Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161505 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Hanief
"ABSTRAK
Kebijakan deregulasi 27 Oktober 1988 (Pakto 27) memberi
peluang kepada dunia usaha perbankan di Indonesia untuk
mengembangkan usahanya. Di lain pihak kebijakan ini akan
menimbulkan tantangan karena manajemen perbankan harus
dapat mengoperasikan perusahaan dengan lebih efisien dan
efektif agar dapat bersaing dengan kompetitif.
Peluang tersebut dìmanfaatkan pula oleh Bank X untuk
memperluas pangsa pasarnya dengan rencana pembukaan kantor
cabang di Depok dan Pondok Gede. Pembukaan cabang ini harus
didasari oleh suatu analisa yang balk agar dapat dipertang
gung jawabkan kelayakannya, baik dari segi finansil atau
non?finansil. Selain itu perlu pula dilihat kemungkinan
peluang yang dapat dikembangkan pada masa datang.
Rencana pembukaan cabang Bank X di Depok dan Pondok
Gede perlu didukung dengan suatu analisa yang cukup menda
lam, terutama dari segi keuangan untuk mendapatkan gambaran
yang lebih meyakinkan terhadap analisa kelayakan ini, maka
perlu adanya penelitian yang memadai untuk memperoleh gamba
ran yang sebenarnya. Pilihan terhadap daerah, Depok dan
Pondok Gede memberi arti khusus, karena di kedua daerah
tersebut terdapat Pemukiman baru yang merupakan potensi baru
bagi sebuah cabang bank. Untuk itu Bank X akan mempersiapkan
cabang tersebut sebagai retail/individu banking.
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode statistik,
dan didukung dengan peramalan keuangan bank yang dilakukan
dengan Exponential Smoothing Nethod untuk mendapatkan angka
dasar bagi pertumbuhan dan prediksi arus kas. Dengan adanya
prediksi terhadap arus kas ini, dapat dilakukan perkiraan
layak tidaknya investasi yang dilakukan dipandang dari aspek
keuangan.
Indikasi dalam memilih lokasi/daerah pendirian kantor
cabang adalah jumlah rata-rata dana yang telah berhasil
dihimpun oleh perbankan pada saat ini, dan pertumbuhan masa
datang dalam jangka waktu tertentu. Dan menurut ketentuan
Bank Indonesia, maka operasi cabang bank yang dibuka harus
sudah mencapai payback period operasional pada akhir tahun
ke 2 sejak dibuka.
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa
rencana pembukaan cabang Bank X di Depok dipandang dari
aspek keuangan layak untuk dilaksanakan. Sedangkan rencana
pembukaan cabang di Pondok Gede tidak layak, karena krite
ria?knitenia investasi menunjukkan hasil yang negatif.
Selain dari kriteria tersebut, pertumbuhan dana dl daerah
Pondok Gede sudah menunjukkan pertumbuhan 0%, yang berarti
sangat kecil kemungkinan untuk memperoleh dana dari masyara
kat, jika dikaitkan dengan tìngkat persaingan antar bank
yang terdapat dìdaerah tersebut.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Taufiek Gunawan; Pribadi
"ABSTRAK
Deregulasi perbankan Oktober 1988 memberikan dampak cukup besar terhadap perkembangan Lembaga?Lembaga Keuangan pada umumnya dan khususnya perbankan. Pakto 27 menyebabkan
muncul bank?bank baru dan pembukaan cabang-cabang bank baru,
yang hampir sebagian besar didukung oleh Kelompok perusahaan
besar. Akibatnya persaingan menjadi semakin ketat, sehingga
setiap bank akan berupaya agar dapat beroperasi dengan se
efisien dan se efektif mungkin.
Bank Prita sebagai salah satu bank swasta nasional
devisa yang cukup besar berusaha pula untuk mengembangkan
usaha. SaIah satu perwujudannya adalah dengan rnembuka kantor
cabang di Pondok Indah. Agar pembukaan Cabang ini dapat
disebut layak, maka perlu dilakukan penelitian mendalam baik
dan sudut internal maupun eksternal.
Tujuan dari penelitian ini adalah menilai kelayakan dan
strategi pembukaan Bank Prita Cabang Pondok Indah, dengan
memberikan tekanan pada analisa SWOT, risk area dan strategi
bersaing, serta didukung analisa kuantitatif. Berdasarkan
analisa SWOT yang dikaitkan dengan mekanisme Analytical
Hierarchy Process (AF4P) kami mencoba membuat suatu prioritas
kebijakan yang sebaiknya ditempuh oleh manajemen, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.
Penelitian empiris dilakukan terhadap masyarakat di
kawasan pemukiman Pondok Indah dan lima kawasan di
sekitarnya, yakni Bintaro Jaya, Cinere, Lebak Lestari Indah,
Bona Indah, dan Cirendeu. Penggunaan daftar pertanyaan (questionaires) terhadap 136 sampel dari 10 stratifikasi populasi mengambil bagian dalam penelitian ini.
Dua belas pertanyaan penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah lokasi Bank Prita Cabang Pondok Indah tersebut cukup potensial untuk melanjutkan usahanya?
2. Adakah pembukaan Bank Prita Cabang Pondok Indah
dimaksudkan untuk rnenghimpun dana, menyalurkan dana
atau kedua?duanya?
3. Adakah struktur organisasi Baik Prita Cabang Pondok
Indah sudah tepat untuk menunjang operasi sehari-hari?
4. Apakah kemampuan manajemen Bank Priita cukup baik
untuk mendukung pembukaan Cabang Pondok Indah?
5. Apakan prasarana dan sarana fisik di lokasi Bank
Pnita Cabang Pondok Indah dapat menunjang operasi sehari?hari?
6. Apakah citra Bank Prita dapat menjamin/menunjang
keberhasilan dan berlangsungnya operasi Bank Prita
Cabang Pondok Indah?
7. Apakah sumber dana dan Bank Prita dapat menunjang
operasi Cabang Pondok Indah ?
8. Berdasarkan analisa biaya dan rnanfaat, apakah pbukaan Cabang Pondok Indah layak dijalankan?
9. Apakah pembukaan Bank Prita Cabang Pondok Indah
dapat rnenunjang operasi Bank Pnita secara keseluruhan?
10. Jenís jasa pelayanan apa saja yang bisa ditawarkan
oleh Bank Prita dan mempunyai potensi pemasaran
yang cukup baik ?
11. Apakah Bank Prita Cabang Pondok Indah dapat mencapai payback period operaslonal sebelum atau tepat 2 tahun, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia ?
12. Kebijakan?kebijakan manakah yang harus diprioritaskan oleh Bank Prita Cabang Pondok Indah, agar kelangsungan usahanya, baik dalam jangka pendek maupun Jangka panjang dapat terjamin ?
Hasil dari penelitian ini secara ringkas dapat
diuraikan sebagai berikut :
Lokasi Pondok Indah dan sekitarnya memang merupakan
pasar yang sangat potensial, terutama untuk menghimpun dana.
Dengan demikian strategi Bank Prita menjadikan Cabang Pondok
Indah sebagai sumber dana (source of fund) sesuai dengan keadaan ini.
Saat ini kenaikan rata-rata penghimpunan dana yang
dicapai oleh Bank Prita cabang Pondok Indeh sebesar Rp. 2,3
milyar per bulan. Berdasarken hasil penelitian kami, bila
pangsa pasar dibagi sema rata antara 7 cabang bank yang
beroperasi di daerah tersebut, make kenaikan rata?rata
pengimpunan dana Bank Prita Cabang Pondok Indah harus dapat
mencapai paling tidak sebesar Rp. 3,3 milyar sampai dengan
Rp. 4,7 milyar sebulan pada saat ini. Keadaan ini menjadi
tantangan Cabang tersebut untuk memperluas pangsa pasarnya.
Struktur organisasi Bank Prita Cabang Pondok Indah cukup tepat untuk menunjang operasi sehari?hari cabang tersebut saat ini. Hal ini ditunjang pula oleh kemampuan manajemen Bank Prita, sarana dan prasarana fisik serta citra dan
pelayanan. Sementara itu, kemampuan keuangan Bank Prita juga
dapat menunjang pembukaan Cabang Pondok Indah ini.
Penelitian kami juga menunjukkan bahwa faktor pelayanan
ternyata menjadi daya tarik tersendlrl bagi masyarakat Pondok Indah dan sekitarnya.
Beberapa kelemahan internal Bank Prlta seperti sempitnya diversifikasi produk, flekaibilitas pemberian Kredit,
dan tingkat bunga patut dipertimbangkan untuk bersaing
engafl bank-bank lain, terutama pada masa setelah Pakto 27.
Meskipun terdapat kelemahan-kelemahan internal dan
Ancaman-ancaman dari eksternal, nampaknya kedua aspek tersebut dapat dikurangi dampaknya oleh dua aspek SWOT yang lain yakni peluang dan kekuatan. Sehingga kelemahan-kelemahan dan
Ancaman-ancaman tersebut tidak terlalu memberikan dampak
yang signifikan terhadap Bank Prita secara keseluruhan.
Hasil analisa biaya dan manfaat, menunjukkan bahwa pembukaan Bank Prita Cabang Pondok Indah layak dilaksanakan.
Cabang ini juga dapat memenuhi persyaratan Bank Indonesia
untuk mencapal payback period operasional sebelum 2 tahun
sejak mulai beroperasinya.
Selanjutnya, analisa kami juga menunjukkan bahwa selama
17 minggu operasinya Cabang ini memberikan kontribusi positif kepada Bank Prita secara keseluruhan, baik dari segi
profitabilitas, aktivitas, menurunnya biaya operasional,
maupun sebagal sumber dana dan penyalur dana. Di lain pihak
pembukaan Cabang inì ikut menaikkan resiko perbankan (asset
and liabilities risk) Bank Prita secara keseluruhan, namun
trade-off antara keduanya masih menunjukkan kontribusi
positif.
Hasil penelitian ini juge memperlihatkan peluang-peluang yang bisa dimasuki dan dikembangkan oleh Bank Prita
Cabang Pondok Indah masih sangat luas. InI mencerminkan pula
Prospek yang cukup balk bagi Cabang tersebut.
Namun demikian masih perlu dilakukan penelitian lanjutan
Secara lebih mendalam mengenai pangsa pasar dan Jangkauan
pemasaran Bank Prita Cabang Pondok Indah, yaitu area
pemukiman yang tidak termasuk dalam Jangkauan peneIitian
ini. Penelitian lanjutan ini Cukup penting untuk memperkuat
hasil identifikasi kekuatan persaingan perbankan di
lingkungan Pondok Indah dan sekitarnya secara lebih akurat.
Prioritas kebijakan yang harus ditempuh oIeh manajemen
dalam jangka pendek adalah memenuhi persyaratan Bank
Indonesia yakni payback period operasional tidak lebih dari
dua tahun. Sedangkan prioritas kebijakan dalam jangka panjang adalah mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar
(market share).
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Adrianz
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S17964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Organization culture determines a successful accounting system system application, it ensure a standardized application of all components of the accounting system..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: STIEK, {sa}
JIR 2004/2007
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Kamaruddin Ahmad
Jakarta: Rajawali, 2013
658.151 1 KAM a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Anindya Putri
"Laporan magang ini mengevaluasi prosedur pengujian substantif yang telah dilaksanakan oleh KAP DEF pada akun kas dan setara kas PT MOP untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2023. PT MOP merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengembangan kawasan industri. Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai kesesuaian antara prosedur audit yang diterapkan oleh KAP DEF dengan standar audit yang berlaku. Prosedur audit yang dibahas mencakup pengujian substantif, yang meliputi prosedur analitis dan pengujian rinci. Adapun prosedur analitis meliputi penyusunan lead schedule dan analytical review, sedangkan pengujian rinci mencakup prosedur konfirmasi dan rekonsiliasi bank. Setelah melakukan evaluasi, dapat disimpulkan bahwa prosedur audit yang diterapkan oleh KAP DEF dalam pengujian substantif akun kas dan setara kas PT MOP telah sesuai dengan standar audit yang berlaku.

This internship report discusses an evaluation of the substantive testing procedures conducted by KAP DEF on the cash and cash equivalents account of PT MOP for the period ending on June 30, 2023. PT MOP is a company engaged in the management and development of industrial areas. This evaluation was carried out with the aim of assessing the suitability between the audit procedures implemented by KAP DEF and the applicable audit standards. The audit procedures discussed include substantive testing, which encompasses analytical procedures and detailed testing. Analytical procedures include preparing a lead schedule and analytical review, while detailed testing includes confirmation and bank reconciliation procedures. After conducting an extensive evaluation, it can be concluded that the audit procedures applied by KAP DEF in the substantive testing of PT MOP's cash and cash equivalents accounts are in accordance with applicable audit standards."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anto Kang
"Penelitian ini mengenai analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi dalam rangka optimalisasi modul Accounts Payable pada PT XYZ. Penelitian menggunakan metode studi kasus pada data dan kondisi perusahaan dari hasil wawancara dan observasi bersama studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kelemahan pada sistem informasi akuntansi terkait modul Accounts Payable di PT XYZ yang menyebabkan terjadinya duplikasi pembayaran dan kesulitan dalam penyetoran pajak PPN dan PPh Badan . Melalui perbaikan sistem informasi akuntansi yang memadai terjadi peningkatan yang signifikan pada proses dan pengendalian internal terhadap masalah duplikasi pembayaran, penyetoran pajak pertambahan nilai masukan dan pajak penghasilan badan.

This research discusses the analysis and design of accounting information system in order to optimize Accounts Payable module at PT XYZ. The research itself is a case study on the company rsquo s data and condition using interviews and observation together with literary study. The result shows there are several weaknesses in current systems in Accounts Payable which cause duplicate payment and difficulties in tax payment for Value Added Tax and Corporate Income Tax. Through sufficient of system rsquo s improvement, the company is able to gain a significant improvement in process and internal control in connection with duplicate payment, payment of value added tax and payment of corporate income tax."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyani
"ABSTRAK
Deregulasi perbankan memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam usaha
perbankan, akan tetapi kemudian disusul kebijakan prudential banking yang
mengakibatkan perubahan yang drastis dalam usaha perbankan dan mengakibatkan
timbulnya berbagai permasalahan. Permasalahan yang ada diantaranya adalah:
1. Persaingan didunia perbankan menjadi demikian ketat, bahkan cenderung tidak
wajar lagi karena jumlah bank yang berlebihan sebagai akibat deregulasi yang
memberikan kemudahan dalam pembukaan bank dan cabang bank.
2. Kredit bermasalah yang jumlahnya cukup besar, akibat ekspansi yang berlebihan
tanpa menerapkan asas prudential banking.
3. Penerapan regulasi kembali dalam bentuk prudential banking menyebabkan
lingkungan usaha berubah dratis, bank bersikap terlalu berhati-hati dalam
penyaluran kredit sehingga ekspansi menunm bahkan zero growth. Dilain pihak
bank juga telah terbebani dengan kredit bermasalah.
4. Tingginya tingkat suku bunga deposit serta belum efisiennya sistim perbankan
kita mengakibatkan suku bunga kredìt yang tinggi dan mendorong pengusaha
mencari alternatif pembiayaan yang lebth murah.
Masalah-masalah tersebut diatas menyebabkan kineija sebagian besar bank
menurun, antara lain ditandai dengan menurunnya return on assets dan return on
equity.
Menghadapi perubahan lingkungan yang sangat drastis, bank harus merubah
strategi dan mencari alternatif strategi yang tepat agar dapat bertahan dan dapat
nieningkatkan kinetjanya. Dalam hal ini, penelitian dilakukan untuk melihat
kemungkinan dilakukannya relokasi kantor cabang sebagai alternatif strategi untuk
meningkatkan kineija bank.
Berbagai analisis dilakukan untuk dapat mengidentifikasikan faktor-faktor
internal maupun eksternal bank, sehìngga dapat diidentifikasikan peluang dan
ancaman yang dihadapi dalaim indusfri perbankan, seña kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki Bank ?X?. Sehingga pada akhirnya akan dapat diidentifikasikan
alternatif pilihan strategi yang cocok bagi bank.
Adapun metodologi penelitian yang digunakan adalah melalui telaah
kepustakaan untuk mencari landasan teori dan pendekatan masalahnya, termasuk
pula dalam mengolah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber serta
studi lapangan untuk mendapatkan gambaran mengenai kenyataan dalam
prakteknya.
Identifikasi dan analisis dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
terhadap berbagai faktor di atas menunjukkan bahwa kelemahan-kelemahan Bank
?X? disebabkan oleh jaringan kantor cabang yang tidak memadai. Untuk mengatasi
Kelemahan-kelemahan tersebut diperlukan adanya suatu strategi yang tepat yang
difokuskan kepada upaya untuk mengeliminasi kelemahan-kelemahan tersebut
agar dapat lebih efektif dalam usahanya memanfaatkan peluang yang ada.
Dari hasil Analisa Strenghts, Weaknesess, Opportunities dan Threats (SWOT) dan
dengan pendekatan model Matrik Penulihan Grand Strategi Pearce dan Robinson,
menunjukkan bahwa pilihan strategi yang efektif bagi Bank ?X? saat ini adalah turn
around/retrenchment. Selanjutnya, dengan menggunakan pendekatan pilihan strategi
pasca deregulasi yang disusun oleh Bleeke, maka pilihan strategi yang sesuai
dengan kondisi internal Bank ?X?, yang mendorong arah turn-around/retrechment,
adalah focused segment marketer yattu pemasaran dilakukan secara terfokus pada
segmen tertentu yang menekankan pada kualitas pelayanan yang lebih baik.
Sebagai implementasi dan pilihan strategi di atas, Bank melakukan efisiensi
biaya, pengurangan asset dan pemilihan market yang profitabel, sebagaimana
langkah-langkah yang disarankan oleh Bleeke untuk pilihan strategi focused segment
marketer. Efisiensi biaya dilakukan melalui pengketatan anggaran, sedangkan
pengurangan asset dan pemilihan market yang profitabel dilakukan dengan
mengupayakan penataan kembali lokasi kantor cabang yang diikuti dengan relokasi
kantor cabang ke daerah yang lebih berpotensi dan mendukung perkembangan
cabang.
Penataan kembali lokasi cabang diawali dengan melakukan evaluasi terhadap
kinerja cabang-cabang, tujuannya untak menentukan cabang-cabang yang akan
direlokasi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode AHP terhadap
variabel-vanabel intern dan ekstern yang mempengaruhi kinerja cabang. Hasil
evaluasi kinerja cabang menunjukkan 6 (enam) cabang harus direlokasi ke daerah
daerah yang lebih berpotensi dan mendukung perkembangan cabang.
Menurut pendapat kami, dengan jumlah kantor cabang yang terbatas
meskipun telah dilakukan penyempurnaan jaringan melalui relokasi, kebijakan
relokasi tersebut tetap harus diikuti dengan kebijakan-kebijakan lain yang
mendukung. Bank ?X? harus melakukan penyempumaan produk disesuaikan
dengan kebutuhan pasar, peningkatan kegiatan pemasaran, perbaíkan sumber daya
manusia dan pengembangan sistem informasi melalui pemanfaatan teknologi
inforrnasi. Disamping itu, dalam memilih lokasi baru yang akan dipilih harus
didahului dengan studi yang mendukung kelayakan pembukaan cabang.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Camellia permatasari
"ABSTRAK
Analisa likuiditas sangat penting dilakukan oleh bank terutama dalarn menjaga
kewajiban pembayaran yang dilakukan bank setiap hari untuk kepentingan para nasabah.
Kegagalan dalam memenuhi kewajibannya tersebut akan berakibat fatal. Sedangkan
analisa profitabilitas adalah analisa yang ditujukan untuk mengukur tingkat efisiensi
usaha dan profitabititas yang dicapai oleb bank yang bersangkutan
Pada saat krisis, industri perbankan mengalami masalah yang semakin rumit,
terutama dalam menjaga agar banknya tidak kebabisan likuiditas, dimana likuiditas
merupakan tolok ukur pertama untuk menetapkan kepercayaan terhadap suatu bank, yang
sudah hilang akibat knisis yang berkepanjangan.
Oleh karena itu setiap bank perlu melakukan pengelolaan likuiditas dan
profitabilitas agar kineija bank dapat diperbaiki sehingga bank yang bersangkutan tetap
dapat bertahan dan bersaing serta dapat menaikkan peringkat banknya menjadi yang lebib
baik.
Adapun permasalahan utama yang dihadapi olek Bank CIC pada sat ini adalah
bagaimana melakukan pengelolaan likuiditas yang baik agar banknya tidak mengalami
kesulitan likuiditas, selain Itu ketatnya persaingan dalam industri perbankan pada saat ini
juga merupakan masalah yang tidak kalah penting sehingga perlu dianalisis bagaimana
lingkungan indu sth dañ bank yang bersangkutan sehingga dapat menghadapi berbagai
tantangan dan hamb atan agar dapat tetap bersaing diantara bank-bank yang ada di
Indonesia.
Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisa sejauhmana pengelolaan likuiditas bank CIC dibandingkan dengan benchmarknya yaitu Bank BCA, hingga tetap mampu bertahan menghadapi gempuran bilamana terjadi rush pada bank mengingat krisis kepercayaan yang makin rendah dari masyarakat terhadap bank-bank di Indonesia, menganalisa bagaimana kondisi profitabilitas dari Bank CIC pada rentang waktu terjadinya krisis ekonomi dibandingkan dengan benchmarknya, kemudian menganalisa lingkungan industry Bank CIC guna mengantisipasi adanya persaingan serta hambatan dan tantangan yang dapat mengganggu kelangsungan hidup CIC dalam mempertahankan posisi banknya dan dapat menaikkan peringkat banknya menjadi lebih baik, begitupun juga dilihat bagaimana lingkungan industry dari bank BCA.
Hasil dari analisa likuiditas yang dilakukan terhadap kedua bank menyimpulkan
bahwa kondisi likuiditas dan Bank CIC antara tahun 1997 hingga 1999 secara
keseluruhan meningkat. Teqadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak
menggoyahkan posisi likuiditas dan Bank CIC, karena dari analisa yang dilakukan
terhadap beberapa rasio terlihat bahwa CIC sangat berhati-hati dalam menempatkan
dananya pada pos-pos yang menghasilkafl dan mengurangi persentase dana yang akan
ditempatkan pada kredit, sehingga kemampuan CIC untuk membayar kewajibannya
kepada para nasabah meningkat
Sedangkan dari analisa likuiditas yang dilakukan terhadap Bank BCA dapat
disimpulkan bahwa antara tahun 1997-1998, kondisi likuiditas BCA sedikit menurun,
sehubungan dengan terjadinya rush pada BCA, disamping itu karena BCA memiliki
deposan dalam jumiah yang banyak, dimana semakin banyak deposan dengan suku bunga
yang tinggi akan semakin sulit bagi BCA untuk melunasi kewajibannya.
Menurunnya likuiditas pada tahun tersebut yang ditandai dengan menurunnya
rasio short term securities deposit menandakan bahwa jumlah dana yang ditempatk
path surat berharga berkurang (tabel 4.6) dan dana yang ada cenderung ditempatkan
untuk membiayai kredit (terjadi kenaikan pemberian kredit anta.ra 1997-1998) dimana
kredit merupakan asset yang paling tidak liquid dan beresiko besar karena adanya
kemungkinan terjadinya kredit macet.
Namun pada tahun 1999 kondisi likuiditas BCA sudah mulai meningkat yang
mana kemampuan dari BCA untuk membayar kewajibannya kepada para nasabah juga
meningkat seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi dan kebijakan yang dilakukan
BCA untuk memperketat pemberian kredit.
Dari analisa profitabilitas yang dilakukan terhadap kedua bank, secara umum
kondisi profitabilitas tahun 1998 kedua bank tersebut agak terganggu, hal ini disebabkan
karena menurunnya kinerja perbankan akibat dan adanya kebijakan suku bunga tinggi,,
banyaknya kredit macet yang menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi kedun bank
tersebut. Akan tetapi pada tahun 1999, kondisi profitabilitas sudah mulai meningkat
sewing dengan menurunnya beban bunga yang harus ditanggung dan membaìknya
kondisi perekonomian Indonesia yang sedikit banyak sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup perbankan.
Hasil dan analisa lingkungan industri yang dilakukan terhadap kedua bank
tersebut tidak jauh berbeda, karena kedua bank tersebut bergerak dalam industni yang
sama akan tetapi karena perbedaan ukuran dalam bal asset, yang ditandai dengan
banyaknya jumlah kantor cabang, nagabah dan lain-lain indikator antara kedua bank
tersebut maka Bank CIC dan Bank BCA memiliki perbedaan dalain faktor ancanian
pendatang barn, dunana hambatan masuknya pendatang barn Yang dinilal dan segi skala
ekonomis, keunggulan yang bukan disebabkan oleh kemampuan finansial seria akses
jalur distribusi menyebabkan hambatan masuk bagi pendatang baru untuk dapat
menyaingi bank CIC relatif rendah, sedangkan bagi Bank BCA tinggi karena BCA sudah
memiliki skala ekonomi yang sangat besar sehingga dibutuhkan investasi yang sangat
besar untuk dapat menyaingi BCA.
"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>