambilan keputusannya dengan mempertimbangkan banyak faktor dan melibatkan berbagai pihak. Pengambilan keputusan dengan membangun rumah susun di Kawasan Cagar Budaya memiliki dampak positif dan dampak negatif yang cukup berpengaruh. Keputusan memanfaatkan situs di Kawasan Kotatua Jakarta untuk pembangunan rumah susun dilihat sebagai pengambilan keputusan model political view melalui kontrak politik antara pejabat yang berwenang dengan masyarakat dan model garbage can.
The utilization of cultural heritage sites varies greatly, including for religious, social, educational, scientific, technological, cultural, and tourism purposes. Using cultural heritage sites for social purposes, including development, sometimes poses challenges. One such challenge stems from using site for constructing apartment buildings in the Kawasan Kotatua Jakarta (Situs Pelabuhan Tua Jakarta, Tembok Kota Batavia dan Sisa Struktur Kastil Batavia). This research discussed the process and decision-making flow carried out by Pemerintah Provinsi DKI Jakarta in utilizing the site for apartment building construction. This study applied a qualitative method. In-depth interviews were conducted with stakeholders involved in the apartment construction, including government officials, academics/researchers, private entities, and the community. This study revealed that utilizing the sites in Kawasan Kotatua Jakarta for apartments poses a complex challenge that requires a special approach in decision-making by considering multiple factors and involving various parties. The decision to building apartment in Kawasan Kotatua Jakarta has positive and negative impacts influentially. The decision to utilize the sites in the Kawasan Kota Tua Jakarta for the construction of apartments is deemed to be a decision-making process influenced by the political view through political contracts (between authorized official and the community) and the garbage can models."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Tania Kristiani Setiadi
"Proses Quality Function Deployment (QFD) mengkuantifikasikan kebutuhan eksplisit dan implisit dan konsumen, menghubungkan kebutuhan tersebut dengan engineering requirements. Proses Value Analysis (VA) membuat alokasi sumber daya secara optimal menurut level kepenlingan dari fungsi produk. Dengan mengkombinasikan aplikasi roofs QFD dan VA, yang dinamakan QFDVA, maka akan mungkin membuat alokasi biaya yang optimum untuk setiap engineering requirements yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. QFD VA juga memungkinkan evaluasi biaya dari setiap fungsi produk. Lebih jauh lagi, metodologi QFDVA dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam pengembangan produk dan meningkatkan nilai dari produk tersebut.
Penelitian skripsi ini menerapkan QFDVA pada pengembangan produk lemari pakaian di PT. Olympic Fumiture. Penerapan QFDVA diiakukan dengan menggali setiap kebutuhan implisit dan eksplisit dari konsumen terhadap produk, mengetahui tingkat kepentingan setiap kebutuhan dan menerjemahkarmya ke dalam engineering requirements, serta menentukan alokasi biaya yang optimum untuk memenuhi setiap kebutuhan konsumen. Penerapan QFDVA ini telah meningkatkan nilai produk Iemari pakaian dari sisi pemenuhan terhadap kebutuhan konsumen dan sisi pengalokasian sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.
Quality Function Deployment (QFD) process quantities customer explicit and implicit needs, relating them with engineering requirements. Value Analysis (VA) process establishes an optimal allocation of resources according to the importance level of product functions. By combined application of QFD and VA tools, here named QFDVA, it is possible to establish optimum cost values for each engineering requirement according to the customer needs. It is also possible to evaluate the cost of each product Function. Furthermore, the methodology provides a lool that supports decision making in product development and enhance value of products.This study applied QFDVA in product development of wardrobe at PT. Olympic Furniture. Application of QFDVA is done by identifying every implicit and explicit needs of the customer, finding the importance level of every needs, translating the needs into engineering requirements, and determining the optimum costs allocation to fullill every customer needs. The application of QFDVA has improved the value of the wardrobe from the aspect of customer needs’ fulfillment and company’s resources allocation to fulfill the needs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50035
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"The Existence of Adat Lands is still recognized by the Indonesian Law, even though it is contrary to the system adopted by UUPA. Most agricultural lands in the villages do not have written proof yet. It creates problems. How is the existence of the adat land at Muaratais village. And have the conveyance of Adat land and its registration been done according to the law. This research is aim at knowing the existence of Adat land. Its conveyance and regrstration at Muratais village.The contribution is reconmended to government to solve problem on adat lands and its registration. Data used are primary and secondary. Primary data were obtained from interview with peasants, and secondary were from Head of The Village, chief of tribe, Camat,  and staff  of National Board for Land Affair. The result of his research shows that the existence of adat land is still recognized and its registration has not been implemented according to the law. It is necessary to register land in order to avoid harm to the peasants"
340 KANUN 11:29 (2001)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Marbangun Hardjowirogo
Bandung: Patma, 1980
394.269 598 2 MAR a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"The goal of this research is to know about the role of Keujruen BIang on Village Government System in Aceh. Research employed yuridis normative method, that examine the Law text book connected with the problem. Data was analyzed through qualitative approach. The result of this research show that Keujreun Hang is one of adat institution include in village government structure in Aceh that help Geuchik (head of village) in forming section, especially to manage watering system."
340 KANUN 11:29 (2001)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
A. Rahim Mame
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978
306 RAH a
Buku Teks Universitas Indonesia Library